Share

Reuni – 4

Dia berdiri di depan celah lebar pintu kamar yang bahkan tidak jelas konsepnya ini. Waktu itu, aku memang mengaku terlalu banyak mengeluh. Melihat Khidir kembali seakan telah mencairkan keadaan.

"Khidir!" Aku sebut namanya lagi kemudian berlari lalu mendekap erat dirinya. "Aku merindukanmu."

Dia mengelus pelan rambut hijauku. "Ya, aku juga," balasnya lembut. "Kamu berteriak dari tadi, aku jadi cemas."

Masih dalam posisi memeluk, aku lanjutkan ucapanku. "Tidak ada balasan, wajar aku teriak."

"Kyara." Khidir melepas pelukan. "Kita sedang bersembunyi, tidak bisa berkumpul saat ini. Sementara aku di sini memastikan agar dia tidak datang padamu."

"Aku tahu," balasku pelan.

"Kalau tahu, kenapa masih teriak?" balasnya. "Kamu bukan dirimu yang dua belas tahun, harusnya sudah paham."

Melihat tatapan mata hijau Khidir yang lembut membuatku merasa terkunci. Seakan tidak bisa menghindar. Memang sekarang aku berusia enam belas,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status