Flora membuang semua kekesalan hatinya, kata-kata ibu Megawati membuatnya kesal, marah dan galau. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari sedangkan ibu Megawati tidak memberi jawaban atas permohonan cutinya. Flora menatap ponselnya menunggu telepon Reno, biasanya jam delapan malam Reno menelponnya. Sambil menunggu telepon Reno , Flora mengkilas balik pertemuan , perkenalan dilanjutkan hubungan percintaannya dengan Long distance Relationship.
Flasback , Jalan Jaksa, di awal bulan Pebruari, 2023.
Kepengapan di ruang ukuran kecil setelah tiga hari menginap di hotel membuat Flora bosan. Flora mencoba mencari udara malam di luar hotel. Bulan Pebruari memancarkan kehangatan di malam tak berawan, angin sepoi-sepoi menyusup ke tubuh Flora menerbangkan rambut keritingnya yang terurai sampai ke punggungnya.
Flora melangkahkan kakinya mencari tempat untuk makan malam , menyusuri jalan Jaksa yang sangat terkenal bagi turis backpackers dengan hotel, homestay serta aneka kuliner pilihan.
Flora akhirnya memutuskan masuk ke café yang ada live musiknya. Sambil mencari tempat duduk yang nyaman agar bisa menikmati live musik, diarahkan pandangannya ke seluruh café lalu tertarik duduk di sudut café.
Mulai dari pintu masuk , Flora berjalan percaya diri, beberapa bule menatapnya penuh kekaguman. Tubuhnya yang tinggi , sintal , kulitnya yang berwarna kecoklatan , rambut keritingnya yang terurai , disertai senyum yang terukir manis di bibirnya , Flora bagaikan seorang dewi yang kesasar masuk ke dalam café.
Seorang pria menatapnya , melihat dari atas ke bawah. Flora agak risih melihat tatapan matanya yang sangat tajam , dengan cuek , diringi lagu “Stranger in the night “ yang dibawakan cukup bagus oleh penyanyi pria , Flora menuju ke sudut café. Dia merasa pria itu terus melihatnya karena gugup Flora menabrak kursi di samping pria itu terhuyung sedikit. Sambil meminta maaf, pria itu berdiri memegang punggung Flora, sejenak mereka bertukar pandang beberapa detik pria itu menawarkan Flora duduk bersamanya.
“Maukah anda menemani saya makan malam?” tanya pria bule dengan suara bariton dan sopan.
Semula Flora ragu menerima tawarannya, entah mengapa bagaikan terhipnotis melihat senyumnya, dagunya yang terbelah dua , tatapan matanya yang memancarkan kehangatan membuat Flora tersipu malu , tetap berdiri memandang pria asing itu.
“Silahkan duduk, nama saya Reno Baskara Jatmiko, “ kata pria asing itu sambil mengulurkan tangannya.
Merekapun berjabat tangan , remasan tangan pria tampan membuat Flora langsung terduduk, bingung rasa canggung sesaat sehingga dia tidak mengingat namanya sendiri.
“Oh, nama saya Flora. Terima kasih atas undangannya.“ seru Flora tersenyum malu.
Pria tampan itu terus menatapnya dan berkata, “ Beautiful name and beautiful lady. “
Kemudian menanyakan minuman dan makanan yang akan dipesan Flora .
“Karena anda mengundang saya, saya ikutan saja apa yang anda pesan,” kata Flora sambil tersenyum manis.
Merekapun terlibat dalam pembicaraan yang mengasyikkan. Reno teman mengobrol yang mengasyikkan , membuat Flora terpesona karena komunikasi hebat yang dimilikinya. Mereka saling tukar menukar informasi tentang pekerjaan, tentang aktivitas yang mereka geluti saat ini , akhirnya merekapun saling memberi nomor handphone.
Tak terasa waktu telah menunjukkan jam sebelas malam
“Well, jam sudah menunjukkan jam sebelas malam, waktunya saya kembali ke hotel, “ kata Flora sambil memasukkan ponselnya ke tas jinjingnya.
“Kamu menginap di hotel ?” tanya Reno.
Flora menyebut nama hotel di jalan Jaksa yang sangat disukai para ekspatriat , ternyata mereka bermalam di hotel yang sama. Reno yang kantor Pusatnya di Singapura , enam bulan sekali ke Indonesia meninjau kantor cabang di Jakarta, baru tiba dari Singapura.
Mereka berjalan kaki menuju hotel , Reno yang sudah kesengsem dengan Flora menggenggam tangan Flora.
Hmm.. mengapa kubiarkan saja dia mengenggam tanganku. Seluruh badanku terasa hangat, nyaman dan aman dalam genggamannya dan oh …. jantungkupun berdegup kencang tak karuan. Apakah aku jatuh cinta ?! batin Flora membiarkan jemari Reno mengenggam erat jemarinya.
“Flora, ketika kau masuk ke café , aku terpesona dengan rambutmu keriting terurai , wajahmu tanpa polesan make up, kecantikanmu natural ,” kata Reno sambil menatap Flora.
Pujian Reno tidak ditanggapi Flora yang hanya tersenyum malu dia merasakan wajahnya kemerahan mendengar pujian yang tidak pernah diharapkannya dari lelaki yang baru dikenalnya.
Merekapun berpisah di lobbi. Reno ingin mengantar Flora ke kamar, tapi dengan halus dan sopan Flora menolaknya. Aku takut nanti akan terjadi hubungan yang berkelanjutan. Meskipun ia kelihatannya sopan dan baik, aku tidak mau tertipu dengan kesan pertama yang baik, batin Flora untuk menguatkan dirinya.
Esok paginya ada ketukan halus dari balik pintu kamarnya. Flora keluar melihat pelayan kamar membawa buket Bunga dan menyerahkan kepada Flora serangkaian bunga mawar putih bercampur mawar hijau yang sangat cantik.
“Pagi, ibu . Ada titipan dari tuan Reno, tadi jam tujuh pagi dia sudah check out dan minta saya menyerahkan bunga ini buat ibu.” katanya dengan senyum penuh arti.
“Terima kasih .” kata Flora lalu membuka amplop , di dalamnya ada kartu nama Reno Baskara Jatmiko, CEO RB & J Bulidings ada tulisan tangan “ I will miss you “
Florapun kembali ke Surabaya , bayangan wajah Reno Baskara Jatmiko, yang baru dikenalnya semalam, buket bunga mawar putih dan hijau menemaninya kembali ke Surabaya.
*******
Longdistance relationship antara Reno dan Flora berjalan tanpa mengenal waktu, pagi , siang , malam bahkan tengah malam ketika Flora sudah tertidur lelap Reno menelpon atau mengirim message via ponsel.
“What are you doing?”
“Have already eaten ?”
Dan bla…bla… yang kadang membuat Flora jengkel tapi senang karena ada seorang pria yang care padanya.
Flora merasa Reno sangat posesif, tapi dia menikmatinya. Selama ini belum pernah ada seorang pria yang begitu posesif pada dirinya . Sebagai wanita tentunya dia merasa sangat tersanjung karena menjadi sumber perhatian Reno sampai hal yang sekecil-kecilnya.
Jika Flora terlambat membalas messagenya, Reno komplain keterlambatan Flora, “Please don’t always stay a long in replying my message , Flora It makes me worried .“
Hubungan mereka telah berjalan tiga bulan , suatu hari Reno menelponnya, “ Flora, I want our relationship be seriously. You are the woman that can accept me as I am and who Iam. I want tobe love again all my live. I have been single for longtime. But now I found the right woman that I can spend all my live with as one family.” kata Reno
Waktu perkenalan pertama , Reno mengatakan bahwa ia sudah lama menduda punya dua anak gadis. Isterinya meninggal dua tahun yang lalu karena kanker payudara . Kenangan atas isterinya masih melekat pada dirinya. Ia sangat mencintai isterinya. Karenanya Flora menganggap bahwa hubungan mereka adalah hubungan pertemanan, saling membagi rasa dan asa.
Setiap Reno mengatakan bahwa dia merindukannya, Flora tidak berani menanggapinya, bahkan berusaha menepisnya, takut nanti dia mengalami kekecewaan karena Reno seorang duda dengan dua anak , kenangan akan isterinya masih melekat dalam pikiran Reno. Takut kalau kedua anak gadis Reno tidak menyetujui ayahnya menikah lagi. Flora takut percikkan api cinta yang ada dalam dada Flora semakin hari akan semakin menyala sehingga sulit dipadamkan.
Jantung Flora berdegup kencang, merindu tak tertahankan ketika Reno menelponnya , mengatakan bahwa dia merindukan ,ingin hubungan mereka menjadi lebih serius.
“Hi, are you hear me ? “ suara berat Reno menyadarkan Flora.
“Yeah ,“ bisik Flora.
“Flora, I love you , I missed you so much and I need you “ suara Reno terdengar bergetar
Flora merasakan lidahnya kelu, jantung yang berdegup kencang membuat Flora tak bisa berkata-kata. Aku benar - benar jatuh cinta padanya , tapi aku takut untuk menjawab Yes, batin Flora.
Terdengar sayup-sayup alunan suara saxophone , "I’m in the mood for Love, " Kenny G. pemain saxophone kesukaan Flora.
“ Honey, are you hear me ?” tanya Reno.
“ I’m waiting for your answer. ” suara bariton terdengar menekan kata-katanya untuk mendapatkan jawaban.
