Share

Rok mini

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-01-21 20:13:58

Haidar terlihat tergesa-gesa di dalam rumah, membuka lemari pakaian dengan tangan terburu-buru, mengacak-acak seluruh isi lemari Sahira. Pakaian-pakaian berwarna cerah dan sederhana itu terserak di lantai.

“Di mana pakaian yang bagus?”

“Ah, sialan. Gadis itu tak punya satu pun baju yang bagus untuk dipakai.”

Sahira, yang berdiri di pintu kamar, tampak bingung dan sedikit cemas melihat tingkah laku ayah angkatnya.

“Pak, mau apa? Kenapa lemari Sahira diberantakin?” Sahira bertanya, suaranya pelan, sedikit khawatir dengan tingkah sang ayah pagi ini.

Haidar mengangkat wajahnya sejenak, wajahnya terlihat kesal. “Sudah diam, Bapak sedang mencari baju yang pas buat kamu,” jawabnya sedikit kasar. Matanya kembali berkeliling, mencari sesuatu di antara tumpukan baju yang terhampar.

Hufftt!

'Menyesal aku tak pernah membelikan dia baju.' batinnya.

Setiap pakaian yang diambilnya dilihat sejenak, lalu dibuang begitu saja. Sahira hanya berdiri, matanya mengikuti gerakan ayah angkatnya yang tampak kesal dan frustasi.

Semua pakaian yang ada di lemari Sahira adalah pakaian yang sopan, tak ada satupun yang bisa memuaskan hasrat Haidar. Ia mendesah kesal, merasa tidak menemukan apa yang diinginkannya.

“Aku takkan membiarkan hari ini gagal, Sahira harus terlihat seksi dimata pria itu.”

Setelah beberapa saat, Haidar menemukan pakaian yang sedikit lebih pendek daripada yang lain. Sebuah gaun berwarna merah muda dengan potongan yang cukup pendek di bagian bawah, meskipun tetap sederhana. Senyum kecil terbit di wajahnya, senyum yang penuh makna. Ia mengangkat gaun itu dan dengan cepat memandang Sahira.

“Ini, kamu pakai ini!” perintah Haidar sambil menyodorkan gaun itu ke arah Sahira. Tanpa banyak tanya, Sahira menerima gaun itu dengan tangan gemetar. Meskipun hatinya berat, tak ada gunanya menolak. Ayahnya memiliki sifat pemaksa. Dengan langkah pelan, ia mengenakan gaun itu, dan segera keluar dari kamarnya.

“Bapak, aku tidak nyaman pakai gaun ini.”

Haidar menilai sejenak penampilannya. “Lama-lama juga kamu akan terbiasa,” ucapnya sambil tersenyum puas.

Jujur saja, Sahira merasa tak nyaman, apalagi pahanya yang putih mulus terekspos sempurna.

Haidar kemudian berjalan cepat ke arah Sahira, menarik paksa tangannya dengan kasar. “Ayo, cepat! Kita pergi sekarang!” katanya dengan nada tegas.

Sahira terkejut, dan mencoba memberontak sedikit, namun Haidar menambah kekuatannya, membuatnya tak berdaya.

“Bapak mau ke mana? Kenapa aku harus ikut?” Sahira bertanya dengan suara yang bergetar, dia sangat takut.

Haidar tidak menanggapi pertanyaan itu. Dengan langkah cepat, ia menarik Sahira keluar dari rumah menuju mobil truk tua miliknya yang sudah berderit karena usia. Sahira tak bisa menghindar, dan tanpa bisa berkata lebih banyak, ia hanya mengikuti langkah Haidar. Keringat dikening Sahira bercucuran, tapi dia tidak punya pilihan selain menurut.

“Ya, Tuhan. Mau kemana Bapak membawaku,” batin Sahira.

Sahira duduk diam di samping Haidar yang kini sudah berada di belakang kemudi. Suasana dalam truk terasa sunyi, hanya suara mesin yang berderu memenuhi ruang kabin.

