Share

Rok mini

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-01-21 20:13:58

Haidar terlihat tergesa-gesa di dalam rumah, membuka lemari pakaian dengan tangan terburu-buru, mengacak-acak seluruh isi lemari Sahira. Pakaian-pakaian berwarna cerah dan sederhana itu terserak di lantai.

“Di mana pakaian yang bagus?”

“Ah, sialan. Gadis itu tak punya satu pun baju yang bagus untuk dipakai.”

Sahira, yang berdiri di pintu kamar, tampak bingung dan sedikit cemas melihat tingkah laku ayah angkatnya.

“Pak, mau apa? Kenapa lemari Sahira diberantakin?” Sahira bertanya, suaranya pelan, sedikit khawatir dengan tingkah sang ayah pagi ini.

Haidar mengangkat wajahnya sejenak, wajahnya terlihat kesal. “Sudah diam, Bapak sedang mencari baju yang pas buat kamu,” jawabnya sedikit kasar. Matanya kembali berkeliling, mencari sesuatu di antara tumpukan baju yang terhampar.

Hufftt!

'Menyesal aku tak pernah membelikan dia baju.' batinnya.

Setiap pakaian yang diambilnya dilihat sejenak, lalu dibuang begitu saja. Sahira hanya berdiri, matanya mengikuti gerakan ayah angkatnya yang tampak kesal dan frustasi.

Semua pakaian yang ada di lemari Sahira adalah pakaian yang sopan, tak ada satupun yang bisa memuaskan hasrat Haidar. Ia mendesah kesal, merasa tidak menemukan apa yang diinginkannya.

“Aku takkan membiarkan hari ini gagal, Sahira harus terlihat seksi dimata pria itu.”

Setelah beberapa saat, Haidar menemukan pakaian yang sedikit lebih pendek daripada yang lain. Sebuah gaun berwarna merah muda dengan potongan yang cukup pendek di bagian bawah, meskipun tetap sederhana. Senyum kecil terbit di wajahnya, senyum yang penuh makna. Ia mengangkat gaun itu dan dengan cepat memandang Sahira.

“Ini, kamu pakai ini!” perintah Haidar sambil menyodorkan gaun itu ke arah Sahira. Tanpa banyak tanya, Sahira menerima gaun itu dengan tangan gemetar. Meskipun hatinya berat, tak ada gunanya menolak. Ayahnya memiliki sifat pemaksa. Dengan langkah pelan, ia mengenakan gaun itu, dan segera keluar dari kamarnya.

“Bapak, aku tidak nyaman pakai gaun ini.”

Haidar menilai sejenak penampilannya. “Lama-lama juga kamu akan terbiasa,” ucapnya sambil tersenyum puas.

Jujur saja, Sahira merasa tak nyaman, apalagi pahanya yang putih mulus terekspos sempurna.

Haidar kemudian berjalan cepat ke arah Sahira, menarik paksa tangannya dengan kasar. “Ayo, cepat! Kita pergi sekarang!” katanya dengan nada tegas.

Sahira terkejut, dan mencoba memberontak sedikit, namun Haidar menambah kekuatannya, membuatnya tak berdaya.

“Bapak mau ke mana? Kenapa aku harus ikut?” Sahira bertanya dengan suara yang bergetar, dia sangat takut.

Haidar tidak menanggapi pertanyaan itu. Dengan langkah cepat, ia menarik Sahira keluar dari rumah menuju mobil truk tua miliknya yang sudah berderit karena usia. Sahira tak bisa menghindar, dan tanpa bisa berkata lebih banyak, ia hanya mengikuti langkah Haidar. Keringat dikening Sahira bercucuran, tapi dia tidak punya pilihan selain menurut.

“Ya, Tuhan. Mau kemana Bapak membawaku,” batin Sahira.

Sahira duduk diam di samping Haidar yang kini sudah berada di belakang kemudi. Suasana dalam truk terasa sunyi, hanya suara mesin yang berderu memenuhi ruang kabin.

