Sebulan kemudian Flora tiba di bandara Changi, Reno menjemput Flora bersama kedua anak gadisnya. Mereka anak gadis yang cantik. Liza mengambil profil bapaknya, dagu terbelah dua , mata biru yang bersinar penuh kejenakaan. Ami, pasti mengambil profil ibunya, lembut dengan mata coklat dipadu dagu yang runcing.
Flora kaget ketika Liza dan Ami memeluknya erat-erat, rupanya setiap bertemu dengan Reno diakhir pekan , Reno selalu cerita tentang Miss Flora memperlihatkan foto Flora di ponselnya .Flora sering mengirim foto yang sedang selfie disetiap aktivitas , foto terakhir yang dikirim Flora , foto ketika mereka jalan-jalan di Tunjungan serta berpose bersama mama di rumah Flora.
“Miss ,you are beautiful and kindness. Daddy, said that he love you, so me and Ami will love you too “ kata Liza.
“May, I give you I big hug ? “ tanya Ami.
Mendengar perkataan dan pertanyaan polos kedua anak Reno, Flora terharu tak terasa airmatanya berlinang, dipeluk dan dicium kening mereka dengan lembut. Mereka begitu polos, manis , sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Melihat kebahagiaan kedua anak gadisnya ketika bertemu Flora , Renopun bergabung , akhirnya mereka berempat berpelukan.
“ Would you became my stepmother ?” tanya Ami dengan kepolosannya.
“ No, Ami. I don’t want to be your stepmother. “ ralat Flora.
Reno , Liza dan Ami menatap Flora. Ada kekecewaan di mata mereka bertiga. Flora tersenyum kemudian sambil mengusap airmata Flora berkata, “I, want to be your mom, please, and I want to love both of you as I love Reno. I am promise to be a good mother for both of you, like your first mother. ”
Terdengar nafas lega Reno , kemudian memeluk dan meremas jari - jari Flora penuh cinta.
“Liza and Ami , dad have a date with miss Flora, both of you stil at apartemen. “ kata Reno kemudian melajukan mobil ke arah apartemen tempat tinggal mereka.
“No problem dad.” kata Liza
“I have some homework.” kata Ami.
Kemudian Reno mengantar Flora ke hotel yang sudah direservasi beberapa hari lalu.Ketika masuk kamar hotel , Flora mendapat kejutan dari Reno. Serangkaian bunga mawar putih dan hijau tergeletak di tempat tidur, di sampingnya gaun malam berwarna hijau dan secarik kertas ada di sampingnya. 'I am wait you at lobby hotel, Iam afraid I’am lose control. '
Flora tersenyum membacanya langsung bergegas mandi karena Reno sedang menunggunya di lobbi hotel. Keluar dari lift , Reno yang sedang membaca sesuatu di ponselnya merasa ada yang menunggu di dekatnya , menengadah sedetik dibuat terpana melihat Flora yang sudah berdiri di dekatnya dengan tersenyum.
Dengan cepat dia bangun , mencium , memeluk sambil menggenggam tangan Flora erat-erat seolah-olah mewartakan kepada semua orang di lobbi, “Wanita canti di sampingku milikku."
Flora merasa tersanjung dengan sikap Reno memamerkan bahwa mereka pasangan kekasih. Mereka makan malam di restoran dimana sejauh mata memandang , terpampang pemandangan indah kota Singapura di malam hari. Sambil memandang kota di bawahnya, mereka saling menatap, saling meraba, saling menyentuh, mengelus, berpelukan , akhirnya Reno tak kuasa untuk menahan hasratnya, mengulum bibir Flora.
Sensasi pertama sejak mereka pacaran, biasanya Reno hanya sekedar mendaratkan bibirnya di bibir Flora. Flora membiarkan Reno terus mengulum bibirnya , menikmati setiap kuluman Reno yang baru pertama kali dia rasakan. Awalnya Flora gugup mengikuti permainan lidah Reno yang menyentuh bibirnya, kenikmatan dari sentuhan lidah Reno membuat Flora hanyut dalam ciuman yang melibatkan lidah mereka.
Anehnya tamu- tamu di sekitar mereka tidak memusingkan tingkah laku mereka karena mereka juga sibuk dengan kegiatan mereka, beberapa pasangan juga terlihat saling berbisik ,saling berciuman, saling memasukkan lidah mereka ke mulut pasangan. Semula Flora menganggap berciuman bahkan saling mengulum adalah tabu jika dilakukan dimuka umum.
Setelah makan malam, mereka duduk lagi berdampingan, saling memeluk , berciuman , saling menyuap chocolate love affair, menu andalan restoran.
Di hotel, Reno mengantar Flora ke kamar, membuka pintu kamar . Reno menutup pintu kamar lalu berbisik di telinga Flora.
“ I need you .” Lalu mencium bibir Flora, mengulum , memainkan lidahnya di bibir dan memasukkan ke mulut Flora.
Flora tahu maksud dari ciuman Reno adalah making out hubungan mereka ke tahap lebih lanjut. French kiss merangsang bibir, lidah dan mulut mereka yang sensitif terhadap sentuhan. Flora sadar belum saatnya mereka meneruskan keinginan seksual mereka. Dengan lembut Flora menolak.
“Maaf Ren, saya tidak bisa, sampai di usiaku ke 30 tahun saya masih virgin. Saya hanya menyerahkan milikku pada suamiku.“ kata Flora sambil mengelus wajah Reno dengan lembut.
Reno terkejut mendengar pengakuan Flora.
“ Honey ??! You never had a special boy friend ?” tanyanya , sambil menatap Flora tak percaya.
"I had some special boy friend, but Iam promise to my self, I don’t making love with a man just for fun. I will making love with a man, to whom I think that he is my husband. Would you be patient until we married ?” tanya Flora, menatap Reno untuk melihat reaksi Reno..
Reno memeluk, mencium dengan hebat membuat Flora tidak dapat bernafas, “ Honey, Iam pround of you, I will wait until we married “.
Merekapun berpelukan , Reno membuka pintu kamar hotel penuh bahagia,“ She still virgin.” bisiknya.
Flora begitu bahagia, mengusap , memutar cincin pertunangan yang melingkar di jari manisnya sehingga safirnya berada tepat di tengah jari manisnya. Reno masih sempat menelpon, menyatakan cintanya, menyampaikan bahwa ia sangat merindukan Flora dan sangat menginginkan segera memiliki Flora seutuhnya.
*******
Flora terbangun karena bel pintu berdering, mengintip dari lubang pintu, Reno berdiri dengan gagahnya setelah membuka pintu Reno memandangnya penuh kagum, “Kamu tetap cantik walaupun belum mandi. Honey, you make me crazy. I want we married as soon as possible “
“Say it again Ren .”
“Honey, please we married as soon as possible." kata Reno sambil memeluk kemudian mencium Flora.
Sambil bergandengan tangan mereka menuju ke ranjang besar yang terlihat menggoda mereka, kemudian membaringkan tubuh mereka ke kasur yang langsung menyambut mereka. Saling berpelukan, saling mengusap, saling menatap dan saling mengulum bibir. Reno melepaskan bibirnya lalu menggumam parau, "I want we married before Christmas , I am afraid , I am lose control cause you make me crazy, honey. Oh…. I love you so much “.
Flora terkejut, sekarang tanggal 15 Oktober, berarti tinggal dua bulan lagi ? batinnya , memandang Reno tak percaya.
Akhirnya mereka memutuskan akan menikah tanggal 15 Desember di Bali. Menurut Reno, Bali adalah tempat yang romantis. Reno menatap Flora penuh cinta, dia mengeluarkan kotak berwarna merah, membukanya, memperlihatkan ke Flora, “ Wow !” seru Flora melihat kalung mutiara yang sangat indah.
Flora pengagum mutiara, tapi mutiara yang dia pakai adalah mutiara kawe dua. Ini mutiara asli . Reno mengalungkannya di leher Flora , kemudian mencium leher kekasihnya , turun ke bahu , membalik tubuh Flora penuh gairah , memaksa mengulum bibir Flora. Flora menggelinjang , memeluk Reno erat-erat dan bagaikan tak ingin terpisahkan, mereka menyatu dalam pelukan
“Reno, I love you ,“ desis Flora menahan gairah.
“Please, say to me that you love me. “ kata Reno menuntut.
“Reno Baskara Jatmiko, I love you so much .“ bisik Flora mendesah karena menahan gairah.
“Say more.” pinta Reno sambil mempererat pelukan, mengulum, membuka rongga mulut Flora dan paksa membuat lidah mereka bermain.
“Reno…., I love you so much .“ desah Flora mengatasi getaran jantungnya, menahan gairah yang menjalkar ke tubuhnya.
Nafas mereka berderu saling memainkan lidah, nafas Reno terasa menyelusup masuk ke baju tidur tipis Flora yang terus menghembus menghangatkan dadanya., Flora menggelinjang merasakan payudaranya bergetar.
Flora tahu bahwa Reno sangat menginginkannya seperti dirinya yang sangat menginginkan Reno. Flora ingin cinta yang mereka miliki indah dan sempurna, tapi belum saatnya. Merasa harus menghentikannya, Flora mendorong tubuh Reno dengan halus, berdiri lalu bergegas menuju kamar mandi. Di bawah shower dibiarkan air terus mengalir membelai tubuhnya. Air dingin membuat tubuhnya kembali stabil.
Selesai mandi dan berpakaian, dilihatnya Reno termenung di depan jendela memandang pemandangan di luar. Flora memeluknya dari belakang .
“Sabar, saatnya akan tiba. Saya akan menyerahkan seluruh tubuhku.“ bisik Flora.
Reno berbalik mengecup kening Flora," Iam, hungry, we going to Chinatown, for breakfast ."Katanya sambil menggamit Flora keluar kamar.Dalam lift Flora memeluk, meremas tangan, menatap Reno penuh cinta sebagai tanda bahwa menolak berhubungan intim bukan berarti dia meragukan cinta Reno.
Sambil bergandengan tangan mereka masuk ke resto ,setelah sarapan mereka menyusuri kembali jalan - jalan sempit, kadang - kadang berhenti membeli beberapa pernak- pernik unik sebagai oleh -oleh bagi keluarga dan teman - teman kantor .
Malam hari , Reno, Flora, Liza dan Ami ke Annsiang Road . Kebetulan Jum’at malam Sabtu, penduduk lokal dan ekspatriat berbaur menikmati makan malam. Liza dan Ami senang sekali makan malam bersama kami. Keceriaan mereka membuat Reno dan Flora tersenyum geli melihat tingkah mereka, terutama Liza menceritakan kekonyolan yang terjadi di asrama. Kami belum mengikrarkan kepada mereka rencana pernikahan kami. Reno akan mengumumkan Sabtu malam Minggu.
****
Sabtu malam minggu, mereka makan malam di restoran , yang awalnya sebuah kapel yang direnovasi menjadi tempat makan elegan dan romantis. Pada kesempatan tersebut sambil menggenggam tangan Flora ,Reno kemudian mendeklarasikan bahwa mereka akan menikah tanggal 15 Desember di Bali. Liza dan Ami berpekik kecil,
"Aku akan menghadap keluargamu untuk melamarmu secara resmi." kata Reno
Esok pagi Reno, Liza dan Ami mengantar Flora ke bandara Changi. Pertemuan dan perpisahan , kedua hal yang saling bertolak belakang. Bertemu ada kebahagiaan, perpisahan ada kesedihan dan airmata, terasa berat bagi mereka berpisah. Reno berjanji , bulan Desember mereka akan bertemu lagi .
Flora berhadapan kembali berpisah secara fisik dengan Reno, ucapan selamat tinggal serta ucapan akan bertemu kembali menjadi kata-kata perpisahan mereka, lambaian tangan kepada ketiga orang yang juga melambaikan tangannya. Airmata menggantung di ujung mata Flora
Reno tegas mengatakan bahwa dia akan menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pernikahan, tempat pesta , event organizing, bulan madu semuanya dia yang atur. Flora hanya tinggal menerimanya. Kembali sikap dominannya muncul. Flora protes ,mengatakan bahwa yang menikah mereka berdua, jangan semuanya dibebankan pada Reno. Flora tahu Reno mempunyai keuangan yang kuat sebagai pemilik perusahaan konstruksi yang terkenal di Singapura.“Ini pernikahanmu yang pertama, kau harus terlihat bahagia. Bagiku untukmu berapapun uang yang kukeluarkan tidak masalah.You are everthying for me.” Tegas Reno.“But…”“Flora, don’t argue me !”Karena kesal Flora menutup pembicaraan, mematikan ponselnya, "Belum menikah sudah mau mengatur semua keinginanku !Setelah menikah kehidupanku diatur. " Flora mendumel.Reno di kondominiumnya di Singapura gelisah, Flora mematikan ponselnya. Satu-satunya bisa menghubungi Flora hanya melalui ponselnya yang langsung dimatikan Flora.“ Oh my goodness,” kata Reno tidak
Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan dan kebahagiaan. Flora merasa fase kebahagiaannya sudah diambang pintu , dirinya serasa bermain drama berdurasi pendek, kebahagiaan sudah dipucuk mata tapi badai siklon yang diterjang ibu Megawati memporak porandakan hasratnya untuk menikah dengan Reno. Flora, hidupmu bukan ditentukan oleh ibu Megawati, bahagia sudah di depan matamu . Kamu yang berhak memutuskan kelanjutan hidupmu. Raihlah apapun yang terjadi, batin Flora berbaring di sofa. Kilasan peristiwa ketika dia mengajukan ijin dan cuti menikah ditolak oleh ibu Megawati.Segera Flora mengeluarkan ponselnya dari tas jinjing menghubungi Reno. Tidak ada sambungan , malah jawaban “ Nomor yang anda kunjungi sedang diluar jangkauan” jawaban yang diperolehnya beruntun.“Mungkin Reno sibuk, atau mungkin ibu Megawati sudah menghubunginya?” desisnya.“Ah, tidak mungkin Reno akan menerima telepon dari nomor yang tidak dikenalnya.” bisik Flora u
Semalaman Flora membolak-balikkan badan, menepuk-nepuk bantal, kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut. Memejamkan matanya, terbayang wajah Reno , seminggu lagi dia akan menjadi nyonya Reno Baskara Jatmiko. Sejak meninggalnya Arfandi, Flora menutup diri terhadap pria manapun ,dia tidak siap menerima hubungan dengan pria lain yang sebaik Arfandi. Tetapi kehadiran Reno dalam kehidupannya, benteng pertahanannya ambruk. Kejantanan Reno mampu mengguncang hatinya.Membayangkan tubuh Reno yang jangkung, ramping , kokoh dan kuat ketika memeluk Flora, hampir membuat tubuh Flora panas, benteng kesuciannya hampir bobol ketika mereka berpelukan di tempat tidur hotel ketika Flora ingin mengenal kedua anak Reno di Singalura. Flora menggeleng-geleng kepalanya di bantal teringat ketika itu, Reno sempat kecewa. Tubuhnya yang besar, manly , perkasa dan percaya diri tiba-tiba melenguh kesal ketika Flora mendorongnya lalu ke kamar mandi untuk menguraikan hasratnya dengan mandi di bawah shower.Apaka
Hari bahagia yang ditunggu Flora tibalah. Flora memandang gaun pengantin yang berwarna putih , polos, dia membayangkan jika sewaktu bergerak maju ke depan altar, gaun pengantinnya akan menjulur menyapu karpet merah di gereja.Perias pengantin mulai merias wajah Flora selanjutnya membuat sanggul mungil yang tergantung anggun di belakang kepalanya. Terakhir gaun pengantin . Flora memperhatikan penampilannya dari balik cermin, gaun pengantin dengan makeup tipis membuatnya terlihat berbeda.“Cantik dan anggun.” bisik mbak Selina , perias pengantin yang juga merias mbak Maya waktu menikah.Dibantu mbak Valeri ,mama memasang kerudung pengantin, wedding Veil dari bahan tile halus dipadukan dengan rangkaian bunga mungil dari satin yang akan menghias di atas kepalanya . Mama memandang Flora penuh kasih“Anakku cantik sekali, tersenyumlah di hari bahagiamu sayangku," katanya sambil menggenggam tangan Flora erat-erat.Terakhir mama mengalungkan kalung mutiara pemberian Reno ter
Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan disertai rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan !Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas “ I love you, I always love you “ Honey, Iam going out hotel to do some thing, Please wait me “.Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu.“Dia sudah melihat keseluruhan tub
Di kamar hotel, Flora merapikan semua barang-barang termasuk gaun pengantinnya dalam kotak. Nanti ada suruhan Reno yang membereskan dan mengirim ke Singapura. Flora memandang gaun pengantin yang kemarin di pakainya. Teringat kembali saat-saat dia sempat dibuat stres oleh ibu Megawati.Sedang sibuk mempersiapkan perjalanan bulan madunya, ponsel Flora berdering, dari Vivian."Hallo mbak Flora, selamat atas penikahannya. Semoga langgeng ya mbak.."Flora ingin menjawab , terdengar suara berisik,"Sombong , tidak ngundang kami menyaksikan pernikahanmu. Kamu kira kami tidak bisa ke sana? " Ujar Shinta.Flora terkejut, hmm.. pasti Shanti merebut ponsel Vivian ."Kamu kira dengan memblokirku aku tidak bisa menghubungimu? Kamu pasti melarang Reno menerima teleponku, kemarin aku nelpon dia tutup ponselnya ! Kamu bahagia? No ! Aku akan membuat pernikahanmu tidak bahagia. Aku baru dapat info dari mantan Reno yang tinggal di London, Reno itu psikopat, nikmatilah pernikahanmu, aku jamin belum sebu
Dua malam tiga hari Flora dan Reno menikmati keromatisan etape pertama bulan madu mereka. Salju turun menutupi sebagian pondok, jalan dipenuhi salju , ketika mobil yang menjemput mereka ke bandara Heathrow , London. Flora sudah memakai baju berlapis-lapis di dalam jas long coat, masih membuatnya meringkuk ke dinginan dalam pelukan Reno.Mereka akan ke Paris , dari bandara Heathrow ke Charles-de-Gaule kira-kira dua jam dua puluh menit, mereka langsung ke hotel setelah istirahat mereka jalan-jalan melihat kota Paris yang sarat keindahan dan keajaibannya.“Seharian kami dil luar, makan siang dan makan malam, aku ingin memperkenalkan kepadamu kota yang sarat dengan keromatisannya, baik orang-orangnya, gedung-gedung, museum dan modenya.” Kata Reno ketika menuju hotel dari bandara.“Mmm… aku pernah melihatnya.” kata Flora ,wajahnya menahan senyum.“Kau pernah ke Paris?” tanya Reno.“He.. Eh… di film dan di dalam mimpi.” kata Flora tertawa terbahak-bahak sukses mengacaukan pikiran Re
Paris memiliki sejumlah spot , mempunyai nuansa dengan energi yang memancarkan energi romantis dan eksotik bagi mereka yang sedang berbulan madu. Reno yang faham dengan tempat-tempat yang romantis karena pernah mengunjunginya mengajak Flora di hari kedua, pada etape kedua bulan madu untuk mengukir kenangan indah bulan madu mereka.“Hari ini kita ke Pont des Arts, jembatan gembok cinta.” kata Reno ketika mereka sarapan di restoran hotel.“Hmm… seperti saran supir taxi sewaktu kita dari bandara?” tanya Flora.“Yes.” seru Reno, memandang Flora yang pagi terlihat cantik dengan memakai gaun panjang setengah lutut dengan sepatu bot, rambutnya digelung di bawah tengkuk lehernya.“Kamu tambah hari tambah cantik.” bisik Reno.“Karenamu.” jawab Flora.“Aku ??” tanya Reno tidak percaya, telunjuknya menunjukk ke dadanya.“Kau selalu bisa memenuhi keinginanku…..” bisik Flora.“ Mum...??”“Setiap hari aku jatuh cinta padamu, setiap hari kau memberi aku cinta, hadiah, pujian dan kepuasan, membuat aku
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno. Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela melepas lelah Mc. Bride bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya penuh hasrat.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas gerak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, aku yang aktif.” Bisik
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya. Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Grahm berapa wanita yang telah kau taklukkan?,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora."Hum..kamu ingin tahu?" “Kamu membuatku liar ,”“Aku suka keliaranmu,membuatku sulit mengendalikanmu." bisik Mc.Bride di telinga Flora .Flora mencubit pinggangnya, "Kau terobsesi padaku?""Aku takut kehilanganmu." Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggelam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride . Akhirnya m
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride serta penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian menge
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya ,waktu itu kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ad
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka , menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekelili
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop ,tubuhku bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar. Di sofa Mr.Chackrii duduk dengan ekspresi marah.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu m