Pagi ini Bella dengan bersemangat merapihkan gaun berwarna putih dengan lengan pendeknya di depan cermin. Wajah sumringah terpancar dari wajahnya yang cantik. Hari ini Marco akan mengajak Bella untuk bertemu dengan Kakek dan kedua orangtuanya. Tinggal tiga Minggu lagi Bella dan Marco menikah , di tengah kesibukan mempersiapkan pernikahan, Marco memang harus memperkenalkan calon istrinya yang baru.Marco melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bella untuk memeluk Bella dari belakang yang masih sibuk merapihkan diri di depan cermin. "Kamu selalu sempurna untukku, Honey. Harus berapa lama lagi kamu akan bercermin?" Ucap Marco sembari mengecup tengkuk Bella."Mas, Aku merasa berdebar karena akan bertemu dengan keluarga besarmu. Apakah Meraka akan menerimaku dan Ethan! Ah Aku sungguh tidak percaya ini." "Jika kamu merasa kesulitan untuk bertemu dengan Meraka, maka tidak usah bertemu saja."Mendengar ucapan kekasihnya yang seolah asal nyeletuk, Bella sangat tidak suka dan berbalik arah
Setelah Marco pergi dan menutup pintu ruangan kerja Kakek Yulius , Bella dengan hati berdebar mendekati kakek kekasihnya itu, berharap Dirinya bisa mengambil hati dari orangtua itu dengan caranya sendiri."Katakan. Kenapa kamu ingin berbicara berdua saja denganku?" Tanya kakek Yulius ke intinya tanpa basa basi.Bella tersenyum hangat kepada kakek Yulius dan mendekatinya yang berada di kursi kerjanya sekarang."Saya izin untuk duduk disini, kek." Ujar Bella sembari menunjuk kursi yang berhadapan dengan kakek Yulius."Ya, silahkan." Setelah mendapat persetujuan Bella segera duduk dan menata hati untuk berbicara dengan kakek Yulius."Pertama saya ingin memperkenalkan diri kepada kakek secara personal. Nama saya Isabella, saya seorang janda dengan satu anak, orangtua saya hanya tinggal ibu saja. Saya dari keluarga yang biasa jauh dari kata kaya." Bella menjeda ucapannya dan menarik nafas.Kakek Yulius masih diam dan mendengarkan apa yang akan Bella ucapankan."Tapi beberapa bulan lalu, t
Penthouse mewah dengan dominasi warna hitam dan silver menjadi tempat tinggal Marco dan Bella. Berbagai barang mewah mengisi penthouse itu. Di kursi mewah dengan cahaya lampu tamaram, Bella tengah duduk di kursi mini bar dengan melebarkan kedua pahanya. Bella tengah memakai lingerie merah maroon yang menampakkan tubuh sintalnya.Bella melebarkan kedua tangannya untuk berpegangan di meja bar agar bisa menahan dirinya yang sedang digempur oleh Marco dibawah sana.Marco tengah asyik menikmati liang surgawi Bella. Memainkan lidah dan menyesap berulang kali cairannya yang keluar darinya. Seperti macan kelaparan Marco seolah hendak melahap lubang surgawi itu.Hanya desahan yang keluar dari bibir sensual Bella menerima serangan cinta itu."Ouwhh... Ahh.." Mendengar desahan Bella, Marco semakin menambah permainannya di bawah sana. Sesekali Marco me nu suk kan jari tengahnya kedalam lubang kenikmatan Bella dan memajukan mundurkannya perlahan, permainan Marco itu sukses membuat Bella ke lo j
Plaaakkkk.... Marco menerima tamparan keras dari Laura di dalam ruangan kerjanya. H-2 pernikahan Marco masih di sibukkan dengan urusan kantor yang tidak bisa di tinggalkan karena membutuhkan dirinya."Apa-apaan ini, Laura? Tiba-tiba datang dan langsung menampar orang, hah!" Rahang Marco terlihat mengeras, dirinya memang menahan amarah di hatinya. Pagi-pagi Laura sudah merusak mood kerjanya."Kamu telah melakukan kecurangan saat proses perceraian kita! Aku akan menuntutmu, Marco!" "Curang bagaimana? Jangan mengada-ada kamu, Lau!" Laura seolah tak percaya Marco tetap pura-pura tidak mengerti apapun di hadapannya."Diego!" Cicit Laura dengan sorot mata penuh kemarahan.Marco terdiam sejenak ketika mendengar nama Diego dari mulut Laura, pernikahannya bisa saja kacau jika Laura bertindak nekat."Apa ada yang salah dengan Diego? Jadi kamu sudah bertemu dengannya?" Laura seolah tidak percaya, Marco sama sekali tidak terganggung dengan apa yang baru dia ucapkan. Ternyata Marco sudah bisa