Sahira menatap ke luar jendela, merenung, tapi pikirannya kacau. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, hanya merasakan ada sesuatu yang sangat salah dengan perjalanan ini.

Haidar memegang setir dengan tangan yang kuat, wajahnya terlihat serius, dia menyeringai kecil, seolah semuanya berjalan sesuai rencana.

Truk melaju meninggalkan rumah mereka, menuju tempat yang Sahira sendiri tak tahu.

***

Di kantor.

Suasana di kantor pusat perusahaan 'Horisson Steel' begitu sibuk. Para pegawai lalu-lalang, membawa berkas dan dokumen penting. Di dalam ruangannya yang luas dengan desain modern, Michael sedang berdiri di belakang meja kerjanya, tangannya menunjuk ke arah Lucas, salah satu anak buahnya, dengan ekspresi marah yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.

“Lucas!” suara Michael bergema di dalam ruangan. “Apa kau tahu berapa banyak proyek yang hampir gagal karena kecerobohan timmu? Aku tidak membayar kalian untuk mengacaukan pekerjaanku!” Matanya menatap tajam Lucas, yang berdiri kaku di depan bosnya, sambil memegang sebuah berkas yang ia bawa. Wajah Lucas tampak pucat, dan dia hanya bisa menunduk tanpa berani membalas.

“Laporan yang kau serahkan ini,” Michael menepuk keras setumpuk dokumen di mejanya, “penuh dengan kesalahan data! Kau pikir ini main-main? Apa kau ingin reputasi perusahaan ini hancur di depan klien?”

“S--saya minta maaf, Bos,” Lucas tergagap, mencoba menjelaskan. “Saya akan segera memperbaikinya—”

“Tidak ada kata maaf! Aku butuh hasil, Lucas, bukan alasan! Perbaiki sekarang, atau aku akan mencari seseorang yang lebih kompeten dari dirimu!”

“Baik, Bos. Takkan kuulangi lagi.”

Kriet!

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan suara pelan namun cukup menarik perhatian. Semua mata, termasuk mata tajam Michael, langsung tertuju ke arah pintu.

Di sana berdiri seorang pria tua bernama Haidar, menggandeng seorang gadis muda yang tampak gugup dan sedikit ketakutan. Gadis itu bersembunyi di balik punggung Haidar, mencoba menghindari tatapan tajam yang dilemparkan Michael.

Haidar menunduk sedikit, lalu berujar, “Selamat pagi, Pak. Ini saya, Haidar. Bukankah Bapak berjanji untuk memberikan pekerjaan untuk putriku ini?”

Hah?

Michael mengangkat alisnya, ekspresi marahnya perlahan berubah menjadi lebih tenang saat melihat Sahira. Senyum simpul perlahan muncul di wajahnya, senyum yang penuh arti. Matanya mengamati Sahira yang berdiri canggung di belakang Haidar, dengan gaun sederhana yang dikenakannya. Gadis itu terlihat seperti rusa kecil yang tersesat di hutan, ketakutan tapi tetap memancarkan kecantikan yang membuat para jantan meneguk ludah.

'Ah gadis itu sangat ... menggairahkan,' batinnya.

“Oh, jadi ini putrimu, Pak Haidar?” kata Michael. Ia berjalan perlahan mendekat, matanya tetap tertuju pada Sahira yang semakin menyembunyikan dirinya di balik punggung ayah angkatnya.

“Benar, Pak,” jawab Haidar cepat, mencoba menjaga nada sopan. “Seperti yang kita bicarakan kemarin, saya datang membawa Sahira. Dia gadis yang rajin dan akan bekerja keras untuk Bapak.”

Michael menatap Haidar sejenak, lalu melirik ke arah Lucas. “Lucas, kau keluar sekarang. Aku akan memanggilmu nanti.” Lucas, tanpa berani membantah, segera mengangguk dan meninggalkan ruangan dengan langkah cepat, lega bisa lolos dari amukan bosnya.

Setelah Lucas pergi, Michael kembali ke meja kerjanya dan duduk di kursinya. Ia melambaikan tangan ke arah Haidar dan Sahira. “Duduklah,” ucapnya datar.

Haidar segera menarik Sahira untuk duduk di kursi yang berada di depan meja Michael, meski Sahira terlihat enggan.

Michael menyilangkan tangannya di dada, menatap Haidar dengan penuh arti. “Aku akan memberikan putrimu pekerjaan, sesuai dengan janjiku kemarin,” gumamnya.

“Em, Pak, kalo boleh tau apa pekerjaanku di sini?” Sahira baru berani angkat bicara.

Michael terdiam, memikirkan pekerjaan yang pas untuk Sahira. Tak mungkin kan, dia langsung bilang minta ditemenin bobok?

“Sekretaris pribadiku.”

Sahira mendongak, menatapnya lekat, “Jujur saja, Pak, aku tak punya pengalaman apapun.”

“kau tak perlu punya pengalaman, cukup menemaniku tidur! Itu sudah cukup,” ucapnya dalam hati.

“Pak?” panggil Sahira, saat tak ada respon dari Michael.

“Em, tidak apa-apa. Nanti akan ada staff di sini yang mengajarimu.”

“Em, kalau boleh tau, berapa gajinya? Maaf, kalau aku terlalu lancang, mengingat kalau aku tidak punya pengalaman apapun,” ucap Sahira lagi dengan sedikit takut.

“20 juta.”

“Se--sebulan?”

“Iya. Kalo kinerjamu bagus.”

Sahira mendekat ke arah Ayahnya. “Pak, ayok kita pulang.”

“Lho, kenapa?”

“Bos-nya stres. Aku yang tak punya pengalaman apapun digaji segitu, untuk apa orang capek-capek sekolah sampai tinggi. Aku rasa, aku bukan dibayar untuk jadi sekretaris,” bisiknya.

Michael terhenyak, niatnya untuk membuat Sahira tergiur malah dikatain stres. Dia segera menarik napas panjang, “Jadi, bagaimana? Mau atau tidak?”

“Ya, setuju,” seru Haidar. Dia tak peduli dengan rencana Michael, asalkan uang 200 juta segera jadi miliknya.

“Tapi, Pak—” protes Sahira.

“Sudah diam!”

Michael menyering4i, dia segera menyerahkan surat perjanjian itu pada Sahira.

Dengan terpaksa Sahira langsung menandatanganinya tanpa membacanya terlebih dahulu.

“Sekarang, kau telah terperangkap gadis cantik.” batin Michael, memandangnya penuh hasrat.

“Sudah,” ucap Sahira, menatap Michael dengan mata indahnya.

“Bagus, kau bisa langsung bekerja mulai besok. Sekarang pergilah, persiapkan dirimu.”

Sahira mengangguk. Dia segera beranjak pergi bersama Haidar. Haidar hanya menurut saja, entah apa yang sedang Michael rencanakan dia tak perduli. Yang dia mau hanya uang dan uang. Setelah ini, dia akan meminta uangnya, lalu pergi.

“Tunggu!”

Baru sampai pintu, ucapan Michael menghentikan keduanya.

“Mulai besok, kau harus pakai rok mini,” sambungnya.

APAH?

Mata Sahira membulat sempurna.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Terobsesi

    Sahira berdiri mematung di dekat pintu ruangan Michael. Matanya terbelalak mendengar permintaan terakhir bos barunya. “Mulai besok, kau harus pakai rok mini.” Kalimat itu menggema dalam pikirannya, membuat wajahnya merah padam antara marah dan malu. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan amarah yang mulai memuncak.“Apa maksudnya, Pak?” Sahira memberanikan diri bertanya, meskipun suaranya terdengar bergetar. “Kenapa saya harus pakai rok mini? Bukankah saya di sini untuk bekerja, bukan ... untuk hal yang aneh-aneh?”Michael menatapnya dengan tenang, tetapi ada kilatan nakal di matanya. Sahira yang berdiri di sana dengan pipi merona dan ekspresi protes justru terlihat begitu menggemaskan bagi Michael. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, melipat kedua tangannya sambil menyunggingkan senyum. “Itu sudah menjadi peraturan di kantor ini,” jawab Michael santai.“Peraturan?” Sahira mengerutkan alisnya, tidak percaya. “Kenapa harus ada peraturan seperti itu?”Michael mengangkat bahu, matanya te

    Last Updated : 2025-01-22
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Harus pakai rok mini!

