"Nita, masuklah "kak ismi menyambut nita dengan senyuman ketika sampai dirumahnya. Setelah sebelumnya yoga memberitahunya perihal undangan makan siang di rumah kakak iparnya. Nita Segera pergi begitu selesai pelayanan di poliklinik."Apa kabar kak? " seraya memeluknya."Baik, ayo masuk. sepertinya kamu semakin kurus "Nita tertawa kecil, "bukannya sedang trend sekarang ini ya kak, badan kurus... "kak ismi ikut tertawa, "jangan terlalu kurus, nanti kamu susah hamil ""Baiklah, kak " nita teraneh, seharusnya kak ismi tidak perlu khawatir karena adiknya itu seorang dokter kandungan jika memang nita akan sulit hamil seperti yang disebutkannya."Makan siang disini, ya " ajak nya."tadi kakak telpon yoga, katanya dia usahakan datang ikut makan siang juga "Nita menganggukan kepalanya, dan duduk disamping kak ismi."Wildan juga nanti datang makan siang sama-sama, sekalian perkenalan dengan calon istrinya "Nita tersenyum dan pikirannya tidak menginstruksikan untuk mengeluarkan kata-kata.T
Nita memasuki ruangan dengan berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun, agar elsa tidak terbangun.Dia terbaring lemah di tempat tidur, dengan berbagai alat medis menempel di tubuhnya. Wajahnya yang cantik,kini terlihat pucat. Transfusi darah masih menempel di selang infusnya."Dia seperti baik-baik saja selama ini "guman nita dalam hati, "bahkan berbakat jika harus menjadi artis, sampai aku saja tertipu oleh aktingnya yang berpura-pura jahat selama ini "Dia meletakan tas dan makanan yang dia bawa dengan hati-hati di meja.Elsa membuka matanya melihat nita yang sedang membereskan makanan."Nita " suaranya lemahNita terkejut dan memutar balikan badannya, "maap, berisik ya? ""Nggak " elsa tersenyum lemah, "sepertinya aku sudah merepotkan semua orang, termasuk suamimu yang harus berjaga semalaman "Nita duduk disamping elsa, tersenyum dan memegang tangannya yang begitu dingin."tadi dokter yoga bilang, ada operasi yang harus dia kerjakan. Jadi aku yang menggantikannya, apa kamu ma
Kanita berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkahnya yang sangat lesu malam ini.Dia bidan jaga yang baru saja menyelesaikan tugas dinas siangnya, merasa dunia bahagianya telah suram ketika bertemu kembali dengan seseorang di masa lalunya tadi.Yang paling membuatnya terkejut adalah dia mengantar seorang pasien yang akan bersalin."nita.. " suara seorang pria memanggil dari belakang nita.Suara yang tidak asing ditelinga nita, dia sengaja tidak cepat-cepat menoleh. Karena kali ini tiba-tiba jantungnya berdetak kencang"kamu nita kan? " suara dibelakang itu mempertegas kembali seseorang yang dipanggilnya itu.Dia berjalan ke arah depan nita, seketika mereka berhadapan dan benar saja yang nita pikirkan sosok pemilik suara itu."Masih ingat aku kan? " cowo dihadapan nita itu memastikan dia masih mengingatnya."Wildan teman smp dulu.. " lalu dia memberitahukannya pada nita.Nita lalu berpura- pura terkejut kali in
Nita telah sampai di rumahnya dan dia lalu duduk di meja belajarnya, tidak sengaja menemukan sebuah buku diary usang miliknya dulu ketika sekolah dasar pertama kali bersahabat dengan wildan."Ini masih lucu " ucap nita sambil membuka buku itu dan membacanya.Hanya karena nita malam ini sedang terlalu senang karena telah bertemu kembali dengan seseorang yang menjadi cinta pertamanya.Dia tersenyum malu karena itu mengingatkan dia pada kisah cerita masa sekolahnya yang sangat menyenangkan dulu. Dia kembali memutar memorinya pada kejadian di sekolah bersama dengan temannya dulu...Nita senang sekali karena hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan tes hasil belajar di kelasnya, walaupun sedikit membuat kepalanya pusing tapi nita bisa mengerjakannya karena wildan selalu mengajaknya untuk belajar."Kelas wildan belum selesai " ucap nita sambil menoleh ke arah kelas wildan yang masih tertutup rapat.Karena hari ini hanya dua mata pelajaran, kelas
Nita berhenti di sebuah telpon rumah, dia mendekatinya dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya malam ini. Dia ingin mencoba menghubungi seseorang yang nomor teleponnya sangat dia hapal.'Ini masih jam sembilan ' nita melihat ke arah jam di dinding ruang tamu, lalu dia menekan tombol-tombol angka di telepon tersebut. Telepon di rumahnya tidak memakai kunci jadi dia dengan bebas bisa menelpon siapapun.'Dua,,, tiga,,, tujuh,,, empat,,, tiga,,, empat,,, ' nita bisa mengingat nomor telepon itu dan berharap dia dapat mendengar suara wildan malam ini.Kemudian terdengar sebuah nada sambung, menunggu pemilik nomor telepon yang nita hubungi menerima panggilan darinya.Dia harus menunggunya lebih lama untuk bisa mendengar suara dari telepon, dan terasa begitu lama.'Apa mungkin semua orang sudah tidur? ' nita lalu melihat ke arah jam di dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam.Lalu nita menyadari bahwa dia sangat tidak sopan menghu
"Hallo " lalu wildan mendengar suara setelah dia harus menunggu nada sambung yang begitu panjang.Dia tersenyum mendengar suara nita yang sangat dia kenal."Wildan, aku bicara pelan karena disini ada paman dan nenek " lalu nita kembali berucap, "disini juga ada ivan, dia selalu usil kalau tahu aku bicara dengan laki-laki di telepon "Wildan tertawa kecil mendengar suara nita yang kaku hanya karena ada keluarganya yang sedang menonton televisi."Kamu jawab saja iya dan dengarkan aku bicara " ucap wildan, "supaya kamu tidak di ganggu oleh adik sepupumu ""Iya " nita menjawab sesuai dengan apa yang telah di instruksikan oleh wildan padanya."Kamu sudah mempersiapkan untuk pertemuan besok? " tanya wildan, "aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan kamu besok ""Iya, aku juga " lalu nita menjawab dengan kata yang sama."Kemarin malam aku tidak bisa tidur setelah bilang sayang pada padamu, dan sepertinya malam ini
"Maaf lama " ucap nita ketika dia sampai di tempat wildan menunggunya.Mereka sengaja membuat janji di sekolah smp dulu."Tidak apa-apa " jawab wildan, "yang terpenting kan kamu datang "Wildan memandangi wajah nita yang masih sama seperti minggu yang lalu dia bertemu, sangat bercahaya dan aura kecantikannya muncul ketika dia tersenyum.Nita duduk di kursi yang sama dengan wildan, dia lalu terdiam dengan wajah yang sedikit tidak bersemangat. Senyumannya di wajahnya terlihat lemah walaupun dia masih terlihat cantik dimata wildan."Kamu kenapa? " tanya wildan, "tidak senang aku minta datang kesini karena mengganggu hari liburmu? " lalu wildan menundukkan pandangannya, dia membenarkan topi berwarna hitam yang dipakainya."Bukan begitu " nita melihat ke arah wildan sekarang."Aku sedang tidak bagus mood " sambung nita, dia memegangi satu tangan wildan. Tangannya terasa dingin sekali oleh wildan, dia terus memeganginya sampai akhirnya wild
Ponsel nita bergetar dari dalam saku seragamnya siang ini, dia sedang menjadi asisten dokter konsulennya sekarang.Beruntung dia tidak lupa untuk tidak mengaktifkan nada deringnya.Dahi nita berkerut sambil menatap ketakutan orang disampingnya yang tengah serius memegang Cup vakum yg sudah ditempel tepat dikepala bayi."kalo ini gagal gara-gara kamu yang tidak konsentrasi, kamu yang operasi! " ancamnya."Ii.. iya.. dokter " nita mengumpulkan konsentrasinya menjadi asisten dokter Yoga yang sedang melakukan tindakan vakum ekstraksi.Dia yang terganggu oleh suara getaran ponsel nita yang sama sekali tidak berhenti bergetar dari awal nita menjadi asisten tindakan sampai akhirnya selesai."Wildan,,, " ucap nita pelan.Dia baru saja selesai mencuci tangannya setelah tindakan dengan cepat merogoh saku seragamnya untuk mengambil ponselnya.Nita jadi merasa risih ketika sudah menjadi dekat dengan wildan