Mobil mewah milik kakek Yulius sudah memasuki area pusat perbelanjaan, kakek Yulius pergi bersama dengan Bella yang mendampinginya."Apa ada yang akan kita lakukan disini ,kek?" "Tentu, kita akan berbelanja, kan ini mall." Bella tersenyum, hatinya sungguh berdegup kencang karena tiba-tiba saja tadi kakek Yulius menelponnya dan memiliki tanya untuk ikut dengannya, karena terlalu gugup akhirnya Bella menanyakan hal yang tak penting. Marco mengizinkan Bella untuk pergi dengan kakeknya, karena Marco tahu jika kakeknya sudah menerima Bella sepenuh hati."Pergilah, itu tanda bukti bahwa kakek sudah menerimamu dengan sepenuh hati, Honey." Jawab Marco ketika Bella meminta izin.Kakek Yulius segera turun dan supir juga seger membukakan pintu untuk Bella setelah membukakan pintu untuk kakek Yulius."Kemarilah, ikuti dengan kakek." Titah Kakek Yulius agar Bella berada di sampingnya.Plaza Indonesia, Mall yang cukup mewah di jakarta yang mana disana terdapat brand terkenal yang menjual berbagai
Hari bahagia Marco dan Bella tiba, pernikahan yang mereka impikan kini akan menjadi kenyataan. Pernikahan mewah yang di adakan di Bali dengan menyewa villa Amanjiwo Bali yang terkenal dengan keindahan dan kemewahannya. Pemandangan laut Bali yang indah menjadi tempat yang Marco dan Bella pilih untuk acara pemberkatan cinta mereka. Bella yang mengenakan gaun impiannya berwarna pink muda, warna yang begitu soft hingga sekilas terlihat seperti berwarna putih. Berjalan menuju altar pernikahan melewati para tamu yang hanya kerabat dekat dan teman kenalan saja.Marco dengan setelan jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih dan dasi kupu-kupu. Tersenyum ke arah Bella yang sedang berjalan beriringan bersama kakek Yulius. Mengulurkan tangannya untuk menyambut Bella berada di atas altar pernikahan bersamanya. Bella terlihat begitu cantik dan bersinar, Rona kebahagiaan terpancar dari wajahnya. Untuk menutupi wajahnya Bella memakai veil dengan model blusher tetap terlihat wajah cantik B
Sebulan telah berlalu setelah pernikahan Marco dan Bella. Malam itu di saat pesta pernikahannya, Bella mengalami keguguran, janin yang sudah berusia dua bulan itu keguguran begitu saja. Berita duka itu membuat Bella dan Marco bersedih serta keluarga juga bersedih, terlebih Bella merasa begitu trauma, Bella merasa sudah sangat menjaga kandungannya dengan baik. Bella selalu menyalahkan dirinya sendiri karena keguguran itu.Melihat istrinya selalu menyalahkan dirinya sendiri membuat Marco tidak berdaya, kesedihan Bella menambah dukanya karena kehilangan calon anaknya. Namun Marco harus tetap bersikap tegar dan kuat agar Bella bisa bangkit dan melanjutkan hidupnya lagi."Honey, ayo makan dulu. Mas buatkan sandwich kesukaanmu." Bujuk Marco kepada Bella yang masih terbaring di tempat tidur dengan mata sembab karna menangis."Aku tidak lapar, Mas!" Untuk kesekian kalinya Bella menolak untuk makan. Marco manarik nafas pelan dan menghembuskan perlahan, membujuk Bella memang harus penuh kesab
"Kemarilah, Suamiku. Ini adalah malam pertama kita setalah menikah, puaskan Aku, ah.." tutur Bella dengan nada genitnya dan memegang kedua gunung kembarnya."Honey, kamu begitu menggoda, jika kamu begini Aku tidak bisa menahan diriku lagi." "Mari kita bercinta malam ini sampai puas, Suamiku." Cicit Bella dengan genit dan sembari merangkak mendekati Marco yang sedari tadi hanya mematung di tempat dan memperhatikannya.Bella sudah berada di bawah Marco membuka gesper serta celananya, kini Bella hanya tinggal melepas boxer Marco saja dan bisa melahap rudal Marco yang berwarna coklat dan besar itu."Tunggu sayang." Cegah Marco dengan memegang kedua tangan Bella."Kenapa Mas? Ada apa? Kenapa kau menolakku? " Ada raut kecewa di wajah Bella karena penolakan Marco.Marco menarik tengkuk Bella ke dadanya yang bidang lalu mengelus rambut Bella dengan penuh kasih sayang."Mas hanya tidak ingin menyakiti dirimu, Honey. Kamu barusaha mengalami hal buruk." "Lupakan tentang hal itu, Mas. Jangan u