    Sahira berdiri kaku di depan pintu, bingung dengan reaksi Michael. “Maaf, Pak?” tanyanya ragu, suaranya hampir tak terdengar.Michael mengangkat tangannya, menunjuk ke arah Sahira dari kepala hingga kaki. Matanya menilai setiap detail penampilannya. Tidak ada sedikit pun kesan formal, apalagi seksi, seperti yang ia harapkan.“Ini ... ini yang kau pakai untuk bekerja?” ucap Michael, ia mencoba menahan emosinya. “Aku sudah bilang kau harus memakai rok mini, bukan pakaian seperti ini! Rok-mu itu terlalu panjang!”Sahira menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan rasa gugup. “Maaf, Pak,” jawabnya pelan, “tapi aku memang tidak punya pakaian seperti itu di rumah.”Michael memijit pelipisnya, mencoba menenangkan diri. Di satu sisi, ia merasa kesal karena Sahira tidak mengikuti instruksinya. Namun di sisi lain, ia tidak bisa memungkiri bahwa gadis itu tetap terlihat cantik meskipun dengan penampilan sederhana seperti itu.“Dengar,” ucap Michael, suaranya sedikit melunak, “di sini, aku yang me

    Last Updated : 2025-01-23
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Itu burung saya!

    Sahira berdiri canggung di dekat pintu kantin, menatap sejenak ke arah menu yang tertulis di papan besar. Harga makanan di sana membuatnya meneguk ludah. Dia merogoh kantongnya dan memandangi lembaran uang yang tersisa hanya 75 ribu rupiah.“Uangku cuma segini,” gumamnya pelan, suaranya nyaris tenggelam di tengah keramaian kantin. “Kalau aku boros sekarang, bagaimana dengan seminggu kedepan? Mau makan apa aku.”Dia menghela napas panjang, mencoba mencari solusi. Namun, semakin Sahira berpikir, semakin sadar bahwa pilihan terbaik adalah menahan lapar. Sahira membalikkan badan, bersiap meninggalkan kantin dengan langkah lesu. Namun tak lama kemudian, seseorang tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya.“Akhh!”Sahira tersentak. Ia menoleh cepat, dan terkejut mendapati sosok Michael berdiri di sana.“Temani aku makan siang,” ucap Michael singkat.Mata Sahira membulat sempurna. Ia tidak menyangka bosnya yang dingin itu akan muncul di sini, apalagi memintanya menemani makan. “A-apa?” ucap

    Last Updated : 2025-01-23
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   First kiss

    “Itu burung saya!”Hah?“Ah, maaf, Pak. Aku tak tau kalau itu burung Bapak.”Michael memejamkan mata, mencoba tak emosi di depan Sahira.“Keluar!” pintanya.“Tapi, Pak—”“Aku bilang keluar!”Sahira terkejut, dia segera berlari terbirit-birit dari sana.Di dalam ruangan, Michael berdiri mematung. Wajahnya tegang, dan tangannya mencengkeram pinggir meja kerja. Ia menghela napas panjang, mencoba menguasai dirinya. Michael mencoba menahan hasratnya. Dia begitu tersiksa, dengan nafsu yang tiba-tiba saja muncul.“Burung saya?” ulangnya dalam hati, merasa bodoh karena membiarkan kata-kata itu keluar begitu saja.Michael mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berjalan ke kamar mandi kecil di sudut ruangan. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap sensasi dingin itu bisa meredakan emosi dan perasaan campur aduk yang ia rasakan.“Ini semua gara-gara Sahira, dia harus bertanggung jawab!” umpatnya.Setiap kali dia menutup mata, bayangan Sahira dengan rok mini itu kembali memenuhi pikirannya

    Last Updated : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Resign

    BRAK!Pintu ruangan terbuka dengan kencang, membuat Michael yang semula fokus pada layar komputer menoleh ke arah sumber suara.Di sana, berdiri Sahira yang wajah merah padam.“Pak Michael, aku mau resign!” ucapnya dengan lantang.Michael terdiam sejenak, seolah berpikir.“Resign?” ulangnya.“Iya.”“Kenapa? Kamu baru bekerja dua hari, sekarang minta resign, apa ada yang salah?”'Tentu saja salah, kau sudah bertindak kurang ajar padaku!' umpat Sahira dalam hati.“Pokoknya aku mau resign Pak, aku nggak betah bekerja di sini.““Baiklah, kalau kamu mau resign.”Hah? Semudah itu?“Iya.” Sahira segera berbalik, berniat pergi dari sana. Tetapi, ucapan Michael menghentikan langkahnya.“Kau pulang sekarang, dan kembali lagi sambil bawa uang sebanyak 500 juta, berikan padaku.”“Apa?!”“Kurang jelas? Pulanglah, dan kembali lagi kemari. Kamu harus memberiku 500 juta karena telah memilih resign.”“Aku sama sekali tak mengerti!”Michael menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, “Kamu ingat su

    Last Updated : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Masa lalu

    “Ah, Pak, lepaskan! Aduh!” Michael tidak menjawab, tapi malah menarik Sahira lebih dekat ke arahnya. Sahira merasa tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri, tapi Michael terlalu kuat.“Ah, nikm4t sekali.” pria itu langsung menggesekkan senjata miliknya dengan pant*t bahenol Sahira.Sahira menggigit bibir, kala jemari Michael meremas bulatan indah miliknya.“Pak ... kumohon jangan. Bukankah aku butuh waktu. Jangan sekarang, Pak.”Michael mendesah pelan, napasnya mengenai leher Sahira. Sahira merasa bulu kuduknya berdiri, dia memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Michael.Michael yang tak sabaran segera menurunkan resleting celananya, hal itu membuat Sahira semakin panik.“Ahh, Pak ... jangan Pak, bagaimana kalau ada yang melihat kita!”“Pak!”“Ah, Pak, jangan! Ugh!”Hening.Sahira tertegun, dia segera menoleh ke samping, tak ada siapapun.Hah?Dia tersadar bahwa itu hanya khayalan. Saat ini, dirinya masih berada di ruangan kerja Michael, sendirian. Dia tidak sedang da

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sakit tapi .... (21+)

    Sahira duduk di sudut transportasi umum, uangnya tak cukup untuk memesan taksi. Pagi ini penumpang begitu ramai, membuatnya menjadi canggung.Dan benar saja, tatapan beberapa penumpang yang duduk di sekitarnya membuatnya merasa tidak nyaman. Bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, rok sependek itu pagi-pagi. Mau ke mana dia?” seorang wanita tua berbisik pelan tapi sengaja dikeraskan.“Ya ampun, gak takut kedinginan apa?” sahut seorang ibu sambil memeluk anaknya erat, seolah Sahira adalah ancaman.“Zaman sekarang, kok, perempuan makin berani, ya. Mau cari perhatian siapa? Perhatian Bos?” kata seorang pria sambil melirik Sahira dari atas ke bawah.Mendengar itu, Sahira menunduk dalam-dalam, wajahnya memerah karena malu. Dengan cepat, ia meraih jaket di tasnya dan menutupinya ke paha. “Kenapa aku harus pakai rok ini tadi?” gumamnya pelan, hampir menangis.Dia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan suara-suara di sekitarnya. “Semoga cepat sampai,” batinnya, sambil memandangi jalanan di

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Rumah sakit

    Mereka masuk ke dalam gedung rumah sakit. Sesampai di sana, Michael langsung masuk ke dalam ruangan dokter tak perlu mengantri terlalu lama.Sahira yang merasa tak enak pada bagian anu-nya akibat kejadian di dalam taksi tadi, bergegas pamit pada Michael untuk ke toilet. "Pak, aku permisi dulu ke toilet dulu, ya," katanya.Michael mengangguk. Dia mengerti apa yang terjadi pada Sahira. “Pergilah. Aku akan menunggu di sini. Jangan lama-lama."Sahira berjalan menuju toilet, merasa lega bisa melarikan diri sejenak dari Michael yang tiba-tiba berubah menjadi sangat mesum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan bosnya itu.Sahira menghela napas, mencoba menetralkan perasaannya. “Ini gila! Bagaimana mungkin aku menikmatinya,” umpatnya sedikit frustrasi.“Aku harus segera melarikan diri sebelum dua minggu. Jangan sampai Pak Michael memperawaniku. Setelah mendapatkan gaji pertamaku, aku akan pergi.”Untung saja Sahira masuk di pertengahan bulan, kemungkinan gajinya dibayar setengah.“10 ju

    Last Updated : 2025-02-07

Latest chapter

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Siapa Alexa sebenarnya?

    Langit malam di pulau pribadi tampak gelap pekat, dihiasi gemerlap bintang yang bersinar samar. Cahaya bulan menerangi area acara konferensi pers yang telah tertata mewah. Panggung utama berdiri kokoh di tengah lapangan terbuka, dihiasi lampu-lampu kristal yang berpendar lembut. Para tamu undangan mulai memenuhi kursi yang disediakan, sebagian besar adalah pebisnis ternama, investor besar, serta media yang siap meliput momen penting malam ini.Di antara kerumunan itu, Michael Nathaniel melangkah penuh percaya diri, mengenakan jas hitam yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya yang tampan tampak tenang, tetapi sorot matanya tajam, penuh perhitungan. Dia tahu betul bahwa malam ini bukan sekadar konferensi pers biasa—ini adalah pertarungan.Dan lawannya sudah menunggu di atas panggung.Alexa J.Wanita itu berdiri anggun, mengenakan gaun berwarna merah marun yang elegan, dengan potongan yang pas di tubuhnya, menonjolkan kesan berkelas sekaligus menggoda. Rambut panjangnya dig

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pulau pribadi

    Pagi hari di kantor Michael dimulai dengan suasana yang lebih sepi dari biasanya. Michael duduk di belakang meja kerjanya, sibuk membaca laporan keuangan perusahaan. “Em, yang ini bagus ....”“Yang ini sudah ada peningkatan.”“Yang ini mulai naik kembali,” gumam Michael, sambil memainkan pena dijari-nya.Meskipun kejadian beberapa hari terakhir cukup membuatnya frustrasi, dia tetap harus menjaga fokus pada bisnisnya.Tak berselang lama ....Tok! Tok!Pintu ruangannya diketuk sebelum akhirnya terbuka. Lucas masuk dengan ekspresi serius, namun ada sedikit senyum di sudut bibirnya.“Apa?” tanya Michael tanpa mengangkat wajahnya dari laporan.Lucas melangkah mendekat, meletakkan sebuah undangan berwarna hitam dan emas di atas meja Michael. “Ini undangan dari investor ternama, Andrew Donovan. Dia mengadakan acara eksklusif di pulau pribadinya akhir pekan ini. Kau diundang.”Michael melirik undangan itu sekilas. “Aku sibuk.”Lucas mendesah, sudah menduga jawaban itu. “Bos, ini bukan sekada

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sergio sadar

    Lucas dan Olivia sedang berada di sudut ruangan, berbicara dengan suara pelan, sesekali saling menyentuh dengan mesra.“Iihhh, liat ke arah sana.”“Kalo ada wanita cantik di depanku, ngapain aku harus liat ke arah lain, hem?”Tatapan menggoda dari Lucas membuat Olivia tersenyum malu-malu, sementara tangannya memainkan ujung dasi pria itu.“Nanti lagi ya? Aku udah kecanduan sayang ....” Lucas mendekat, kemudian memeluk Olivia dengan erat, menaruh kepalanya di ceruk leher Olivia.“Eummhh, tubuhmu wangi.”Michael baru saja tiba dan melangkah masuk ke ruangannya. Dia merasa lelah setelah semalaman tidak bisa tidur, pikirannya dipenuhi berbagai strategi bisnis, dan—entah kenapa—sosok Alexa juga terus mengganggunya. Kriet!Begitu dia membuka pintu, pandangannya langsung tertuju pada Lucas dan Olivia yang sedang tenggelam dalam dunia mereka sendiri.“Ah, pelan-pelan, Pak ....” Olivia meringis. Tidak menyadari kehadiran Michael.Michael menegakkan tubuh, menarik napas panjang, lalu berdehem

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Kekalahan Alexa

    Keesokan harinya.Alexa duduk di belakang meja kerjanya, menatap layar laptop dengan sorot mata dingin. Ia baru saja menerima laporan dari Albert mengenai langkah selanjutnya untuk menghancurkan citra Michael. Kali ini, ia akan menggunakan media.Michael selama ini dikenal sebagai pengusaha yang dingin dan berwibawa, tetapi Alexa tahu sisi lemahnya. Dia akan membocorkan "skandal" yang bisa menghancurkan reputasinya. Michael suka bermain wanita, bahkan berbuat mesum dengan sekretarisnya. Sama seperti saat bersama dirinya dulu.Albert juga sudah menyusun berita palsu tentang penyalahgunaan dana di salah satu perusahaan milik Michael.“Begitu berita ini tersebar, Michael tidak akan bisa berkutik,” gumam Alexa sambil tersenyum puas.Albert mengangguk. “Aku sudah menghubungi beberapa media. Berita akan mulai menyebar dalam satu jam.”Alexa menyandarkan tubuhnya ke kursi, menikmati kemenangan yang sudah ada di depan mata.“Inilah saatnya, kehancuran yang kutunggu-tunggu selama ini.”Alexa

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Ancaman Michael

    Michael duduk di kursi panjang ruang rapat, dikelilingi oleh para pebisnis berpengaruh dari berbagai industri. Ia tidak bersemangat menghadiri pertemuan ini, apalagi setelah insiden kebakaran yang merugikan perusahaannya. Namun, sebagai CEO, ia harus tetap profesional.Di seberangnya, Alexa duduk dengan percaya diri, mengenakan gaun formal berwarna biru tua yang mempertegas wibawanya. Rambut panjangnya ditata rapi, riasan wajahnya sempurna. Dia tampak seperti seorang ratu di tengah pertemuan bisnis, memancarkan aura kuat yang tidak bisa diabaikan.Michael melirik ke arahnya sekilas. Ada sesuatu tentang wanita ini yang terus mengusik pikirannya. Tidak hanya karena cara bicaranya yang tegas dan licik, tetapi juga karena ia memiliki daya tarik yang aneh—sesuatu yang mengingatkannya pada ... Sahira.Ah, sial.Lagi-lagi wanita itu muncul dalam pikirannya.“Baiklah, kita mulai rapat hari ini,” suara seorang moderator menggema di ruangan. “Kita akan membahas proyek besar antara perusahaan-pe

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Dendam membara

    Pukul 23:00.Malam telah larut, tetapi Alexa masih terjaga. Duduk di tepi ranjangnya yang luas, dia memandangi pantulan dirinya di cermin besar di seberang kamar. Jemarinya secara refleks menyentuh bibirnya. Bayangan kejadian siang tadi kembali memenuhi pikirannya.Michael menciumnya … dan dia malah membalasnya.Ahh!Yang lebih parah, dia malah mendesah saat tangan kekar Michael meremas salah satu gunung kembarnya.Alexa memejamkan mata sejenak, merasakan kembali sensasi hangat di bibirnya, aroma khas Michael yang maskulin, dan tatapan matanya yang begitu menusuk. “Emmhh ....”Bisakah dia melawan gairah liar seorang Michael lagi? Rasa rindu yang selama ini dia tekan mulai merayap naik ke permukaan, mengganggu pertahanannya.“Tidak.”Dia menggeleng kuat, mengusir kenangan itu dari benaknya. Ini bukan tentang cinta. Tidak ada cinta lagi. Hanya dendam yang harus dia jalankan sampai tuntas.Alexa mengembuskan napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Namun, ketukan di pintu mengalihka

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Ciuman

    Ruangan itu kembali sunyi setelah insiden kopi tadi. Olivia sudah kembali ke mejanya di luar, sementara Alexa berusaha membersihkan noda di roknya dengan tisu basah.Michael menyandarkan punggung ke kursinya, menyilangkan tangan di dada sambil menatap Alexa dengan ekspresi penuh pertimbangan.Dia masih penasaran dengan wanita ini.Sebuah ide muncul di kepalanya.Dengan nada santai, Michael berdehem, Ekhhmm! “Olivia memang asisten pribadi yang luar biasa.”Alexa yang sedang sibuk dengan roknya langsung mendongak.Michael melanjutkan, "Dia bukan hanya asisten yang cekatan, tapi juga perhatian. Lihat saja tadi, dia sampai panik karena menumpahkan kopi padamu. Aku jadi ingat, dulu dia juga pernah membantuku menyiapkan presentasi semalaman. Dia benar-benar bisa diandalkan."Alexa diam sejenak.Michael memperhatikannya dengan seksama.Reaksi apa yang akan wanita itu tunjukkan?Alexa berusaha tetap tenang, tapi rahangnya sedikit mengeras. "Hmph, memangnya itu sesuatu yang istimewa?" ucapny

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Cemburu

    Suasana di ruang kerja Michael sangat hening. Hanya terdengar suara keyboard yang diketik. Lampu gantung kristal menerangi meja besar di tengah ruangan, di mana Michael dan Alexa duduk berdampingan, mengerjakan proyek bersama.Michael bersandar di kursinya, sesekali melirik layar laptop, tapi perhatiannya terusik oleh sesuatu yang jauh lebih menarik—wanita di sampingnya.Alexa tampak fokus. Rambut panjangnya tergerai dengan elegan, beberapa helai jatuh di depan wajahnya. Dia sibuk membaca dokumen, ujung jarinya menelusuri baris-baris teks dengan gerakan anggun.Michael menggigit bibirnya. Ah, sial ... Dia benci mengakuinya, tapi wanita ini terlalu menggoda, bahkan tanpa usaha.Gaun kerja yang dikenakan Alexa tidak terlalu mini, tapi tetap saja lekuk tubuhnya jelas terlihat, terutama ketika dia sedikit bersandar ke depan.Michael mengalihkan pandangan, menekan tombol telepon di mejanya."Olivia, buatkan aku dua kopi," perintahnya.Alexa menoleh tajam. "Aku tidak suka kopi," ucapnya c

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Kamu masih mencintainya?

    Mobil melaju kembali dengan kecepatan stabil, suasana di dalamnya dipenuhi keheningan yang aneh. Alexa menatap lurus ke depan, tetapi sudut matanya terus mengawasi ekspresi Michael yang terlihat tenggelam dalam pikirannya sendiri.Dia masih bisa merasakan tatapan pria itu di penjual jagung bakar tadi. Tatapan yang penuh nostalgia, seakan Michael baru saja terlempar kembali ke masa lalu.Sahira.Alexa tahu nama itu pasti yang ada di kepala Michael saat ini."Sepertinya kau sedang mengingat sebuah kenangan?" Alexa akhirnya membuka suara, terdengar sedikit mengejek, meskipun dalam hatinya ada sesuatu yang berdesir tak nyaman.Eh!Michael tersentak kecil, seakan baru sadar bahwa dia tidak sedang sendirian. Pria itu menghela napas panjang, kemudian tersenyum tipis—senyum yang tak sampai ke matanya."Kau benar," jawabnya, mengakui tanpa ragu.Alexa melirik sekilas, berusaha menyembunyikan debaran dalam dadanya."Kenangan seperti apa?" tanyanya ringan, meskipun jauh di dalam hatinya, dia tah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status