"Semua sudah terjadi, kini kamu bahkan sudah melahirkan anakku. Anak dari Logan Rodriguez."
POV LoganMalam itu, Aku baru saja putus dari pacarku. Menjalin hubungan satu bulan lamanya tidak membuatku bisa mencintainya. Mungkin karena para wanita itu melihatku hanya ingin mengincar hartaku saja.Menjadi cucu konglomerat membuat siapapun ingin mendekatiku. Mereka ingin juga merasakan kekayaanku. Keluargaku yang memiliki bisnis Hotel mewah di London bahkan di beberapa negara, kami juga bergerak di pengeboran minyak bumi.Dari pekerjaan itulah, membuat kami menjadi keluarga yang kaya raya dan sangat di perhitungkan.Oleh karena itu, Aku selalu bermain-main dengan wanita, jika Aku sudah puas pasti akan aku tinggalkan.Tapi semua berubah, ketika malam itu aku pergi ke Club London. Seorang wanita dengan memakai gaun pendek berwarna hitam tengah asyik menari. Rambutnya yang bergelombang berayun kesana kemari mengikuti tariannya. <Nathalia menatap pria bernama Logan itu dengan tatapan benci. Karena pria itu, dirinya hamil bahkan sampai menjebak Charles untuk menikahinya. Pernikahan yang sama sekali tidak Nathalia harapkan. "Ternyata kamu bajingan itu! Untuk apa kamu datang menemuiku!" "Aku ingin mengambil anakku, dia milikku. Aku berhak untuk membawanya bersamaku." Plaakkk... tamparan begitu keras mendarat di pipi Logan. Nathalia menatapnya dengan penuh kebencian. Seolah begitu jijik melihat Logan. "Kenapa kau tiba-tiba datang untuk mengambil anakku? Kau tidak punya hak apa-apa untuk melakukan itu, hah?" Logan memegang pipinya, Nathalia menamparnya dengan sangat keras. Sampai pipinya terasa begitu perih. Logan menahan emosinya, "Aku harus mendapatkan anak itu!" Tamparan kedua kembali mendarat di pipi Logan. Nathalia benar-benar tidak takut. amarah telah menguasainya. "Henti
Bella segera membawa Marco ke kamarnya, padahal baru saja kemarin mereka kembali dari bogor. Malah mendapatkan kabar tidak mengenakkan seperti itu. "Tenanglah Mas, jangan terlalu emosi. Itu tidak baik untuk dirimu." Marco masih terengah karena amarah, "Aku tidak tahan, Baby. Charles benar-benar pria br*ngsek dan sangat egois." "Padahal aku mengharapkan dia bisa menjadi suami yang baik untuk Nathalia." Lanjut Marco. Bella melihat jelas kekecewaan di wajah Suaminya. Segera Bella memeluk erat Marco agar suaminya menjadi tenang. Berangsur amarah Marco mereda setelah mendapat pelukan dari Bella, aroma tubuh istrinya mampu membuatnya tenang. Memang amarahnya telah mereda, tetapi senjata pusaka milik Marco justru bangkit. Mencium aroma tubuh istrinya sangat membuat Marco sensitif. Seolah ingin saat itu menerkam sang istri jika tidak teringat Bella baru melahirkan seminggu yang lalu.
"Aku memilihmu!" Charles lantas memeluk Miskha dari belakang, "Tolong, jangan pergi!" Miskha melepas pelukan erat Chalres, "Lepaskan koh. Jangan menyulitkan dirimu sendiri." "Menyulitkan bagaimana? Aku mencintai dirimu, dan lebih bahagia hidup bersama denganmu." Senyum gertir terukir di wajah Miskha, "Kamu memiliki putra dengannya, pasti itu sulit untukmu meninggalkan bayimu." "Kitapun memiliki anak, Sonia, putri kecil kita." Charles memeluk Miskha, "Aku akan segera mengurus perceraianku dengan Nathalia dan membawa Theodore bersama kita." "Benarkah? kali ini kamu tidak membohongiku?" Miskha mulai terisak. "Percayalah padaku. Kita akan segera menjadi keluarga yang bahagia." Setelah membujuk Miskha, Charles segera pergi. Dia berniat untuk menemui Marco. Walau kini hubungan mereka berdua renggang, Charles tetap menghormati Marco. Dialah satu-satunya sahabat yang dia miliki. Sudah dua bulan lebih, Charles keluar dari istana Pratama. Tekadnya untuk bercerai dari Natha
"Tentu kamu tahu perasaanku, Co. Menikahi wanita yang tidak kita cintai dan wanita itu tidak mencintai kita, itu sangat menyiksa!" Brak.... Marco menggebrak meja mendengar omong kosong Charles, "Jika kamu memintaku kemari hanya untuk membual, lebih baik aku pergi saja!" "Tunggu!" Marco menghentikan langkahnya, "Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu, Marco." "Aku tidak ingin mendengar kamu membual tentang Adikku lagi, Char!" Wajah Charles terlihat putus asa saat melihat kedua netra Marco dipenuhi rasa kebencian kepadanya. Dulu mereka adalah sahabat yang sangat dekat seperti saudara kandung. Kini Marco begitu membencinya. "Baiklah, Maaf jika aku telah menyinggungmu." Marco kembali duduk dan meminum wine yang sudah Charles tuangkan. "Bisakah kamu memaafkan Aku, Marco?" Dengan tajam Marco menatap Charles, "Kamu pikir mudah memaafkan orang yang sudah merusak adikku, hah!" "Kamu tahu kan, jika Nathalia itu adik perempuanku satu-satunya, Aku sangat kecewa ke
Pukul 1 malam Nathalia pulang dengan tubuh terhuyung karena mabuk. Marco langsung menyalakan lampu begitu Nathalia sampai di ruang tamu. "Dasar Adik tidak tahu diri!" Pekik Marco. Nathalia yang masih mencoba mengumpulkan kesedarannya, samar melihat sang Kakak begitu murka kepadanya. "Beginikah kelakuanmu, Nath! Pulang malam seolah kau ini masih lajang, hah!" Marco mencengkram erat lengan Nathalia, "Sadarlah, kamu ini sudah menjadi seorang ibu, Nathalia!" Dengan kasar Nathalia menepis tangan Marco, "Ada apa sih kak? Bukankah Kakak sudah tahu jika Aku tidak bisa meninggalkan gaya hidupku!" Plaaakkkk... Tamparan keras Marco berikan tepat di pipi kiri Nathalia. Sontak saja mata Nathalia menjadi terbuka lebar. Seumur hidup baru kali ini Kakaknya menamparnya, biasanya Marco selalu memanjakan dan memaklumi setiap kesalahan yang di perbuat. "Kakak!" Pekik Nathalia dengan mata melotot. "Kenapa? Kamu tidak terima jika Aku tampar?" "Kakak tidak berhak menaparku seperti ini!"
Logan gelagapan ketika seember air di siramkan ke wajahnya. Membuatnya terbangun dari tidurnya. "Tuan muda! Hentikan, jangan bersikap seperti itu kepada Tuan muda kami!" pekik bodyguard dari Logan yang masih terikat juga. Marco dan Charles tidak memperdulikan celoteh para penjaga itu. kini mereka hanya fokus kepada Logan. Setelah tersadar, di ruangan yang cukup besar tapi terlihat seperti gudang itu sudah berkumpul Marco , Bella, Charles serta Nathalia. "Baguslah kau cepat bangun, jika tidak kami akan memotong telingamu!" Ujar Charles dengan penuh kebencian. Logan memandang keempat orang yang berdiri di depannya. Melihat wajah mereka satu persatu. Pandangannya terfokus kepada Nathalia yang terlihat tegang. "Kenapa kalian mengikatku seperti ini?" Logan berusaha melepaskan ikatannya tapi gagal, "Seburuk ini kah kalian kepada seorang tamu?" "Tamu?" Marco terkekeh, "Kamu bukan tamu disini melainkan maling yang hendak mencuri!" "Mencuri? Apa maksudmu dengan mengatakan
Satu bulan berlalu, sidang perceraian Nathalia dan Charles di gelar. Kedua belah pihak yang sudah berdamai membuat sidang cerai itu berjalan lancar. Palu di ketuk oleh pak Hakim, kini Nathalia dan Charles resmi bercerai, ada rasa lega di hati keduanya. Charles menghampiri Nathalia, "Selamat, kita bisa menjadi teman saja mulai sekarang." "Tentu, Kita bisa berbahagia dengan kehidupan kita selanjutnya." "Bolehlah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?" Pinta Charles. Nathalia mendekat lalu memeluk Charles dengan erat. "Berbahagialah dengan wanita pilihanmu, Char." "Sudah pasti. Kamu juga berbahagialah dengan Logan. Menjadi keluarga yang harmonis seperti Marco dan Bella." Lalu keduanya melepas pelukan, tak terasa netra Nathalia dan Charles sama-sama menganak sungai. "Nathalia?" Seru Logan di belakang Nathalia. "Ko Charles?" Seru Miskha juga dari belakang Charles. Nathalia dan Charles melepaskan diri dan menggandeng pasangan baru mereka. Semua orang tua sudah mengerti dengan
Nathalia menciumi pipi Logan dengan lembut. Membuat Logan terbangun dengan hembusan nafas lirih Nathalia. "Darling," Logan mengecup lembut bibir Nathalia. "Kamu ingin sarapan apa pagi ini? Biar aku yang memasaknya." tutur Nathalia sambil memainkan jarinya di dada Logan yang dipenuhi bulu halus. Logan tertawa meledek Nathalia, terakhir kali Nathalia membuat makanan hasilnya semua gosong dan aneh rasanya. "Kenapa tertawa? memangnya ada yang lucu dari ucapanku?" "Tidak ada yang lucu, Darling." Logan semakin erat memeluk Nathalia, "Hanya saja Aku tidak akan menuntutmu untuk melakukan ini itu, hanya cukup jadi istriku saja." "Bilang saja kalau kamu tidak ingin makan makanan gosong yang aku buat, " Nathalia mencubit lirih pinggang Logan, "Ngaku, kamu takut aku masak makanan gosong lagi kan?" Logan kembali terkekeh, usahanya untuk menutupi rahasianya gagal. Nathalia sudah tahu jika dia tidak ingin makan makanan gosong buatannya. Semakin erat Logan memeluk Nathalia. Hingga