Flora tidak dapat menahan kegundahan hatinya , Reno sudah melamarnya depan keluarganya. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari. Setelah menyerahkan dokumen untuk ditandatangani, Flora masih tetap berdiri di depan meja kerja bosnya. Sesuai etika kerja dia tidak akan duduk jika tidak dipersilahkan bos.
"Duduk, silahkan lapor apa kegiatan kita hari ini." kata ibu Megawati.
Flora lalu melaporkan rencana kerja hari ini. Suasana di ruang kerja ibu Megawati Dirga Susanto, CEO PT Puspita Dara yang seluruh dinding ruangannya berbalut kaca, dari luar tidak bisa melihat aktivitas di dalam ruang kerja milik CEO yang berkuasa penuh atas perusahaan yang dipimpinnya.
Si pemilik ruang kerja bisa bebas melihat ke luar ruang kerjanya, terutama siapa yang akan masuk ke ruang kerjanya, sekarang sedang berhadapan dengan Personal Asistant, Flora Santi Wijaya. Mata yang berbalut bingkai kacamata mahal Channel seharga enam juta bertengger di atas hidungnya yang agak pesek sehingga terlihat menggantung, menatap tajam ke arah Flora.
"Kalau sudah, silahkan teruskan pekerjaanmu."
Flora masih tetap duduk menatap ibu Megawati dengan perasaan was-was.
“Kau mau minta izin lagi? Siapa yang meninggal atau siapa yang menikah?” tanya ibu Megawati.
“Saya bu.” Jawab Flora was-was.
“Hum, kamu yang meninggal? Kok masih duduk di depanku. Apakah yang duduk di depanku roh gentayangan?” Tanya ibu Megawati dengan senyum mengejek di bibirnya.
“Saya minta izin akan menikah.”
“Wow. Akhirnya kamu menikah juga, saya kira kamu akan masuk jajaran perawan tua yang ada di kantor ini.”
Flora menatap bosnya dengan tatapan tidak suka.
“Mengapa menatapku dengan tatapan itu. Tidak suka? “
“Maaf ibu,tanggal 15 Desember saya akan menikah.”
Terjadi ketegangan di ruang kerja ibu Megawati yang dingin karena AC tidak terasa dingin, Flora mengibaskan rambutnya untuk membuat dirinya lebih santai menghadapai ibu Megawati yang tidak menjawab permohonannya, sibuk membaca dokumen di depannya kemudian menandatanganinya, membiarkan Flora menunggu jawabannya.
Kearoganan seorang pemimpin, yang merasa dibutuhkan dan berkuasa membuat Flora menunggu dengan hati berdebar , diliputi kepercayaan bahwa ibu Megawati menyetujui permohonannya, karena ibu Megawati terkenal kikir memberikan ijin maupun cuti, meskipun dalam peraturan kepegawaian setiap karyawan berhak setahun menikmati cuti tahunan dan izin .
Beberapa hari yang lalu Reno telah melamarnya di depan keluarganya, Setelah ada ketetapan, Flora menghadap ibu Megawati sekaligus meminta izin menikah dan hak cutinya.
Sejak menjadi CEO , mbak Megawati melakukan banyak hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi Flora. Flora kira dengan pimpinan seorang perempuan ada angin sejuk keibuan dalam perusahaan dan membawa perubahan buat masa depan perusahaan, tentunya kesejahteraan karyawan. Gaya memimpin perusahaan ibu Megawati malah lebih gila dari ayahnya. Sifat ambisius, dominan, memiliki rasa percaya diri tinggi, egois , keras kepala dan tidak segan mempermalukan orang lain , membuat banyak karyawan bekerja dengan penuh ketakutan.
Sudah setengah jam Flora duduk di depan ibu Megawati yang sibuk membaca dokumen dan menandatanganinya. Wanita berusia empat puluh tahun itu kemudian beralih dari dokumen ke wajah Flora yang menatapnya penuh harap.
“ Ohhh…. Saya dengar dari staf, kamu baru saja dilamar. Beraninya cowok itu melamar kamu di kantorku tanpa ijin?” seru ibu Megawati mengulasnya dengan senyum mengejek.
“ Katanya pria blasteran?” tanyanya lagi sambil menurunkan kaca matanyanya agar bisa melihat Flora lebih jelas.
“ Iya… bu.”
“ Apa pekerjaannya?” tanyanya lagi.
“ Dia … dia… kerja di RB & J Buildings” jawab Flora. Flora tidak berani mengatakan bahwa Reno adalah CEO RB & J Bulidings.
“Apa ? Itu perusahaan kontraktor yang besar dan terkenal , ada cabangnya di Jakarta! Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?” gerutu ibu Megawati.
“ Mmm… saya kira itu perusahaan kontraktor yang biasa-biasa saja.” bohong Flora.
“Apa !? Kamu ini tolol atau dungu! Itu perusahaan konstruksi yang terkemuka, kau bilang biasa-biasa saja?!” sungut ibu Megawati.
“Katamu dia pegawai biasa? tapi hemm… tidak mungkin, menurut Shanti dia melamarmu dengan bunga dan cincin berlian.” nerocos ibu Megawati.
Flora memandang bosnya dengan perasaan tidak enak karena telah berbohong. Dia ingin meralatnya, tapi takut nanti bosnya akan mengindoktrinasinya.
“Apa dia direktur di RB & J Bulidings?” tanyanya menatap tajam Flora.
“Mungkiiin…” lirih Flora.
“Hei…kok kamu tidak tahu ? Harusnya kamu tahu siapa dia, apa latar belakangnya. Hmm.. dimana kau kenalan?” tanyanya lagi.
“Di Jakarta, waktu saya ikut ibu mengikuti seminar bulan Februari lalu,” kata Flora.
“Apakah dia peserta seminar”” tanya ibu Megawati.
“Saya tidak melihatnya sewaktu di seminar, mungkin karena banyak orang saya tidak lihat.” Kata Flora.
“Siapa nama calon suamimu?”
Flora agak ragu menyebut nama, agak lama dia termenung, menatap lantai di bawahnya seolah lantai di bawahnya bergerak karena merasakan kakinya bergetar beriringan dengan jantungnya berdetak tajam.
“Flora?”
“ Namanya Reno…..”
“Reno Baskara Jatmiko?” tanya ibu Megawati , langsung berdiri, mendekati Flora.
“Iyaahh…” jawab Flora dengan kaki bergetar.
“Apa ? Pria yang digandrungi wanita tingkat tinggi kau katakan biasa-biasa saja? Kamu tahu siapa dia? Dia owner of RB & J Buildings , kontraktor terkenal di Singapura.”
“Iya, karena dia tidak memperkenalkan jabatannya, saya hanya tahu dia kerja di di RB & J Bulidings.” Elak Flora melepaskan diri dari tuduhan ibu Mega.
“Kurang Ajar !Kau mengambil dia dariku. Aku sudah lama mengincarnya ,kau dengan seenaknya merebut seluruh khayalanku !” kata ibu Megawati sambil melempar vas bunga yang ada di mejanya ke arah Flora.
Suara prank terdengar sampai keluar ruang kerja ibu Megawati. Terdengar pintu diketuk , beberapa staf berebutan masuk ke ruang kerja ibu Megawati.
“Kamu memang brengsek !!” jeritnya.
“Keluar !! “ teriak ibu Megawati.
Mendengarnya , para staf langsung keluar, termasuk Flora.
“Flora ! Kamu tetap disini !”
“Saya tidak memberikan cuti kepadamu ! Kalau saya beri cuti, berarti kau akan menikah dengan Reno yang sudah lama saya incar. Setiap ada seminar tentang konstruksi bertajuk Internasional aku selalu hadir agar bisa bertemu dengannya. Waktu ada seminar di Singapura, aku pernah bertemu dengannya . Oh…. Dia pria tampan, cerdas, memiliki kekuasaan dan kekayaan yang tak terhitung. Tatapan matanya, wow.. buat aku tidak bisa tidur semalaman.” Cicit ibu Mega.
Flora menatap bosnya , Dia sudah tergila-gila pada Reno, kenapa aku tidak tahu bahwa dia terobsesi pada Reno, batin Flora.
“Tidak !! Saya tidak setuju kau menikah dengannya !” katanya lagi sambil mengepalkan tangannya wajahnya berubah kemerahan karena menahan amarah.
“Tapi… Reno… “
“Apa ?Reno ? Kau sudah panggil dia dengan Reno bukan pak?” tanyanya dengan marah.
Tak ada sepatah katapun terucap dari mulut Flora yang berusaha untuk menahan kemarahannya.
“Kau tahu waktu di Singapura aku mengejar-ngejarnya ketika dia menuruni tanggal berjalan, kakiku sampai terkilir. Kami sempat bertatapan mata, dia tersenyum padaku dan mempermainkan matanya, betul-betul lelaki jantan.”
“Saya tidak tahu kalau itu Reno yang membuat ibu terobsesi memilikinya.”
“Iya ! Aku sangat ingin memilikinya. Berikan nomor ponselnya Reno Baskara Jatmiko !" kata ibu Megawati .
“Tapi ibu...pak Reno tidak suka nomor ponselnya diberikan kepada orang yang tidak dikenalnya.” Kata Flora.
“Berikan nomor ponselnya ! Cepat !” teriaknya.
Ketakutan Flora memberikan nomor ponsel Reno , dengan nada mengancam ibu Megawati mengatakan,
“Jangan kau beberkan apa yang saya katakan kepada Reno ! Kamu tahu siapa saya bukan ?! Saya bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, jangan menghalangi keinginanku ! “ katanya sambil meninggalkan ruangan kerjanya.
Telapak tangan Flora mengepal, erat.Flora langsung terhenyak tak berdaya di sofa. Tak terasa air matanya menetes ke pipinya yang mulus tanpa sedikitpun noda. Saat-saat yang dinantikannya telah di depan mata. Mengapa ibu Megawati terobsesi pada Reno Baskara Jatmiko yang sering jadi bahan pembicaraan kaum sosialita kalangan atas ingin merampas kebahagiaanku? batin Flora.
Flora berdiri menuju ruang kerjanya, perkataan ibu Megawati telah menampar hatinya. Rupanya rencana untuk meraih kebahagiaan tidak semulus dengan apa yang ada diangan-angan Flora yang telah berusia tiga puluh tahun, sudah siap menikah lahir batin.
" Apakah aku harus mengalah untuk bos gila? Membatalkan pernikahanku ?" bisiknya.
Flora membuang semua kekesalan hatinya, kata-kata ibu Megawati membuatnya kesal, marah dan galau. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari sedangkan ibu Megawati tidak memberi jawaban atas permohonannya. Flora menatap ponselnya menunggu telepon Reno, biasanya jam delapan malam Reno menelponnya. Sambil menunggu telepon Reno , Flora mengkilas balik pertemuan dan perkenalannya dengan Reno. Flasback , Jalan Jaksa, di awal bulan Pebruari, 2023. Kepengapan di ruang ukuran kecil setelah tiga hari menginap di hotel membuatnya bosan. Flora mencoba mencari udara malam di luar hotel. Bulan Pebruari memancarkan kehangatan di malam tak berawan, angin sepoi-sepoi menyusup ke tubuh Flora menerbangkan rambut keritingnya yang terurai sampai ke punggungnya. Flora melangkahkan kakinya mencari tempat untuk makan malam , menyusuri jalan Jaksa yang sangat terkenal bagi turis backpackers dengan hotel, homestay serta aneka kuliner pilihan. Flora akhirnya memutuskan masuk ke café yang ada live m
Hari bahagia yang ditunggu Flora tibalah. Flora memandang gaun pengantin yang berwarna putih , polos, dia membayangkan jika sewaktu bergerak maju ke depan altar, gaun pengantinnya akan menjulur menyapu karpet merah di gereja. Perias pengantin mulai merias wajah Flora selanjutnya membuat sanggul mungil yang tergantung anggun di belakang kepalanya. Terakhir gaun pengantin . Flora memperhatikan penampilannya dari balik cermin, gaun pengantin dan makeup tipis membuatnya terlihat berbeda. “Cantik dan anggun.” bisik mbak Selina , perias pengantin yang juga merias mbak Maya waktu menikah. Mama memasang kerudung pengantin, wedding Veil dari bahan tile halus dipadukan dengan rangkaian bunga mungil dari satin yang akan menghias di atas kepalanya . Mama memandang Flora penuh kasih “ Anakku cantik sekali, tersenyumlah di hari bahagiamu sayangku.” katanya sambil menggenggam tangan Flora erat-erat. Terakhir mama mengalungkan kalung mutiara pemberian Reno terlihat begitu mena
Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan dan rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan ! Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas , I love you, I always love you , Iam going out hotel to do some thing, Please wait me . Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu. “Dia sudah melihat keseluruhan tubuhku.” bis
Di kamar hotel, Flora merapikan semua barang-barang dan gaun pengantinnya dalam kotak. Nanti ada suruhan Reno yang membereskan dan mengirim ke Singapura. Flora memandang gaun pengantin yang kemarin di pakainya. Teringat kembali saat-saat dia sempat dibuat stres oleh ibu Megawati. Sedang sibuk mempersiapkan perjalanan bulan madunya, ponsel Flora berdering, dari Vivian. "Hallo mbak Flora, selamat atas penikahannya. Semoga langgeng ya mbak.." Flora ingin menjawab , terdengar suara berisik," Sombong , tidak ngundang kami menyaksikan pernikahanmu. Kamu kira kami tidak bisa ke sana? " kata Shinta. Flora terkejut, hmm.. pasti Shanti merebut ponsel Vivian . "Kamu kira dengan memblokirku aku tidak bisa menghubungimu? Kamu pasti melarang Reno menerima teleponku, kemarin aku nelpon dia tutup ponselnya ! Kamu bahagia? No ! Aku akan membuat pernikahanmu tidak bahagia. Aku baru dapat info dari mantan Reno yang tinggal di London, Reno itu psikopat, nikmatilah pernikahanmu, aku jamin belum seb
Dua malam tiga hari mereka menikmati keromatisan etape pertama bulan madu mereka. Salju turun menutupi sebagian pondok, jalan dipenuhi salju , ketika mobil yang menjemput mereka ke bandara Heathrow , London. Flora sudah memakai baju berlapis-lapis di dalam jas long coat, masih membuatnya meringkuk ke dinginan dalam pelukan Reno. Mereka akan ke Paris , dari bandara Heathrow ke Charles-de-Gaule kira-kira dua jam dua puluh menit, mereka langsung ke hotel setelah istirahat mereka jalan-jalan melihat kota Paris yang sarat keindahan dan keajaibannya. “ Seharian kami dil luar, makan siang dan makan malam, aku ingin memperkenalkan kepadamu kota yang sarat dengan keromatisannya, baik orang-orangnya, gedung-gedung, museum dan modenya.” Kata Reno ketika kami menuju hotel dari bandara. “Mmm… aku pernah melihatnya.” kata Flora dengan muka menahan senyum. “Kau pernah ke Paris?” tanya Reno. “He.. Eh… di film dan di dalam mimpi.” kata Flora tertawa terbahak-bahak bisa mengacaukan pikiran R
Paris memiliki sejumlah spot , mempunyai nuansa dengan energi yang memancarkan energi romantis dan eksotik bagi mereka yang sedang berbulan madu. Reno yang faham dengan tempat-tempat yang romantis karena pernah dikunjunginya mengajak Flora di hari kedua, pada etape kedua bulan madu untuk mengukir kenangan indah bulan madu mereka. “ Hari ini kita ke Pont des Arts, jembatan gembok cinta.” kata Reno ketika mereka sarapan di restoran hotel. “ Hmm… seperti saran supir taxi sewaktu kita dari bandara?” tanya Flora. “ Yes.” seru Reno, memandang Flora yang pagi terlihat cantik dengan memakai gaun panjang setengah lutut dengan sepatu bot, rambutnya digelung di bawah tengkuk lehernya. “ Kamu tambah hari tambah cantik.” bisik Reno. “ Karenamu.” jawab Flora. “ Aku ??” tanya Reno tidak percaya. “Kau selalu bisa memenuhi keinginanku…..” bisik Flora. “Mmm…. ??” “ Setiap hari aku jatuh cinta padamu, setiap hari kau memberi aku cinta, hadiah, pujian dan kepuasan, membuat aku bahagia . Kebahagia
“ Sisi gelapmu ? Tentang apa? "tanya Flora. “ Mmm… terlihat senyum liar di ujung bibir Reno. Setelah kau tahu, saya serahkan semuanya padamu.” katanya sambil membuka seluruh bajunya , dalam ketelanjangannya dia mengambil semacam pecut dari ranselnya, menyerahkan kepada Flora yang menerimanya dengan penuh tanda tanya. “ Whip me!” perintahnya. “ ????" “ Pukuli seluruh tubuhku dengan yang kau pegang !" perintahnya tegas. “ Reno …?” “ Whip me now !” raung Reno. “ Tidak mau !” jerit Flora. Dengan kasar Reno mengambil cambuk dari tangan Flora memukul dirinya. Nampak punggungnya dan dadanya di penuhi dengan ruam-ruam menyisakan luka-luka bergaris-garis. Flora menutup wajahnya , betapa kagetnya ketika tubuhnya direngkuh Reno dengan kasar dan membuka seluruh baju yang dipakainya , memaksanya berhubungan intim. Flora menolak , tapi Reno memaksa dengan kekerasan melakukannya dengan paksa membuat Flora menjerit. Jeritannya terdengar di dalam cabin kecil . Erangan Reno , jeritan Flora d
Perkataan Reno membuat perut Flora serasa ditonjok, akal sehatnya hilang, Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalannya. Sepanjang malam, dia tidak bisa tidur di kasur ukuran besar, empuk menyisakan body lotion Reno di kasur, mengunci kamar tidur, tidak ingin Reno masuk ke dalam kamar tidur , tidak peduli dimana Reno tidur. Hatinya tercabik-cabik setelah mendengar pengakuan Reno serta kebohongannya bahwa isterinya meninggal. Waktu mendapatkan info dari Reno bahwa isterinya meninggal ada kelegaan di hati Flora, berarti pernikahannya aman. Tidak ada mantan isteri yang akan memporak porandakan rumah tangganya. Ada ketakutan, kecemasan , kegelisan ketika Reno mengakui bahwa Irene meninggalkannya dengan dua anak yang masih kecil. Sejenak ditatapnya langit-langit kamar, impuls Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalan Terjadi perdebatan antara hati nurani dengan otak kecilnya , mengg
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno dan rumah Mc. Bride. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno.Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela Mc.Bride melepas lelah dia bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya dengan sayu.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas getak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, ak
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya.Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh M
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Kamu menaklukkanku dengan aroma tubuh maskulin dan jemarimu , membuatku selalu ingin lebih,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora.“Kamu yang liar membuatku harus bisa mengendalikanmu.”“Ishh, aku bukan kuda .” Bisik Flora.“Hum.. kuda liarku,” bisik Mc.Bride di telinga Flora membuat Flora mencubit pinggangnya.Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggalam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride .
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride dan penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian mengetu
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya dan kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ada rasa k
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka dan menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekeli
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop tubuhku tak bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu menoleh kea rah Andara,”Tolong hubungi Mr.Krishn