Tiga hari kemudian , Reno menelpon Flora , mengajukan lamaran, apakah Flora bersedia menjadi isteri dan ibu bagi anak - anaknya. Ragu- ragu Flora menjawab lamaran Reno,
“Reno , love is not enough .I must prepare to be not only your wife but mother for your two kids “ jawab Flora dengan lembut
“Ok, I will wait . “ jawab Reno. Ada nada kecewa.
Setelahnya Reno tidak menelpon Flora membuat Flora gelisah dalam penantian, gelisah jika Reno memutuskan hubungan mereka.
Setelahnya Reno tidak pernah menelpon Flora. Biasanya pagi, siang, sore dan malam , tak putus-putusnya dia menelpon tanpa henti. Apa saja ditanyakan,sedang apa, bagaimana keadaanmu bla.bla.membuat Flora cemas. Jedanya Reno menelpon , Flora memutuskan untuk menyampaikan kepada Mamanya bahwa dia sedang jatuh cinta, setelahnya dia akan menelpon Reno.“Kau pulang cepat, Flora ? Biasanya jam begini kau belum pulang, banyak alasan yang kau pakai jika mama bertanya.” Cicit mamanya dengan tatapan penuh tanya.Karena Flora tidak menjawab, mamanya bertanya lagi, “Apakah lantai di kantormu sudah selesai kau ukur?“ canda Mamanya.Flora yang sedang berdiri di ambang pintu, memandang Mamanya lama sekali, Apa yang akan kukatakan pada mama ? batinnya.“Ada yang tidak beres, sayang?” tanya mamanya.“Hmm.. apakah menu makan malam kita ?” tanya Flora.“Oh, mama belum masak untuk malam. Takut nanti kamu tidak makan malam,”“Kalau begitu, aku ajak mama kencan. Kita berdua saja. Aku lagi kepingin ma
Sebulan kemudian Flora tiba di bandara Changi, Reno menjemput Flora bersama kedua anak gadisnya. Mereka anak gadis yang cantik. Liza mengambil profil bapaknya, dagu terbelah dua , mata biru yang bersinar penuh kejenakaan. Ami, pasti mengambil profil ibunya, lembut dengan mata coklat dipadu dagu yang runcing.Flora kaget ketika Liza dan Ami memeluknya erat-erat, rupanya setiap bertemu dengan Reno diakhir pekan , Reno selalu cerita tentang Miss Flora memperlihatkan foto Flora di ponselnya .Flora sering mengirim foto yang sedang selfie disetiap aktivitas , foto terakhir yang dikirim Flora , foto ketika mereka jalan-jalan di Tunjungan serta berpose bersama mama di rumah Flora.“Miss ,you are beautiful and kindness. Daddy, said that he love you, so me and Ami will love you too “ kata Liza.“May, I give you I big hug ? “ tanya Ami.Mendengar perkataan dan pertanyaan polos kedua anak Reno, Flora terharu tak terasa airmatanya berlinang, dipeluk dan dicium kening mereka dengan lembut.
Reno tegas mengatakan bahwa dia akan menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pernikahan, tempat pesta , event organizing, bulan madu semuanya dia yang atur. Flora hanya tinggal menerimanya. Kembali sikap dominannya muncul. Flora protes ,mengatakan bahwa yang menikah mereka berdua, jangan semuanya dibebankan pada Reno. Flora tahu Reno mempunyai keuangan yang kuat sebagai pemilik perusahaan konstruksi yang terkenal di Singapura.“Ini pernikahanmu yang pertama, kau harus terlihat bahagia. Bagiku untukmu berapapun uang yang kukeluarkan tidak masalah.You are everthying for me.” Tegas Reno.“But…”“Flora, don’t argue me !”Karena kesal Flora menutup pembicaraan, mematikan ponselnya, "Belum menikah sudah mau mengatur semua keinginanku !Setelah menikah kehidupanku diatur. " Flora mendumel.Reno di kondominiumnya di Singapura gelisah, Flora mematikan ponselnya. Satu-satunya bisa menghubungi Flora hanya melalui ponselnya yang langsung dimatikan Flora.“ Oh my goodness,” kata Reno tidak
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan dan kebahagiaan. Flora merasa fase kebahagiaannya sudah diambang pintu , dirinya serasa bermain drama berdurasi pendek, kebahagiaan sudah dipucuk mata tapi badai siklon yang diterjang ibu Megawati memporak porandakan hasratnya untuk menikah dengan Reno. Flora, hidupmu bukan ditentukan oleh ibu Megawati, bahagia sudah di depan matamu . Kamu yang berhak memutuskan kelanjutan hidupmu. Raihlah apapun yang terjadi, batin Flora berbaring di sofa. Kilasan peristiwa ketika dia mengajukan ijin dan cuti menikah ditolak oleh ibu Megawati.Segera Flora mengeluarkan ponselnya dari tas jinjing menghubungi Reno. Tidak ada sambungan , malah jawaban “ Nomor yang anda kunjungi sedang diluar jangkauan” jawaban yang diperolehnya beruntun.“Mungkin Reno sibuk, atau mungkin ibu Megawati sudah menghubunginya?” desisnya.“Ah, tidak mungkin Reno akan menerima telepon dari nomor yang tidak dikenalnya.” bisik Flora u