Sahira menatap ke luar jendela, merenung, tapi pikirannya kacau. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, hanya merasakan ada sesuatu yang sangat salah dengan perjalanan ini.

Haidar memegang setir dengan tangan yang kuat, wajahnya terlihat serius, dia menyeringai kecil, seolah semuanya berjalan sesuai rencana.

Truk melaju meninggalkan rumah mereka, menuju tempat yang Sahira sendiri tak tahu.

***

Di kantor.

Suasana di kantor pusat perusahaan 'Horisson Steel' begitu sibuk. Para pegawai lalu-lalang, membawa berkas dan dokumen penting. Di dalam ruangannya yang luas dengan desain modern, Michael sedang berdiri di belakang meja kerjanya, tangannya menunjuk ke arah Lucas, salah satu anak buahnya, dengan ekspresi marah yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.

“Lucas!” suara Michael bergema di dalam ruangan. “Apa kau tahu berapa banyak proyek yang hampir gagal karena kecerobohan timmu? Aku tidak membayar kalian untuk mengacaukan pekerjaanku!” Matanya menatap tajam Lucas, yang berdiri kaku di depan bosnya, sambil memegang sebuah berkas yang ia bawa. Wajah Lucas tampak pucat, dan dia hanya bisa menunduk tanpa berani membalas.

“Laporan yang kau serahkan ini,” Michael menepuk keras setumpuk dokumen di mejanya, “penuh dengan kesalahan data! Kau pikir ini main-main? Apa kau ingin reputasi perusahaan ini hancur di depan klien?”

“S--saya minta maaf, Bos,” Lucas tergagap, mencoba menjelaskan. “Saya akan segera memperbaikinya—”

“Tidak ada kata maaf! Aku butuh hasil, Lucas, bukan alasan! Perbaiki sekarang, atau aku akan mencari seseorang yang lebih kompeten dari dirimu!”

“Baik, Bos. Takkan kuulangi lagi.”

Kriet!

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan suara pelan namun cukup menarik perhatian. Semua mata, termasuk mata tajam Michael, langsung tertuju ke arah pintu.

Di sana berdiri seorang pria tua bernama Haidar, menggandeng seorang gadis muda yang tampak gugup dan sedikit ketakutan. Gadis itu bersembunyi di balik punggung Haidar, mencoba menghindari tatapan tajam yang dilemparkan Michael.

Haidar menunduk sedikit, lalu berujar, “Selamat pagi, Pak. Ini saya, Haidar. Bukankah Bapak berjanji untuk memberikan pekerjaan untuk putriku ini?”

Hah?

Michael mengangkat alisnya, ekspresi marahnya perlahan berubah menjadi lebih tenang saat melihat Sahira. Senyum simpul perlahan muncul di wajahnya, senyum yang penuh arti. Matanya mengamati Sahira yang berdiri canggung di belakang Haidar, dengan gaun sederhana yang dikenakannya. Gadis itu terlihat seperti rusa kecil yang tersesat di hutan, ketakutan tapi tetap memancarkan kecantikan yang membuat para jantan meneguk ludah.

'Ah gadis itu sangat ... menggairahkan,' batinnya.

“Oh, jadi ini putrimu, Pak Haidar?” kata Michael. Ia berjalan perlahan mendekat, matanya tetap tertuju pada Sahira yang semakin menyembunyikan dirinya di balik punggung ayah angkatnya.

“Benar, Pak,” jawab Haidar cepat, mencoba menjaga nada sopan. “Seperti yang kita bicarakan kemarin, saya datang membawa Sahira. Dia gadis yang rajin dan akan bekerja keras untuk Bapak.”

Michael menatap Haidar sejenak, lalu melirik ke arah Lucas. “Lucas, kau keluar sekarang. Aku akan memanggilmu nanti.” Lucas, tanpa berani membantah, segera mengangguk dan meninggalkan ruangan dengan langkah cepat, lega bisa lolos dari amukan bosnya.

Setelah Lucas pergi, Michael kembali ke meja kerjanya dan duduk di kursinya. Ia melambaikan tangan ke arah Haidar dan Sahira. “Duduklah,” ucapnya datar.

Haidar segera menarik Sahira untuk duduk di kursi yang berada di depan meja Michael, meski Sahira terlihat enggan.

Michael menyilangkan tangannya di dada, menatap Haidar dengan penuh arti. “Aku akan memberikan putrimu pekerjaan, sesuai dengan janjiku kemarin,” gumamnya.

“Em, Pak, kalo boleh tau apa pekerjaanku di sini?” Sahira baru berani angkat bicara.

Michael terdiam, memikirkan pekerjaan yang pas untuk Sahira. Tak mungkin kan, dia langsung bilang minta ditemenin bobok?

“Sekretaris pribadiku.”

Sahira mendongak, menatapnya lekat, “Jujur saja, Pak, aku tak punya pengalaman apapun.”

“kau tak perlu punya pengalaman, cukup menemaniku tidur! Itu sudah cukup,” ucapnya dalam hati.

“Pak?” panggil Sahira, saat tak ada respon dari Michael.

“Em, tidak apa-apa. Nanti akan ada staff di sini yang mengajarimu.”

“Em, kalau boleh tau, berapa gajinya? Maaf, kalau aku terlalu lancang, mengingat kalau aku tidak punya pengalaman apapun,” ucap Sahira lagi dengan sedikit takut.

“20 juta.”

“Se--sebulan?”

“Iya. Kalo kinerjamu bagus.”

Sahira mendekat ke arah Ayahnya. “Pak, ayok kita pulang.”

“Lho, kenapa?”

“Bos-nya stres. Aku yang tak punya pengalaman apapun digaji segitu, untuk apa orang capek-capek sekolah sampai tinggi. Aku rasa, aku bukan dibayar untuk jadi sekretaris,” bisiknya.

Michael terhenyak, niatnya untuk membuat Sahira tergiur malah dikatain stres. Dia segera menarik napas panjang, “Jadi, bagaimana? Mau atau tidak?”

“Ya, setuju,” seru Haidar. Dia tak peduli dengan rencana Michael, asalkan uang 200 juta segera jadi miliknya.

“Tapi, Pak—” protes Sahira.

“Sudah diam!”

Michael menyering4i, dia segera menyerahkan surat perjanjian itu pada Sahira.

Dengan terpaksa Sahira langsung menandatanganinya tanpa membacanya terlebih dahulu.

“Sekarang, kau telah terperangkap gadis cantik.” batin Michael, memandangnya penuh hasrat.

“Sudah,” ucap Sahira, menatap Michael dengan mata indahnya.

“Bagus, kau bisa langsung bekerja mulai besok. Sekarang pergilah, persiapkan dirimu.”

Sahira mengangguk. Dia segera beranjak pergi bersama Haidar. Haidar hanya menurut saja, entah apa yang sedang Michael rencanakan dia tak perduli. Yang dia mau hanya uang dan uang. Setelah ini, dia akan meminta uangnya, lalu pergi.

“Tunggu!”

Baru sampai pintu, ucapan Michael menghentikan keduanya.

“Mulai besok, kau harus pakai rok mini,” sambungnya.

APAH?

Mata Sahira membulat sempurna.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Emi Kajol Britz
hadir....pemula nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Terobsesi

    Sahira berdiri mematung di dekat pintu ruangan Michael. Matanya terbelalak mendengar permintaan terakhir bos barunya. “Mulai besok, kau harus pakai rok mini.” Kalimat itu menggema dalam pikirannya, membuat wajahnya merah padam antara marah dan malu. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan amarah yang mulai memuncak.“Apa maksudnya, Pak?” Sahira memberanikan diri bertanya, meskipun suaranya terdengar bergetar. “Kenapa saya harus pakai rok mini? Bukankah saya di sini untuk bekerja, bukan ... untuk hal yang aneh-aneh?”Michael menatapnya dengan tenang, tetapi ada kilatan nakal di matanya. Sahira yang berdiri di sana dengan pipi merona dan ekspresi protes justru terlihat begitu menggemaskan bagi Michael. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, melipat kedua tangannya sambil menyunggingkan senyum. “Itu sudah menjadi peraturan di kantor ini,” jawab Michael santai.“Peraturan?” Sahira mengerutkan alisnya, tidak percaya. “Kenapa harus ada peraturan seperti itu?”Michael mengangkat bahu, matanya te

    Last Updated : 2025-01-22
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Harus pakai rok mini!

    Sahira berdiri kaku di depan pintu, bingung dengan reaksi Michael. “Maaf, Pak?” tanyanya ragu, suaranya hampir tak terdengar.Michael mengangkat tangannya, menunjuk ke arah Sahira dari kepala hingga kaki. Matanya menilai setiap detail penampilannya. Tidak ada sedikit pun kesan formal, apalagi seksi, seperti yang ia harapkan.“Ini ... ini yang kau pakai untuk bekerja?” ucap Michael, ia mencoba menahan emosinya. “Aku sudah bilang kau harus memakai rok mini, bukan pakaian seperti ini! Rok-mu itu terlalu panjang!”Sahira menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan rasa gugup. “Maaf, Pak,” jawabnya pelan, “tapi aku memang tidak punya pakaian seperti itu di rumah.”Michael memijit pelipisnya, mencoba menenangkan diri. Di satu sisi, ia merasa kesal karena Sahira tidak mengikuti instruksinya. Namun di sisi lain, ia tidak bisa memungkiri bahwa gadis itu tetap terlihat cantik meskipun dengan penampilan sederhana seperti itu.“Dengar,” ucap Michael, suaranya sedikit melunak, “di sini, aku yang me

    Last Updated : 2025-01-23
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Itu burung saya!

    Sahira berdiri canggung di dekat pintu kantin, menatap sejenak ke arah menu yang tertulis di papan besar. Harga makanan di sana membuatnya meneguk ludah. Dia merogoh kantongnya dan memandangi lembaran uang yang tersisa hanya 75 ribu rupiah.“Uangku cuma segini,” gumamnya pelan, suaranya nyaris tenggelam di tengah keramaian kantin. “Kalau aku boros sekarang, bagaimana dengan seminggu kedepan? Mau makan apa aku.”Dia menghela napas panjang, mencoba mencari solusi. Namun, semakin Sahira berpikir, semakin sadar bahwa pilihan terbaik adalah menahan lapar. Sahira membalikkan badan, bersiap meninggalkan kantin dengan langkah lesu. Namun tak lama kemudian, seseorang tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya.“Akhh!”Sahira tersentak. Ia menoleh cepat, dan terkejut mendapati sosok Michael berdiri di sana.“Temani aku makan siang,” ucap Michael singkat.Mata Sahira membulat sempurna. Ia tidak menyangka bosnya yang dingin itu akan muncul di sini, apalagi memintanya menemani makan. “A-apa?” ucap

    Last Updated : 2025-01-23
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   First kiss

    “Itu burung saya!”Hah?“Ah, maaf, Pak. Aku tak tau kalau itu burung Bapak.”Michael memejamkan mata, mencoba tak emosi di depan Sahira.“Keluar!” pintanya.“Tapi, Pak—”“Aku bilang keluar!”Sahira terkejut, dia segera berlari terbirit-birit dari sana.Di dalam ruangan, Michael berdiri mematung. Wajahnya tegang, dan tangannya mencengkeram pinggir meja kerja. Ia menghela napas panjang, mencoba menguasai dirinya. Michael mencoba menahan hasratnya. Dia begitu tersiksa, dengan nafsu yang tiba-tiba saja muncul.“Burung saya?” ulangnya dalam hati, merasa bodoh karena membiarkan kata-kata itu keluar begitu saja.Michael mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berjalan ke kamar mandi kecil di sudut ruangan. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap sensasi dingin itu bisa meredakan emosi dan perasaan campur aduk yang ia rasakan.“Ini semua gara-gara Sahira, dia harus bertanggung jawab!” umpatnya.Setiap kali dia menutup mata, bayangan Sahira dengan rok mini itu kembali memenuhi pikirannya

    Last Updated : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Resign

    BRAK!Pintu ruangan terbuka dengan kencang, membuat Michael yang semula fokus pada layar komputer menoleh ke arah sumber suara.Di sana, berdiri Sahira yang wajah merah padam.“Pak Michael, aku mau resign!” ucapnya dengan lantang.Michael terdiam sejenak, seolah berpikir.“Resign?” ulangnya.“Iya.”“Kenapa? Kamu baru bekerja dua hari, sekarang minta resign, apa ada yang salah?”'Tentu saja salah, kau sudah bertindak kurang ajar padaku!' umpat Sahira dalam hati.“Pokoknya aku mau resign Pak, aku nggak betah bekerja di sini.““Baiklah, kalau kamu mau resign.”Hah? Semudah itu?“Iya.” Sahira segera berbalik, berniat pergi dari sana. Tetapi, ucapan Michael menghentikan langkahnya.“Kau pulang sekarang, dan kembali lagi sambil bawa uang sebanyak 500 juta, berikan padaku.”“Apa?!”“Kurang jelas? Pulanglah, dan kembali lagi kemari. Kamu harus memberiku 500 juta karena telah memilih resign.”“Aku sama sekali tak mengerti!”Michael menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, “Kamu ingat su

    Last Updated : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Masa lalu

    “Ah, Pak, lepaskan! Aduh!” Michael tidak menjawab, tapi malah menarik Sahira lebih dekat ke arahnya. Sahira merasa tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri, tapi Michael terlalu kuat.“Ah, nikm4t sekali.” pria itu langsung menggesekkan senjata miliknya dengan pant*t bahenol Sahira.Sahira menggigit bibir, kala jemari Michael meremas bulatan indah miliknya.“Pak ... kumohon jangan. Bukankah aku butuh waktu. Jangan sekarang, Pak.”Michael mendesah pelan, napasnya mengenai leher Sahira. Sahira merasa bulu kuduknya berdiri, dia memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Michael.Michael yang tak sabaran segera menurunkan resleting celananya, hal itu membuat Sahira semakin panik.“Ahh, Pak ... jangan Pak, bagaimana kalau ada yang melihat kita!”“Pak!”“Ah, Pak, jangan! Ugh!”Hening.Sahira tertegun, dia segera menoleh ke samping, tak ada siapapun.Hah?Dia tersadar bahwa itu hanya khayalan. Saat ini, dirinya masih berada di ruangan kerja Michael, sendirian. Dia tidak sedang da

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sakit tapi .... (21+)

    Sahira duduk di sudut transportasi umum, uangnya tak cukup untuk memesan taksi. Pagi ini penumpang begitu ramai, membuatnya menjadi canggung.Dan benar saja, tatapan beberapa penumpang yang duduk di sekitarnya membuatnya merasa tidak nyaman. Bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, rok sependek itu pagi-pagi. Mau ke mana dia?” seorang wanita tua berbisik pelan tapi sengaja dikeraskan.“Ya ampun, gak takut kedinginan apa?” sahut seorang ibu sambil memeluk anaknya erat, seolah Sahira adalah ancaman.“Zaman sekarang, kok, perempuan makin berani, ya. Mau cari perhatian siapa? Perhatian Bos?” kata seorang pria sambil melirik Sahira dari atas ke bawah.Mendengar itu, Sahira menunduk dalam-dalam, wajahnya memerah karena malu. Dengan cepat, ia meraih jaket di tasnya dan menutupinya ke paha. “Kenapa aku harus pakai rok ini tadi?” gumamnya pelan, hampir menangis.Dia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan suara-suara di sekitarnya. “Semoga cepat sampai,” batinnya, sambil memandangi jalanan di

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Rumah sakit

    Mereka masuk ke dalam gedung rumah sakit. Sesampai di sana, Michael langsung masuk ke dalam ruangan dokter tak perlu mengantri terlalu lama.Sahira yang merasa tak enak pada bagian anu-nya akibat kejadian di dalam taksi tadi, bergegas pamit pada Michael untuk ke toilet. "Pak, aku permisi dulu ke toilet dulu, ya," katanya.Michael mengangguk. Dia mengerti apa yang terjadi pada Sahira. “Pergilah. Aku akan menunggu di sini. Jangan lama-lama."Sahira berjalan menuju toilet, merasa lega bisa melarikan diri sejenak dari Michael yang tiba-tiba berubah menjadi sangat mesum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan bosnya itu.Sahira menghela napas, mencoba menetralkan perasaannya. “Ini gila! Bagaimana mungkin aku menikmatinya,” umpatnya sedikit frustrasi.“Aku harus segera melarikan diri sebelum dua minggu. Jangan sampai Pak Michael memperawaniku. Setelah mendapatkan gaji pertamaku, aku akan pergi.”Untung saja Sahira masuk di pertengahan bulan, kemungkinan gajinya dibayar setengah.“10 ju

    Last Updated : 2025-02-07

Latest chapter

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Evelyn pulang

    “Mommy!”Michael hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sosok wanita paruh baya berwajah anggun dan penuh wibawa itu berdiri di tengah ruang tamunya, mengenakan mantel wol berwarna krem. Wajahnya berseri-seri, seolah kedatangannya adalah hadiah terbesar yang pernah dia siapkan untuk sang putra.“Hai, sayang. Kenapa wajahmu terkejut begitu? Kau tidak suka Mommy pulang?” tanya Evelyn sambil tersenyum, meski ada sorot tajam tersembunyi di balik matanya.Michael yang semula terkejut mencoba memasang wajah ramah. Dia segera berjalan mendekat dan memeluk ibunya erat-erat.“Tidak, bukan begitu. Aku suka Mommy datang. Tapi kenapa Mommy tidak memberi kabar dulu? Aku pasti menjemput Mommy di bandara.”Evelyn terkekeh kecil, mengelus rambut putranya yang sudah lama tak ia sentuh.“Sengaja, ingin memberimu kejutan.”Namun seiring pelukan mereka mereda, pandangan Evelyn langsung beralih ke arah lain—ke arah seorang wanita muda yang berdiri gugup di sudut ruangan. Sahira. Dengan gaun sederh

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Meminta restu

    Tok! Tok! Tok!Hufftt!Michael menghela napas, meskipun tampak tak terlalu terkejut, segera membuka pintu mobil dan berdiri di samping Sahira, memberi jarak di antara mereka dengan pria misterius yang berdiri di samping mobilnya itu.Pria itu tidak segera berbicara, hanya memandang Michael dengan tatapan tajam. Michael mengernyit, tak mengerti siapa orang ini. Dalam diam, pria itu akhirnya membuka mulut, suaranya dalam dan penuh nada peringatan."Michael .... secepatnya kita perlu bicara."Sahira merasakan ketegangan di udara, tubuhnya sedikit menegang. Ada sesuatu yang tidak beres. Michael menatap pria itu dengan lebih seksama, lalu dengan nada rendah menjawab, "Apa yang kamu inginkan?"Pria itu sedikit tersenyum, tapi senyumnya tidak membuat situasi jadi lebih nyaman. "Kita tidak punya banyak waktu," ucapnya, suara itu terasa mengandung ancaman yang samar. "Ada hal-hal yang sedang bergerak di belakang layar. Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu."“Katakan siapa kau?”Michael men

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Ciuman dalam mobil

    Michael menarik napas panjang sebelum mempersilahkan seseorang itu untuk masuk."Masuk," perintahnya.Kriet!Pintu terbuka.Tampaklah sosok Lucas berdiri di ambang pintu, mengenakan setelan rapi seperti biasa, namun ada guratan kegelisahan di wajahnya."Maaf mengganggu," ucap Lucas cepat sambil mengangkat setumpuk dokumen di tangannya. "Ini dokumen penting yang harus kau tandatangani hari ini, Bos."Michael hanya mengerling sekilas ke arah dokumen itu. Ia tidak bergeming, tatapannya masih terkunci pada wajah Sahira yang kini tampak kebingungan. Seolah kehadiran Lucas sama sekali tidak penting baginya."Taruh saja di meja," sahut Michael pendek, suaranya dalam dan malas, seakan Lucas hanyalah suara latar yang mengganggu dunianya bersama Sahira.Lucas mengangkat alis, sedikit geli melihat kelakuan bosnya yang biasanya serius dan tak tersentuh, kini seperti pria kasmaran yang tak mau melepaskan pandangan dari wanitanya.Dengan langkah perlahan, Lucas masuk ke ruangan, berusaha tidak meng

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pasangan mematikan

    Begitu pintu berat ruang rapat terbuka, semua kepala otomatis menoleh. Puluhan pasang mata, dari para dewan elit hingga penasihat senior, mengamati dengan seksama sosok Michael Nathaniel dan Sahira—atau yang lebih dikenal sebagai Nona Alexa J.—melangkah masuk ke dalam ruangan.Yang membuat mereka semua terdiam bukan hanya karena keterlambatan keduanya, tapi karena caranya mereka masuk dengan bergandengan tangan.Michael berjalan dengan penuh percaya diri, menuntun Sahira di sisinya tanpa sedikit pun ragu, seolah-olah dia ingin seluruh dunia tahu bahwa wanita ini adalah miliknya. Sahira sendiri, walaupun wajahnya tenang, sempat membeku sesaat karena sadar akan semua tatapan tajam yang kini menancap seperti panah ke arahnya.Dengan refleks, Sahira melepaskan tangan Michael begitu mereka hampir mencapai meja besar di tengah ruangan. Gerakannya cepat namun tetap terlihat elegan. Dia tidak ingin memperkeruh suasana yang sudah cukup memanas dengan kemunculan mereka.Bisik-bisik kecil mulai

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Kesiangan!!!

    Pagi hari.Cahaya matahari menembus tirai jendela, menyapu lembut wajah Sahira yang masih terlelap dalam balutan selimut tipis. Silau yang menusuk matanya membuat Sahira menggeliat kecil, sebelum akhirnya kelopak matanya terangkat perlahan. Dia mengerjap beberapa kali, menyesuaikan pandangannya pada cahaya pagi yang memenuhi kamar.Saat hendak bergerak, Sahira merasakan sesuatu yang berat melingkar di pinggangnya. Dia menunduk dan mendapati tangan kekar Michael masih erat memeluk tubuhnya. Sahira tersenyum kecil, mengingat betapa keras kepala pria itu untuk sekadar tidur berdua dengannya semalam.Pelan-pelan, Sahira mencoba melepas pelukan itu tanpa membangunkan Michael. Tapi baru saja ia menggeser diri, tangan Michael malah menariknya kembali, membuat tubuh mereka bertemu rapat dan Sahira jatuh ke dalam pelukannya lagi.“Mau ke mana?” gumam Michael, suaranya berat dan serak khas orang baru bangun tidur.Sahira mendesah, mencoba tidak terjebak dengan kehangatan yang menguar dari tubuh

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Aku mencintaimu Michael!

    Berita itu menyebar seperti api membakar ilalang kering—cepat, tak terhentikan, dan mengguncang semua pihak. Pagi hari, semua media nasional menayangkan satu headline yang sama.[Michael Nathaniel, CEO Muda Terkaya Asia, Kecelakaan Maut di Tol Selatan!]Rekaman dari drone polisi memperlihatkan mobil sport hitam mewah yang ringsek tak berbentuk, terguling di samping pembatas jalan, dengan serpihan logam dan kaca berserakan di mana-mana. Wajah Michael tak tampak jelas di dalam video, hanya sosok tubuh tergolek tak sadarkan diri yang segera ditandu ke ambulans.***Di Apartemen.Alexa menjatuhkan gelas kristal yang baru saja hendak dia angkat. Air bening dan pecahan kaca berhamburan di lantai, tapi dia tak peduli. Napasnya memburu, dadanya naik turun seperti baru saja berlari maraton.“Tidak mungkin …,” bisiknya pelan, nyaris tanpa suara.Namun berita itu terpampang nyata di layar televisi 70 inci di hadapannya, dengan gambar close-up wajah Michael dari masa lalu dan laporan live dari

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Patah hati

    Langit malam memayungi kota dengan kelam yang pekat. Awan gelap menggantung, seolah turut merasakan badai yang sedang berkecamuk di dada Michael. Hujan turun rintik-rintik, membasahi jalanan aspal yang licin dan gelap. Namun tak satu pun dari semua itu mampu meredam amarah dan keputusasaan yang mendidih dalam diri pria itu. Dengan napas memburu, Michael memasuki mobil sport hitamnya. Tangannya gemetar saat memutar kunci, tapi begitu mesin meraung, ia langsung menginjak pedal gas sekuat tenaga. Mobil itu melesat di jalanan, memekikkan suara beringas yang seolah mencerminkan isi kepalanya yang penuh amarah. "Bodoh ... Bodoh ...!" desisnya pada dirinya sendiri. Matanya memerah, bukan hanya karena kelelahan, tapi karena sesak yang menghantam dadanya seperti palu godam. Ucapan Sahira terus terngiang di kepalanya. "Aku menolak lamaranmu ..." Kalimat itu terputar berulang kali, menusuk hatinya seperti belati tumpul. Telepon genggamnya bergetar, berdering tak henti-henti. Nama Lucas

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Will you marry me, Sahira?

    Langit gelap tanpa bintang. Udara malam cukup dingin, namun suasana di sekitar apartemen eksklusif itu tetap tenang. Tidak banyak yang tahu kalau Alexa J, investor terkemuka, tinggal di sana.Semuanya serba rahasia. Termasuk keberadaan seorang pria tak dikenal yang kini berdiri di halaman depan gedung itu … hanya mengenakan jubah mandi hotel, dengan dada terbuka, dan rambut acak-acakan karena angin malam.Tangannya memegang seikat bunga mawar merah. Satu sisi jubahnya melorot, tapi dia tidak peduli.Michael Nathaniel.Dengan mata penuh tekad dan sedikit lingkar hitam karena kurang tidur, ia mendongak ke arah jendela lantai tiga dan mulai berteriak.“Sahira!”Hening. Hanya suara angin dan deru AC luar ruangan.Michael coba lagi. Kali ini lebih keras. “SAHIRA ALEXANDER! AKU TAHU KAU ADA DI DALAM!”Beberapa lampu tetangga menyala. Tirai bergeser. Seekor kucing melompat dari balkon ke balkon. Tapi tidak ada Sahira.Sampai akhirnya …Jendela di lantai tiga terbuka perlahan. Sosok berambut

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pergi dari hidupku!

    Keesokan hari.Lorong menuju ruang kerja CEO ALX Group sunyi, hanya diisi suara sepatu hak tinggi Sahira yang menghentak lantai marmer. Wajahnya dingin. Pandangannya tajam. Tapi langkahnya terhenti begitu melihat sesuatu yang tak pernah dia duga.Michael berdiri di depan pintu ruangannya. Bersama seorang pria dari divisi IT. Di tangan Michael, terlihat amplop cokelat yang baru saja diterima si staf—dengan jelas: uang suap.Sahira tak berkata apa-apa. Ia hanya melangkah cepat, mengambil dokumen dari map yang digenggamnya, lalu ... BRUK!Melemparkannya tepat ke wajah Michael.“Apa-apaan ini?!” Suaranya menggema. Semua staf yang lewat menoleh, hening, menahan napas.Michael menatapnya kaget. “Sahira—”“Kau pikir aku ini apa? Masih pelacur di matamu?!” Suaranya bergetar, penuh kemarahan dan luka.Michael mengangkat tangan. “Itu bukan—dengarkan aku dulu—”“Tidak ada yang perlu didengarkan!” bentak Sahira. “Kau menyuap stafku untuk mengakses ruanganku. Kau melanggar privasi dan integritas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status