Nita telah sampai di rumahnya dan dia lalu duduk di meja belajarnya, tidak sengaja menemukan sebuah buku diary usang miliknya dulu ketika sekolah dasar pertama kali bersahabat dengan wildan.
"Ini masih lucu " ucap nita sambil membuka buku itu dan membacanya.
Hanya karena nita malam ini sedang terlalu senang karena telah bertemu kembali dengan seseorang yang menjadi cinta pertamanya.
Dia tersenyum malu karena itu mengingatkan dia pada kisah cerita masa sekolahnya yang sangat menyenangkan dulu. Dia kembali memutar memorinya pada kejadian di sekolah bersama dengan temannya dulu...
Nita senang sekali karena hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan tes hasil belajar di kelasnya, walaupun sedikit membuat kepalanya pusing tapi nita bisa mengerjakannya karena wildan selalu mengajaknya untuk belajar.
"Kelas wildan belum selesai " ucap nita sambil menoleh ke arah kelas wildan yang masih tertutup rapat.
Karena hari ini hanya dua mata pelajaran, kelas nita telah lebih dulu selesai.
"Oh, iya " nita baru ingat sesuatu ketika dia berkumpul dengan oki dan dhisty di kelasnya.
Dia lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya, dan menyimpannya di atas meja.
Oki dan dhisty memandangi buku kecil dengan warna merah jambu dengan banyak gambar hati dan boneka beruang.
"Lucu sekali ada kuncinya! " ucap oki memegang buku milik nita yang tidak dapat dibuka olehnya karena terdapat sebuah gembok di samping buku kecil itu.
"Ini namanya buku diary " jawab nita, dia lalu mengambil kotak pensil miliknya.
Nita lalu mengambil sebuah kunci dari dalam kotak pensil miliknya dan lalu mengambil sebuah pulpen berwarna merah muda.
"Kalian nulis disini ya " nita lalu membuka halaman kosong buku diarynya dan mendekatkannya ke arah dhisty.
"Tulis dulu nama kamu dan semua yang mau kamu tulis " sambung nita, dia lalu memberikan pulpen berwarna merah muda miliknya.
"Ini bisa jadi kenang-kenangan nanti kalau sudah besar " lalu nita duduk di depan oki dan dhisty memperhatikan mereka untuk mulai menulis di bukunya.
"Kamu seperti mau pergi jauh saja " ucap dhisty, dia lalu menerima pulpen dan buku diary milik nita.
"Iya " oki pun ikut menanggapi ucapan nita yang seolah-olah akan pindah sekolah lagi.
Nita tersenyum, "buat kenang-kenangan saja, aku masih sekolah disini tidak akan pindah kemana-mana! "
"Kalau aku di sekolah yang dulu, semua teman-temanku punya buku diary seperti ini " ucap nita, "kami semua biasanya saling isi buku diary teman-teman dekat kita "
"Cuma teman yang dekat saja? " tanya oki.
"Iya " nita menjawab dengan anggukan, dia lalu memperlihatkan senyuman lebar ke arah oki.
"Kalau yang tidak dekat kami tidak perbolehkan menulis di buku diary " sambung nita.
"Kasihan sekali " ucap dhisty, "padahal kan hanya menulis seperti ini saja "
"Bukunya juga wangi sekali! " oki mengendus ke arah buku diary milik nita yang mengeluarkan wangi bunga.
Nita tersenyum, "iya aku memang membelinya karena bentuknya yang cantik dan wangi bunga juga! "
"Ayo cepat tulis dhisty!! " nita yang melihat dhisty hanya terus mengobrol dengannya tanpa menulis.
"Iya " lalu dhisty menulis sesuatu di buku diary milik nita.
"Kalau ada foto kamu simpan ya " nita lalu menunjuk ke arah foto dhisty yang tertempel di kartu tes hasil belajarnya.
"Inikan hari terakhir ujian kita jadi kartunya pasti sudah tidak terpakai " nita tersenyum ke arah kedua temannya, "kamu dan oki tempel foto itu ke buku diary punyaku "
"Iya,,, " ucap oki dan dhisty bersamaan, mereka lalu tertawa sambil menuliskan biodata di buku diary milik nita.
Nita senang karena tulisan di buku diarynya semakin banyak, dhisty pun mulai mengisinya dengan tulisan yang berupa curhatan tentang sekolah. Ceritanya dari mulai tentang cowok yang rara suka sampai tentang moment lucu yang nggak terlupakan di kelas.