Semalaman Flora membolak-balikkan badan, menepuk-nepuk bantal, kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut. Memejamkan matanya, terbayang wajah Reno , seminggu lagi dia akan menjadi nyonya Reno Baskara Jatmiko. Sejak meninggalnya Arfandi, Flora menutup diri terhadap pria manapun ,dia tidak siap menerima hubungan dengan pria lain yang sebaik Arfandi. Tetapi kehadiran Reno dalam kehidupannya, benteng pertahanannya ambruk. Kejantanan Reno mampu mengguncang hatinya.Membayangkan tubuh Reno yang jangkung, ramping , kokoh dan kuat ketika memeluk Flora, hampir membuat tubuh Flora panas, benteng kesuciannya hampir bobol ketika mereka berpelukan di tempat tidur hotel ketika Flora ingin mengenal kedua anak Reno di Singalura. Flora menggeleng-geleng kepalanya di bantal teringat ketika itu, Reno sempat kecewa. Tubuhnya yang besar, manly , perkasa dan percaya diri tiba-tiba melenguh kesal ketika Flora mendorongnya lalu ke kamar mandi untuk menguraikan hasratnya dengan mandi di bawah shower.Apaka
Hari bahagia yang ditunggu Flora tibalah. Flora memandang gaun pengantin yang berwarna putih , polos, dia membayangkan jika sewaktu bergerak maju ke depan altar, gaun pengantinnya akan menjulur menyapu karpet merah di gereja.Perias pengantin mulai merias wajah Flora selanjutnya membuat sanggul mungil yang tergantung anggun di belakang kepalanya. Terakhir gaun pengantin . Flora memperhatikan penampilannya dari balik cermin, gaun pengantin dengan makeup tipis membuatnya terlihat berbeda.“Cantik dan anggun.” bisik mbak Selina , perias pengantin yang juga merias mbak Maya waktu menikah.Dibantu mbak Valeri ,mama memasang kerudung pengantin, wedding Veil dari bahan tile halus dipadukan dengan rangkaian bunga mungil dari satin yang akan menghias di atas kepalanya . Mama memandang Flora penuh kasih“Anakku cantik sekali, tersenyumlah di hari bahagiamu sayangku," katanya sambil menggenggam tangan Flora erat-erat.Terakhir mama mengalungkan kalung mutiara pemberian Reno ter
Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan disertai rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan !Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas “ I love you, I always love you “ Honey, Iam going out hotel to do some thing, Please wait me “.Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu.“Dia sudah melihat keseluruhan tub
Di kamar hotel, Flora merapikan semua barang-barang termasuk gaun pengantinnya dalam kotak. Nanti ada suruhan Reno yang membereskan dan mengirim ke Singapura. Flora memandang gaun pengantin yang kemarin di pakainya. Teringat kembali saat-saat dia sempat dibuat stres oleh ibu Megawati.Sedang sibuk mempersiapkan perjalanan bulan madunya, ponsel Flora berdering, dari Vivian."Hallo mbak Flora, selamat atas penikahannya. Semoga langgeng ya mbak.."Flora ingin menjawab , terdengar suara berisik,"Sombong , tidak ngundang kami menyaksikan pernikahanmu. Kamu kira kami tidak bisa ke sana? " Ujar Shinta.Flora terkejut, hmm.. pasti Shanti merebut ponsel Vivian ."Kamu kira dengan memblokirku aku tidak bisa menghubungimu? Kamu pasti melarang Reno menerima teleponku, kemarin aku nelpon dia tutup ponselnya ! Kamu bahagia? No ! Aku akan membuat pernikahanmu tidak bahagia. Aku baru dapat info dari mantan Reno yang tinggal di London, Reno itu psikopat, nikmatilah pernikahanmu, aku jamin belum sebu
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno. Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela melepas lelah Mc. Bride bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya penuh hasrat.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas gerak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, aku yang aktif.” Bisik
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya. Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Grahm berapa wanita yang telah kau taklukkan?,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora."Hum..kamu ingin tahu?" “Kamu membuatku liar ,”“Aku suka keliaranmu,membuatku sulit mengendalikanmu." bisik Mc.Bride di telinga Flora .Flora mencubit pinggangnya, "Kau terobsesi padaku?""Aku takut kehilanganmu." Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggelam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride . Akhirnya m
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride serta penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian menge
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya ,waktu itu kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ad
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka , menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekelili
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop ,tubuhku bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar. Di sofa Mr.Chackrii duduk dengan ekspresi marah.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu m