Share

First kiss

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-02-06 15:54:04

“Itu burung saya!”

Hah?

“Ah, maaf, Pak. Aku tak tau kalau itu burung Bapak.”

Michael memejamkan mata, mencoba tak emosi di depan Sahira.

“Keluar!” pintanya.

“Tapi, Pak—”

“Aku bilang keluar!”

Sahira terkejut, dia segera berlari terbirit-birit dari sana.

Di dalam ruangan, Michael berdiri mematung. Wajahnya tegang, dan tangannya mencengkeram pinggir meja kerja. Ia menghela napas panjang, mencoba menguasai dirinya. Michael mencoba menahan hasratnya. Dia begitu tersiksa, dengan nafsu yang tiba-tiba saja muncul.

“Burung saya?” ulangnya dalam hati, merasa bodoh karena membiarkan kata-kata itu keluar begitu saja.

Michael mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berjalan ke kamar mandi kecil di sudut ruangan. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap sensasi dingin itu bisa meredakan emosi dan perasaan campur aduk yang ia rasakan.

“Ini semua gara-gara Sahira, dia harus bertanggung jawab!” umpatnya.

Setiap kali dia menutup mata, bayangan Sahira dengan rok mini itu kembali memenuhi pikirannya.

“Sialan!”

Setelah beberapa saat, Michael kembali ke ruangannya. Dia mencoba kembali bekerja, tetapi pikirannya terus melayang ke insiden tadi. Tumpukan dokumen di mejanya tampak seperti hiasan belaka karena ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi.

Sementara itu, di luar Sahira meremas-remas ujung roknya, merasa gugup dan bersalah.

“Kenapa aku sangat ceroboh, tanganku tak sengaja menyentuh miliknya,” gumamnya.

Tak lama kemudian, seseorang menepuk pundaknya.

“Kau baik-baik saja, Hira?” tanyanya ramah.

Sahira sedikit terkejut, dia mencoba tersenyum, meski jelas terlihat dipaksakan. “Ya, Bu Rina. Aku baik-baik saja.”

Rina adalah supervisor di kantor tersebut. Dia tak sengaja melihat Sahira tertunduk dengan wajah gelisah.

“Kalau butuh sesuatu, kau bisa bicara padaku,” katanya sebelum berlalu.

Sahira mengangguk, tetapi setelah Rina pergi, dia mendesah panjang. “Aku butuh pekerjaan lain saja,” gumamnya.

Di dalam ruangan, Michael menekan tombol interkom dan memanggil Sahira.

“Sahira, masuk ke ruanganku,” ucapnya singkat.

Sahira terkejut mendengar panggilannya. Jantungnya langsung berdegup kencang. Ia berdiri perlahan, merapikan roknya, lalu berjalan menuju pintu dengan perasaan cemas.

Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan izin masuk, Sahira mendorong pintu perlahan.

“Selamat siang, Pak,” sapanya dengan ragu-ragu.

Michael mengangguk, lalu menunjuk kursi di depannya. “Duduk.”

Sahira menuruti perintah itu, meski tubuhnya terasa kaku.

Michael memandangnya dalam-dalam, seolah mencoba membaca pikiran Sahira.

“Em, Pak, aku minta maaf soal tadi,” ucapnya Sahira.

“Sudah, lupakan. Sekarang, kerjakan ini.”

Michael memberikan tugas pada Sahira untuk mengetik sesuatu di komputernya.

“Baiklah.”

Sahira mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Michael. Meskipun tak punya pengalaman, soal mengetik di komputer itu hal mudah. Saat Sahira sibuk mengetik, Michael mulai menatapnya. Pikirannya langsung berkelana, hasratnya muncul lagi kala melihat bibir ranum milik Sahira. Ingin rasanya dia kecup dan melum4tnya penuh gairah.

“Apa aku sentuh dia sekarang saja? Toh, dia sudah aku beli. Aku berhak melakukan apa saja padanya,” batin Michael.

Wajah itu ...

Bulu matanya ...

Bibirnya ...

Lehernya ...

Saat sedang larut dalam lamunan, tiba-tiba ...

“Pak, sudah.”

Hah?

Cepat sekali.

Michael berdeham pelan, mencoba menutupi wajahnya yang terkejut, karena terlalu larut dalam pikirannya sendiri. Ia memalingkan pandangan dari bibir Sahira dan menatap layar komputer di depannya. Sahira sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari yang dia perkirakan.

“Sudah selesai, Pak,” ulang Sahira sambil berdiri di samping meja, menunggu instruksi berikutnya.

Michael mengangguk perlahan. “Hmm, tidak terlalu buruk,” gumamnya sambil memperhatikan hasil kerja Sahira. Tulisan itu tertata rapi, tanpa kesalahan ketik sedikit pun.

Michael kembali mencuri pandang ke arah Sahira, yang kini sedang berdiri dengan posisi tangan terlipat di depan tubuhnya. Bibir ranumnya yang sedikit mengerucut, mungkin karena lelah mengetik, kembali membangkitkan hasrat yang sejak tadi dia tahan.

“Dia benar-benar mempesona, bahkan tanpa berusaha menggodaku,” pikir Michael, rahangnya mengeras.

Sahira yang menyadari tatapan Michael, merasa sedikit tidak nyaman. “Pak, apa ada yang salah dengan hasilnya?” tanyanya hati-hati.

Michael tersadar dari lamunannya dan menggeleng cepat. “Tidak, semuanya baik. Kau bekerja cukup cepat,” jawabnya sambil merapikan beberapa dokumen di mejanya untuk mengalihkan perhatian.

Sahira mengangguk kecil. “Kalau begitu, apa ada tugas lain, Pak?” tanyanya, mencoba tetap profesional meski ia mulai merasa Michael bersikap aneh sejak pagi.

Michael berpikir sejenak. “Ada.”

“Em, apa?”

“Kemarilah.”

Sahira mengangguk berjalan mendekat menghampiri meja Michael. Namun, kakinya tak sengaja tersandung kabel di lantai.

“Ah!” serunya, tubuhnya oleng ke depan.

Dengan sigap, Michael menangkapnya sebelum jatuh ke lantai. Kedua tangannya memegang pinggang Sahira dengan kuat. Sementara tangan Sahira terpaksa bertumpu pada dada bidang Michael.

Hembusan napas hangat Michael menerpa wajahnya.

“Pelan-pelan, Hira,” bisiknya dengan suara serak. Dari jarak dekat, Michael bisa mencium aroma parfum vanilla milik Sahira.

“Hmm, bikin sangek,“ batinnya.

Sahira mendongak napasnya tertahan. Wajah mereka begitu dekat hanya sejengkal jarak yang memisahkan. Tatapan mata Michael turun, memperhatikan bibir Sahira yang sedikit terbuka.

“Pak, Maaf, Saya—” belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Michael langsung membungkam mulut Sahira dengan bibirnya.

Michael mencengkram lembut leher Sahira, memperdalam ciumannya. Sahira yang memang belum berpengalaman soal berciuman terkejut saat Michael melum4t bibirnya, dia segera mendorong Michael.

“Pak, enggh ... hentikan, eumh!”

“Pak, eumhh ...!”

Michael menghentikan ciumannya tapi tidak langsung melepas Sahira. Kedua tangannya masih memegang pinggang gadis itu, sementara wajahnya tetap dekat dengan wajah Sahira.

“Maafkan aku,” bisik Michael, tapi nada suaranya tak terdengar menyesal sama sekali. “aku tak bisa menahan diri, Hira, kamu sangat seksi.”

Napas Sahira tersengal-sengal. Kata-kata Michael membuatnya merinding. Dia mundur dengan tergesa, melepaskan diri dari dekapan Michael.

Sementara, Michael hanya memandangnya dengan intens tak ada tanda-tanda menyesal.

“Apa yang anda lakukan tadi salah. Tolong jangan pernah lakukan lagi, Pak Michael. Atau aku akan—”

“Akan apa? Kamu mengancamku, hem?” Michael mengangkat sudut bibirnya. Kemudian menatap tajam Sahira, perlahan tapi pasti dia berjalan mendekat, kemudian menarik Sahira kembali ke dalam pelukannya.

Degup jantung Sahira berdebar. Dia menggigit bibir kuat-kuat. Dirinya sangat takut. Michael yang memandangnya penuh hasrat menyentuh wajah itu dengan telapak tangannya.

“Hmm, pahatan yang sempurna,” pujinya, sementara Sahira memejamkan matanya dengan erat.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan di pintu membuat keduanya terkejut.

“Bos, apa saya boleh masuk?”

Itu suara Lucas.

Michael mendengus kesal, dia segera melepaskan Sahira, membuat gadis itu bernapas lega. Dia segera pamit dari sana dengan tergesa saat pintu terbuka.

Lucas mengerutkan kening melihat ketakutan di wajah gadis itu yang melewatinya, kemudian pandangannya beralih pada Michael.

“Kau apakan dia, Bos?”

“Em, tidak ada. Hanya pengenalan.”

“Sepertinya dia ketakutan,” ucap Lucas.

Huh!

“Dia hanya takut ketagihan, kau tau ... juniorku selalu membuat wanita mabuk kepayang.” Michael tertawa kecil.

Bersambung ....

Related chapters

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Resign

    BRAK!Pintu ruangan terbuka dengan kencang, membuat Michael yang semula fokus pada layar komputer menoleh ke arah sumber suara.Di sana, berdiri Sahira yang wajah merah padam.“Pak Michael, aku mau resign!” ucapnya dengan lantang.Michael terdiam sejenak, seolah berpikir.“Resign?” ulangnya.“Iya.”“Kenapa? Kamu baru bekerja dua hari, sekarang minta resign, apa ada yang salah?”'Tentu saja salah, kau sudah bertindak kurang ajar padaku!' umpat Sahira dalam hati.“Pokoknya aku mau resign Pak, aku nggak betah bekerja di sini.““Baiklah, kalau kamu mau resign.”Hah? Semudah itu?“Iya.” Sahira segera berbalik, berniat pergi dari sana. Tetapi, ucapan Michael menghentikan langkahnya.“Kau pulang sekarang, dan kembali lagi sambil bawa uang sebanyak 500 juta, berikan padaku.”“Apa?!”“Kurang jelas? Pulanglah, dan kembali lagi kemari. Kamu harus memberiku 500 juta karena telah memilih resign.”“Aku sama sekali tak mengerti!”Michael menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, “Kamu ingat su

    Last Updated : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Masa lalu

    “Ah, Pak, lepaskan! Aduh!” Michael tidak menjawab, tapi malah menarik Sahira lebih dekat ke arahnya. Sahira merasa tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri, tapi Michael terlalu kuat.“Ah, nikm4t sekali.” pria itu langsung menggesekkan senjata miliknya dengan pant*t bahenol Sahira.Sahira menggigit bibir, kala jemari Michael meremas bulatan indah miliknya.“Pak ... kumohon jangan. Bukankah aku butuh waktu. Jangan sekarang, Pak.”Michael mendesah pelan, napasnya mengenai leher Sahira. Sahira merasa bulu kuduknya berdiri, dia memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Michael.Michael yang tak sabaran segera menurunkan resleting celananya, hal itu membuat Sahira semakin panik.“Ahh, Pak ... jangan Pak, bagaimana kalau ada yang melihat kita!”“Pak!”“Ah, Pak, jangan! Ugh!”Hening.Sahira tertegun, dia segera menoleh ke samping, tak ada siapapun.Hah?Dia tersadar bahwa itu hanya khayalan. Saat ini, dirinya masih berada di ruangan kerja Michael, sendirian. Dia tidak sedang da

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sakit tapi .... (21+)

    Sahira duduk di sudut transportasi umum, uangnya tak cukup untuk memesan taksi. Pagi ini penumpang begitu ramai, membuatnya menjadi canggung.Dan benar saja, tatapan beberapa penumpang yang duduk di sekitarnya membuatnya merasa tidak nyaman. Bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, rok sependek itu pagi-pagi. Mau ke mana dia?” seorang wanita tua berbisik pelan tapi sengaja dikeraskan.“Ya ampun, gak takut kedinginan apa?” sahut seorang ibu sambil memeluk anaknya erat, seolah Sahira adalah ancaman.“Zaman sekarang, kok, perempuan makin berani, ya. Mau cari perhatian siapa? Perhatian Bos?” kata seorang pria sambil melirik Sahira dari atas ke bawah.Mendengar itu, Sahira menunduk dalam-dalam, wajahnya memerah karena malu. Dengan cepat, ia meraih jaket di tasnya dan menutupinya ke paha. “Kenapa aku harus pakai rok ini tadi?” gumamnya pelan, hampir menangis.Dia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan suara-suara di sekitarnya. “Semoga cepat sampai,” batinnya, sambil memandangi jalanan di

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Rumah sakit

    Mereka masuk ke dalam gedung rumah sakit. Sesampai di sana, Michael langsung masuk ke dalam ruangan dokter tak perlu mengantri terlalu lama.Sahira yang merasa tak enak pada bagian anu-nya akibat kejadian di dalam taksi tadi, bergegas pamit pada Michael untuk ke toilet. "Pak, aku permisi dulu ke toilet dulu, ya," katanya.Michael mengangguk. Dia mengerti apa yang terjadi pada Sahira. “Pergilah. Aku akan menunggu di sini. Jangan lama-lama."Sahira berjalan menuju toilet, merasa lega bisa melarikan diri sejenak dari Michael yang tiba-tiba berubah menjadi sangat mesum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan bosnya itu.Sahira menghela napas, mencoba menetralkan perasaannya. “Ini gila! Bagaimana mungkin aku menikmatinya,” umpatnya sedikit frustrasi.“Aku harus segera melarikan diri sebelum dua minggu. Jangan sampai Pak Michael memperawaniku. Setelah mendapatkan gaji pertamaku, aku akan pergi.”Untung saja Sahira masuk di pertengahan bulan, kemungkinan gajinya dibayar setengah.“10 ju

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Siapa dia?

    Michael mengetuk meja pelan, tanpa menoleh ke arah Sahira yang sibuk di mejanya. Setelah sakit dikepalanya mereda, dia langsung melanjutkan pekerjaannya daripada memilih beristirahat.“Sahira, tolong buatkan aku kopi? Aku butuh sesuatu yang panas untuk membantuku fokus,” ucapnya.Sahira segera berdiri. “Baik, Pak. Tunggu sebentar.”Dia bergegas menuju pantry, mengambil cangkir favorit Michael, lalu menyeduh kopi dengan hati-hati. “Em, sudah.”Setelah selesai, dia membawa kopi itu dengan langkah pelan, takut cairan hitam pekat itu tumpah. Tangannya memegang nampan erat-erat.Jangan sampai tumpah ...Jangan sampai tumpah ...Itu yang dia ucapkan di dalam hati berulang-ulang.Dia masuk ke dalam ruangan dengan senyum dibibirnya, untuk mengurangi rasa gugup. Sahira berdiri di depan meja Michael, tetapi mendadak tangannya bergetar. Entah karena gugup atau takut, cangkir kopi di atas nampan mulai goyah.“Cepat, taruh saja di meja,” perintah Michael tanpa menoleh, sibuk dengan dokumen di dep

    Last Updated : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Salah remas

    “Lama tidak bertemu, Karin,” ucap Michael pelan.Tanpa ragu, Karin--wanita berpenampilan elegan dengan rambut cokelat bergelombang, mengenakan dress pas badan berwarna merah menyala itu menarik wajah Michael dan mencium bibirnya lagi. Ciuman itu cukup lama, penuh gairah, membuat Sahira yang duduk di pojok ruangan hanya bisa tertegun.Deg!Sahira menatap keduanya dengan mata membulat. Hatinya mendadak panas. “Bisa-bisanya mereka tidak melihat aku di sini!”Michael dan Karin seperti lupa bahwa ada orang lain di ruangan itu. Mereka terus berpelukan, berciuman penuh gairah dan suara decapan lidah mereka membuat Sahira semakin kesal.“Berlebihan sekali,” gumam Sahira dengan kesal. Dia mencebik, lalu berdehem keras hingga dahaknya rontok.“Ekhem!”Michael dan Karin akhirnya tersadar. Karin melepas pelukannya, menoleh ke arah Sahira dengan alis terangkat, sementara Michael hanya menghela napas kecil.“Mike, siapa dia?” tanya Karin, dia menelisik Sahira dari atas sampai bawah.Michael melirik

    Last Updated : 2025-02-08
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Penyelamat

    Beberapa menit sebelumnya ...“David, belok kiri,” ucap Michael pada David, salah satu anak buahnya.“Tapi, Bos, bentar lagi kita sampai ke mansion.”“Aku bilang belok kiri,” jawab Michael dengan tegas. Entah kenapa, sejak tadi dia terus memikirkan Sahira.“Padahal baru saja bertemu pagi tadi, aku sudah merindukannya,” batinnya.Michael tersenyum kecil, dia terus memberi intrusksi pada David menuju ke tempat Sahira. David mendengus kesal saat melewati jalan kecil yang yang becek dan berlubang.“Bos, sebenarnya, kita mau kemana?”“Sudah, jangan banyak bicara. Ikuti saja arahanku.”“Hmm, baiklah.” dia segera menurut saja, daripada kena amukan Bos-nya.Michael duduk di dalam mobil dengan dada berdebar-debar. Tak biasanya dia merasakan firasat seperti ini, tapi bayangan Sahira terus saja menghantuinya. Mobil berhenti di sebuah jalan sempit di depan rumah kecil Sahira.“Bos, ini rumahnya?” tanya David sambil melirik bangunan kecil di depannya.Michael hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa

    Last Updated : 2025-02-08
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Gak pake dalaman

    “Ini salah satu apartemen kosong milik keluargaku. Kamu bisa tinggal di sini sementara.”“Em, sekali lagi terima kasih, Pak.”“Hmm, sama-sama.”Sahira masih terdiam di pintu apartemen mewah itu, matanya menyapu setiap sudut ruangan yang tampak begitu luas dan elegan. Tidak percaya, dia melihat semua jenis makanan yang enak-enak di atas meja makan.“Di rumah aku hanya makan Indomie.” dia merasa canggung sekaligus terharu."Sahira, aku harap kamu menyukainya,” kata Michael dengan lembut.Sahira terdiam, hampir tak tahu harus berbuat apa. Pikirannya bercampur aduk, antara rasa terima kasih yang dalam dan rasa tak percaya, dia masih hidup.Michael bukan hanya telah menyelamatkannya dari kebakaran, tetapi juga memberinya tempat tinggal yang nyaman.Tanpa berpikir panjang, Sahira mendekat dengan langkah cepat, lalu tanpa aba-aba, memeluk Michael dengan erat.Pelukan yang spontan membuat Michael terkejut, tubuhnya membeku sejenak, lalu ia menyadari maksud dari pelukan itu.“David! Keluar!” t

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Dapur nikmat 21+

    Deg!Sahira tersentakDarahnya seolah membeku, napasnya tercekat di tenggorokan.“Sergio, lepaskan!” pekiknya spontan, tubuhnya berusaha meronta.Namun, saat ia berbalik dengan panik, matanya justru bertemu dengan sepasang mata tajam milik Michael.Sahira langsung diam. Dadanya masih naik turun akibat keterkejutan barusan.Michael menatapnya dengan sorot serius. “Kenapa kau selalu bereaksi seperti itu?” tanyanya dingin.Sahira menunduk, merasa malu sekaligus lega. “Aku … aku kira Sergio …”Mata Michael langsung berubah lebih gelap. Rahangnya mengeras. “Si4l, dia telah membuatmu trauma,” desisnya pelan.Sahira buru-buru menggeleng. “T-tidak. Aku hanya kaget saja.”Michael menatapnya dalam, lalu menarik napas panjang untuk meredam emosinya. “Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu lagi,” ucapnya dengan nada tajam.Sahira hanya diam, entah kenapa, hatinya merasa sedikit lebih tenang mendengar kata-kata Michael.Michael kemudian mengalihkan perhatiannya ke wastafel. Ia mendecak pelan. “

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Hampir diperkosa

    Sahira menggigil saat melihat Sergio yang berdiri di ambang pintu.Laki-laki itu sempoyongan, bau alkohol menyengat dari tubuhnya. Matanya sayu, tetapi sorotnya berkilat aneh, gelap, liar, dan mesum“Sahira … aku datang,” gumamnya dengan suara serak, bibirnya melengkung membentuk senyum miring yang membuat bulu kuduk Sahira berdiri.Jantung Sahira berdegup kencang.“Sergio, keluar dari kamarku!” serunya, suaranya bergetar antara marah dan takut.Sergio tertawa kecil. Lalu menutup pintu di belakangnya, membuat ruangan itu semakin terasa sempit dan pengap.“Kau manis sekali … tubuhmu seksi, ah ....” bisiknya, berjalan terhuyung mendekat. “Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.”Sahira mundur, tangannya meremas seprai.“Sergio, kalau kau tidak keluar, aku akan berteriak!”ancamnya.Sergio tidak peduli. Dia terus berjalan, dan akhirnya berdiri di tepi ranjang. “Berteriaklah … aku ingin mendengarnya,” bisiknya, suaranya terdengar menggoda tetapi beracun.Sahira tahu ini berbahaya. Tangannya

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Michael vs Sergio

    Michael duduk di ruang kerjanya, rahangnya mengeras, matanya tajam menatap layar monitor di depannya.Rekaman CCTV di mansionnya terus berulang di layar, menampilkan perbuatan menjijikkan Sergio terhadap Sahira.Tangannya mengepal.Darahnya mendidih.Napasnya memburu, dadanya naik turun dalam amarah yang hampir tak terbendung.Brak!Gelas di tangannya pecah berkeping-keping di lantai, suara nyaringnya menggema di seluruh ruangan.Michael tak peduli.Tatapannya gelap.Dengan langkah cepat, ia keluar dari ruangannya, tubuhnya dipenuhi aura mengerikan.“Sergio!!!” Teriakannya mengguncang seluruh mansion.Hening.Tidak ada jawaban.Para pelayan yang kebetulan melintas langsung merunduk ketakutan, tak berani mendekat saat melihat ekspresi Michael yang sedang marah.Hening semakin panjang tapi akhirnya David muncul, dengan tergesa-gesa."Tuan, Sergio sudah keluar," lapornya cepat.Mata Michael menyala penuh kebencian.Tanpa berpikir dua kali, ia bergegas menuju garasi.Setibanya di sana, Mi

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Mengintip mandi 21+

    “Jangan berbohong.”Ia tidak bodoh. Ada sesuatu yang terjadi.Tubuh Sahira sedikit gemetar, napasnya masih belum teratur, dan sorot matanya menyiratkan ketegangan yang tidak bisa disembunyikan.“A-aku tidak berbohong.”Tanpa menunggu lebih lama, Michael melangkah mendekat, “Adikku mengganggumu?”Sahira tersentak kecil. Matanya membesar sejenak sebelum dengan cepat menggeleng. “T-tidak, Tuan. Tidak ada yang terjadi.”Michael menatapnya lebih lama, mencoba membaca kebohongan yang begitu jelas di mata wanita itu.Ia menghela napas panjang, jemarinya mengepal di sisi tubuhnya, mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak dalam dadanya.Sergio benar-benar mencari masalah.Namun, melihat Sahira yang tampak begitu tegang, Michael memutuskan untuk tidak mendesaknya sekarang.“Sudah cukup untuk malam ini. Pergilah istirahat,” ucapnya dengan nada lebih lembut.Sahira langsung menggeleng cepat. “Aku belum selesai mencuci piring.”Michael mendesah, mengamati wanita di hadapannya. Mata itu begitu

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sergio nakal

    Sahira berdiri di dapur, jari-jarinya dengan cekatan mengiris bawang di atas talenan kayu. Namun, pikirannya melayang jauh. Hinaan Evelyn masih terngiang di telinganya, dan tatapan tajam Sergio masih terasa menusuk meskipun pria itu sudah tidak ada di dekatnya.Sahira menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Tapi perasaan sesak itu tetap ada.Dia menggigit bibirnya, berusaha keras menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.'Aku harus kuat. Aku harus bertahan.' batinnya.Namun, saat ia menunduk dan melihat bayangannya di permukaan panci yang berkilau, dadanya semakin terasa sesak. Ia mengangkat tangan, menyeka sudut matanya dengan cepat sebelum seseorang melihatnya.Namun terlambat.Sebuah tangan hangat tiba-tiba menyentuh pundaknya dengan lembut. Sahira tersentak, buru-buru menoleh.Michael berdiri di sana, menatapnya dengan sorot mata sendu.Sahira langsung menunduk, menyeka air matanya sekali lagi dengan punggung tangannya. Dia tersenyum kecil, berusaha terlihat tega

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Tinggal bersama

    Pagi hari ....“Nona ... biar kami saja.”“Tidak usah, biar aku saja. Ini tidak terlalu sulit.”Sahira tampak sibuk di dapur. Tangannya dengan cekatan mengaduk saus kental dalam panci, sesekali ia mencicipinya dengan sendok kecil, memastikan rasanya sempurna.Memasak adalah hobinya sejak kecil. Ada ketenangan yang ia rasakan saat mengolah bahan-bahan menjadi makanan lezat.“Eummh, rasanya pas.”Tanpa ia sadari, sepasang mata tajam tengah mengamatinya. Michael berdiri di ambang pintu, menyandarkan tubuhnya di kusen dengan tangan terlipat di dada. Senyum menggoda tersungging di wajahnya saat melihat kekasihnya tampak begitu serius dengan masakannya.Michael memberi kode pada para pelayan untuk meninggalkan dapur. Mereka menurut dengan cepat tanpa bersuara, meninggalkan Sahira yang masih asyik dengan sausnya.Michael melangkah perlahan, mendekat tanpa suara. Begitu jaraknya cukup dekat, kedua tangannya melingkar di pinggang Sahira dengan erat.Sahira terlonjak kaget. Sendok kecil yang ia

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Dipecat

    “Siapa kamu?” tanya Evelyn menatap Sahira dengan tajam.“A-aku sekretaris Pak Michael, Nyonya Bos.”“Kenapa kamu tidak menyambutku?” Evelyn merasa terhina saat salah satu pegawai putranya tak menghormati dirinya.“Maaf, Nyonya, tadi aku hanya mengikuti perintah Pak Michael untuk tidak melakukan apapun.”“Wah ... kurang ajar sekali dirimu, ya. Ongkang-ongkang kaki di perusahaan anakku.”Sahira menunduk dalam-dalam. Ia bisa merasakan tatapan tajam Evelyn menelisiknya dari atas hingga bawah, seolah menelanjangi harga dirinya di depan semua orang.Evelyn menyipitkan mata, lalu mendekat selangkah, ekspresi wajahnya berubah seketika—seakan-akan ada sesuatu yang baru ia sadari. Sudut bibirnya melengkung ke atas dalam seringai penuh ejekan.“Kok bisa putraku itu mempekerjakan pembantu menjadi sekretaris?”Hening. Suasana kantor mendadak sunyi, hanya desisan kecil dari beberapa karyawan yang tak bisa menahan keterkejutan mereka.Sahira mengangkat kepala, matanya melebar. “Pembantu?” gumamnya

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Siapa kamu?!

    Sinar matahari yang hangat menembus jendela besar kamar, menyinari wajah Sahira yang masih terlelap dalam pelukan Michael. Pria itu sudah terjaga sejak beberapa menit yang lalu, tetapi dia enggan bergerak. Melihat Sahira tidur dengan wajah damai membuatnya merasa tenang.Namun, akhirnya dia memutuskan untuk membangunkan wanita itu. Dengan lembut, dia menyelipkan jemarinya ke rambut Sahira, menyibakkan beberapa helai yang jatuh ke wajahnya.“Sayang, bangun,” bisiknya.Sahira menggeliat pelan, “Engghh ... aku masih ngantuk, Mike.”“Ya sudah, kalau begitu tidur saja.”Sahira tersenyum, kemudian memejamkan mata kembali. Tak lama kemudian ...“Ughh!“ dia menggigit bibir saat sebuah tangan masuk ke dalam piyamanya.Sahira lekas membuka mata, kemudian menyingkirkan tangan Michael dari anu-nya.“Aku bangun, ternyata ini sudah siang.”“Permisi, Pak ...” Sahira segera menyingkap selimut, dan pergi menuju kamar mandi.Michael terkekeh, melihat wanitanya yang tiba-tiba saja berubah pikiran. Takut

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   BOM!

    Pintu utama tiba-tiba terbuka dengan kasar.Brakk!!Sahira terlonjak, jantungnya hampir melompat keluar karena terkejut. Michael dengan refleks menariknya ke belakang, bersiap menghadapi siapa pun yang masuk.Namun, yang muncul adalah David, wajahnya terlihat sangat cemas dan napasnya juga memburu.“Boss! Ini gawat!” serunya sambil berjalan cepat ke arah Michael.Michael mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”David melirik sekilas ke arah Sahira, seolah ragu untuk berbicara di depannya.Michael mendesah. “Katakan saja.”“Ada kiriman bom di jalan utama dekat mansion. Kita harus segera bertindak sebelum terlambat!”Deg!Sahira menahan napas, membelalak kaget. “B-Bom?”Michael mengumpat pelan. Rahangnya menegang, lalu menoleh ke arah Sahira yang masih terlihat kebingungan.“Sahira, dengarkan aku baik-baik.” Michael menggenggam bahu gadis itu dengan kedua tangannya. “Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan menangani ini. Tapi aku ingin kamu tetap aman di sini.”Sahira menatapnya dengan cemas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status