Semalaman Flora membolak-balikkan badan, menepuk-nepuk bantal, kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut. Memejamkan matanya, terbayang wajah Reno , seminggu lagi dia akan menjadi nyonya Reno Baskara Jatmiko. Sejak meninggalnya Arfandi, Flora menutup diri terhadap pria manapun ,dia tidak siap menerima hubungan dengan pria lain yang sebaik Arfandi. Tetapi kehadiran Reno dalam kehidupannya, benteng pertahanannya ambruk. Kejantanan Reno mampu mengguncang hatinya.
Membayangkan tubuh Reno yang jangkung, ramping , kokoh dan kuat ketika memeluk Flora, hampir membuat tubuh Flora panas, benteng kesuciannya hampir bobol ketika mereka berpelukan di tempat tidur hotel ketika Flora ingin mengenal kedua anak Reno di Singalura. Flora menggeleng-geleng kepalanya di bantal teringat ketika itu, Reno sempat kecewa. Tubuhnya yang besar, manly , perkasa dan percaya diri tiba-tiba melenguh kesal ketika Flora mendorongnya lalu ke kamar mandi untuk menguraikan hasratnya dengan mandi di bawah shower.
Apakah pilihanku tidak salah ? Apakah Reno menggunakan kekayaannya , daya pikatnya agar aku menerima lamarannya kemudian bersedia menikah dengannya? Apakah dia tidak menyimpan kebohongan seperti pria-pria yang pernah memikatnya ketika tahu Flora setelah meninggalnya Arfandi masih tetap single ? Selama ini Flora berusaha mencari tanda-tanda kebohongan di wajah Reno, tidak nampak ada kebohongan-kebohongan masa lalu. Yang selalu dikatakan Reno setelah mengenal Flora bahwa Irene pernah dicintainya perlahan-lahan mulai hilang dari ingatannya, yang terbayang dalam setiap tidur malamnya hanya wajah Flora.
Apakah dia bisa menghormatiku sebagai wanitanya? Selama ini Reno sangat genteleman di mata Flora. Di tempat tidur apakah dia menghormatiku sebagai isteri, sebagai wanitanya? Apakah dia memakai kekerasan ketika akan memasuki diriku? Pertanyaan-pertanyaan tergores di pikirannya akhirnya Flora tertidur dengan gelisah.
Esok paginya ditemani Melani, Flora mencoba gaun pengantin yang di permak oleh Valerie , rumah pengantin Valerie , si pemilik Valerie Budiman menyambutnya di lobbi,
”Selamat pagi mbak Flora, gaunnya cantik sekali setelah saya permak.” Kata Valerie.
Dibukanya tirai putih, nampak gaun pengantin gaya Eropa , A-line seksi bahu terbuka tanpa tali, yang semula polos dipercantik Valerie dengan menambah brokat putih leher Sabrina yang bisa dibuka.
“Anggun dan elegan," kata Valerie, mengajak Flora ke ruang ganti.
Dibukanya brokat, nampak di dalamnya gaun pengantin milik mama, A-line seksi bahu terbuka tanpa tali.
“Ini dipakai untuk acara resepsi, seksi dan menawan, pasti suami mbak akan membayangkan malam pertamanya.” Kata Valeri tersenyum.
“Saya dengar calon suaminya Indo Inggris?” tanya Valeri.
“Iya, bapaknya Jawa, mamanya Inggris, kelahiran Singapura.” Jawab Flora.
“Kok jeng Valerie tahu calon suamiku Indo-Inggris? Apakah mama yang gossipkan?” tanya Flora.
“Tidak, kemarin ada dua wanita yang tanya apakah mbak Flora pesan baju pengantin di tempatku, aku jawab iya. Saya kira kerabat mbak Flora."
"Apakah jeng mengenal mereka?” tanya Flora was-was.
