Maria juga ikut melihat ke arah datangnya suara itu, dia melihat sosok laki-laki yang dikenalinya. Dia adalah orang yang dari tadi dicari-cari oleh Maria.
Reyhan maju sambil tetap memainkan gitar yang dipegangnya. Dia membawakan lagu Ed Sheeran yang berjudul "Perfect"
"Darling, you look perfect tonight"
Mendengar lirik lagu yang dibawakan oleh Reyhan, sorakan keras terdengar sangat meriah di dalam gedung hotel ini. Maria tampak malu-malu dan kagum atas keberanian Reyhan.
"Cieee.." bisik Brema ke telinga putrinya itu.
Brema makin menggoda Maria, karena melihat pipi putrinya merah. Brema adalah sosok papa yang sangat pengertian, dia selalu mendukung keputusan putrinya. Karena dia percaya Putrinya sudah dewasa dan sudah waktunya untuk mencari kebahagiaan nya sendiri walaupun Brema tetap mengawasi Maria.
Reyhan yang sudah sampai di depan Maria tiba-tiba tertegun. Dia terkejut melihat kecantikan Maria malam ini. Lagu yang dia bawakan tadi sangat tepat menggambarkan Maria sekarang. Maria benar-benar sempurna.
"Kamu jangan lama-lama liatin Putri saya, saya ada loh di sini." tegur papa Maria sambil menghalangi pandangan Reyhan.
Maria tahu itu becanda dan orang-orang di dalam ruangan ikut tertawa menyaksikan adegan lucu di hadapan mereka sekarang.
Reyhan jadi salah tingkah, dia malu sama papa Maria karena kedapatan melihat Maria tanpa berkedip.
"Om, ijinkan saya menjadikan Putri om sebagai pacar saya." Reyhan langsung berlutut meminta persetujuan papa Maria. Orang-orang yang menyaksikan itu semakin bersorak.
"Kamu kok gak minta samaku, kenapa minta sama papa aku?" tanya Maria heran.
"Aku minta ijin dulu sama papa kamu, kalau dibolehin baru aku minta kamu jadi pacarku, kalau om Brema gak ijinin aku belum bisa minta kamu jadi pacarku, karena aku gak mau kita pacaran sembunyi-sembunyi. Aku akan menunggu sampai om Brema setuju." Ucap Reyhan dengan mantap, membuat Maria terkejut.
Dia tidak nyangka Reyhan sedewasa ini sekarang. Dia bukan lagi anak SMA yang sering kena palak sama anak SMA lain. Reyhan yang pemalu sekarang sudah tidak ada lagi. Maria makin suka sama Reyhan.
Sedangkan papa dan mama Maria saling memandang, mereka juga tidak menyangka ada anak sebijak Reyhan. Biasanya anak-anak lain tidak ada yang berani jumpa dengan papa Maria, mereka takut dan segan terhadap Brema. Tapi pemuda yang di depannya ini sangat menunjukkan rasa tanggung jawabnya.
"Om sih terserah Maria aja, om serahkan semua sama Maria. Yang menjalani kan dia, dia yang bisa menentukan kebahagiaannya tapi tetap akan om awasi."
Maria senang dengan pengertian papanya. Papanya memang papa terbaik. Dia selalu mendukung keinginan Maria.
"Sekarang aku minta ijin juga sama tante, ijinkan saya pacaran dengan Maria tante. Saya mencintai Maria." Pinta Reyhan kepada mama sambung Maria dan Reyhan masih posisi berlutut.
"Tante menyerahkan sepenuhnya kepada Maria. Tante akan mendukung semua keputusan Maria." Maria terharu atas jawaban mama sambungnya itu. Mata Maria berkaca-kaca, dia bahagia banyak orang-orang yang sayang sama Maria.
"Sekarang keputusan kamu Maria, kamu mau jadi pacar aku?"
Terima.. Terima.. Terima..
Semua orang di dalam ruangan itu berteriak serempak meminta Maria menerima Cinta Reyhan. Wajah Maria makin merah, tapi Reyhan makin suka liat muka Maria yang malu-malu. Reyhan benar-benar telah jatuh Cinta kepada Maria.
"Iya, aku mau jadi pacar kamu. Sekarang kamu berdiri ya." Jawab Maria.
Semua orang bertepuk tangan heboh.
"Tolong kamu jaga putri saya, jangan sekali-kali menyakiti hatinya. Jangan buat dia menangis. Sekali saya lihat Putri saya menangis karena kamu, saya tidak akan pernah memaafkan kamu. Saya akan mencari cara untuk membalasnya. Maria adalah hidup saya, orang yang paling berharga bagi saya, jauh lebih berharga dari diri saya sendiri." Ucap Brena dengan mimik wajah yang sangat serius.
Maria tidak pernah melihat papanya seserius ini. Biasanya papanya selalu becanda.
Maria langsung menjatuhkan diri ke pelukan papanya, Maria menangis. Dia merinding mendengar kata-kata papanya yang memiliki makna sangat dalam itu. Dia bisa merasakan rasa sayang papanya yang begitu besar kepada dia.
"Iya om, saya janji tidak akan menyakiti atau membuat Maria menangis. Terserah melakukan apapun nanti jika om lihat saya membuat Maria menangis." Jawab Reyhan meyakinkan papa Maria. Dia juga sudah bertekad akan selalu mencintai Maria selamanya, dia tidak akan menyakiti Maria.
Akhirnya tiba acara penyerahan kado, Maria penasaran kado apa yang akan di berikan papanya untuk dia.
Tahun kemarin dia dapat rumah mewah di kawasan elit dan sudah atas nama Maria. 2 tahun yang lalu, Maria dapat mobil lamborghini keluaran terbaru dari papanya.
Tahun ini dia penasaran apa yang akan didapatkannya lagi. Orang-orang juga ikut penasaran, apa yang akan didapatkan gadis cantik itu malam ini.
Ternyata Maria mendapatkan surat pernyataan bahwa dia akan diangkat menjadi CEO muda di perusahaan terbesar milik papanya dan papanya akan menyerahkan perusahaan itu nantinya kepada Maria saat umur Maria sudah 28 tahun, saat usianya sudah matang untuk mengelola perusahaan.
Brema memang dari dulu selalu mengikutsertakan Maria jika berhubungan dengan perusahaan. Dia ingin Putrinya itu kelak tidak kaget jika diberikan tugas yang besar.
Semua orang terkejut, mereka tidak menyangka ada orang seberuntung Maria. Sahabatnya Amel juga terlihat bahagia melihat Maria dikelilingi orang-orang baik. Mata Amel berkaca-kaca.
Maria tidak kalah terkejut melihat kado dari papanya itu. Dia melihat mama sambungnya, dia mencari sesuatu di mata mamanya itu. Apa akan ada kecemburuan? Batin Maria.
Mamanya tersenyum mengangguk untuk meyakinkan Maria menerima kado besar itu. Tidak ada raut kecemburuan ataupun sakit hati dalam diri mama sambungnya.
Maria langsung datang ke pelukan papa dan mamanya, banyak kejutan malam ini yang didapatkan oleh Maria.
Suasana malam itu benar-benar campur aduk. Tangis haru, canda, tawa bersatu di dalam ruangan itu. Mereka satu persatu menyalami Maria, sekalian pamit untuk pulang karena malam sudah semakin larut.
Tak terasa Reyhan dan Maria sudah menjalani hubungan mereka selama bertahun-tahun. Maria yang dulu sangat cuek, sekarang menjadi gadis yang ceria dan perhatian berkat Reyhan. Maria menjadi gadis yang periang, yang suka tertawa dengan hal-hal kecil. Mereka menjalani hubungan ini dengan bahagia.
Reyhan makin hari makin sayang sama Maria, dia tidak bisa meninggalkan gadis itu. Separuh jiwa Reyhan kini milik Maria.
Setiap hari Reyhan selalu ada alasan untuk jatuh Cinta dengan gadis pujaan hatinya itu. Kelakuan-kelakuan kecil Maria mampu membuat Reyhan selalu memikirkan gadis itu.
Reyhan paling takut jika Maria marah sama dia, Reyhan akan langsung menemui Maria dan meminta maaf kepada Maria. Dia tidak akan sanggup hidup jika Maria meninggalkan dia. Dia tidak berani membayangkan itu.
Keluarga mereka sudah saling mengenal. Maria juga sangat dekat dengan mama Reyhan, mereka sering belanja bareng, masak bareng dan jalan-jalan. Mama Reyhan juga nampak sayang banget sama Maria.
Reyhan bahagia melihat kekompakan mereka, kadang Reyhan pura-pura cemburu dengan mengatakan bahwa Maria merebut mamanya dari dia. Mama Reyhan langsung memeluk Reyhan dan mereka tertawa bersama.
Keluarga Maria tidak kalah kaya dengan keluarga Reyhan. Jika dibandingkan harta kekayaan keluarga mereka berdua, kekayaan keluarga Brema Santoso jauh lebih banyak.
Hari ini Maria nongkrong dengan sahabatnya Amel di sebuah restoran mewah yang terkenal di pusat kota ini.
Mereka sudah lama tidak bertemu, Maria dan Amel disibukkan oleh pekerjaan mereka masing-masing.
Amel bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan milik keluarga Maria, Amel masuk ke sana bukan karena Maria sahabatnya, tapi karena kemampuannya sendiri. Maria juga tidak pernah menawarkan diri untuk membantu Amel, karena Maria yakin Amel pasti akan menolak, lagian Maria yakin dengan kemampuan dan kepintaran sahabatnya itu, Amel pasti bisa masuk tanpa bantuan siapapun, karena Maria sudah berteman dengan Amel sudah sangat lama, jadi Maria sangat mengenal Amel.
Sedangkan Maria sebagai CEO muda juga sangat sibuk. Dia harus menghadiri banyak rapat-rapat penting, dan menemui orang-orang yang penting.
Papanya selalu membimbing Maria, kadang juga Maria dibiarkan sendiri menemui rekan bisnis mereka, supaya Maria semakin terbiasa.
Sekarang Maria dan Amel bisa cerita banyak hal, tentang pekerjaan mereka dan juga tentang Asmara mereka.
Amel sudah memiliki pacar, mereka sudah lumayan lama menjalin hubungan, Maria mengenal pacar Amel. Pacar Amel merupakan salah satu rekan bisnis Maria. Maria juga tidak lupa menceritakan tentang Reyhan yang selalu membuat Maria bahagia.
Maria dan Amel benar-benar memanfaatkan waktu berharga ini, karena mereka tidak tau kapan lagi mereka akan bertemu kembali.
Mereka asyik bercerita dan bercanda, sampai tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita muda, mungkin seumuran dengan mereka.
Mereka memperhatikan wanita yang ada di depan mereka. Wanita itu memiliki tinggi sekita 165cm, memiliki hidung yang mancung dan bibir yang tipis. Dia menggunakan make up yang lumayan tebal, tapi masih cocok dengan wajahnya. Pakaiannya juga sedikit mencolok dangan warna yang cerah. Itu pakaian mahal, Maria tau itu karena dia sangat mengerti tentang fashion.
"Kamu Maria ya? Kenalkan aku Aila." Sapa gadis itu dengan nada bicara sedikit sombong.
"Iya aku Maria, maaf kamu siapa ya?"
Maria tidak mengenal gadis itu, dan Maria juga baru pertama kali bertemu dengan gadis.
"Langsung aja ya, saya dengar kamu mendekati Reyhan, tolong kamu jauhi Reyhan mulai sekarang, kamu tidak mau kan disebut sebagai pelakor? Saya pacar Reyhan, kami sudah lama menjalani hubungan. Kami mulai pacaran sewaktu Reyhan di Singapore. Dan sekarang saya balik ke Indonesia untuk Reyhan."
Maria dan Amel saling melirik, mereka tidak percaya dengan apa yang Aila katakan barusan.
"Kamu jangan ngarang ya, kami sudah lama mengenal Reyhan, tidak mungkin dia mendekati Maria kalau dia punya pacar, Tolong jaga mulut kamu." Sanggah Amel membela pacar sahabatnya itu.
"Reyhan yang dekati Maria? Hahaha.. Saya yakin Maria yang menawarkan dirinya kepada Reyhan. Kalian gak percaya? Aku ada bukti." Aila mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dia menunjukkan foto dirinya dengan Reyhan saling berpelukan dengan pipi yang menempel.
"Udah cukup buktinya? Udah percaya? Pokoknya saya peringatkan kamu jangan dekati Reyhan lagi, karena dalam waktu dekat kami pasti akan menikah." Aila pergi dari hadapan mereka setelah mengatakan kata-kata menyakitkan itu.
Maria yang melihat itu langsung lemas, dia mencoba tetap tidak percaya tapi bukti tadi sudah menjawab keraguan Maria.
Bersambung...
"Siang sayang, aku kangen banget sama kamu. Kamu kok gak pernah hubungi aku sih? Kan jadi aku yang datang ke Indonesia nemui kamu."Reyhan kaget melihat Aila sudah ada di dalam ruang kerjanya. Dia tidak sadar kapan Aila masuk. Dari tadi Reyhan sangat sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang akan ditandatangani nya."Kapan kamu masuk? Kamu perlu apa nemui aku?" Rasa kaget Reyhan masih belum reda."Ihh sayang,, kok bicaranya gitu sih? Kamu gak senang aku datang? Aku sebenarnya udah dari pagi sih sampai Indonesia, tapi aku jumpai Maria dulu. Soalnya aku dengar dari orang-orang Maria dekati kamu ya? Berani-beraninya dia. Aku tadi kasih pelajaran buat dia, aku tunjukkin aja foto kita dulu waktu di bar." Jawab Aila dengan manja dan senyum genit di bibirnya."APA?? KAMU JUMPAI MARIA, APA KAMU SUDAH KEHILANGAN AKAL?? MARIA ITU PACAR AKU AILA DAN AKU HANYA MENCINTAI MARIA??"Reyhan kaget atau pengakuan Aila. Reyhan marah atas perbuatan Aila.
Maria berjalan tanpa arah dan tujuan menjauhi rumah Reyhan. Dia hanya ingin berjalan sebisa dan sejauh yang dia mampu. Air mata di pipinya terus mengalir. Tubuh sempurna itu sekarang berubah menjadi orang paling tidak berdaya. Setelah berjalan cukup jauh, Maria duduk di halte bus, dia tidak sanggup lagi meneruskan langkah kakinya. Dia tampak mengambil ponsel dari kantongnya. Dia mencari nama seseorang. Dia mencari nama papanya. Papanya akan selalu menjadi tempat dia kembali sejauh apapun langkah kaki Maria membawa dirinya. "Pa... Huaaaa..." Tangis Maria pecah, Maria tidak peduli lagi dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya yang penuh dengan tanya tanya dan rasa penasaran. "Kenapa sayang? Ini papa baru sampai kantor. Tadi sebelum berangkat kerja, papa cek ke dalam kamar, kamu tidak ada. Papa bertanya sama pak Heri katanya kamu pergi ke rumah Reyhan. Sekarang kok putri papa menangis? Ayo cerita sama papa." Terdengar kekuatiran dibalik suar
Dengan perasaan berkecamuk di hati Brema, dia langsung memeluk Maria putri kesayangannya itu.Darah segar mengalir dari pergelangan tangan Maria. Maria memotong urat nadinya. Dia mencoba untuk bunuh diri."Pak Heri, cepat ambil mobil. Kita harus cepat-cepat pergi ke rumah sakit." Brema berteriak keras dan tanpa di suruh sekali lagi, pak Heri langsung turun.Brema menggendong tubuh tak berdaya putri semata wayangnya itu. Mama tiri Maria juga berlari di belakang Maria. Mereka semua panik."Bangun sayang, kamu harus kuat. Ada papa sama mama di samping kamu. Kami akan mendukung kamu sayang. Bangun. Kamu harus bertahan ya, sebentar lagi kita sampai." Brema menangis sambil menyentuh wajah cantik Maria."Jika terjadi apa-apa sama Maria, saya tidak akan memaafkan kamu Reyhan." Brema mengutuk Reyhan, ingin sekali rasanya dia bertemu dengan anak itu untuk memberikan pelajaran karena telah membuat Maria jadi seperti ini.
Pagi-pagi sekali Amel sudah datang lagi ke rumah sakit menjenguk Maria."Maria, ya ampun. Apa yang kamu lakukan? Maria, jangan seperti ini lagi. Banyak yang sayang sama kamu. Laki-laki brengsek itu tidak pantas ditangisi. Apalagi kamu sampai mencoba bunuh diri gara-gara pria bajing*n itu, nanti dia merasa sangat dicintai." Amel langsung memeluk Maria."Tapi nyatanya aku memang sangat mencintai dia Amel. Tapi setelah melakukan ini, sekarang aku menyesal. Aku terlalu bodoh mengorbankan hidupku untuk orang-orang seperti mereka. Aku benci Reyhan, aku benci keluarganya. Mamanya tega nyuruh aku datang untuk menyaksikan kebejatan mereka. Sekarang aku sadar, aku benar-benar buta oleh cinta yang dijanjikan oleh Reyhan." Maria menggertakkan giginya. Terpancar rasa benci di matanya."Amel, tolong jaga Maria ya. Om ada urusan sebentar. Om titip Maria, bentar lagi tante juga akan datang kok." Pinta papa Maria melihat Amel sudah ada di kamar putrinya.
Semenjak hari itu, Reyhan tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Maria. Dia sudah berusaha mencari ke mana-mana tapi Maria bagai hilang di telan bumi. Setiap malam, jaket Maria yang selalu dipeluk oleh Reyhan. Reyhan tidak akan bisa tidur jika jaket itu tidak ada di dekatnya. Tapi beberapa bulan setelah mereka tidak bertemu, satu negara heboh oleh kejadian yang tidak terduga. Setiap saluran TV memberitakan, "Brema Santoso telah meninggal dunia." Reyhan yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu syok melihat berita itu. Tentu saja mereka tidak percaya. "Tidak mungkin." ucap Reyhan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesedihan Maria sekarang. Reyhan langsung pergi ke luar. Orang tuanya juga tidak berani mencegah Reyhan yang sedang terburu-buru. Reyhan pergi menuju rumah Maria, keadaan rumah Maria sangat ramai dan janur kuning sudah melengkung di depan rumah Maria. Reyhan menerobos kerumunan orang-orang itu. Tapi tida
Semenjak kematian papanya dua tahun lalu, Maria berubah menjadi gadis pendiam, cuek dan dingin.Maria mulai merencanakan balas dendam apa yang akan dia buat untuk keluarga Reyhan yang telah mempermalukan dan menyakiti hati Maria.Setelah pernikahan Reyhan dan Aila, dendam di hati Maria semakin membara. Apa pun alan dilakukan oleh Maria asalkan dendamnya bisa terbalaskan.Setiap hari Maria semakin belajar dan bekerja keras untuk perusahaan yang telah ditinggalkan oleh Brema. Maria menyibukkan diri supaya bisa lupa dengan kesedihan yang dia alami.Maria juga berpikir, dengan perusahaan yang semakin maju, maka Maria akan semakin mudah untuk menghancurkan keluarga Reyhan.Satu per satu kolega yang bekerjasama dengan perusahaan Reyhan mulai ditarik oleh Maria. Perusahaan Maria berkembang pesat. Para pengusaha banyak mengajukan kerjasama dengan Maria. Di mana-mana nama perusahaan Maria semakin harum.***Hari ini merup
"Kalian siapa? Kenapa kalian bisa ada di ruangan saya dan mengobrak-abrik barang-barang saya?" Terdengar suara pria sedang marah dan juga penasaran atas apa yang terjadi di dalam ruangannya."Kami hanya menjalankan perintah, tolong anda minggir." Ucap salah satu pria yang ikut dalam acara penggeledahan itu."Siapa yang nyuruh kalian? Di mana keamanan perusahaan ini? Kenapa orang-orang ini bisa masuk?" Dengan gusar pemilik ruangan itu memanggil satpam yang bertugas."M-maaf pak, kami sudah berusaha menghalangi mereka. Tapi kekuatan mereka lebih besar dari kamu." Ucap satpam menghampiri bos mereka itu sambil gemetaran."Panggil polisi sekarang juga." Perintahnya pada satpam tersebut."Percuma kamu panggil polisi Reyhan. Kamu tidak akan menang." Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga pemilik ruangan itu, yang ternyata adalah Reyhan.Reyhan melihat sosok gadis memb
