Bab 1Grup WA Keluarga Suamiku[Istrimu itu kapan kirim Ibu duit?] pesan dari Ibu mertuaku.[Nanti ya Bu, aku minta pada Najwa] balas Mas Beni.[Kak, aku juga mau belanja ke Mall. Mintain 2 juta ya!] pesan dari Sania adik Mas Beni.Ternyata di grup keluarga, ini yang mereka bahas. Untung saja Kak Marwah, Kakak sulung Mas Beni peduli padaku. Ia menscreenshot semua percakapan ini dan mengirimnya padaku. Sebuah pesan masuk lagi. Kini Ibu mengirim foto wanita cantik, menggunakan hijab putih dan gamis berwarna Lilac.[Ben, ini namanya Ririn. Dia mau taaruf denganmu, Ibu udah cerita tentang kerjaan dan gajimu.] tulis Ibu di pesan terbaru. Ibu ternyata juga sibuk menjodohkan Mas Beni, dengan wanita lain.[MasyaAllah cantiknya...] balas Sania memuji foto wanita bernama Ririn.[Kapan kita ke rumahnya, Bu?] Mas Beni kembali membalas.[Insyaallah dua hari lagi. Kamu suka tidak?] balas Ibu.[Suka Bu, sangat elok parasnya. Cantik dan tampaknya berakhlak baik] balas Mas Deni memuji wanita itu.
Bab 2Manis Didepan Tapi Busuk DibelakangPikiranku kacau karena kejadian tadi, berusaha tetap profesional saat bekerja. Kini aku kembali ke ruangan kerja, setelah makan siang. Tring..! Kembali gawaiku berbunyi. Pesan dari Kak Marwah pasti ada hal mengejutkan lagi, screenshot status WA Mas Beni. Dia memposting foto wanita berhijab putih tadi dengan caption "Bidadari dunia".[Main tenang, jangan gegabah.] pesan baru dari Kak Marwah.Aku mencoba mengehela nafas dan menghembuskan perlahan. Iya aku harus tenang, aku akan memberi pelajaran Mas Beni di waktu yang tepat. Bisa saja wanita itu menjadi juga korban Mas Beni.Mungkin saja, ia tidak tahu Mas Beni sudah menikah. Kasihan juga kan, cantik-cantik di bohongi.Kembali Kak Marwah mengirim pesan story terbaru Mas Beni, berupa rekaman layar video. Pada video itu, Mas Beni mengaji dengan suara yang lumayan merdu. Wajah tampan nya tampak sesekali melirik kamera.Jelas sekali, dia pasti sudah sekontak dengan wanita itu. Dan sekarang, sed
Bab 3Pesan Delia"Gak ada, Mbak!" ucapku lantang tanpa berbasa-basi."Masa gak ada sih, cuma lima ratus ribu. Kamu itu kaya tapi pelitnya!" cerca Mbak Husna padaku sambil menatapku menandakan ketidak sukaannya pada penolakanku barusan. Biasanya mereka memang datang padaku saat butuh uang, dan aku selalu memberi pinjaman. Tapi sekarang setelah tahu kebusukannya, jangan harap aku berbaik hati."Tega sekali pada keponakan sendiri!" ujarnya menatap tajam."Boleh aku ke rumah, Mbak?" tanyaku."Untuk apa!" ketusnya."Mau lihat keadaan Airin. Katanya sakit, nanti aku bantu bawa ke klinik untuk periksa," jawabku. "Enggak usah, sama aja kamu gak percaya sama, Mbak!" Kemudian Mbak Husna berlalu pergi sambil ngedumel. "Tidak punya hati, pantas suaminya gak betah!" ucapannya yang masih bisa ku dengar.Pasti dia berbohong dengan alasan Airin sakit. Apalagi suaminya Mbak Husna itu kan sekarang pengangguran, karena kena PHK saat pengurangan karyawan. Aku kembali masuk kedalam rumah. Terdengar s
Bab 4 "Najwa..!" terdengar seperti suara teriakan Ibu mertuaku menggema di dalam rumah. Aku yang baru saja usai menata kembali barang yang di curi Mbak Husna ke dalam kulkas. Ibu dan Mbak Husana muncul masuk ke dapur. "Eh Najwa! Kenapa kamu mencuri di rumahku!" cecar Mbak Husna berkacak pinggang."Apa maksud Mbak!" sahutku berdiri dan balas menatapnya tak takut sama sekali dengan ipar munafik seperti dia. Mbak Husna berjalan menuju kulkas milikku dan membuka nya. "Benar kan Bu, di ambil oleh Najwa!" tunjuk Mbak Husna dan ingin kembali mengambil kembali.Aku mendekat dengan cepat menutup pintu kulkas."Sadar diri dong Mbak! Kamu yang mencuri, isi kulkasku." ujarku dengan dada yang bergemuruh menahan emosi. Sungguh tidak tahu diri."Beni yang memberikannya padaku dan sudah ku ambil, sekarang menjadi hakku! Lagian yang belanja pakai uang Beni bukan kamu!" jawab Mbak Husna bagiku sangat lancang."Mas Beni tak pernah sepersen pun mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan ini. Jadi se
Bab 5Terkirim, aku mengedarkan pandangan kemudian membuka pintu kamar. Masih gelap mungkin Ibu dan Sania belum berhasil atau takut menaikkan saklar. "Aku takut Mas, gak bisa caranya!" terdengar suara Sania sedang berbicara dengan Mas Beni. Mereka baru saja kembali masuk ke dalam rumah. Aku kembali meletakkan ponsel itu di atas meja, dengan posisi semula. Kembali mengambil posisi sembunyi, sembari menikmati raut wajah mereka. Terutama Mas Beni, bagaimana ya jika dia tahu uang seratus juta berhasil masuk ke dalam rekeningku. "Mas, aku belum jadi transfer loh tadi. Mas aja deh yang transferin!" ucap Sania.Mas Beni mengambil ponsel. Drrrt... Ponselku bergetar ternyata ada pesan masuk dari Kak Marwah. Ternyata screenshot chat dari WhatsApp Grup keluarga mereka.[Om Beni, jangan lupa bagian Airin ya besok untuk beli tas sekolah baru. Cukup 5 juta aja!] pesan dari Mbak Husna. Emang gak tahu malu ini orang, di WhatsApp masih ngemis duit pada suamiku. Tahu aja, dia sedang dapat bonus kat
Bab 6 Memori Masa LaluPoV Najwa NatasiyaMas Beni kembali, aku memasukkan ponsel ke dalam saku piyama yang kukenakan. Setelah tadi ku pasti kan menyimpan video rekaman itu."Najwa, kita ke kamar," ajak Mas Beni.Aku menuruti ucapannya. Kami berdua masuk ke dalam kamar, ia memintaku untuk duduk di tepian ranjang. Mas Beni menepuk tempat di sebelahnya, agar aku duduk.Aku mengikuti kemauan Mas Beni dan menatap ke depan. Rasanya enggan, untuk menoleh padanya. "Najwa, Mas mohon banget! Tolong kamu kembalikan uang itu, karena uang itu mau Mas pakai modal untuk-" "Untuk kawin lagi!" selaku. Mas Beni belum mengetahui jika aku sudah tahu semua rencananya, dan berniat menikah lagi."Apa yang kamu katakan sih, Najwa!" tukas Mas Beni menatapku suaranya menjadi kesal."Terus, untuk modal apa?" tanyaku masih pura-pura belum tahu rencana Mas Beni. Rahang Mas Beni mengeras, dan menaikan sebelah alisnya. "Untuk modal usaha, jangan banyak tanya. Kamu juga akan tahu," ujar Mas Beni."Aku tidak mau
Kembali BertemuAku tiba di rumah, sepertinya ada seseorang. Apa Mas Beni? Pintu kamar terbuka sedikit, di saat aku membukanya ada Mbak Husna dan Sania sedang membuka lemari pakaianku dan beberapa pakaian sudah mereka keluarkan, berserak di atas kasur. "Sedang apa kalian!" suaraku sukses membuat Mbak Husna dan Sania kaget dan menoleh padaku. "Kami cuman-" Sania seperti gugup.Aku merebut gamis yang di pegang Mbak Husna. Dan juga merebut dari Sania. Mereka seperti nya sedang menjajah lemari pakaianku, karena gamisku banyak dan bagus. "Kita cuma pinjam untuk acara nanti malam!" ujar Mbak Husna kemudian ia menjadi salah tingkah dan menutup mulutnya menggunakan telapak, tangan."Memangnya ada acara apa nanti malam?" tanyaku.Sania menatap tajam kearah Mbak Husna seperti memberi isyarat untuk diam."Mau kondangan!" ucap Sania padaku."Apa kalian tidak mempunyai gamis yang bagus, sehingga mencuri gamisku seperti ini!" cercaku pada mereka."Kita juga gak sudi pakai gamismu ini!" tunjuk Mb
Kejutan MasAku mengedarkan pandangan ke sekitar, tidak ada orang yang mengawasi kami. Sopir yang tadi bersama nenek juga telah masuk duluan, jika pun hanya rekaman CCTV pasti tidak terlalu jelas.Aku mengajak nenek ke tempat yang minim pencahayaan. Ternyata hak ku masih dipertahankan oleh nenek, sedangkan tante Ratu dan om Firman hanya mengelolanya saja."Untuk sekarang lebih baik kita sabar dulu, Nenek jangan bilang ya jika sudah bertemu aku kembali. jika Tante Ratu dan Om Firman tahu aku di sekitar mereka. Pasti aku akan dicelakai," ujarku. Mereka berdua tak segan menyingkirkanku. "Yang penting kita ke notaris dulu, kamu harus menandatangani semua warisan yang telah diberikan oleh orang tuamu dan sah menjadi milikmu," ucap Nenek. Ya, di situ tertulis jika aku berusia 21 tahun maka warisan akan sepenuh menjadi milikku. Sedangkan usiaku sekaranv sudah, 25 tahun."Dua hari lagi kita bertemu. Nenek ada ponsel kan, aku akan memberikan nomorku untuk kita berkomunikasi." Nenek mengeluark
Para pekerja di rumah Delia pergi, mereka mengemas pakaian tapi sebelum itu mereka mencoba mengecek kamar yang dulu tidak boleh dibuka oleh Marcel. Dan bensr saja yang dikatakan Silvi saat itu kamar itu penuh dengan barang yang sangat aneh, sepertinya memang Marcell itu melakukan pesugihan untuk menambah pundi-pundi kekayaannya, mereka semua bergidik ngeri menyaksikan semua itu. Padahal Marcel dan Delia seperti pasangan modern yang mungkin tidak akan percaya hal seperti itu, tapi buktinya kamar ini menunjukkan jika mereka telah berbuat cara kotor untuk mendapatkan uang.Marcell memang menerima aliran dana dari Pak Purnomo. Ia dulu adalah seorang pejabat dan dia melakukan korupsi besar-besaran, sehingga mengajak Marcell melakukan pencucian uang agar kekayaannya tidak terlacak tapi sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, itulah peribahasa yang tepat untuk pak Purnomo Marcel dan Delia. Sebagian orang yang terlibat mereka diperiksa, dan akhirnya sekarang menjadi tersangk
Jam 1 siang Merri baru pulang ke rumah. "Kenapa kamu pulang lagi kemari!" sinis Bu Laras ketika melihat menantunya itu masuk ke dalam rumah, dengan santainya. "Ada apa Bu? Kenapa Ibu marah?" tanya Meri. "Bagaimana Ibu tidak marah, apa yang kamu lakukan semalam?""Demalam aku menghadiri acara ulang tahun Melly, dan aku menginap di sana. Aku sudah memberitahu Mas Arkan," "Pandai sekali ya kamu berbohong pada kami, kamu sedang dugem bersama pria dan teman-temanmu itu!" "Apa maksud ibu, aku tidak paham," Merri masih tak mengakui. "Kamu tidak bisa lagi membohongi ibu, ibu sudah tahu bagaimana perilakumu di luar sana. Kamu berfoto mesra dengan pria lain tanpa memikirkan Arkan, semalam Ibu mengawatirkanmu tapi kamu sendiri, jahat sekali kamu Merri. Kamu telah menipu kami semua!" ucap Bu Laras. Merri syok. Bagaimana Ibu mertuanya tahu tentang foto semalam, apakah Arkan yang menunjukkan nya tapi dia telah memprivasi foto itu dari Arkan. Sania, ya ia baru ingat dia lupa mau memprivasi s
Arkan, antarkan Ibu berobat. Ibu tidak enak badan," ucap Bu Laras meminta Arkan untuk mengantarkannya berobat, kakinya sangat sakit apa lagi Bu Laras mempunyai riwayat asam urat. "Iya Bu," jawab Arkan. "Ya sudah kamu siapkan dulu mobilnya, ibu akan berganti pakaian!" "Kita tidak pergi menggunakan mobil, Bu.""Bukankah kamu tadi sudah mengambil mobil di rumah Sania?" ucap Bu Laras. "Tapi mobilnya dibawa sama Merri," "Dibawa Merri, ke mana istrimu malam-malam begini sudah jam sembilan malam dia keluar?" "Kata Merri, dia ada acara ulang tahun temannya, jadi kita naik motor aja ya Bu. Arkan antarkan Ibu ke klinik yang nggak jauh dari sini," "Ya sudahlah, gimana sih Merri dia pergi di malam seperti ini. Kaki Ibu aja sakit untuk berjalan saja ngilu, malah mobilnya dibawa!" gerutu Bu Laras.***Malam itu Merri menjemput teman-temannya, mereka berkumpul di rumah Melly sebenarnya Merri tidak menghadiri acara ulang tahun Melly yang ada mereka semua itu pergi ke diskotik."Wah mobil baru
"Sania, aku minta kunci mobil!" ujar Arkan ketika tiba di rumah Sania pagi itu, dia diperintahkan oleh ibunya dan Merri untuk mengambil mobil yang dititipkan di rumah Sania. "Beni yang menyuruhku!" ucap Arkan. "Mampir dulu, Mas," tawar Raka."Sedang buru-buru!" jawab Arkan."Ya sudah saya permisi dulu ya Mas, mau berangkat ke sekolah," ucap Raka ia berlalu dengan putri sulung Sania yang bernama Salsa.Malam harinya jam 8 malam. Merri bersiap menggunakan make up dan dress di atas lutut berwarna cream, dandanan Merri malam itu sangat mencolok. "Kamu mau pergi kemana?" tanya Arkan yang merasa heran melihat Merri yang sudah berdandan maksimal. "Aku ada acara Mas, di rumah Melly, acara ulang tahun dia, nggak papa kan aku pergi?" ujar Merri dan menggunakan maskara."Enggak apa sih, tapi kenapa pakaianmu seperti itu terlalu minim, Mer. Coba kamu ganti pakaian yang lebih panjang lagi!" ucap Arkan. "Lebih panjang gimana, ini bagus tahu Mas. Udah deh enggak usah ngatur aku dalam hal berpak
season 2 Kebenaran TerungkapNathan menonton video yang ditunjukkan oleh Najwa. Dan menunjukkan pesan yang dikirim oleh tante Ratu. "Ternyata mereka itu bekerjasama dengan koruptor dan melakukan pencucian uang, pantas saja mereka itu kaya!" ucap Najwa. "Aku sudah bilang padamu Najwa, apa yang kita lihat itu belum tentu yang sebenarnya. Aku juga curiga pada Marcel. Karena dia mempunyai background bukan dari keluarga kaya raya. Tapi tiba-tiba dia bisa menjadi konglomerat hanya dalam waktu 3 tahun saja!" ujar Nathan."Apa profesi Marcel sebelum ia menjadi kaya, seperti ini?" tanya Najwa."Yang aku tahu dulu ia bekerja sebagai karyawan biasa, di sebuah buah dealer motor," Mendengar riwayat pekerjaan Marcel membuat Najwa tak heran, jika gosip itu memang benar tidak mungkin dia tiba-tiba kaya dan mempunyai uang milyaran. Mungkin ratusan miliar. "Apa yang akan kita lakukan dengan video ini mas, tidak bisa melaporkannya ke polisi?" tanya Najwa."Bisa, tapi jangan sampai identitas kita se
season 2 Kecurigaan Pada MarcellMarcel dan Delia jadi membeli penthouses seharga 6 miliar, dan pastinya Delia tak lupa pamer dia memfoto penthouses itu.Delia juga memposting foto itu di berbagai sosial media, komentar netizen pun semakin liar. Mereka beberapa juga geram pada Delia seakan tidak peduli dengan gosip yang menerpa, dia justru semakin pamer di media sosial. Apalagi penthouses itu harganya mahal, di grup WA Mama kece, juga semakin ramai karena postingan Delia. Mereka semua mengucapkan selamat.[Kapan kita diajak ke sana?] seperti biasa Monica selalu antusias dengan harta milik Delia. Dia seakan ingin akrab dengan Delia. Anggota lain pun antusias ingin diajak ke sana.[Minggu depan aku akan mengadakan makan malam, dan mengundang kalian semua. Juga ada beberapa rekan bisnis suamiku.] balas Delia. [Pasti acaranya sangat formal, kita harus tampil maksimal.] balas Bu Vivi beliau adalah usianya yang paling tua di anggota grup itu, semua orang menghormati Bu Vivi ia seperti
season 2 Merri DalangnyaMalam itu setelah kejadian pengusiran Ifa dari rumah Bu Laras. Beni tidak pulang ke rumah sudah 2 hari ini, ia tak mau lagi kembali ke rumah sang Ibu. Di rumah itu suasananya lebih tenang tak ada keributan."Beni belum pulang juga?" tanya Bu Laras pada Arkan."Belum Bu Dia sedang di rumah istrinya. Mungkin dia tidak akan mau lagi pulang kemari!" ujar Arkan."Tidak bisa dibiarkan begitu, sedangkan toko dia tutup. Kuncinya di bawa. Bagaimana kita bisa membuka toko sembako, Ibu akan menyusul Beni ke sana," tukas Bu Laras karena ia sudah tidak mempunyai uang, sedangkan uang yang diberikan Beni sudah habis.***"Mas Aku mau beli mobil!" pinta Merri merangkul Arkan dengan manja."Beli mobi, uang dari mana mau beli mobil!",jawab Arkan.Merri melepaskan pelukannya sebal."Mas Beni Itu uangnya banyak Mas! Apa salahnya kamu minta untuk beli mobil," ujar Merri. "Beni nggak akan kasih kalau untuk beli mobil, kamu tahu itu kan,""Karena itu Mas kamu jangan bodoh, kan aku
season 2 Delia Diterpa gosipNeberapa minggu yang lalu memang santer beredar kabar tentang kekayaan Delia dan Marcel sebagai crazy rich, yang sedang naik daun. Apalagi penyebab kedekatan mereka dengan selebgram dan influencer terkenal karena Delia yang terus pamer dengan kekayaannya, menimbulkan kecurigaan banyak orang sebuah akun mencuit tentang pencucian uang yang dilakukan oleh Marcel. Disinyalir jika uang itu adalah dari seorang koruptor."Mas gosip tentang kita semakin ramai. Apakah mereka akan tahu semua ini?" tanya Delia khawatir pada Marcel.Marcel menatap istrinya sekilas kemudian ia memijit pelipisnya. "Aku rasa keadaan kita bisa tidak aman, jika gosip itu selalu digoreng terus oleh media dan akun gosip itu!" ucap Marcel menyugar rambutnya."Mas aku takut, aku tidak mau miskin Mas seperti kasus yang terjadi sebelumnya. Aku malu!" ujar Delia khawatir karena baru saja ini viral ada crazy rich yang ditangkap oleh kepolisian, karena terbukti menjadi penipu. Dengan cara menipu
Bu Laras sedang menonton sinetron favoritnya dan Merri menghampiri mertuanya itu."Bu, aku curiga!" ujar Merri. "Curiga apa?" tanya Bu Laras masih tetap menatap layar televisi."Tadi habis magrib aku lihat kedua anak Ifa masuk ke kamar ibu. Artinya mereka melakukan sesuatu," "Melakukan sesuatu, maksudmu?" "Aku juga tidak tahu Bu, mereka juga kenapa masuk kedalam kamar Ibu. Cepetan deh Ibu cek, takutnya nanti ada yang hilang!" Mendengar aduan dari Merri. Bu Laras merasa khawatir ia bergegas menuju kamar, takut apa yang dikatakan Merri itu benar ada barang yang hilang dari kamarnya.Merri mengikuti mertuanya sampai ke kamar."Coba periksa lemari itu!" tunjuk Merri. Bu Laras mengikuti saja apa kata Merri dan membuka lainnya. Karena biasanya ia simpan uang dan perhiasan, betapa terkejutnya Bu Laras mendapati uang dan perhiasan itu sudah tidak ada. "Apakah ada yang hilang, bu?"tanya Merri dan mendekati Laras."Perhiasan dan uang Ibu hilang!" ujar Laras. "Sudah pasti dua anak keci