Kanita berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkahnya yang sangat lesu malam ini.
Dia bidan jaga yang baru saja menyelesaikan tugas dinas siangnya, merasa dunia bahagianya telah suram ketika bertemu kembali dengan seseorang di masa lalunya tadi.
Yang paling membuatnya terkejut adalah dia mengantar seorang pasien yang akan bersalin.
"nita.. " suara seorang pria memanggil dari belakang nita.
Suara yang tidak asing ditelinga nita, dia sengaja tidak cepat-cepat menoleh. Karena kali ini tiba-tiba jantungnya berdetak kencang
"kamu nita kan? " suara dibelakang itu mempertegas kembali seseorang yang dipanggilnya itu.
Dia berjalan ke arah depan nita, seketika mereka berhadapan dan benar saja yang nita pikirkan sosok pemilik suara itu.
"Masih ingat aku kan? " cowo dihadapan nita itu memastikan dia masih mengingatnya.
"Wildan teman smp dulu.. " lalu dia memberitahukannya pada nita.
Nita lalu berpura- pura terkejut kali ini agar dia tidak terlihat sudah tahu siapa yang memanggilnya tadi.
"Ya.. tentu saja ingat " nit melontarkan senyuman yang terpaksa dia keluarkan.
Jika dia ingat ketika seseorang yang pernah memiliki hubungan khusus dengannya dulu sewaktu sekolah harus datang ke tempatnya bekerja dengan seorang wanita yang akan melahirkan.
"Dia tidak memberitahuku sudah menikah! " cetus nita dalam hatinya sambil memandangi laki- laki bernama wildan itu dengan rasa kesalnya.
hari ini, nita bertemu dengan laki- laki yang sudah 8 tahun ini sudah dia hapus dari memori ingatannya. Karena secara kasarnya dia ingin melupakan cowo bernama wildan itu.
Tapi..hari ini tidak bisa terelakan, dia harus menghadapinya dan tidak bisa menipu dirinya sendiri yang ternyata masih memiliki perasaan yang sangat besar padanya.
Dia laki- laki bernama wildan, dahulu kala adalah laki- laki keren dan idaman sewaktu jamannya cinta monyet.
"Tapi aku yg suka sama kamu.. " nita ingat sekali ketika dia dulu menyatakan perasaannya lebih dulu setelah mereka berteman lama.
Dan setelah kisah cinta anak sekolah mereka berjalan dengan manis, nita harus berpisah dengan wildan karena harus sekolah di tempat yang berbeda. Dan mereka tidak bisa bertahan untuk menjalankan sebuah hubungan jarak jauh.
"Arghh.. kenapa ketemu dia lagi sih! " nita terkesal sendiri, sambil membuka-buka status pasien yang ada dihadapanku.
"Tapi dia masih keren kayak waktu smp dulu! " jerit nita dalam hatinya.
"Aku gak nyangka bertemu dia lagi setelah sekian lama, setelah kejadian yg menyakitkan dulu " sambung nita terus berceloteh di dalam hatinya.
Pikirannya melaju cepat menuju masa smp dulu, tepat di acara perjusami waktu tiba-tiba wildan nembak adik kelasnya bernama nuri di depanku.
Padahal saat itu mereka sudah mempunyai hubungan tetapi tidak ada satu orang pun yang tahu.
"Dia kan tau kamu suka dia! " oki sahabat paling dekat dengan nita marah, "kok bisa nembak adik kelas! "
"Dia kan berhak punya pacar " senyum nita ketir, dalam hatinya seperti ada suara petir yang menggelegar meluluh lantahkan semua pertahanannya. Tapi aku mencoba kuat, walaupun sebenarnya dia sangat sakit hati sekali.
Tapi semua orang di sekolahnya tidak akan ada yang tahu jika sebenarnya dia dan wildan sudah memiliki hubungan hanya saja mereka menyembunyikannya.
Itu semua permintaan wildan pada nita, yang akhirnya dia turuti. Dulu nita merasa dia sangat menyukai wildan sampai apapun yang di katakan oleh laki- laki itu pasti akan di lakukan oleh nita.
Itulah alasan nita ingin melupakan wildan, karena dia sudah merasa lelah hati untuk berbohong jika dia baik- baik saja ketika melihat wildan yang mempunyai hubungan dengan adik kelasnya di sekolah.
Dia sudah bertahun- tahun lupa, tapi kemudian harus di pertemukan dengannya lagi dan membawa wanitanya sekarang.
Lucu sekali ketika nita harus merawat wanita dari laki- laki yang dulu pernah memiliki hubungan dekat dengannya.
"Tapi dia masih keren kayak waktu smp dulu! " jerit nita dalam hatinya.
"Aku gak nyangka bertemu dia lagi setelah sekian lama, setelah kejadian yg menyakitkan dulu " sambung nita terus berceloteh di dalam hatinya.
Pikirannya melaju cepat menuju masa smp dulu, tepat di acara perjusami waktu tiba-tiba wildan nembak adik kelasnya bernama nuri di depanku.Padahal saat itu mereka sudah mempunyai hubungan tetapi tidak ada satu orang pun yang tahu."Kenapa melamun? "
Nita terkejut karena sedari ternyata dia masih berada di depannya.
"Apa aku mengejutkanmu karena tiba- tiba muncul? " dia lalu bertanya pada nita.
Kedua matanya memandangi nita yang banyak berubah sekarang. Dia terlihat sangat cantik dengan seragam putihnya itu, dan matanya yang berwarna coklat itu memperindah penampilannya malam ini.
Hanya ada satu yang tidak berubah dari wanita yang sudah lama sekali tidak di temuinya, yaitu tubuh mungilnya.
"Kamu mau pulang? " sedari tadi hanya dia saja yang melontarkan pertanyaannya.
Nita tersenyum tipis, "iya "
"Aku boleh antar kamu pulang? "
Nita terkejut dan kedua alisnya terangkat sambil melihat ke arah wildan.
"Tapi istri kamu bagaimana? " nita lalu balik bertanya pada wildan.
"Istri... " wildan mengerutkan dahinya.
Dan setelah itu tawanya lalu muncul dan dia menggelengkan kepalanya.
"Pasti kamu pikir wanita tadi istriku " ucapnya lalu kembali tertawa.
"Memangnya siapa? " nita lalu bertanya.
"Dia itu teman satu kantorku " jawab wildan, "suaminya sedang bertugas di luar kota jadi aku antar dia ke rumah sakit "
"Kalau tidak percaya, sebentar lagi suaminya datang " sambung wildan.
Wajah nita memucat dan harus memperlihatkan tawa kakunya karena dia sekarang terlihat sekali sedang merasa senang.
"Apa sekarang aku boleh antar kamu pulang? "
Nita tersenyum dan tidak mempunyai pilihan lain selain menerima ajakan dari wildan sekarang ini.
'Wow, dia punya mobil sekarang! ' celetuk nita dalam hatinya ketika wildan memperlihatkan mobil yang dimilikinya pada nita sekarang.
Dia masuk ke dalam mobil sedan berwarna putih itu dengan jantungnya yang masih bekerja dengan cepat.
Impiannya bertemu dengan laki- laki muda, keren dan tentu saja kaya itu ternyata lebih cepat dari yang dia perkirakan. Walaupun ternyata bukan seorang dokter, dia berpikir tidak apa asalkan bisa memperlihatkan kelas berbeda padanya.
Dia sudah bosan menjadi bahan tertawaan dan pembicaraan teman- temannya yang selalu mengatakan jika dia tidak akan pernah mendapatkan pasangan yang dia inginkan karena penampilan nita yang tidak seheboh teman- temannya yang lain.
"Apa kamu sudah menikah? "
"Hah_ " pertanyaan wildan itu mmebuat nita terkejut dan mulutnya menganga seketika membeku kesulitan untuk mengatakan apapun.
Terlihat wildan tertawa kecil, "tidak perlu di jawab, aku sudah tahu jawabannya "
Dia terlihat menarik nafasnya dalam- dalam sebelum akhirnya kembali bicara pada nita.
"Apa kamu ada waktu akhir pekan besok? "
"Aku akan mengajak kamu nonton " sambungnya.
Nita tersenyum tipis mendengar ajakan wildan, dia sedang memikirkannya karena dia itu sama sekali tidak pernah suka jika harus nonton di bioskop terlebih setelah dia melakukan jaga malam.
Yang ada bukan menonton tetapi pasti nita akan tertidur pulas, dan itu akan membuatnya sangat malu.
Tapi nita juga tidak mau menolak ajakan wildan yang sebenarnya sangat dia nantikan sejak lama.
"Aku anggap kamu setuju, jadi nanti aku akan jemput kamu! " wildan memutuskan sendiri ketika nita begitu lama untuk memberikan sebuah jawaban.
"Tapi,,, " nita tidak melanjutkan perkataannya dan mencoba untuk meyakinkan dirinya bisa untuk pergi berdua saja dengan wildan kali ini.
Dia harus dengan cepat merubah status jomblonya kali ini.
Nita telah sampai di rumahnya dan dia lalu duduk di meja belajarnya, tidak sengaja menemukan sebuah buku diary usang miliknya dulu ketika sekolah dasar pertama kali bersahabat dengan wildan."Ini masih lucu " ucap nita sambil membuka buku itu dan membacanya.Hanya karena nita malam ini sedang terlalu senang karena telah bertemu kembali dengan seseorang yang menjadi cinta pertamanya.Dia tersenyum malu karena itu mengingatkan dia pada kisah cerita masa sekolahnya yang sangat menyenangkan dulu. Dia kembali memutar memorinya pada kejadian di sekolah bersama dengan temannya dulu...Nita senang sekali karena hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan tes hasil belajar di kelasnya, walaupun sedikit membuat kepalanya pusing tapi nita bisa mengerjakannya karena wildan selalu mengajaknya untuk belajar."Kelas wildan belum selesai " ucap nita sambil menoleh ke arah kelas wildan yang masih tertutup rapat.Karena hari ini hanya dua mata pelajaran, kelas
Nita berhenti di sebuah telpon rumah, dia mendekatinya dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya malam ini. Dia ingin mencoba menghubungi seseorang yang nomor teleponnya sangat dia hapal.'Ini masih jam sembilan ' nita melihat ke arah jam di dinding ruang tamu, lalu dia menekan tombol-tombol angka di telepon tersebut. Telepon di rumahnya tidak memakai kunci jadi dia dengan bebas bisa menelpon siapapun.'Dua,,, tiga,,, tujuh,,, empat,,, tiga,,, empat,,, ' nita bisa mengingat nomor telepon itu dan berharap dia dapat mendengar suara wildan malam ini.Kemudian terdengar sebuah nada sambung, menunggu pemilik nomor telepon yang nita hubungi menerima panggilan darinya.Dia harus menunggunya lebih lama untuk bisa mendengar suara dari telepon, dan terasa begitu lama.'Apa mungkin semua orang sudah tidur? ' nita lalu melihat ke arah jam di dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam.Lalu nita menyadari bahwa dia sangat tidak sopan menghu
"Hallo " lalu wildan mendengar suara setelah dia harus menunggu nada sambung yang begitu panjang.Dia tersenyum mendengar suara nita yang sangat dia kenal."Wildan, aku bicara pelan karena disini ada paman dan nenek " lalu nita kembali berucap, "disini juga ada ivan, dia selalu usil kalau tahu aku bicara dengan laki-laki di telepon "Wildan tertawa kecil mendengar suara nita yang kaku hanya karena ada keluarganya yang sedang menonton televisi."Kamu jawab saja iya dan dengarkan aku bicara " ucap wildan, "supaya kamu tidak di ganggu oleh adik sepupumu ""Iya " nita menjawab sesuai dengan apa yang telah di instruksikan oleh wildan padanya."Kamu sudah mempersiapkan untuk pertemuan besok? " tanya wildan, "aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan kamu besok ""Iya, aku juga " lalu nita menjawab dengan kata yang sama."Kemarin malam aku tidak bisa tidur setelah bilang sayang pada padamu, dan sepertinya malam ini
"Maaf lama " ucap nita ketika dia sampai di tempat wildan menunggunya.Mereka sengaja membuat janji di sekolah smp dulu."Tidak apa-apa " jawab wildan, "yang terpenting kan kamu datang "Wildan memandangi wajah nita yang masih sama seperti minggu yang lalu dia bertemu, sangat bercahaya dan aura kecantikannya muncul ketika dia tersenyum.Nita duduk di kursi yang sama dengan wildan, dia lalu terdiam dengan wajah yang sedikit tidak bersemangat. Senyumannya di wajahnya terlihat lemah walaupun dia masih terlihat cantik dimata wildan."Kamu kenapa? " tanya wildan, "tidak senang aku minta datang kesini karena mengganggu hari liburmu? " lalu wildan menundukkan pandangannya, dia membenarkan topi berwarna hitam yang dipakainya."Bukan begitu " nita melihat ke arah wildan sekarang."Aku sedang tidak bagus mood " sambung nita, dia memegangi satu tangan wildan. Tangannya terasa dingin sekali oleh wildan, dia terus memeganginya sampai akhirnya wild
Ponsel nita bergetar dari dalam saku seragamnya siang ini, dia sedang menjadi asisten dokter konsulennya sekarang.Beruntung dia tidak lupa untuk tidak mengaktifkan nada deringnya.Dahi nita berkerut sambil menatap ketakutan orang disampingnya yang tengah serius memegang Cup vakum yg sudah ditempel tepat dikepala bayi."kalo ini gagal gara-gara kamu yang tidak konsentrasi, kamu yang operasi! " ancamnya."Ii.. iya.. dokter " nita mengumpulkan konsentrasinya menjadi asisten dokter Yoga yang sedang melakukan tindakan vakum ekstraksi.Dia yang terganggu oleh suara getaran ponsel nita yang sama sekali tidak berhenti bergetar dari awal nita menjadi asisten tindakan sampai akhirnya selesai."Wildan,,, " ucap nita pelan.Dia baru saja selesai mencuci tangannya setelah tindakan dengan cepat merogoh saku seragamnya untuk mengambil ponselnya.Nita jadi merasa risih ketika sudah menjadi dekat dengan wildan
'Aku akan tunggu sampai pekerjaanmu selesai ' tiba-tiba muncul sebuah pesan singkat di ponselnya. Awan mendung di wajah nita berubah menjadi semburat pelangi indah, setelah membaca balasan pesan dari Wildan. "Ayah " axel beranjak dari duduknya dan menghampiri sosok ayahnya yang baru saja keluar dari ruang kerjanya. "Bibi nita wajahnya cantik, tapi dia tidak genit " axel mengatakan itu seraya menunjuk ke arah nita yang sedang terduduk dan membaca pesan singjat di ponselnya. Wajah nita seketika memerah mendengar axel yang membicarakannya, ditambah kedua juniornya pun terlihat tidak dapat menahan tawa-tawa kecil mereka karena ucapan seorang anak kecil. "Polos maksudnya? " senyuman sinis terlihat Di wajah dokter yoga, ketika melirik ke arah nita yang terlihat sangat malu. "Kamu pasti kasihan kalau dekat dengan bibi satu itu! " ucapannya sedikit meledek nita. Kedua mata nita terbelalak ketika dokter yoga mengatakan hal yang me
Suasana pagi di sebuah ruang ganti petugas hanya ada nita yang sedang berdiri di depan cermin memandangi wajahnya sendiri."kyaaa.. "Nita berteriak menatap dirinya di cermin, sambil sesekali menepuk- nepuk keningnya karena ada sesuatu yang mengganggu penampilannya hari ini."Bagimana bisa Mata panda ,kulit kusam dan harus ketemu wildan! "Jari- jari nita bermain di wajahnya, berusaha dan berharap akan ada keajaiban yang akan membuat wajahnya glowing dalam waktu sekejap. Nita memutar otaknya, berpikir dari mengambil es Batu untuk mengompres mata pandanya, lalu masker wajah. Satu jam berlalu, setelah mandi dan dandan nita bergegas pergi. "Janjian setelah jaga malam " nita menarik nafasnya dalam- dalam."Semoga sesuai yang diharapkan.. " nita kembali menarik nafas dalam,menghampiri sosok wildan yang sudah menunggunya di pintu utama mall kota. Wildan melempar senyuman ke arah nita yang berjalan ke arahnya. "Kenapa? " tanya ni
Mencintai orang yang sama untuk kedua kalinya bagi nita teraa berbeda. Dia seperti menjadi seseorang yang baru sekarang ini.Dan juga tidak bisa dipungkiri bahwa wildan merupakan sebuah obsesi nita sedari dulu yg tidak dapat terhapus, karena di otak nita sepertinya sudah terukir cinta pertamanya yang sulit dilupakan.Meski demikian nita yang pernah menjalin hubungan bukan dengan Wildan dulu tetapi dia tetap merasa belum sempurna jika belum bersama dengan cinta pertamanya. Menandakan bahwa cinta pertama adalah sesuatu yang rumit dan sulit dilupakan.Tiba-tiba ponsel nita berbunyi, membuyarkan lamunannya. Sebuah notifikasi pesan singkat di ponselnya malam ini."Selamat malam sayangku yg imut " nampak emotikon cinta diujungnya.Mendadak wajah nita memerah dan merasa kepanasan, bila dijabarkan ini adalah tingkat tinggi keGeeran."Mimpi indah dan jangan lupa mimpiin aku ya.. " sa