"Kalian siapa? Kenapa kalian bisa ada di ruangan saya dan mengobrak-abrik barang-barang saya?" Terdengar suara pria sedang marah dan juga penasaran atas apa yang terjadi di dalam ruangannya."Kami hanya menjalankan perintah, tolong anda minggir." Ucap salah satu pria yang ikut dalam acara penggeledahan itu."Siapa yang nyuruh kalian? Di mana keamanan perusahaan ini? Kenapa orang-orang ini bisa masuk?" Dengan gusar pemilik ruangan itu memanggil satpam yang bertugas."M-maaf pak, kami sudah berusaha menghalangi mereka. Tapi kekuatan mereka lebih besar dari kamu." Ucap satpam menghampiri bos mereka itu sambil gemetaran."Panggil polisi sekarang juga." Perintahnya pada satpam tersebut."Percuma kamu panggil polisi Reyhan. Kamu tidak akan menang." Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga pemilik ruangan itu, yang ternyata adalah Reyhan.Reyhan melihat sosok gadis memb
"Kalian siapa? Kenapa kalian bisa ada di ruangan saya dan mengobrak-abrik barang-barang saya?" Terdengar suara pria sedang marah dan juga penasaran atas apa yang terjadi di dalam ruangannya."Kami hanya menjalankan perintah, tolong anda minggir." Ucap salah satu pria yang ikut dalam acara penggeledahan itu."Siapa yang nyuruh kalian? Di mana keamanan perusahaan ini? Kenapa orang-orang ini bisa masuk?" Dengan gusar pemilik ruangan itu memanggil satpam yang bertugas."M-maaf pak, kami sudah berusaha menghalangi mereka. Tapi kekuatan mereka lebih besar dari kamu." Ucap satpam menghampiri bos mereka itu sambil gemetaran."Panggil polisi sekarang juga." Perintahnya pada satpam tersebut."Percuma kamu panggil polisi Reyhan. Kamu tidak akan menang." Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga pemilik ruangan itu, yang ternyata adalah Reyhan.Reyhan melihat sosok gadis memb
"Kalian siapa? Kenapa kalian bisa ada di ruangan saya dan mengobrak-abrik barang-barang saya?" Terdengar suara pria sedang marah dan juga penasaran atas apa yang terjadi di dalam ruangannya."Kami hanya menjalankan perintah, tolong anda minggir." Ucap salah satu pria yang ikut dalam acara penggeledahan itu."Siapa yang nyuruh kalian? Di mana keamanan perusahaan ini? Kenapa orang-orang ini bisa masuk?" Dengan gusar pemilik ruangan itu memanggil satpam yang bertugas."M-maaf pak, kami sudah berusaha menghalangi mereka. Tapi kekuatan mereka lebih besar dari kamu." Ucap satpam menghampiri bos mereka itu sambil gemetaran."Panggil polisi sekarang juga." Perintahnya pada satpam tersebut."Percuma kamu panggil polisi Reyhan. Kamu tidak akan menang." Terdengar suara yang tidak asing lagi di telinga pemilik ruangan itu, yang ternyata adalah Reyhan.Reyhan melihat sosok gadis memb
Semenjak kematian papanya dua tahun lalu, Maria berubah menjadi gadis pendiam, cuek dan dingin.Maria mulai merencanakan balas dendam apa yang akan dia buat untuk keluarga Reyhan yang telah mempermalukan dan menyakiti hati Maria.Setelah pernikahan Reyhan dan Aila, dendam di hati Maria semakin membara. Apa pun alan dilakukan oleh Maria asalkan dendamnya bisa terbalaskan.Setiap hari Maria semakin belajar dan bekerja keras untuk perusahaan yang telah ditinggalkan oleh Brema. Maria menyibukkan diri supaya bisa lupa dengan kesedihan yang dia alami.Maria juga berpikir, dengan perusahaan yang semakin maju, maka Maria akan semakin mudah untuk menghancurkan keluarga Reyhan.Satu per satu kolega yang bekerjasama dengan perusahaan Reyhan mulai ditarik oleh Maria. Perusahaan Maria berkembang pesat. Para pengusaha banyak mengajukan kerjasama dengan Maria. Di mana-mana nama perusahaan Maria semakin harum.***Hari ini merup
Semenjak hari itu, Reyhan tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Maria. Dia sudah berusaha mencari ke mana-mana tapi Maria bagai hilang di telan bumi. Setiap malam, jaket Maria yang selalu dipeluk oleh Reyhan. Reyhan tidak akan bisa tidur jika jaket itu tidak ada di dekatnya. Tapi beberapa bulan setelah mereka tidak bertemu, satu negara heboh oleh kejadian yang tidak terduga. Setiap saluran TV memberitakan, "Brema Santoso telah meninggal dunia." Reyhan yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu syok melihat berita itu. Tentu saja mereka tidak percaya. "Tidak mungkin." ucap Reyhan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesedihan Maria sekarang. Reyhan langsung pergi ke luar. Orang tuanya juga tidak berani mencegah Reyhan yang sedang terburu-buru. Reyhan pergi menuju rumah Maria, keadaan rumah Maria sangat ramai dan janur kuning sudah melengkung di depan rumah Maria. Reyhan menerobos kerumunan orang-orang itu. Tapi tida
Pagi-pagi sekali Amel sudah datang lagi ke rumah sakit menjenguk Maria."Maria, ya ampun. Apa yang kamu lakukan? Maria, jangan seperti ini lagi. Banyak yang sayang sama kamu. Laki-laki brengsek itu tidak pantas ditangisi. Apalagi kamu sampai mencoba bunuh diri gara-gara pria bajing*n itu, nanti dia merasa sangat dicintai." Amel langsung memeluk Maria."Tapi nyatanya aku memang sangat mencintai dia Amel. Tapi setelah melakukan ini, sekarang aku menyesal. Aku terlalu bodoh mengorbankan hidupku untuk orang-orang seperti mereka. Aku benci Reyhan, aku benci keluarganya. Mamanya tega nyuruh aku datang untuk menyaksikan kebejatan mereka. Sekarang aku sadar, aku benar-benar buta oleh cinta yang dijanjikan oleh Reyhan." Maria menggertakkan giginya. Terpancar rasa benci di matanya."Amel, tolong jaga Maria ya. Om ada urusan sebentar. Om titip Maria, bentar lagi tante juga akan datang kok." Pinta papa Maria melihat Amel sudah ada di kamar putrinya.
Dengan perasaan berkecamuk di hati Brema, dia langsung memeluk Maria putri kesayangannya itu.Darah segar mengalir dari pergelangan tangan Maria. Maria memotong urat nadinya. Dia mencoba untuk bunuh diri."Pak Heri, cepat ambil mobil. Kita harus cepat-cepat pergi ke rumah sakit." Brema berteriak keras dan tanpa di suruh sekali lagi, pak Heri langsung turun.Brema menggendong tubuh tak berdaya putri semata wayangnya itu. Mama tiri Maria juga berlari di belakang Maria. Mereka semua panik."Bangun sayang, kamu harus kuat. Ada papa sama mama di samping kamu. Kami akan mendukung kamu sayang. Bangun. Kamu harus bertahan ya, sebentar lagi kita sampai." Brema menangis sambil menyentuh wajah cantik Maria."Jika terjadi apa-apa sama Maria, saya tidak akan memaafkan kamu Reyhan." Brema mengutuk Reyhan, ingin sekali rasanya dia bertemu dengan anak itu untuk memberikan pelajaran karena telah membuat Maria jadi seperti ini.
Maria berjalan tanpa arah dan tujuan menjauhi rumah Reyhan. Dia hanya ingin berjalan sebisa dan sejauh yang dia mampu. Air mata di pipinya terus mengalir. Tubuh sempurna itu sekarang berubah menjadi orang paling tidak berdaya. Setelah berjalan cukup jauh, Maria duduk di halte bus, dia tidak sanggup lagi meneruskan langkah kakinya. Dia tampak mengambil ponsel dari kantongnya. Dia mencari nama seseorang. Dia mencari nama papanya. Papanya akan selalu menjadi tempat dia kembali sejauh apapun langkah kaki Maria membawa dirinya. "Pa... Huaaaa..." Tangis Maria pecah, Maria tidak peduli lagi dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya yang penuh dengan tanya tanya dan rasa penasaran. "Kenapa sayang? Ini papa baru sampai kantor. Tadi sebelum berangkat kerja, papa cek ke dalam kamar, kamu tidak ada. Papa bertanya sama pak Heri katanya kamu pergi ke rumah Reyhan. Sekarang kok putri papa menangis? Ayo cerita sama papa." Terdengar kekuatiran dibalik suar
"Siang sayang, aku kangen banget sama kamu. Kamu kok gak pernah hubungi aku sih? Kan jadi aku yang datang ke Indonesia nemui kamu."Reyhan kaget melihat Aila sudah ada di dalam ruang kerjanya. Dia tidak sadar kapan Aila masuk. Dari tadi Reyhan sangat sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang akan ditandatangani nya."Kapan kamu masuk? Kamu perlu apa nemui aku?" Rasa kaget Reyhan masih belum reda."Ihh sayang,, kok bicaranya gitu sih? Kamu gak senang aku datang? Aku sebenarnya udah dari pagi sih sampai Indonesia, tapi aku jumpai Maria dulu. Soalnya aku dengar dari orang-orang Maria dekati kamu ya? Berani-beraninya dia. Aku tadi kasih pelajaran buat dia, aku tunjukkin aja foto kita dulu waktu di bar." Jawab Aila dengan manja dan senyum genit di bibirnya."APA?? KAMU JUMPAI MARIA, APA KAMU SUDAH KEHILANGAN AKAL?? MARIA ITU PACAR AKU AILA DAN AKU HANYA MENCINTAI MARIA??"Reyhan kaget atau pengakuan Aila. Reyhan marah atas perbuatan Aila.
Maria juga ikut melihat ke arah datangnya suara itu, dia melihat sosok laki-laki yang dikenalinya. Dia adalah orang yang dari tadi dicari-cari oleh Maria.Reyhan maju sambil tetap memainkan gitar yang dipegangnya. Dia membawakan lagu Ed Sheeran yang berjudul "Perfect""Darling, you look perfect tonight"Mendengar lirik lagu yang dibawakan oleh Reyhan, sorakan keras terdengar sangat meriah di dalam gedung hotel ini. Maria tampak malu-malu dan kagum atas keberanian Reyhan."Cieee.." bisik Brema ke telinga putrinya itu.Brema makin menggoda Maria, karena melihat pipi putrinya merah. Brema adalah sosok papa yang sangat pengertian, dia selalu mendukung keputusan putrinya. Karena dia percaya Putrinya sudah dewasa dan sudah waktunya untuk mencari kebahagiaan nya sendiri walaupun Brema tetap mengawasi Maria.Reyhan yang sudah sampai di depan Maria tiba-tiba tertegun. Dia terkejut melihat kecantikan Maria malam ini. Lagu yang dia ba