'Aku akan tunggu sampai pekerjaanmu selesai ' tiba-tiba muncul sebuah pesan singkat di ponselnya.
Awan mendung di wajah nita berubah menjadi semburat pelangi indah, setelah membaca balasan pesan dari Wildan.
"Ayah " axel beranjak dari duduknya dan menghampiri sosok ayahnya yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Bibi nita wajahnya cantik, tapi dia tidak genit " axel mengatakan itu seraya menunjuk ke arah nita yang sedang terduduk dan membaca pesan singjat di ponselnya.
Wajah nita seketika memerah mendengar axel yang membicarakannya, ditambah kedua juniornya pun terlihat tidak dapat menahan tawa-tawa kecil mereka karena ucapan seorang anak kecil.
"Polos maksudnya? " senyuman sinis terlihat Di wajah dokter yoga, ketika melirik ke arah nita yang terlihat sangat malu.
"Kamu pasti kasihan kalau dekat dengan bibi satu itu! " ucapannya sedikit meledek nita.
Kedua mata nita terbelalak ketika dokter yoga mengatakan hal yang membuatnya kesal.
Bisa-bisanya Ayah dan anak kompak dalam mematikan karakter seseorang, dan yang menjadi korbannya sekarang ini adalah Nita.
"Bibi baik sama aku kok yah"
Berhentilah.. nita mengeram dalam hati,sudah cukup dia dipermalukan.
Nita sudah tidak bisa lagi menutupi rasa malunya oleh du orang laki- laki yang menjadi ayah dan anak itu.
Bocah laki- laki itu menggemaskan, tetapi kata- katanya selalu saja menyudutkan nita.
"Bye, bibi. Aku pulang dulu! " axel mengucapkan kata perpisahan pada nita.
Setelah dia merasa puas membuat nita malu, dia akhirnya meminta pada ayahnya untuk segera pulang ke rumah.
Akhirnya pembullian ini selesai dengan kepergian dokter Yoga dan putranya itu.
Sekarang giliran nita mengintograsi kedua juniornya itu.
"itu ibu kepala ruangan kak yg bilang sama dokter" esti yg jadi Junior nita terlihat ketakutan
"ibu kepala, kok bisa... " nita jadi bertanya-tanya dalam hati
"itu dokter Yoga yg Tanya kak, waktu kakak cuti setelah kejadian di acara tunangan kakak tahun lalu" jelas esti
"kayaknya axel mau jodohin kakak sama ayahnya deh! " lisa junior kedua nita asal nyeplos
Dia bicara pada nita dengan wajahnya yang terlihat tanpa dosa ketika mengatakan itu padanya.
mendadak mata nita melotot ke arah dua juniornya, dan membungkan kedua mulut mereka dengan tatapannya.
Lalu tawanya muncul dengan sangat keras, tetapi sebenarnya itu hanya untuk menutupi ketakutannya saja.
Hal yang tidak mungkin terjadi adalah ucapan dari juniornya itu. Meskipun dokter Yoga yang baru setahun bercerai dengan istrinya itu sedang mencari pengganti ibu untuk Axel, itu tidak mungkin nita.
Lagi pula nita hanya merasa rendah diri sebagai seorang pekerja, yg bila diibaratkan lagu itu judulnya butiran Debu, sedangkan dokter yoga adalah permata. Dan lagi sepertinya juga nita berpikir jika dokter yoga tidak menyukainya yang terkadang sukar konsentrasi setelah kejadian pertunangan nita yang gagal.
"aku mikir apa sih! " celetuk nita.
Dia memukul kecil kepalanya sendiri sambil tersenyum dan mengeluarkan ponsel miliknya dan membaca kembali pesan yang tadi dikirim wildan.
"Ini seperti pacaran untuk pertama kalinya " nita berguman dalam hatinya.
Lagi- lagi dia hanya bisa mesem- mesem sendiri membayangkan dia dan wildan. Dan lagi dia merasakan telah merasakan jatuh cinta untuk kali kedua pada orang yang sama.
Sekarang ini wildan sudah menjadi milik nita, lelaki yang menorehkan cerita berjudul cinta pertama. Dia datang pada nita, dan memberikan perhatiannya kembali.
Walaupun sebelum wildan datang sudah ada cinta yg hampir akan serius, namun tercabik oleh perselingkuhan. bersyukur karena semua diketahui sebelum ke jenjang yg lebih serius. Apapun kejadiannya,semua adalah kuasa tuhan dan yg aku yakini aku bisa melewatinya.
Dan juga tidak bisa dipungkiri bahwa wildan merupakan sebuah obsesi nita sedari dulu yang tidak bisa terhapus, karena di otak nita sepertinya sudah terukir cinta pertamanya sulit dilupakan.
Meski demikian nita yang pernah menjalin hubungan bukan dengan Wildan dan merasa hatinya baik-baik saja. Menandakan tanpa cinta pertama pun hatinya pasti akan hangat dengan kehadiran seseorang yg Baru.
Tiba-tiba ponsel nita kembali berbunyi, membuyarkan lamunannya. Ada pesan masuk untuknya dari wildan.
"Selamat tidur sayangku yang imut " nampak emotikon cinta diujungnya.
Mendadak wajah nita memerah dan merasa kepanasan, bila dijabarkan ini adalah sebuah kebaperan tingkat provinsi.
"Mimpi indah dan jangan lupa mimpiin aku ya.. " satu pesan lagi masuk yang lalu di ujungnya pun ada sebuah emotikon kecupan perpisahan.
"Ahh.. apa-apaan ini, aku merada malu karena seperti anak muda, tapi aku Suka! " cetus nita seraya bersembunyi di balik selimutnya.
"Baiklah sayangku yang keren " nita cepat-cepat membalas pesan, dan berencana segera tidur.
Tapi akhirnya matanya tidak bisa terpejam, karena berulang-ulang membaca pesan yang dikirim wildan padanya.
Dia sudah terlalu senang karena akhirnya bisa kembali dekat dengan cinta pertamanya itu, setelah semua yang kisah percintaan yang tragis pernah dia lalui.
Suasana pagi di sebuah ruang ganti petugas hanya ada nita yang sedang berdiri di depan cermin memandangi wajahnya sendiri."kyaaa.. "Nita berteriak menatap dirinya di cermin, sambil sesekali menepuk- nepuk keningnya karena ada sesuatu yang mengganggu penampilannya hari ini."Bagimana bisa Mata panda ,kulit kusam dan harus ketemu wildan! "Jari- jari nita bermain di wajahnya, berusaha dan berharap akan ada keajaiban yang akan membuat wajahnya glowing dalam waktu sekejap. Nita memutar otaknya, berpikir dari mengambil es Batu untuk mengompres mata pandanya, lalu masker wajah. Satu jam berlalu, setelah mandi dan dandan nita bergegas pergi. "Janjian setelah jaga malam " nita menarik nafasnya dalam- dalam."Semoga sesuai yang diharapkan.. " nita kembali menarik nafas dalam,menghampiri sosok wildan yang sudah menunggunya di pintu utama mall kota. Wildan melempar senyuman ke arah nita yang berjalan ke arahnya. "Kenapa? " tanya ni
Mencintai orang yang sama untuk kedua kalinya bagi nita teraa berbeda. Dia seperti menjadi seseorang yang baru sekarang ini.Dan juga tidak bisa dipungkiri bahwa wildan merupakan sebuah obsesi nita sedari dulu yg tidak dapat terhapus, karena di otak nita sepertinya sudah terukir cinta pertamanya yang sulit dilupakan.Meski demikian nita yang pernah menjalin hubungan bukan dengan Wildan dulu tetapi dia tetap merasa belum sempurna jika belum bersama dengan cinta pertamanya. Menandakan bahwa cinta pertama adalah sesuatu yang rumit dan sulit dilupakan.Tiba-tiba ponsel nita berbunyi, membuyarkan lamunannya. Sebuah notifikasi pesan singkat di ponselnya malam ini."Selamat malam sayangku yg imut " nampak emotikon cinta diujungnya.Mendadak wajah nita memerah dan merasa kepanasan, bila dijabarkan ini adalah tingkat tinggi keGeeran."Mimpi indah dan jangan lupa mimpiin aku ya.. " sa
Rengggg... suara getaran hp muncul dari bawah bantal nita, tangannya bergegas meraba-raba mengambilnya dengan mata yg masih terkantuk-kantuk."Ya, halo.. "matanya masih terpejam sambil mengangkat panggilan."Bibi.. "suara tangis anak kecil, axel. yap, karena cuma axel yg Memanggilnya bibi.Nita terbangun melihat jam di ruangannya menunjukan pukul 10 malam"ada apa axel? belum tidur? ""Bibi.. "suaranya terpatah-patah"aku demam, ayah belum pulang, aku pusing.. bibi harus kerumahku""harus"memang menyebalkan mendengar kata itu yg seperti perintah"kamu bisakan telpon ibumu? ""Aku gak punya nomor hp nya, disini aku cuma menyimpan nomor hp bibi"Nita tertawa tanpa suara dan ketus, apa yg anak kecil ini bilang? cuma menyimpan nomor hp ku? hah, apa-apaan ini.. aku dipermainkan anak kecil. Tapi, tunggu dulu..kapan aku kasih nomor hp nya?. Nita mengepalkan tangannya, baru kali ini dia dipermainkan anak kecil.Nita menari
"Bisa kita bicara berdua? "Nita mengangguk, menuruti permintaan atasannya, dokter yoga. Hari ini pelayanan poliklinik telah selesai, sudah sepi dari pasien.Nita menghampiri sosok berkharisma yg masih duduk di kursi tempat dia memberikan penyuluhan pada pasien.Ini sama seperti ketika interview saat lamaran pekerjaan saling duduk berhadapan.Apa yg mau dia bicarakan?? nita menatap ketakutan wajahnya,padahal dia dan teman-teman lain menobatkan lelaki itu sebagai Kim Bum nya rumah sakit."Apa gara-gara semalam aku ketiduran dirumahnya? waktu jagain axel"lelaki itu tampak menarik nafas dalam sebelum bicara, "maaf kemarin axel sudah menyusahkanmu,dan juga terima kasih".Seperti sengatan listrik, tiupan terompet tahun baru, ledakan bom hiroshima, saat mendengarnya berterima kasih. Itu mengejutkan, dan pertama kalinya terdengar di telinga nita."saya senang bisa membantu,dok" senyuman tergurat diwajah nita, ternyata menjadikan axel sekutunya adalah i
"kamu sudah selesai makannya? " nita membersihkan sisa makanan di ujung bibir axel dengan tisu."eum.. " sambil mengangguk, lalu meneguk air putih dalam gelas yg berada tepat disampingnya.Gimana bisa akhirnya aku kalah juga sama malaikat kecil ini, musuh yg sudah menjadi sekutu. Aku sepertinya mulai kesusahan menolak semua permintaannya. Anak yg cerdas di usianya yg masih 6 tahun, apalagi memiliki kegantengan yg pasti dari sang ayah. Sekarang apa lagi yg dibicarakan? nita mulai berkhayal gegara pembicaraan tadi siang. Nita mulai merasa kehausan akibat berpikiran terlalu keras, dia meminum teh yg di buatkan mba mumu yg adalah asisten rumah tangga."kapan bibi jadi ibuku...?? "Nita hampir memuntahkan teh yg telah berkumpul di rongga mulutnya, mencoba menelan perlahan dan terbatuk"axel kan sudah punya ibu""iya, dan ibuku itu harus bibi"bicara tegasNita tertawa kecil, menarik nafas terdalam mengeluarkannya perlahan. Kata harus itu bua
"apa sudah tidak ada pasien lagi? ""Tidak ada, dok. sudah beres " jawab nita,kedua tangannya masih sibuk membereskan arsip-arsip yg berserakan.Walaupun tangannya sibuk membereskan arsip, matanya tertuju pada sosok lelaki yg seminggu lalu membicarakan omong kosong berkedok kesepakatan menjadi seorang ibu sementara untuk axel. Apa boleh aku mempermainkannya sedikit? ucap nita dalam hati, haha. Dia terlalu tampan untuk dipermainkan, seharusnya ada yg mendampinginya.Dia melihatku? sesegera mungkin nita merubah fokus pandangannya ke arah lain.Jantungnya bekerja kencang, dokter yoga melangkah,mendekat ke arah nita."Axel bilang kamu setuju jadi ibunya""Aapa.. " kali ini nita yg dipermainkan situasi, dia terkaget"kenapa axel bilang begitu? "Kali ini senyuman terukir di wajah dokter yoga, "kamu yg berjanji sama axel, jadi kamu yg harus bertanggung jawab "."bertanggung jawab? " nita terheran."kamu tahu axel itu selalu menyimpan harap
Aku ingin terus memeluk nenek seperti ini. Tubuhnya kian melemah karena usia, tapi kasih sayangnya masih kuat seperti waktu pertama dia memelukku.Sosok paman duduk disamping nita, "paman lega akhirnya, tidak lama lagi akan ada yg melindungimu "Nita tersenyum, sebenarnya dia ingin mengkoreksi kata pelindung. Tapi dia juga tidak bisa memberikan penjelasan bahwa semua ini hanya kesepakatan. Karena dia tahu pamannya akan sangat tidak menyetujuinya.Tapi demi kuliah irsan,putranya,biar aku yg menelan pil pahit ini. Anggap saja aku mengorbankan diriku, demi kebahagiaan paman yg sangat ingin melihat putranya menjadi ahli komputer yg sukses. Ini semua untuk membalas kebaikan paman dan bibi yg membesarkanku dengan kasih sayang, sampai harus rela memakai dana pensiunannya demi kuliah kebidananku yg tergolong tidak sedikit.Aku akan mempermalukan diriku sendiri kali ini. Anggaplah, aku menerima kebaikan dokter yoga pada keluargaku sebagai kompensasi aku telah memban
Nita menatap heran wajahnya di depan cermin, "ini aku? beneran aku ya? ""Gimana cantik? suka gak? " tetiba muncul suara layaknya uka-uka disamping nita, dia pemilik butik sekaligus salon yg ditunjuk dokter yoga tadi siang.Orang itu menghalangi pemandangan indah nita yg masih takjub memuji dirinya sendiri."bagus.. " nita sumringah."kamu itu harus memasang senyum manjah, cantik", nasehatnya."karena, wajah kamu itu gak genit. jadi harus pake umpan senyuman maut "Wkwkwk, nita kegelian melihat kelakuan pemilik butik yg sedikit melambay. Gak genit? langsung saja dia teringat ucapan axel dulu, ketika mengomentari wajahnya.Untuk kesekian kalinya, dia memandang dirinya dicermin. Baru kali ini dia memakai pakaian feminim seperti ini, warna navy itu tampak cocok di kulit putihnya. Dan juga rambutnya yg lurus dibiarkan terurai, berjajar rapi dibelakang pundaknya.Sempat tersirat di pikirannya, jika sebenarnya dia ingin sekali