“Tidak, mereka kemari melihat-lihat gaun pengantin, mereka bilang mau lihat-lihat dulu lalu tanya-tanya harga yang termahal. Saya kira mereka mau beli atau sewa, ternyata mereka malah tanya apakah mbak Flora beli atau sewa baju pengantin saya.”
“Bisakah jeng uraikan ciri-ciri mereka? “ tanya Flora.
“Eh, mari kita lihat di CCTV .” ajak Valerie lalu mereka menuju ruang kerja Valerie. Setelah melihat CCTV , Flora kaget ternyata Shinta dan Frieda, dua perempuan yang selalu sirik pada Flora.
“Begini jeng, kalau mereka datang lagi bilang saja aku beli baju pengantin. Aku rasa mereka akan melakukan sesuatu yang tidak benar.”
Valerie terlihat kaget, wajahnya ketakutan,”Maksud mbak?”
“Mereka menganggap saya adalah saingan mereka. Saya sih tidak perduli dengan sikap mereka selama ini, tapi ada hal yang tidak bisa saya ceritakan ke jeng masalah yang sebenarnya. Ini hanya filling saya saja. Bisakah jeng Valerie membantu saya?"
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Apakah jeng menyimpan gaun pengantin yang sudah beberapa kali disewa?”
“Hmm.. ada. Sudah ada beberapa pelanggan saya , perias pengantin di daerah yang pesan.”
“Bisakah saya beli? “ tanya Flora.
“Bisa mbak, “
Valerie lalu memanggil pegawainya , “Dik tolong ambil gaun pengantin di gudang pesanan ibu Sudradjat yang tidak diambil ."
"Gaun pengantin ini sudah lima belas tahun tersimpan di gudang. Tidak diambil , pemiliknya meninggal karena bunuh diri."
Tidak lama pegawai membawa baju pengantin, Flora melihat gaun pengantin yang bersusun-susun.
Flora lalu menelpon Yana, suami Meilani,”Sibuk dik? Ada yang harus aku rundingkan dengan dik Yana. Ada Melan juga di sini . Datang ke rumah pengantin jeng Valerie.” Kata Flora.
Lima belas menit, Yana sudah tiba di rumah pengantin Valerie, diajak masuk ke ruang kerja Valeri. Flora lalu menceritakan ke Yana masalahnya dengan ibu Megawati yang tidak mengijinkan Flora resign, tidak mengijinkan Flora ambil izin menikah dan cuti tahunan yang menjadi hak Flora tahun 2023.
“Aku curiga dik kalau ini manuver ibu Megawati, dia berusaha menggagalkanpernikahannu. Kemarin dua staf kantor datang kemari untuk mengecek gaun pengantin. Perasaan mbak bahwa dia akan melakukan sesuatu agar rencana mbak menikah gagal.” Kata Flora.
“ Apa yang akan mbak lakukan?”
“Mengganti gaun pengantin yang sebenarnya .Bisakah dik Yana bantu mbak bagaimana caranya agar baju pengantin mbak selamat?"
“Apakah sudah selesai ?”
“Sudah dan mbak sudah fitting tadi, tinggal packing. “
“Baik nanti saya akan atur, kita langsung kirim ke bandara besok bersamaan mbak berangkat ke Bali.”
“Jeng Valeri nanti saya tunggu di Bali, calon suamiku lusa berangkat dari Singapura, jadi saya berangkat duluan ke Bali. “
“Baik mbak, nanti mas Yana dan saya yang akan selesaikan. Saya berangkat ke Bali sehari sebelum pernikahan, karena banyak pesanan gaun pengantin." kata Valerie.
Setelah mengurus beberapa hal untuk persiapan pernikahan, Flora dan Melani kembali ke rumah. Dalam perjalanan ke rumah, ponsel Flora berdering, “Dari jeng Valerie.” Bisik Flora.
"Iya, jeng. Ada informasi apa?”
Flora mendengar dengan seksama, atur saja dengan dik Yana.”Terima kasih atas bantuannya.”
“Ternyata filling ku benar. Shinta dan Frieda kembali ke rumah pengantin menanyakan gaun pengantinku. Mereka bilang, aku menyuruh mereka mengambil gaun pengantinku. Jeng Valerie katakan, besok sore bisa diambil.”
“Wah. Gawat tuh bosmu mbak. Gila kali orangnya? “Celutuk Melani.
“Bukan gila dik, tapi psikopat!” jawab Flora dengan nada kesal.
“Lalu bagaimana dengan gaun pengantin mbak?” tanya Meilani.
“Jeng Valerie sudah atur dengan dik Yana. Si Shinta kan kenal dik Yana, nanti dik Yana ke rumah pengantin seolah-olah mau ambil gaun pengantin. Nanti jeng Valerie bilang belum selesai, kembalilah dik Yana dengan tangan kosong, tapi dari belakang sudah ada boks gaun pengantin mbak yang dipersiapkan langsung dibawa ke bandara.”
“Mudah-mudahan selamat,”
“Tuhan pasti melindungi umatnya yang punya hajat baik.” Jawab Flora.
*****
Tidak lama setelah Yana keluar, Shinta dan Frieda yang bersembunyi di mobil ibu Megawati keluar menuju ke rumah pengantin , berlagak sebagai suruhan Flora mereka mengambil boks besar dibungkus pita putih besar. Tercantum nama Miss Flora Shinta Wijaya, setelah menandangani serah terima dengan nama palsu, mereka bergegas keluar dari rumah pengantin Valerie, takut ketahuan atau takut jika tiba-tiba dik Yana datang untuk mengambil gaun pengantin Flora.
Dengan hati berdebar-debar karena berhasil melakukan perintah ibu Megawati yang menjanjikan masing-masing menerima uang sebesar sepuluh juta, Shinta dan Frieda yang duduk di mobil tersenyum-senyum gembira.
“Berhasil?” tanya ibu Megawati yang menyambut mereka di teras rumahnya.
“Yes ! Berhasil bu. Wah boksnya berat banget!” kata Frieda.
“Ayo ke dalam. Mas Toyib, amankan ? Tidak ada yang membututi kalian?”
“ Aman bos !”
Ibu Megawati, Shinta dan Frieda langsung ke ruang tamu, dengan tergopoh-gopoh ibu Megawati membuka boks. Mereka bertiga mengangga melihat isi boks.
“Wah ! Katanya menikah dengan konglomerat kok baju pengantinnya , model jadul. Banyak rumbai-rumbainya sampai tiga tingkat.” Kata Shinta tertawa terbahak-bahak.
“Aku akan upload di medsos , biar si Reno malu punya calon isteri selera kampungan. Dia pasti batalkan pernikahannya. Dan si Songong akan kembali bekerja padaku !” kata ibu Megawati.
Difotonya gaun pengantin dari berbagai arah lalu di ekspose ke platform gosip.
Judulnya,"Gaun pengantin wanita yang akan dinikahi konglomerat dari Singapura "
Dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan admin menerima foto gaun pengantin calon isteri konglomerat Reno Baskara Jatmika rencananya akan menikah di Bali tanggal 15 Desember di resort mewah Uluwatu. Dimanakah mahar yang diberikan kepada pengantin wanita? Mahar bombastis sebesar tiga trilyun dikemakan oleh calon pengantin wanita ?
Terlihat foto gaun pengantin Eropa klasik yang sudah ketinggalan mode dipajang pada boneka maneken.
Mereka bertiga tertawa , menunggu postingan yang telah dipublish ibu Megawati.
Tidak lama postingan mereka menjadi berita viral di media sosial dan mendapat banyak tanggapan dari nitizen.
Setelah menjadi viral di medsos, ibu Megawati tersenyum bahagia, dengan langkah riang dia menuju ke club high society, di sana terjadi perbincangan hangat mengenai Reno yang dipelet sama perempuan kampungan yang ingin naik kelas.Mendengar perbincangan hangat yang menjelekkan Flora, ibu Megawati bertambah semangat,”Hai, guys hari ini aku traktir kalian.”
