Setelahnya Reno tidak pernah menelpon Flora. Biasanya pagi, siang, sore dan malam , tak putus-putusnya dia menelpon tanpa henti. Apa saja ditanyakan,sedang apa, bagaimana keadaanmu bla.bla.membuat Flora cemas. Jedanya Reno menelpon , Flora memutuskan untuk menyampaikan kepada Mamanya bahwa dia sedang jatuh cinta, setelahnya dia akan menelpon Reno.
“Kau pulang cepat, Flora ? Biasanya jam begini kau belum pulang, banyak alasan yang kau pakai jika mama bertanya.” Cicit mamanya dengan tatapan penuh tanya.
Karena Flora tidak menjawab, mamanya bertanya lagi, “Apakah lantai di kantormu sudah selesai kau ukur?“ canda Mamanya.
Flora yang sedang berdiri di ambang pintu, memandang Mamanya lama sekali, Apa yang akan kukatakan pada mama ? batinnya.
“Ada yang tidak beres, sayang?” tanya mamanya.
“Hmm.. apakah menu makan malam kita ?” tanya Flora.
“Oh, mama belum masak untuk malam. Takut nanti kamu tidak makan malam,”
“Kalau begitu, aku ajak mama kencan. Kita berdua saja. Aku lagi kepingin makan ayam bakar dan sayur asem mbak Sari” kata Flora sambil memeluk mamanya.
“Baik, mama ganti baju dulu.”
Sambil menunggu pesanan mereka , Flora menyampaikan pada mamanya bahwa dia sedang menjalin hubungan jarak jauh dengan seorang pria asing.Flora berusaha meihat ekspresi wajah mama, tidak nampak terkejut atau surprise karena mamanya memang sangat ingin Flora segera menikah.
“Ceritakan tentang pria asingmu pada Mama,” kata mamanya menahan senyum sehingga terlihat dua lubang di sudut bibirnya.
Dengan tersipu-sipu menahan malu, Flora menceritakan perjumpaannya dengan Reno.
“Ma, dia akan melamarku, tapi aku ragu untuk menerimanya. Karena dia duda dengan dua anak perempuan.”
“Aku ragu menerima lamarannya karena kami berbeda adat istiadat, berbeda pandangan. Reno itu orangnya berjiwa terbuka sangat berbeda denganku yang suka baper, mempunyai standard dan prinsip hidup bahwa keluarga adalah segalanya .” Kata Flora sambil menatap mamanya.
“Sayang, kamu cinta, siapa tuh namanya ?”
“Reno Baskara Jatmiko,” jawab Flora menahan geli melihat raut muka mamanya saat bertanya.
“Reno Baskara Jatmiko, namanya Jawa, karena papanya orang Jawa, ibunya orang Singapura yang nenek moyangnya berasal dari Inggris.” Kata Flora.
“Kata priamu yang namanya Reno mencintaimu. Apakah anak mama juga mencintainya? “ tanya mama sambil mengambil jari tangan Flora , memegangnya erat-erat kemudian menjalin jari Flora dengan jarinya.
“Flora, pakai hati kecilmu. Jika hati kecilmu mengatakan bahwa dialah pendamping hidupmu,d ialah yang akan membuatmu nyaman, dialah tempatmu dan buah hati kalian bersandar, jawablah lamarannya. Jangan ragu.” Kata mama tegas tapi lembut.
“Mama mendukung apapun keputusanmu, yang penting kalian saling mencintai , binalah keluarga dengan saling menghormati , saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing , tetap setia dalam segala situasi. Perbedaan yang kamu takutkan janganlah menjadi batu sandungan , tapi jadilah perbedaan itu batu penjuru untuk memperkokoh rumah tangga yang akan kamu bangun,”ucap mama.
“ Tapi nanti si priamu itu akan melamar secara resmi kepada keluarga kan?” tanya mama sambil menatap Flora penuh kasih.
“ Iyalah ma, dia harus diperkenalkan kepada keluarga. Ia harus tahu bahwa kita adalah keluarga yang penuh kehangatan ,” kata Flora sambil memeluk mama erat-erat .
Akhirnya makanan yang kami pesanpun tibalah. Karena lapar Flora dan mamanya melahapnya sampai tuntas. Florapun memutuskan besok malam akan menelpon Reno menyatakan bahwa dia menerima lamarannya.
*****
Sore menjelang jam pulang kantor, SATPAM kantor Flora menelpon bahwa ada tamu bernama Tuan Reno Baskora Jatmiko ingin menemui Flora
"Reno? Ngakk mungkin ! "bisiknya lirih, takut didengar oleh stafnya.
Dengan tergesa - gesa Flora bergegas ke lobbi kantor, nampaklah Reno. Ia terlihat begitu tampan, berdiri dengan sangat percaya diri , langsung tersenyum melihat Flora menghampirinya. Ditangannya yang kokoh, memegang serangkaian mawar putih, dicampur warna hijau, begitu mereka berhadapan, Reno berlutut di depan Flora. Ini kedua kalinya ia melamar Flora pertama on-line sekarang off line.
“Flora, will you marry me ? “
“Yes. “ jawab Flora langsung terkejut, kaget tidak percaya jawabannya meluncur mulus dari bibirnya.
Reno langsung berdiri menyerahkan rangkaian bunga kepada Flora mengambil kotak kecil yang ada di sakunya , menyematkan cincin bermata safir ke jari manis Flora.
Reno memeluk dan berbisik “ I will always love you .“
“Wow….. Romantis banget !!” terdengar suara berisik di dekat mereka . Rupanya teman - teman Flora kaget melihat Flora lari tergopoh - gopoh ke luar ruang kerjanya. Mereka kira ada musibah terjadi di front office.
Lobbi menjadi riuh, tepuk tangan , pekikan kecil teman -teman kantor Flora membuat suasana menjadi gaduh. Dengan sigap Reno memeluk , mencium kening Flora di depan teman - teman Flora, disambut dengan jeritan histeris.
Setelahnya Flora dan Reno keluar kantor . Mereka bagaikan remaja yang tengah mabuk asmara, sambil bergandengan tangan mereka berjalan-jalan di sepanjang jalan Tunjungan karena kantor Flora di dekat jalan Tunjungan. Setelah makan malam di salah satu restoran di mall Tunjungan, sebelum mengantar Reno ke bandara mereka singgah ke rumah Flora untuk memperkenalkan Reno ke mamanya.
Reno yang humble dan humoris membuat percakapan menjadi hangat, bahasa Inggris bercampur Indonesia menjadi komunikasi Reno dan mamanya Flora. Tidak ada kekakuan karena baru pertama kali bertemu seakan-akan mereka sudah lama berkenalan , kemudian bertemu setelah lama tidak berjumpa. Flora terlihat bahagia melihat kehangatan pembicaraan Reno dan mamanya.
Pada kesempatan itu Reno mengutarakan bahwa anak-anaknya ingin mengenal Flora , meminta ijin ke mamanya Flora bulan depan apakah Flora diperbolehkan ke Singapura menemui kedua anaknya.
Sebelum berpisah mengantar Reno ke bandara, dalam bahasa Jawa mamanya memuji, “ Cah ayune mama, pinter golek pacar, nggantheng tenan lan ketoke wong lanang sing apik. “
“ Ma, si bule itu bukan pacar, kelihatannya tulang rusukku yang kucari akhirnya ketemu,” bisik Flora sambil mencium mama untuk mengantar Reno ke bandara. Mama tertawa terbahak-bahak. Reno yang tidak mengerti percakapan mereka memandang dengan penuh tanda tanya melihat mama tertawa lepas .
“ What you talking about ? Are you talking about me?” tanya Reno.
“ Off the record. “ Kata Flora sambil menggamit tangan Reno menuju mobil.
Flora menganggap memperkenalkan Reno ke mama sebuah awal yang akan menentukan langkahnya ke depan, semua kekhawatiran dan ketakutannya luruh dari pundak Flora. Sudah saatnya dia melangkah menggapai kebahagiaan.
****
Dibantu Meilani , Flora mengurus passport dan reservasi hotel di Singapura meskipun Reno bersikeras akan membayar tiket dan hotel, tapi Flora harus menjaga harga dirinya. Flora tahu bahwa Reno adalah konglomerat, tapi Flora tidak ingin terlihat murah di mata Reno, dia ingin membuktikan bahwa dia mencintai Reno bukan kekayaannya, tapi pribadi Reno.
Flora bertekad sebelum menikah dia ingin membuat perjanjian pra nikah, bukan untuk kepentingan dirinya saja tapi kepentingan anak-anak Reno. Flora tahu bahwa harta Reno pasti ada harta keluarganya, harta almarhum isterinya yang merupakan hak anak-anaknya. Aku tidak ingin kebahagaanku berakhir hanya karena masalah harta . Harta tidak kubawa mati, tapi kebahagiaanku akan kubawa , batin Flora.
Sebulan kemudian Flora tiba di bandara Changi, Reno menjemput Flora bersama kedua anak gadisnya. Mereka anak gadis yang cantik. Liza mengambil profil bapaknya, dagu terbelah dua , mata biru yang bersinar penuh kejenakaan. Ami, pasti mengambil profil ibunya, lembut dengan mata coklat dipadu dagu yang runcing.Flora kaget ketika Liza dan Ami memeluknya erat-erat, rupanya setiap bertemu dengan Reno diakhir pekan , Reno selalu cerita tentang Miss Flora memperlihatkan foto Flora di ponselnya .Flora sering mengirim foto yang sedang selfie disetiap aktivitas , foto terakhir yang dikirim Flora , foto ketika mereka jalan-jalan di Tunjungan serta berpose bersama mama di rumah Flora.“Miss ,you are beautiful and kindness. Daddy, said that he love you, so me and Ami will love you too “ kata Liza.“May, I give you I big hug ? “ tanya Ami.Mendengar perkataan dan pertanyaan polos kedua anak Reno, Flora terharu tak terasa airmatanya berlinang, dipeluk dan dicium kening mereka dengan lembut.
Reno tegas mengatakan bahwa dia akan menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pernikahan, tempat pesta , event organizing, bulan madu semuanya dia yang atur. Flora hanya tinggal menerimanya. Kembali sikap dominannya muncul. Flora protes ,mengatakan bahwa yang menikah mereka berdua, jangan semuanya dibebankan pada Reno. Flora tahu Reno mempunyai keuangan yang kuat sebagai pemilik perusahaan konstruksi yang terkenal di Singapura.“Ini pernikahanmu yang pertama, kau harus terlihat bahagia. Bagiku untukmu berapapun uang yang kukeluarkan tidak masalah.You are everthying for me.” Tegas Reno.“But…”“Flora, don’t argue me !”Karena kesal Flora menutup pembicaraan, mematikan ponselnya, "Belum menikah sudah mau mengatur semua keinginanku !Setelah menikah kehidupanku diatur. " Flora mendumel.Reno di kondominiumnya di Singapura gelisah, Flora mematikan ponselnya. Satu-satunya bisa menghubungi Flora hanya melalui ponselnya yang langsung dimatikan Flora.“ Oh my goodness,” kata Reno tidak
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan dan kebahagiaan. Flora merasa fase kebahagiaannya sudah diambang pintu , dirinya serasa bermain drama berdurasi pendek, kebahagiaan sudah dipucuk mata tapi badai siklon yang diterjang ibu Megawati memporak porandakan hasratnya untuk menikah dengan Reno. Flora, hidupmu bukan ditentukan oleh ibu Megawati, bahagia sudah di depan matamu . Kamu yang berhak memutuskan kelanjutan hidupmu. Raihlah apapun yang terjadi, batin Flora berbaring di sofa. Kilasan peristiwa ketika dia mengajukan ijin dan cuti menikah ditolak oleh ibu Megawati.Segera Flora mengeluarkan ponselnya dari tas jinjing menghubungi Reno. Tidak ada sambungan , malah jawaban “ Nomor yang anda kunjungi sedang diluar jangkauan” jawaban yang diperolehnya beruntun.“Mungkin Reno sibuk, atau mungkin ibu Megawati sudah menghubunginya?” desisnya.“Ah, tidak mungkin Reno akan menerima telepon dari nomor yang tidak dikenalnya.” bisik Flora u
Semalaman Flora membolak-balikkan badan, menepuk-nepuk bantal, kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut. Memejamkan matanya, terbayang wajah Reno , seminggu lagi dia akan menjadi nyonya Reno Baskara Jatmiko. Sejak meninggalnya Arfandi, Flora menutup diri terhadap pria manapun ,dia tidak siap menerima hubungan dengan pria lain yang sebaik Arfandi. Tetapi kehadiran Reno dalam kehidupannya, benteng pertahanannya ambruk. Kejantanan Reno mampu mengguncang hatinya.Membayangkan tubuh Reno yang jangkung, ramping , kokoh dan kuat ketika memeluk Flora, hampir membuat tubuh Flora panas, benteng kesuciannya hampir bobol ketika mereka berpelukan di tempat tidur hotel ketika Flora ingin mengenal kedua anak Reno di Singalura. Flora menggeleng-geleng kepalanya di bantal teringat ketika itu, Reno sempat kecewa. Tubuhnya yang besar, manly , perkasa dan percaya diri tiba-tiba melenguh kesal ketika Flora mendorongnya lalu ke kamar mandi untuk menguraikan hasratnya dengan mandi di bawah shower.Apaka
Hari bahagia yang ditunggu Flora tibalah. Flora memandang gaun pengantin yang berwarna putih , polos, dia membayangkan jika sewaktu bergerak maju ke depan altar, gaun pengantinnya akan menjulur menyapu karpet merah di gereja.Perias pengantin mulai merias wajah Flora selanjutnya membuat sanggul mungil yang tergantung anggun di belakang kepalanya. Terakhir gaun pengantin . Flora memperhatikan penampilannya dari balik cermin, gaun pengantin dengan makeup tipis membuatnya terlihat berbeda.“Cantik dan anggun.” bisik mbak Selina , perias pengantin yang juga merias mbak Maya waktu menikah.Dibantu mbak Valeri ,mama memasang kerudung pengantin, wedding Veil dari bahan tile halus dipadukan dengan rangkaian bunga mungil dari satin yang akan menghias di atas kepalanya . Mama memandang Flora penuh kasih“Anakku cantik sekali, tersenyumlah di hari bahagiamu sayangku," katanya sambil menggenggam tangan Flora erat-erat.Terakhir mama mengalungkan kalung mutiara pemberian Reno ter
Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan disertai rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan !Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas “ I love you, I always love you “ Honey, Iam going out hotel to do some thing, Please wait me “.Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu.“Dia sudah melihat keseluruhan tub
Di kamar hotel, Flora merapikan semua barang-barang termasuk gaun pengantinnya dalam kotak. Nanti ada suruhan Reno yang membereskan dan mengirim ke Singapura. Flora memandang gaun pengantin yang kemarin di pakainya. Teringat kembali saat-saat dia sempat dibuat stres oleh ibu Megawati.Sedang sibuk mempersiapkan perjalanan bulan madunya, ponsel Flora berdering, dari Vivian."Hallo mbak Flora, selamat atas penikahannya. Semoga langgeng ya mbak.."Flora ingin menjawab , terdengar suara berisik,"Sombong , tidak ngundang kami menyaksikan pernikahanmu. Kamu kira kami tidak bisa ke sana? " Ujar Shinta.Flora terkejut, hmm.. pasti Shanti merebut ponsel Vivian ."Kamu kira dengan memblokirku aku tidak bisa menghubungimu? Kamu pasti melarang Reno menerima teleponku, kemarin aku nelpon dia tutup ponselnya ! Kamu bahagia? No ! Aku akan membuat pernikahanmu tidak bahagia. Aku baru dapat info dari mantan Reno yang tinggal di London, Reno itu psikopat, nikmatilah pernikahanmu, aku jamin belum sebu
Dua malam tiga hari Flora dan Reno menikmati keromatisan etape pertama bulan madu mereka. Salju turun menutupi sebagian pondok, jalan dipenuhi salju , ketika mobil yang menjemput mereka ke bandara Heathrow , London. Flora sudah memakai baju berlapis-lapis di dalam jas long coat, masih membuatnya meringkuk ke dinginan dalam pelukan Reno.Mereka akan ke Paris , dari bandara Heathrow ke Charles-de-Gaule kira-kira dua jam dua puluh menit, mereka langsung ke hotel setelah istirahat mereka jalan-jalan melihat kota Paris yang sarat keindahan dan keajaibannya.“Seharian kami dil luar, makan siang dan makan malam, aku ingin memperkenalkan kepadamu kota yang sarat dengan keromatisannya, baik orang-orangnya, gedung-gedung, museum dan modenya.” Kata Reno ketika menuju hotel dari bandara.“Mmm… aku pernah melihatnya.” kata Flora ,wajahnya menahan senyum.“Kau pernah ke Paris?” tanya Reno.“He.. Eh… di film dan di dalam mimpi.” kata Flora tertawa terbahak-bahak sukses mengacaukan pikiran Re
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno. Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela melepas lelah Mc. Bride bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya penuh hasrat.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas gerak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, aku yang aktif.” Bisik
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya. Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Grahm berapa wanita yang telah kau taklukkan?,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora."Hum..kamu ingin tahu?" “Kamu membuatku liar ,”“Aku suka keliaranmu,membuatku sulit mengendalikanmu." bisik Mc.Bride di telinga Flora .Flora mencubit pinggangnya, "Kau terobsesi padaku?""Aku takut kehilanganmu." Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggelam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride . Akhirnya m
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride serta penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian menge
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya ,waktu itu kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ad
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka , menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekelili
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop ,tubuhku bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar. Di sofa Mr.Chackrii duduk dengan ekspresi marah.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu m