Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan dan rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan !
Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas , I love you, I always love you , Iam going out hotel to do some thing, Please wait me .
Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu.
“Dia sudah melihat keseluruhan tubuhku.” bisiknya.
Masih terbayang semalam , tanpa Flora sadari dia sudah dalam kungkungan tubuh Reno. Mereka bercinta cukup intens, Flora merasakan sakit pertama kalinya, tapi nikmat yang disuguhi Reno membuatnya melupakan rasa sakit malah mengerang , mendesah dan kemudian menjerit membuat Reno semakin aktif bergerak.
Hum, dia sangat kuat dan perkasa, batin Flora.
Masih merasakan sakit dan denyutan di kewanitaannya membuat Flora malas turun dari ranjang, ada perasaan aneh di tubuhnya membuatnya ingin mandi. Karena pakaiannya masih di koper, Flora melihat kemeja Reno tergantung di kursi , mengenakannya , kemudian masuk ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, masih mengenakan kemeja Reno .
Flora mengambil nampan ke meja sofa lalu menikmati sarapannya sambil melihat ke luar kamar hotel, nampak dari jauh lautan berwarna biru disertai gulungan ombak yang datang dari tengah laut menghempas batu-batu yang menjulang tinggi menjadi deburan - deburan kecil berbuih. Flora seolah merasakan deburan ombak di tubuhnya ketika bergelut dengan pikirannya sendiri, kemudian tersipu malu mengingat kejadian semalam.
“Semalam bukan mimpi atau ilusi. Ini benar-benar nyata, " bisik Flora setelah mencubit lengannya.
Belum setahun ,baru sepuluh bulan kami berhubungan, tanpa mengetahui keseluruhan jati diri Reno aku berani memutuskan menikah dengannya. Aku sekarang dipanggil nyonya Reno Baskara Jatmiko.” bisiknya pelan sambil mengeritkan dahinya karena merasakan sakit di keintimannya.
Flora menghabiskan semuanya , menyalakan televisi, membaringkan tubuhnya di sofa . Perasaan lelah dan sakit di seluruh badannya , Flora akhirnya tertidur di sofa. Sepasang tangan menyentuh leher Flora. Flora membuka matanya.
“Reno…” bisik Flora.
“Hmmm…. kamu terlihat cantik kalau tidur.” bisik Reno.
“Jadi kalau aku bangun, aku tidak cantik ?” protes Flora manja.
“Sudah sarapan?” tanya Reno.
“Sudah. Kamu ? “ tanya Flora balik.
“Sudah. Bersama klien yang aku undang ke Bali.” sahut Reno.
“Flora, terima kasih atas semalam, aku sangat menikmatinya setelah lebih dari dua tahun tidak melakukannya.” gumam Reno.
“Terima kasih kamu memberikan virginmu, awalnya terasa sulit memasukinya. Maaf membuatmu sakit dan menjerit.” bisik Reno , kemudian tangannya meraih tubuh Flora memeluknya.
Terdengar ketukan halus di pintu membuat Flora terhenyak, “ Mungkin anak-anak ingin menemui kita, “ bisiknya.
Dengan sigap, Flora melepaskan pelukan Reno, mengambil jas kamar , menuju ke pintu.
“Maybe, Liza and Ami “ kata Flora bingung, ada perasaan malu jika Liza dan Ami melihatnya hanya memakai kemeja daddynya.
“Maybe, roomservice. “ Sahut Reno tersenyum melihat Flora yang kebingungan .
Dengan perlahan Flora membuka pintu kamar serangkaian bunga mawar putih tergeletak di depan kamar. Flora memungutnya , terselip sebuah kartu dengan tulisan tangan Reno, “ I wil always love you, ever and ever .“ Sambil memeluk rangkaian bunga mawar, Flora melompat ketempat tidur, mencubit paha Reno, menggelitik dibalas Reno menggelitik pinggang Flora.
“Liza and Ami, ke Tanah Lot , Mirna and Krisna, guide mereka.” kata Reno sambil tertawa geli dan kemudian memeluk dan mencium Flora. , merekapun bercinta kembali. Rangkaian bunga mawar putih tertindis tubuh mereka yang saling memagut, untung duri -durinya telah dilepaskan.
Seharian mereka menikmati kebersamaan mereka di kamar hotel. Reno menunjukkan sprei putih yang ada setitik darah.
“Saya baru merasakan keintiman denganmu, terasa sangat berbeda ketika malam pertama saya dengan Irene.” kata Reno.
“Malam pertama aku dan Irene, biasa-biasa saja. Kami sama-sama sudah biasa melakukannya sebelum menikah, bahkan Irene mengaku bahwa dia sudah melakukannya sejak dia berumur lima belas tahun. Saya tidak mempermasalahkan apakah dia virgin atau tidak, karena saya sangat mencintainya.” kata Reno sambil memeluk tubuh Flora erat-erat.
“Kamu masih mencintainya?” tanya Flora yang kemudian sadar mengapa dia mengajukan pertanyaan yang konyol.
Reno terdiam sesaat.
“Maaf, kamu tidak perlu menjawabnya. “ kata Flora sambil mencium bibir Reno.
Mereka kembali berciuman, mengulum dan menyisakan sore menjelang malam dengan bercinta. Matahari yang akan memasuki peraduan memamerkan keindahan langit menjelang senja, warna langit berubah dari biru menjadi oranye dengan sinar bundar yang tenggelam perlahan-lahan di garis pantai.
Setelahnya mereka mandi bersama, kemudian berbenah untuk acara makan malam keluarga. Makan malam di restoran hotel tempat mereka menginap , makan malam karena esok pagi semua undangan dan keluarga kembali ke tempat mereka masing-masing.
Reno dan Flora kembali ke kamar hotel. Reno masih mengajaknya dengan bercinta, tapi ditolak halus oleh Flora merasakan tubuhnya bagai tercabik-cabik karena hasrat dan gairah liar Reno yang sulit dikendalikan.
Setelah berbicara sebentar, Flora melihat Reno sudah tertidur pulas . Nampak senyum kebahagiaan dan kepuasan di bibirnya yang seksi. Flora mencium bibir yang tersenyum, kemudian berbaring di sampingnya. Kenikmatan yang baru dialami masih menggelepar dalam dirinya , ada rasa enggan untuk menghilangkan kenikmatan yang masih berdenyut di payudara dan keintimannya.
“Aku ingin ini menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku dan akan digenapi lagi pada saat kami berbulan madu” batin Flora.
Karena tidak bisa tidur, pikiran Flora dua minggu yang lalu ketika dia minta resign dari kantor. Ibu Megawati terus menerus menelponnya, akhirnya dia memblokir nomor ibu Megawati. Tidak terima , ibu Megawati mengirim satpam kantor yang juga merupakan bodyguard ibu Megawati ke rumah untuk meneror rumah tempat Flora dan mamanya tinggal.
Atas desakan Reno, seminggu menjelang hari H, ditemani mamanya, Flora meninggalkan kota Surabaya menuju Bali tinggal di hotel yang sudah diresevasi oleh Reno. Agar pesta pernikahannya tidak diteror oleh ibu Megawati, Flora tidak mengundang teman-teman kantornya bahkan Vivian yang semula dia minta menjadi bridemaids dengan penuh sesal Flora minta maaf dan berjanji akan mengirim foto-foto pernikahannya.
Mimpiku terwujud. Aku hanya menginginkan laki-laki yang setia dan bertanggung jawab, aku tidak tergiur dengan kekayaan yang dimilikinya, aku butuh sesuatu yang selalu kuidamkan. Tuhan mengirimikannya kepadaku. Tampan dan kaya adalah bonus yang aku terima karena sabar menunggu jodoh yang Tuhan berikan kepadaku, batin Flora.
Sebelum kembali ke Surabaya, mama memanggil Flora dan Reno ke kamarnya. Flora tahu setiap anaknya menikah mama Siska memanggil anak dan mantunya , memberi wejangan kepada mereka.
“Khusus untuk Flora, kamu sekarang adalah seorang isteri , ibu dari dua anak gadis. Hendaknya kamu bisa berlaku sebagai seorang isteri yang baik , ibu yang bijaksana. Sangat tidak mudah apa yang akan kamu hadapi, karena itu adalah pilihanmu. Mama harap kamu komit atas pilihanmu. Jangan ada kata “ sudah tidak cocok, jangan ada kata bahwa budaya berbeda, jangan ada kata cerai. Kata cerai tidak ada dalam kamus keluarga kita. Jika ada masalah diselesaikan dengan baik. Layanilah suamimu dengan baik, layanilah hatinya agar ia merasa nyaman. Layanilah keinginannya untuk bercinta, jangan ada kata capek dan malas. Layanilah ia di meja makan.”
Flora sempat protes,
“Ma , kuno. Pada jaman now, laki-laki dan perempuan bisa mengurus dirinya sendiri. Kalau mau bercinta hendaknya melihat suasana hati pasangannya, jangan ingin, langsung nabrak” kata Flora sambil memandang Reno menahan senyum.
Reno yang hanya faham sedikit-sedikit, terlihat tersenyum.
Mama Siska memandang Flora dengan penuh kasih,
“Apa yang mama katakan , itu yang diajarkan oma dulu kepada mama. Waktu mama menikah. Dan mama wajib mengajarkan kepada semua anak-anak gadis mama yang sudah menikah. Mbakmu Yani dan Maya juga mama nasehati yang sama, bahkan adikmu Yana, juga hal yang sama mama sampaikan. Etika seorang isteri dalam berumah tangga tidak pernah lapuk meskipun sudah melalui berapa jaman. “
Mama menatap Flora, “Apakah dia langsung menabrakmu?” bisik mama agar tidak didengar Reno.
Flora tertawa lalu menggelengkan kepalanya, “ Tidak ma.”
Tibalah nasehatnya kepada Reno. Flora menjelaskan apa yang tidak difahami oleh Reno.
“Tidak ada kamus dalam hidup mama istilah anak mantu. Pria dan wanita yang menikahi anakku adalah anakku. Sekarang anak mama sudah empat pasang, karenanya Reno jangan segan-segan meminta bantuan mama atau kalau mama menegur hendaknya teguran orangtua yang menginginkan yang terbaik buat anak-anaknya. “
“Mama mengharapkan agar Reno memberlakukan Flora dengan baik, jangan ada kekerasan dalam rumah tangga, jangan ada orang ketiga dalam rumah tangga karena bisa menyakitkan pasangan. Mama mengharapkan agar Flora dan Reno menjunjung tinggi arti perkawinan. Jika Reno sudah bosan dengan Flora dan berniat menceraikannya, bawa dia ke mama dulu. Bukankah sebelum menikah kamu melamar Flora ke mama? “
Reno menggenggam tangan Flora erat-erat, “ Saya menjunjung janji perkawinan , akan menjaga Flora dan anak-anakku dengan baik. “
Reno berdiri, melepaskan tangan Flora, berlutut lalu sungkem di depan mama , terbata-bata ia memanggil “ Mom….. I Love you. Now ,you are my mom ”.
Akhirnya Reno, Flora dan mama Siska berpelukan . Pendekatan yang dilakukan mama Siska ke Reno sangat diapresiasi oleh Reno. Flora dan Reno mengantar mama dan rombongan ke bandara. Liza dan Mia diantar Krishna, cowok cakep keturunan India , sekretaris pribadi Reno kembali ke Singapura. Flora dan Reno masih menginap semalam , esok mereka akan berbulan madu keliling Eropa.
Tiba-tiba ponsel Reno berbunyi, Reno melihat sepintas, lalu mematikan, menggerutu dalam bahasa Inggris, Flora memandangnya, " Siapa yang menelpon membuatmu marah?" tanya Flora.
"Unknow number."
Jangan-jangan ibu Megawati. Dia tidak mungkin menelponku karena aku blokir, batin Flora.
Di kamar hotel, Flora merapikan semua barang-barang dan gaun pengantinnya dalam kotak. Nanti ada suruhan Reno yang membereskan dan mengirim ke Singapura. Flora memandang gaun pengantin yang kemarin di pakainya. Teringat kembali saat-saat dia sempat dibuat stres oleh ibu Megawati. Sedang sibuk mempersiapkan perjalanan bulan madunya, ponsel Flora berdering, dari Vivian. "Hallo mbak Flora, selamat atas penikahannya. Semoga langgeng ya mbak.." Flora ingin menjawab , terdengar suara berisik," Sombong , tidak ngundang kami menyaksikan pernikahanmu. Kamu kira kami tidak bisa ke sana? " kata Shinta. Flora terkejut, hmm.. pasti Shanti merebut ponsel Vivian . "Kamu kira dengan memblokirku aku tidak bisa menghubungimu? Kamu pasti melarang Reno menerima teleponku, kemarin aku nelpon dia tutup ponselnya ! Kamu bahagia? No ! Aku akan membuat pernikahanmu tidak bahagia. Aku baru dapat info dari mantan Reno yang tinggal di London, Reno itu psikopat, nikmatilah pernikahanmu, aku jamin belum seb
Dua malam tiga hari mereka menikmati keromatisan etape pertama bulan madu mereka. Salju turun menutupi sebagian pondok, jalan dipenuhi salju , ketika mobil yang menjemput mereka ke bandara Heathrow , London. Flora sudah memakai baju berlapis-lapis di dalam jas long coat, masih membuatnya meringkuk ke dinginan dalam pelukan Reno. Mereka akan ke Paris , dari bandara Heathrow ke Charles-de-Gaule kira-kira dua jam dua puluh menit, mereka langsung ke hotel setelah istirahat mereka jalan-jalan melihat kota Paris yang sarat keindahan dan keajaibannya. “ Seharian kami dil luar, makan siang dan makan malam, aku ingin memperkenalkan kepadamu kota yang sarat dengan keromatisannya, baik orang-orangnya, gedung-gedung, museum dan modenya.” Kata Reno ketika kami menuju hotel dari bandara. “Mmm… aku pernah melihatnya.” kata Flora dengan muka menahan senyum. “Kau pernah ke Paris?” tanya Reno. “He.. Eh… di film dan di dalam mimpi.” kata Flora tertawa terbahak-bahak bisa mengacaukan pikiran R
Paris memiliki sejumlah spot , mempunyai nuansa dengan energi yang memancarkan energi romantis dan eksotik bagi mereka yang sedang berbulan madu. Reno yang faham dengan tempat-tempat yang romantis karena pernah dikunjunginya mengajak Flora di hari kedua, pada etape kedua bulan madu untuk mengukir kenangan indah bulan madu mereka. “ Hari ini kita ke Pont des Arts, jembatan gembok cinta.” kata Reno ketika mereka sarapan di restoran hotel. “ Hmm… seperti saran supir taxi sewaktu kita dari bandara?” tanya Flora. “ Yes.” seru Reno, memandang Flora yang pagi terlihat cantik dengan memakai gaun panjang setengah lutut dengan sepatu bot, rambutnya digelung di bawah tengkuk lehernya. “ Kamu tambah hari tambah cantik.” bisik Reno. “ Karenamu.” jawab Flora. “ Aku ??” tanya Reno tidak percaya. “Kau selalu bisa memenuhi keinginanku…..” bisik Flora. “Mmm…. ??” “ Setiap hari aku jatuh cinta padamu, setiap hari kau memberi aku cinta, hadiah, pujian dan kepuasan, membuat aku bahagia . Kebahagia
“ Sisi gelapmu ? Tentang apa? "tanya Flora. “ Mmm… terlihat senyum liar di ujung bibir Reno. Setelah kau tahu, saya serahkan semuanya padamu.” katanya sambil membuka seluruh bajunya , dalam ketelanjangannya dia mengambil semacam pecut dari ranselnya, menyerahkan kepada Flora yang menerimanya dengan penuh tanda tanya. “ Whip me!” perintahnya. “ ????" “ Pukuli seluruh tubuhku dengan yang kau pegang !" perintahnya tegas. “ Reno …?” “ Whip me now !” raung Reno. “ Tidak mau !” jerit Flora. Dengan kasar Reno mengambil cambuk dari tangan Flora memukul dirinya. Nampak punggungnya dan dadanya di penuhi dengan ruam-ruam menyisakan luka-luka bergaris-garis. Flora menutup wajahnya , betapa kagetnya ketika tubuhnya direngkuh Reno dengan kasar dan membuka seluruh baju yang dipakainya , memaksanya berhubungan intim. Flora menolak , tapi Reno memaksa dengan kekerasan melakukannya dengan paksa membuat Flora menjerit. Jeritannya terdengar di dalam cabin kecil . Erangan Reno , jeritan Flora d
Perkataan Reno membuat perut Flora serasa ditonjok, akal sehatnya hilang, Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalannya. Sepanjang malam, dia tidak bisa tidur di kasur ukuran besar, empuk menyisakan body lotion Reno di kasur, mengunci kamar tidur, tidak ingin Reno masuk ke dalam kamar tidur , tidak peduli dimana Reno tidur. Hatinya tercabik-cabik setelah mendengar pengakuan Reno serta kebohongannya bahwa isterinya meninggal. Waktu mendapatkan info dari Reno bahwa isterinya meninggal ada kelegaan di hati Flora, berarti pernikahannya aman. Tidak ada mantan isteri yang akan memporak porandakan rumah tangganya. Ada ketakutan, kecemasan , kegelisan ketika Reno mengakui bahwa Irene meninggalkannya dengan dua anak yang masih kecil. Sejenak ditatapnya langit-langit kamar, impuls Flora membanting tubuhnya berkali -kali di tempat tidur sebagai wujud kekecewaan dan kekesalan Terjadi perdebatan antara hati nurani dengan otak kecilnya , mengg
Setelah sarapan Reno terlihat sibuk di laptopnya, mengetik sesuatu, kemudian mengirim hasil ketikannya. Flora membiarkan Reno dalam kesibukannya. Tidak lama email di ponsel Flora berbunyi. Dibukanya ponselnya, matanya terbelalak membaca isi email. “ Reno..” “ Hum..” “ Ini kotrak yang kamu bicarakan kemarin? “ tanya Flora. “ Aku serius, aku tidak main-main karena aku melihat keraguan ada pada dirimu. Flora aku ingin berubah, aku ingin hidup normal dan melakukannya hubungan kita dengan normal. Aku tidak ingin selama masa pernikahan kita ada ketakutan dan keraguan dalam dirimu. Aku sangat mencintaimu, bantulah aku untuk bisa berubah.” Pinta Reno. “ Tapi aku tidak nyangka sedemikian cepat kamu membuat kontraknya.” “ Apakah kamu tidak menyesal memberikan sebagian dari kekayaanmu kepadaku? Apakah kamu tidak memikirkan sewaktu-waktu Irene yang kau bilang sudah meninggal, hidup kembali dan merongrong kekayaanmu? Meminta Liza dan Ami?” tanya Flora. “ Untuk itulah aku persiapkan segala
Flora , Liza dan Ami sibuk bercerita di kamar tidur Flora dan Reno. Tempat tidur besar dan nyaman serta hangat membuat mereka sulit untuk berpisah. Reno memandang mereka bercerita tentang rencana yang disusun bersama daddy dan uncle Krishna dengan penuh tawa, ceria bahkan saling berpelukan. “ Uncle Krishna cool, he can make this surprise work.” seru Liza. “ Yeeee ! “ seru Ami. “ Hello ladies, it is time for breakfast. Uncle Krishna already waiting for us in the dinning room .” Seru Reno. Flora, Liza dan Ami turun dari tempat tidur, Flora merapikan rambutnya , blus dan celana jinsnya, diikuti Liza dan Ami. “ You look beautiful ,” bisik Liza memandang Flora. “ Thankyou, “ kata Flora sambil memeluk Liza. “ Both of you are beautiful too.” Bisik Flora. Sesampai di restoran hotel , Krishna sudah menunggu mereka. Flora yang melihat Krishna langsung memeluk pundaknya. “ Thank you for delivering my two angels” kata Flora. “ They are cute little angels,” jawab Krishna. “ Uncle Krishna
Setelahnya Reno tidak pernah menelpon Flora. Biasanya pagi, siang, sore dan malam , tak putus-putusnya dia menelpon tanpa henti. Apa saja ditanyakan. Hanya malam saja ia menelpon, menanyakan keadaan dan kerinduannya pada Flora.Jedanya Reno menelpon , Flora memutuskan untuk menyampaikan kepada Mamanya bahwa dia sedang jatuh cinta.“Kau pulang cepat, Flora ? Biasanya jam begini kau belum pulang, banyak alasan yang kau pakai jika mama bertanya.” Cicit mamanya dengan tatapan penuh tanya.Karena Flora tidak menjawab, mamanya bertanya lagi, “Apakah lantai di kantormu sudah selesai kau ukur?“ canda Mamanya.Flora yang sedang berdiri di ambang pintu, memandang Mamanya lama sekali, Apa yang akan kukatakan pada mama ?, batinnya.“Ada yang tidak beres, sayang?” tanya mamanya.“Hmm.. apakah menu makan malam kita ?” tanya Flora.“Oh, mama belum masak untuk malam. Takut nanti kamu tidak makan malam,”“Kalau begitu, aku ajak mama kencan. Kita berdua saja. Aku lagi kepingin makan ayam baka
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno dan rumah Mc. Bride. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno.Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela Mc.Bride melepas lelah dia bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya dengan sayu.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas getak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, ak
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya.Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh M
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Kamu menaklukkanku dengan aroma tubuh maskulin dan jemarimu , membuatku selalu ingin lebih,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora.“Kamu yang liar membuatku harus bisa mengendalikanmu.”“Ishh, aku bukan kuda .” Bisik Flora.“Hum.. kuda liarku,” bisik Mc.Bride di telinga Flora membuat Flora mencubit pinggangnya.Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggalam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride .
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride dan penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian mengetu
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya dan kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ada rasa k
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka dan menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekeli
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop tubuhku tak bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu menoleh kea rah Andara,”Tolong hubungi Mr.Krishn