Oki lalu teringat, dia membawa beberapa spidol berwarna dan menggunakannya. Membuat buku diary milik nita penuh dengan warna-warni coretan spidol. Dia lama sekali memikirkan apa yang akan ditulisnya lagi di buku diary milik anneth.
"Oh, iya jangan lupa tulis makes dan mikes " ucap nita memberitahukan pada oki yang sedang memikirkan sesuatu yang akan ditulisnya.
"Apa itu? " tanya oki dengan kerutan di dahinya.
"Iya, apa itu makes dan mikes? " dhisty juga tidak mengerti dengan istilah yang nita ucapkan itu.
"Makes itu makanan kesukaan " jawab nita, "kalau mikes minuman kesukaan! "
"Ohhh " oki dan dhisty tertawa mendengar istilah yang baru saja mereka dengar dan itu pertama kali buat mereka.
Nita selalu mengajarkan pada oki dan dhisty istilah baru yang sering nita gunakan karena dia itu pintar sekali bergaul dan banyak temannya.
"Kamu juga tulis, apa hobimu, terus nama kartun kesukaanmu " nita mengucapkan satu persatu yang harus oki dan dhisty tulis di bukunya.
"Dan nanti di tulisan terakhir, kalian tulis pesan dan kesan buat aku pemillik buku diarynya! "
Oki lagi-lagi dibuat nita kebingungan, dia harus menulis sesuatu yang sama sekali dia tidak tahu.
"Beri aku contohnya " oki meminta anneth untuk memberitahukannya.
Nita tersenyum, "misalnya aku menulis pesan jangan sampai kita melupakan persahabatan ini karena sahabat untuk selamanya "
Oki dan dhisty bengong memperhatikan nita yang begitu pintar dan percaya diri ketika bicara.
"Atau ada temanku yang suka menulis seperti ini " nita memperlihatkan tulisan sebelum oki menulis di bukunya.
"Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang boleh kita berjumpa lagi " ucap nita.
Oki dan dhisty terkagum, mereka berdua lalu bertepuk tangan mendengar perkataan nita yang terdengar keren buat mereka.
"Atau ada juga yang seperti ini " nita sedikit memikirkan tulisan teman-temannya yang sudah dia baca.
"Burung irian, burung cendrawasih. Cukup sekian dan terima kasih! " dan lagi-lagi perkataan nita itu mendapat tepuk tangan dari oki dan dhisty.
Oki lalu tertawa malu, dia mengingat sepertinya pernah membaca tulisan seperti itu.
"Aku juga pernah membaca itu " ucap oki, "di surat kakakku, dia mendapatkan surat cinta dari laki-laki! "
Kali ini giliran nita dan dhisty yang bengong mendengarkan cerita oki.
"Ada tulisan seperti ini " oki kembali berucap, "empat kali empat sama dengan enam belas. Sempat tidak sempat harus dibalas! "
"Cakep " nita dan dhisty lalu tertawa bersamaan diikuti oki, mereka bertiga masih berada di kelas ketika teman-teman yang lain sudah meninggalkan kelas.
Mereka menemani nita untuk menunggu wildan selesai mengerjakan tes hasil belajar, untuk pulang sama-sama nanti dan belajar bersama di tempat yang biasa mereka pakai untuk belajar.
"Kakak aku juga selalu dapat surat dari pacarnya " ucap dhisty, "dia bukan cuma dapat surat saja, tapi kadang jepit rambut atau pita sampai ke cincin berbentuk hati atau boneka ketika ulang tahun "
"Enak ya kalau punya pacar " sambung dhisty, "kita bisa punya banyak hadiah "
Oki tertawa, "kita masih kecil dhisty! "
Lalu mereka kembali tertawa, karena cerita mereka merambat kemana-mana. Yang pada awalnya membicarakan isi buku diary sampai ke surat cinta milik kakak oki dan dhisty.
"Aku tidak punya kakak " cetus nitabdalam hatinya, dia berpikir pasti menyenangkan sekali kalau memiliki seorang kakak.
"Kenapa kamu diam? " tanya oki, dia terheran melihat nita yang terlihat melamun.
"Bagaimana rasanya punya seorang kakak? " tanya nita pada oku dan dhisty.
"Aku senang, karena kakakku perempuan. Jadi dia selalu membawa teman-temannya kerumah, mereka berdandan terus bercerita seru sekali tentang apapun " jawab oki sambil tersenyum, "aku juga mau sekali cepat besar supaya bisa jadi seperti kakakku! "
Nita bisa merasakan betapa senangnya rara memiliki seorang kakak perempuan dan itu membuatnya sangat iri sekali.
"Kalau kakak perempuanku memang baik " ucap dhisty kemudian, "tapi kakak laki-laki aku selalu membuatku nangis, dia senang mengejekku seperti yasil! "
"Dia juga senang mengambil penghapus atau pensil milikku tanpa memberitahuku dulu! "
Berbeda dengan cerita oki yang hanya memiliki satu orang kakak, dhisty lebih ramai dengan kakak laki-laki yang selalu mengganggunya dan membuatnya menangis. Walaupun seperti itu seorang kakak itu pasti menyayangi adiknya, dan itu kembali membuat nita iri pada kedua temannya.
"Lebih baik tidak punya kakak " ucap dhisty dia seolah ingin mengobati iri hati anneth karena tidak memiliki seorang kakak.
"Kamu anak satu-satunya, jadi semua yang kamu mau akan diberikan oleh kedua orang tuamu " sambung dhisty.
Nita lalu tersenyum membenarkan ucapan dhisty, dia sudah sangat senang menjadi satu-satunya di keluarganya. Apapun yang dia mau pasti dibelikan oleh ayah dan neneknya. Jadi, untuk apa dia iri pada kehidupan orang lain, sedangkan kehidupannya sudah begitu menyenangkan.
"Kalian tahu tidak? " oki lalu membawa anneth dan radwah untuk mendekat padanya.
Mereka lalu sudah mendekat dengan ke arah oki yang ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa? " tanya nita penasaran ingin mendengarkan cerita lain dari oki.
"Katanya, kalau laki-laki memberikan kita sesuatu itu artinya dia suka sama kita! " ucap oki, "itu kata kakakku "
"Bukannya kakak kamu dapat hadiah dari pacarnya? " tanya nita menjadi orang yang paling antusias menanggapi ucapan oki.
"Tapi selain dari pacarnya, dari laki-laki yang suka sama dia juga banyak " jawab oki.
"Bukannya tidak boleh punya pacar lebih dari satu? " nita terheran.
"Kan masih pacaran, bukan menikah " dhisty mengucapkan hal yang sama sekali tidak dia ketahui, dia hanya mendengarnya dari cerita-cerita orang dewasa di sekitar rumahnya.
"Kalau yang memberikan hadiahnya itu teman kita bagaimana? " tanya nita lagi.
"Itu artinya dia suka sama kita " jawab oki, dia juga merasa menjadi orang paling tahu sekarang ini.
Padahal, diapun sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang jawaban yang nita ucapkan padanya. Dia tahu hal seperti itupun karena mendengar dari cerita kakak dan kawan-kawannya ketika berkumpul di rumahnya.
"Kalau kita di kasih cincin? " tanya nita.
"Kakak aku juga dapat cincin dari orang yang suka sama kakakku! " jawab oki.
Nita terdiam sejenak, dia lalu mengingat wildan pernah memberikannya sebuah hadiah cincin berbentuk bunga. Wildan menyebutnya cincin trio kwek-kwek dan nita pantas memakainya, bahkan dia memuji nita cantik.
"Kalau kita dikasih mainan bongkar pasang, terus penghapus sama rautan pensil " nita menyebutkan satu persatu barang yang pernah wildan berikan untuknya.
"Terus kita dibelikan makanan, es sirop, sama nasi bungkus " ucap wildan kembali, "atau kalau setiap makanan yang dia makan selalu dia kasih ke kita apa itu berarti dia suka sama kita? "
Oki dan dhisty saling bertatapan setelah mendengarkan pertanyaan nita.
"Iya pasti dia suka sama kita! " jawab oki.
"Iya, aku juga setuju " dhisty mengikuti jawaban oki sebelum dia bicara.
Nita tersenyum bahagia, dia baru tahu sekarang bahwa wildan pasti menyukainya. Karena dia selalu memberikan barang juga makanan yang bisa membuat nita senang.
"Jadi wildan suka sama aku! " cetus nita dalam hatinya, dia lalu merasakan malu ketika mengambil kesimpulan dari semua yang diberikan oleh wildan padanya.
Nita berhenti di sebuah telpon rumah, dia mendekatinya dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya malam ini. Dia ingin mencoba menghubungi seseorang yang nomor teleponnya sangat dia hapal.'Ini masih jam sembilan ' nita melihat ke arah jam di dinding ruang tamu, lalu dia menekan tombol-tombol angka di telepon tersebut. Telepon di rumahnya tidak memakai kunci jadi dia dengan bebas bisa menelpon siapapun.'Dua,,, tiga,,, tujuh,,, empat,,, tiga,,, empat,,, ' nita bisa mengingat nomor telepon itu dan berharap dia dapat mendengar suara wildan malam ini.Kemudian terdengar sebuah nada sambung, menunggu pemilik nomor telepon yang nita hubungi menerima panggilan darinya.Dia harus menunggunya lebih lama untuk bisa mendengar suara dari telepon, dan terasa begitu lama.'Apa mungkin semua orang sudah tidur? ' nita lalu melihat ke arah jam di dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam.Lalu nita menyadari bahwa dia sangat tidak sopan menghu
"Hallo " lalu wildan mendengar suara setelah dia harus menunggu nada sambung yang begitu panjang.Dia tersenyum mendengar suara nita yang sangat dia kenal."Wildan, aku bicara pelan karena disini ada paman dan nenek " lalu nita kembali berucap, "disini juga ada ivan, dia selalu usil kalau tahu aku bicara dengan laki-laki di telepon "Wildan tertawa kecil mendengar suara nita yang kaku hanya karena ada keluarganya yang sedang menonton televisi."Kamu jawab saja iya dan dengarkan aku bicara " ucap wildan, "supaya kamu tidak di ganggu oleh adik sepupumu ""Iya " nita menjawab sesuai dengan apa yang telah di instruksikan oleh wildan padanya."Kamu sudah mempersiapkan untuk pertemuan besok? " tanya wildan, "aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan kamu besok ""Iya, aku juga " lalu nita menjawab dengan kata yang sama."Kemarin malam aku tidak bisa tidur setelah bilang sayang pada padamu, dan sepertinya malam ini
"Maaf lama " ucap nita ketika dia sampai di tempat wildan menunggunya.Mereka sengaja membuat janji di sekolah smp dulu."Tidak apa-apa " jawab wildan, "yang terpenting kan kamu datang "Wildan memandangi wajah nita yang masih sama seperti minggu yang lalu dia bertemu, sangat bercahaya dan aura kecantikannya muncul ketika dia tersenyum.Nita duduk di kursi yang sama dengan wildan, dia lalu terdiam dengan wajah yang sedikit tidak bersemangat. Senyumannya di wajahnya terlihat lemah walaupun dia masih terlihat cantik dimata wildan."Kamu kenapa? " tanya wildan, "tidak senang aku minta datang kesini karena mengganggu hari liburmu? " lalu wildan menundukkan pandangannya, dia membenarkan topi berwarna hitam yang dipakainya."Bukan begitu " nita melihat ke arah wildan sekarang."Aku sedang tidak bagus mood " sambung nita, dia memegangi satu tangan wildan. Tangannya terasa dingin sekali oleh wildan, dia terus memeganginya sampai akhirnya wild
Ponsel nita bergetar dari dalam saku seragamnya siang ini, dia sedang menjadi asisten dokter konsulennya sekarang.Beruntung dia tidak lupa untuk tidak mengaktifkan nada deringnya.Dahi nita berkerut sambil menatap ketakutan orang disampingnya yang tengah serius memegang Cup vakum yg sudah ditempel tepat dikepala bayi."kalo ini gagal gara-gara kamu yang tidak konsentrasi, kamu yang operasi! " ancamnya."Ii.. iya.. dokter " nita mengumpulkan konsentrasinya menjadi asisten dokter Yoga yang sedang melakukan tindakan vakum ekstraksi.Dia yang terganggu oleh suara getaran ponsel nita yang sama sekali tidak berhenti bergetar dari awal nita menjadi asisten tindakan sampai akhirnya selesai."Wildan,,, " ucap nita pelan.Dia baru saja selesai mencuci tangannya setelah tindakan dengan cepat merogoh saku seragamnya untuk mengambil ponselnya.Nita jadi merasa risih ketika sudah menjadi dekat dengan wildan
'Aku akan tunggu sampai pekerjaanmu selesai ' tiba-tiba muncul sebuah pesan singkat di ponselnya. Awan mendung di wajah nita berubah menjadi semburat pelangi indah, setelah membaca balasan pesan dari Wildan. "Ayah " axel beranjak dari duduknya dan menghampiri sosok ayahnya yang baru saja keluar dari ruang kerjanya. "Bibi nita wajahnya cantik, tapi dia tidak genit " axel mengatakan itu seraya menunjuk ke arah nita yang sedang terduduk dan membaca pesan singjat di ponselnya. Wajah nita seketika memerah mendengar axel yang membicarakannya, ditambah kedua juniornya pun terlihat tidak dapat menahan tawa-tawa kecil mereka karena ucapan seorang anak kecil. "Polos maksudnya? " senyuman sinis terlihat Di wajah dokter yoga, ketika melirik ke arah nita yang terlihat sangat malu. "Kamu pasti kasihan kalau dekat dengan bibi satu itu! " ucapannya sedikit meledek nita. Kedua mata nita terbelalak ketika dokter yoga mengatakan hal yang me
Suasana pagi di sebuah ruang ganti petugas hanya ada nita yang sedang berdiri di depan cermin memandangi wajahnya sendiri."kyaaa.. "Nita berteriak menatap dirinya di cermin, sambil sesekali menepuk- nepuk keningnya karena ada sesuatu yang mengganggu penampilannya hari ini."Bagimana bisa Mata panda ,kulit kusam dan harus ketemu wildan! "Jari- jari nita bermain di wajahnya, berusaha dan berharap akan ada keajaiban yang akan membuat wajahnya glowing dalam waktu sekejap. Nita memutar otaknya, berpikir dari mengambil es Batu untuk mengompres mata pandanya, lalu masker wajah. Satu jam berlalu, setelah mandi dan dandan nita bergegas pergi. "Janjian setelah jaga malam " nita menarik nafasnya dalam- dalam."Semoga sesuai yang diharapkan.. " nita kembali menarik nafas dalam,menghampiri sosok wildan yang sudah menunggunya di pintu utama mall kota. Wildan melempar senyuman ke arah nita yang berjalan ke arahnya. "Kenapa? " tanya ni
Mencintai orang yang sama untuk kedua kalinya bagi nita teraa berbeda. Dia seperti menjadi seseorang yang baru sekarang ini.Dan juga tidak bisa dipungkiri bahwa wildan merupakan sebuah obsesi nita sedari dulu yg tidak dapat terhapus, karena di otak nita sepertinya sudah terukir cinta pertamanya yang sulit dilupakan.Meski demikian nita yang pernah menjalin hubungan bukan dengan Wildan dulu tetapi dia tetap merasa belum sempurna jika belum bersama dengan cinta pertamanya. Menandakan bahwa cinta pertama adalah sesuatu yang rumit dan sulit dilupakan.Tiba-tiba ponsel nita berbunyi, membuyarkan lamunannya. Sebuah notifikasi pesan singkat di ponselnya malam ini."Selamat malam sayangku yg imut " nampak emotikon cinta diujungnya.Mendadak wajah nita memerah dan merasa kepanasan, bila dijabarkan ini adalah tingkat tinggi keGeeran."Mimpi indah dan jangan lupa mimpiin aku ya.. " sa
Rengggg... suara getaran hp muncul dari bawah bantal nita, tangannya bergegas meraba-raba mengambilnya dengan mata yg masih terkantuk-kantuk."Ya, halo.. "matanya masih terpejam sambil mengangkat panggilan."Bibi.. "suara tangis anak kecil, axel. yap, karena cuma axel yg Memanggilnya bibi.Nita terbangun melihat jam di ruangannya menunjukan pukul 10 malam"ada apa axel? belum tidur? ""Bibi.. "suaranya terpatah-patah"aku demam, ayah belum pulang, aku pusing.. bibi harus kerumahku""harus"memang menyebalkan mendengar kata itu yg seperti perintah"kamu bisakan telpon ibumu? ""Aku gak punya nomor hp nya, disini aku cuma menyimpan nomor hp bibi"Nita tertawa tanpa suara dan ketus, apa yg anak kecil ini bilang? cuma menyimpan nomor hp ku? hah, apa-apaan ini.. aku dipermainkan anak kecil. Tapi, tunggu dulu..kapan aku kasih nomor hp nya?. Nita mengepalkan tangannya, baru kali ini dia dipermainkan anak kecil.Nita menari