Terdengar suara riuh perempuan yang menamakan dirinya high society, terdengar gelas saling beradu di udara.
“Hai Mega, kau gembira amat hari ini?” tanya ibu Suzie, dia wanita simpanan seorang pengusaha.
“Aku lagi happy, siapa tahu aku akan happy,happy dan happy .” Jawab ibu Megawati sambil mengacungkan gelas whiski ke arah ibu Suzie.
Gelas mereka beradu,” Semoga mimpimu jadi kenyataan,” terdengar suara ibu Silvia sarkas di belakang tubuh ibu Megawati.
“Kamu baru datang, kamu tahu nggak kabarnya calon isteri Reno?” tanya ibu Megawati.
“Viral ! Pasti you yang membuatnya.” Tanya Silvia yang tampil dengan celana kulot, blus halter menampakkan kedua payudaranya dari balik blus yang tipis.
Ibu Megawati tidak menjawab hanya tersenyum licik.
****
Di hotel Uluwatu, Flora dan Meilani tertawa terbahak-bahak membaca postingan ibu Megawati.
“Tunggu postingan mas Yana,” kata Melani
Tidak lama di platform yang sama tampak gugahan bahwa gaun pengantin yang diviralkan adalah hoaks. Rupanya yang mengambil gaun pengantin salah mengambil baju pengantin yang akan dibawa ke daerah atas nama Flora Shanti W. Gaun pengantin calon isteri Reno Baskara Jaya sudah aman di Bali.
Di rumah ibu Megawati, terdengar raungan , jeritan ibu Megawati, memaki-maki Shinta dan Frieda yang bingung karena boks gaun pengantin jelas-jelas tertulis Miss Flora Santi W. Mereka langsung mencari boks yang telah dibuang di tempat sampah, tercantum nama Miss Flora Shinta W.
Shinta dan Frieda saling memandang, ketakutan terpancar pada wajah mereka, uang yang baru mereka terima dari ibu Megawati akan meluncur kembali ke ibu Megawati, ada jasa ada uang. Itu motto ibu Megawati kepada para stafnya.
Di ruang tamu, ibu Megawati mencabik-cabik gaun pengantin dengan gunting, “Kembalikan uangku yang dua puluhjuta . Cepat kembalikan !” teriak ibu Megawati histeris.
Hari bahagia yang ditunggu Flora tibalah. Flora memandang gaun pengantin yang berwarna putih , polos, dia membayangkan jika sewaktu bergerak maju ke depan altar, gaun pengantinnya akan menjulur menyapu karpet merah di gereja.Perias pengantin mulai merias wajah Flora selanjutnya membuat sanggul mungil yang tergantung anggun di belakang kepalanya. Terakhir gaun pengantin . Flora memperhatikan penampilannya dari balik cermin, gaun pengantin dengan makeup tipis membuatnya terlihat berbeda.“Cantik dan anggun.” bisik mbak Selina , perias pengantin yang juga merias mbak Maya waktu menikah.Dibantu mbak Valeri ,mama memasang kerudung pengantin, wedding Veil dari bahan tile halus dipadukan dengan rangkaian bunga mungil dari satin yang akan menghias di atas kepalanya . Mama memandang Flora penuh kasih“Anakku cantik sekali, tersenyumlah di hari bahagiamu sayangku," katanya sambil menggenggam tangan Flora erat-erat.Terakhir mama mengalungkan kalung mutiara pemberian Reno ter
Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan disertai rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan !Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas “ I love you, I always love you “ Honey, Iam going out hotel to do some thing, Please wait me “.Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu.“Dia sudah melihat keseluruhan tub
Di kamar hotel, Flora merapikan semua barang-barang termasuk gaun pengantinnya dalam kotak. Nanti ada suruhan Reno yang membereskan dan mengirim ke Singapura. Flora memandang gaun pengantin yang kemarin di pakainya. Teringat kembali saat-saat dia sempat dibuat stres oleh ibu Megawati.Sedang sibuk mempersiapkan perjalanan bulan madunya, ponsel Flora berdering, dari Vivian."Hallo mbak Flora, selamat atas penikahannya. Semoga langgeng ya mbak.."Flora ingin menjawab , terdengar suara berisik,"Sombong , tidak ngundang kami menyaksikan pernikahanmu. Kamu kira kami tidak bisa ke sana? " Ujar Shinta.Flora terkejut, hmm.. pasti Shanti merebut ponsel Vivian ."Kamu kira dengan memblokirku aku tidak bisa menghubungimu? Kamu pasti melarang Reno menerima teleponku, kemarin aku nelpon dia tutup ponselnya ! Kamu bahagia? No ! Aku akan membuat pernikahanmu tidak bahagia. Aku baru dapat info dari mantan Reno yang tinggal di London, Reno itu psikopat, nikmatilah pernikahanmu, aku jamin belum sebu
Dua malam tiga hari Flora dan Reno menikmati keromatisan etape pertama bulan madu mereka. Salju turun menutupi sebagian pondok, jalan dipenuhi salju , ketika mobil yang menjemput mereka ke bandara Heathrow , London. Flora sudah memakai baju berlapis-lapis di dalam jas long coat, masih membuatnya meringkuk ke dinginan dalam pelukan Reno.Mereka akan ke Paris , dari bandara Heathrow ke Charles-de-Gaule kira-kira dua jam dua puluh menit, mereka langsung ke hotel setelah istirahat mereka jalan-jalan melihat kota Paris yang sarat keindahan dan keajaibannya.“Seharian kami dil luar, makan siang dan makan malam, aku ingin memperkenalkan kepadamu kota yang sarat dengan keromatisannya, baik orang-orangnya, gedung-gedung, museum dan modenya.” Kata Reno ketika menuju hotel dari bandara.“Mmm… aku pernah melihatnya.” kata Flora ,wajahnya menahan senyum.“Kau pernah ke Paris?” tanya Reno.“He.. Eh… di film dan di dalam mimpi.” kata Flora tertawa terbahak-bahak sukses mengacaukan pikiran Re
Paris memiliki sejumlah spot , mempunyai nuansa dengan energi yang memancarkan energi romantis dan eksotik bagi mereka yang sedang berbulan madu. Reno yang faham dengan tempat-tempat yang romantis karena pernah mengunjunginya mengajak Flora di hari kedua, pada etape kedua bulan madu untuk mengukir kenangan indah bulan madu mereka.“Hari ini kita ke Pont des Arts, jembatan gembok cinta.” kata Reno ketika mereka sarapan di restoran hotel.“Hmm… seperti saran supir taxi sewaktu kita dari bandara?” tanya Flora.“Yes.” seru Reno, memandang Flora yang pagi terlihat cantik dengan memakai gaun panjang setengah lutut dengan sepatu bot, rambutnya digelung di bawah tengkuk lehernya.“Kamu tambah hari tambah cantik.” bisik Reno.“Karenamu.” jawab Flora.“Aku ??” tanya Reno tidak percaya, telunjuknya menunjukk ke dadanya.“Kau selalu bisa memenuhi keinginanku…..” bisik Flora.“ Mum...??”“Setiap hari aku jatuh cinta padamu, setiap hari kau memberi aku cinta, hadiah, pujian dan kepuasan, membuat aku
Di keheningan malam dalam cabin, ditemani api di perapian, secangkir coklat susu hangat dan croissant, tingkah angin yang bertiup kencang serta suara salju yang turun dari langit , Flora menggeser jempolnya pada ponselnya, untung ada signal, mencari satu kata Masokis. Flora ingin mengetahui lebih mendalam sebelum membaca buku harian Reno.Aku harus mengetahui apa, gejala, penyebabnya baru aku membaca buku harian Reno. Setelah mendapat informasinya, Flora menatap Reno tidur dengan tubuh membungkuk. Kembali ke depan perapian, membuka buku harian Reno.Reno adalah anak satu-satunya dari Valerie Schast dengan Roman Bimo Jatmiko. Valerie Schast yang cantik menawan, terpikat dengan Roman Bimo Jatmiko mahasiswa asing yang terkenal tampan, pemain basket andalan kampus Oxford , kaya, anak konglomerat terkenal di Indonesia. Pertemuan pertama mereka secara tidak sengaja di pesta pernikahan teman kampus mereka, berakhir dengan pacaran. Mereka terpaksa menikah karena Valerie hamil. Pernikahan m
Pengakuan Reno membuat perut Flora serasa ditonjok, akal sehatnya hilang, Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalannya. Sepanjang malam, dia tidak bisa tidur di kasur yang menyisakan aroma badan di kasur membuatnya mual ingin muntah. Reno mendekatinya,"Menjauh dariku,Sialan!"seru Flora dengan suara keras, hatinya hancur oleh kebohongan yang dibuat Reno. "Flora maafkan aku, aku siap jika kau marah padaku, tapi jangan tinggalkan aku." Pinta Reno. "Hum, kamu penuh kebohongan. Tadi kau katakan, saya tidak memaksamu mempertahankan pernikahan kita. Satu permintaanku, kita selesaikan bulan madu kita setelah kembali ke Singapura , terserah darimu Flora. Sekarang kau katakan jangan tingalkan aku. Kamu plin plan kalau berkata-kata." "Terserah apa maumu." "Banyak hal yang kau simpan, mungkin kau kira aku tergiur dengan kekayaanmu, aku tidak akan meninggalkanmu. Ketidak terus teranganmu mengenai kelainan mental mu membuat hatiku tercabik-ca
Flora terbangun mencium aroma kopi yang menyapa indera penciumannya. Kesunyian dan kegelapan masih menyelimuti cabin. Tangannya merayap ke samping mencari tubuh Reno, akhirnya dia sadar semalam dia tidak ingin berbagi tempat tidur. Dia menyingkapkan selimut yang berlapis-lapis, ke kamar mandi . Tidak ada Reno di cabin. Kecemasannya timbul tidak melihat Reno . Tergesa-gesa dia menuju ke pintu cabin , membukanya dan terlihat kegelapan dan kesenyapan disertai desiran angin dingin dengan salju tipis turun dari pohon pinus menerpa wajah dan tubuhnya ketika terbawa angin.“ Reno….?”Dari kejauhan terdengar suara mobil memasuki hutan pinus. Semakin mendekat Flora melihat mobil yang menjemput mereka di setasiun, ada kelegaan. Supir dan Reno turun dari mobil. Ada keheranan di wajah Flora melihat Reno ikut bersama supir. Melihat keheranan Flora , Reno mengatakan bahwa mereka bertemu ketika Reno jalan-jalan di sekitar hutan.“Kamu sudah sarapan?” tanya Reno datar.“Belum, kamu ?” tanya Flora d
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno. Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela melepas lelah Mc. Bride bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya penuh hasrat.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas gerak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, aku yang aktif.” Bisik
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya. Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Grahm berapa wanita yang telah kau taklukkan?,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora."Hum..kamu ingin tahu?" “Kamu membuatku liar ,”“Aku suka keliaranmu,membuatku sulit mengendalikanmu." bisik Mc.Bride di telinga Flora .Flora mencubit pinggangnya, "Kau terobsesi padaku?""Aku takut kehilanganmu." Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggelam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride . Akhirnya m
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride serta penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian menge
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya ,waktu itu kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ad
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka , menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekelili
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop ,tubuhku bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar. Di sofa Mr.Chackrii duduk dengan ekspresi marah.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu m