Umumnya seorang kultivator akan memilih jurus yang cocok dengan akar spiritual yang dia miliki.
Karena jika tidak cocok, maka tidak akan bisa mengeluarkan kekuatan penuh dari jurus tersebut. Dan yang lebih berbahaya adalah, jurus itu bisa berbalik dan melukai pemakainya.Tapi Gu Lang berbeda, karena dia memiliki akar spiritual unik yang langka dan kuat. Dia bisa mengerahkan kekuatan penuh setiap jurus yang dia pelajari, dan tidak akan ada efek samping apapun.Sangat terlihat jelas, sebuah tekad dan keyakinan yang begitu kuat, dari tatapan mata Gu Lang yang penuh dengan ambisi yang terpancar jelas dari netra matanya.Karena hanya dengan menjadi kuat saja, itu tidak cukup. Dia harus menjadi yang terkuat, agar tak ada lagi yang menindas dan menghinanya.Gu Lang mengambil sebuah buku berjudul, Jurus Pedang kematian. Sekali pedang di cabut, maka satu nyawa melayang.Serangan yang sangat mematikan, dan cocok untuk pemilik akar spiritual pedang. Tapi sepertinya jurus itu sangat jarang di pelajari, mungkin karena kelemahannya.Jurus pedang itu menitik beratkan pada kecepatan. Jika kecepatan saat mencabut pedang tidak sempurna, maka jurus akan gagal. Dan taruhannya adalah nyawa si pengguna yang akan melayang di tangan musuh.Nyawa tercabut dari raga, bersamaan dengan tercabutnya bilah pedang. Darah mengalir bersamaan dengan tusukan bilah pedang.Gu Lang membaca sedikit isi buku Jurus pedang kematian, "Ini jurus yang bagus. Aku membutuhkan jurus yang seperti ini, tapi aku harus mencari jurus pendamping untuk melatih jurus ini."Gu Lang pun mencari satu buku yang bisa dia sandingkan dengan buku jurus pedang kematian yang akan dia latih. Hingga akhirnya dia menemukan satu buku yang sangat cocok.Pilihannya pun jatuh pada sebuah buku berjudul Langkah awan, karena jurus pedang kematian membutuhkan kecepatan.Jadi Gu Lang membutuhkan jurus untuk meningkatkan kecepatan, tapi juga bisa digunakan untuk menyelamatkan diri jika saja jurus itu gagal.Dan itulah alasan, kenapa menurutnya jurus meringankan tubuh seperti itu sangatlah cocok.Gu Lang pun tersenyum sambil membuka halaman awal buku jurus Langkah awan itu, "Jika melatih jurus ini sampai level tertinggi, bahkan bayangan tidak akan terlihat," gumamnya, "Jurus yang sangat sempurna."Gu Lang pun akhirnya menemukan dua buku yang dia inginkan, yaitu buku Pedang Kematian dan Langkah Awan.Dia pun segera menghampiri penjaga paviliun dan memperlihatkan buku yang dia pilih."Buku pedang kematian?" gumamnya sambil menatap Gu Lang dengan pandangan yang sulit di artikan, "Apa kau yakin memilih jurus ini? Jurus ini sangat sulit untuk di kuasai, dan taruhannya juga besar jika kau gagal menggunakannya dalam pertarungan yang sesungguhnya.""Saya tau senior, karena itu saya juga memilih jurus langkah awan sebagai pendampingnya," ucap Gu Lang dengan sopan."Langkah awan? Benar-benar penuh persiapan. Pemuda yang menarik," batinnya, "Apa kau benar-benar yakin?" tanyanya sekali lagi, mencoba memastikan."Saya yakin senior. Jika saya tidak berani mengambil resiko semacam ini, maka saya tidak akan pernah bisa melampaui batasan saya sendiri," jawab Gu Lang dengan percaya diri.Senyum pun terbit di bibir senior penjaga paviliun itu, "Bagus, dia memiliki semangat dan keteguhan hati. Sepertinya masa depan anak ini akan sangat cemerlang," batinnya.Gu Lang pun berpamitan setelah mendapat wejangan dari tetua penjaga paviliun itu.Dia mengingatkan Gu Lang, jika jurus Pedang Kematian memang akan sangat kuat jika di latih sampai level tertinggi. Tapi dia juga harus berhati-hati, karena satu kegagalan, bisa saja membuatnya kehilangan nyawa."Terimakasih petunjuknya, senior. Saya pasti akan mengingatnya, sampai jumpa lagi senior," pamit Gu Lang pada senior itu sambil menangkupkan kedua tangannya."Sepertinya sudah sangat lama tidak ada pemuda yang menarik seperti ini. Aku menantikan kejutan darimu, anak muda." batinnya.Gu Lang pun berencana untuk berlatih di bukit kembar, tempat yang dulu biasa Gu Lang asli gunakan untuk berlatih saat dia di sekte.Tempat itu sangat cocok karena sepi dan tenang, sehingga Gu Lang bisa mendapatkan konsentrasi penuh untuk mempelajari kedua jurus itu.**Dua puluh hari kemudian...Boom!Peluh bercucuran di dahi Gu Lang yang tengah melatih jurus pedang kematian dan langkah awan di bukit kembar. Sudah selama dua puluh hari ini, dia terus melatih dua jurus itu sampai akhirnya dia mampu menguasainya.Gu Lang menghela nafas panjang, karena setelah dua puluh hari terus berlatih tanpa henti, sekarang dia sudah menguasai jurus Pedang Kematian dan langkah awan.Dan kini saatnya bagi Gu Lang untuk kembali ke kediaman keluarga Gu, karena kompetisi bagi pemuda keluarga Gu akan segera dimulai.Dan itu akan menjadi kesempatan emas baginya membalaskan dendam atas kematian Gu Lang yang asli pada Gu Feng.Dengan menunggangi kudanya, Gu Lang melesat cepat menuju kediaman keluarga Gu."Aku mohon berkatilah anakku." Disepanjang perjalanan pulang, Gu Lang dihadang oleh beberapa orang bandit hutan yang menginginkan benda berharga dan juga kudanya."Tinggalkan barang berharga dan kudamu, atau ku ambil nyawamu!" seru si pemimpin bandit itu dengan congkak.Gu Lang turun dari kudanya dengan wajah tenang tanpa kepanikan sama sekali, bahkan tak ada ketakutan sedikitpun yang terlihat dari Gu Lang dan membuat para bandit justru merasakan firasat yang buruk."Aku kembalikan kalimat kalian, tinggalkan barang berharga kalian atau mati di tanganku."Awalnya para bandit itu menertawakan Gu Lang, yang mereka anggap terlalu meninggikan dirinya sendiri. Karena dilihat dari sisi manapun, Gu Lang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.Dari segi postur tubuh, para bandit itu bertubuh besar dan kekar layaknya seorang tukang pukul di dunia modern sedangkan dari segi jumlah Gu Lang juga sudah kalah telak.Jadi tak ayal jika para bandit justru menertawakan Gu Lang dan mengiranya menjadi bodoh karena terlalu ketakutan."Jangan membual anak muda, kami bukan anak kecil yang bisa kau gertak. Kami ini adalah—"Belum sempat pemimpin bandit itu menyelesaikan ucapannya, Gu Lang sudah lebih dulu menggunakan jurus pedang kematian dan memenggal kepala bandit itu.Darah berceceran dimana-mana, bahkan baju yang Gu Lang kenakan juga terkena cipratannya membuat gu Lang berdecak kesal.Sontak saja hal itu membuat para bawahan si bandit pun gemetar ketakutan, dan bahkan berlutut memohon ampun pada Gu Lang."Mohon maafkan kami, tuan. K-kami hanya mengikuti perintahnya." Ujar salah seorang dari mereka sambil menunjuk kearah mayat, pemimpin bandit yang tubuh dan kepalanya sudah terpisah.Namun Gu Lang terlihat sama sekali tidak perduli dengan ketakutan para bandit itu, karena menurutnya orang jahat tetaplah orang jahat.Orang-orang yang mencari kesenangan di atas penderitaan orang lain seperti mereka, layak untuk di musnahkan. Setidaknya untuk sedikit mengurangi parasit merugikan, yang hidup di dunia ini."Sudah kukatakan pada kalian, serahkan harta kalian atau nyawa kalian sebagai gantinya. Tapi sepertinya kalian lebih menyayangi harta kalian dari pada nyawa. Jadi lebih baik aku ambil saja dua-duanya."Gu Lang memasang senyum yang terasa begitu mengerikan di mata para bandit itu, seolah sosok yang ada di depan mata mereka kini adalah raja Yama sang penguasa neraka.Para bandit itu pun ketakutan dan langsung memberikan semua hasil jarahan mereka pada Gu Lang, karena mereka lebih sayang nyawa dari pada harta tentunya."Terimakasih banyak, tapi kalian tetap harus mati. Dosa kalian sudah terlalu banyak, kalau ku biarkan kalian hidup kalian hanya akan menambah tumpukan dosa kalian."Dengan beberapa gerakan, Gu Lang membunuh semua bandit receh itu dengan mudah.Bukannya tidak menepati janji, tapi para ban
Dan di saat itu pula, Gu Ming merasakan tekanan aura yang luar biasa, bahkan aura itu membuatnya tidak mampu bergeming sedikitpun."S-sialan! Bagaimana bisa tekanannya sekuat ini?!" gumamnya dengan keringat dingin yang sudah mengucur.Boom!Semua orang terperangah dan menatap tidak percaya, dengan apa yang baru saja mereka lihat.Seorang tuan muda yang selalu mereka sebut sebagai sampah, kini bahkan dengan mudahnya mengalahkan Gu Ming. Bahkan dia hanya menggunakan satu jurus saja, benar-benar tidak terduga.Di tambah lagi, tatapan matanya yang sedingin es dan setajam belati itu.Benar-benar membuatnya tidak tampak seperti tuan muda sampah yang mereka kenal. Mereka benar-benar seperti dua sosok yang berbeda."Aaarrggh!!" Gu Ming menjerit saat tubuhnya terlempar jauh karena jurus yang Gu Lang keluarkan, bahkan dia sampai memuntahkan darah segar dari mulutnya.Berbagai bisikan mulai terdengar dari mereka yang melihat kehebatan Gu Lang. Juga berbagai hujatan yang di tujukan pada Gu Ming,
Gu Feng terlempar dan tersungkur hingga ke ujung arena, dan bahkan dia mendapatkan luka dalam hingga membuatnya memuntahkan darah segar dari mulutnya."A-apa? B-bagaimana bisa kau berada dibelakangku?" Gu Feng sangat terkejut dan dia berusaha bangkit untuk kembali melawan."Tanyakan saja pada raja Yama." Gu Lang kembali menyerang dengan Pukulan Sembilan Matahari, namun tidak hanya sekali melainkan bertubi-tubi dan hal itu membuat semua orang semakin tercengang."Bagaimana bisa dia menjadi begitu hebat dalam waktu singkat?" gumam Yixue."Cih! Dia hanya sedang beruntung saja." Tolak sang ayah yang tak mau mengakui kehebatan Gu Lang, meski dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."Tidak ada yang namanya murni keberuntungan, kepala keluarga Wan. Semua itu tetap berdasarkan dari usaha dan kekuatan."Xing Yan menunjukkan senyum kepuasan di bibirnya, karena bisa mempermalukan Meng Wan yang sempat menghina anaknya.Tetua ketiga juga tak kalah kesal, kedua anaknya dikalahkan oleh or
Seketika itu juga, muncul aura berwarna merah menyala yang tampak membumbung tinggi dan menyelimuti tubuh Tang Yin. Hawa panas juga terasa memancar keluar dari tubuh Tang Yin."Jurus Cambuk Dewa!"Aura merah itu pun berubah bentuk, menjadi sebuah cambuk raksasa dan melesat begitu saja menyerang Gu Lang, namun Gu Lang dapat menghindarinya dengan sangat mudah menggunakan jurus langkah awan."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Lang melayangkan tinjunya kearah Tang Yin, dan membuat pria sombong itu tersungkur ke tanah.Tang Yin merasa terhina dengan kekalahannya, dan membuatnya sangat marah. Hingga akhirnya dia terpaksa menggunakan jurus terlarang, yang dia pelajari secara diam-diam."Cambuk api neraka!"Aura merah yang sebelumnya pun berubah menjadi warna merah darah, dengan tekanan yang semakin terasa mengintimidasi. Namun tekanan semacam itu sama sekali tak berpengaruh pada Gu Lang.Tabrakan aura dari jurus Cambuk api neraka milik Tang Yin dan pukulan Sembilan Matahari milik Gu Lang itu pu
Tang Yin berjongkok dan mengambil buku itu dari Tang Yin."Jurus Amukan Pedang? Sepertinya ini jurus yang kuat, Tang Yin buku ini sudah tidak berguna untukmu jadi biarkan aku membawanya. Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang baik."Gu Lang pun menyusul yang lainnya, setelah mengambil buku itu dari jasad Tang Yin.Jurus Amukan Pedang, sama kuatnya dengan jurus Pedang Kematian. Namun bedanya, Jurus Amukan Pedang bisa di gunakan berkali-kali.Tak seperti jurus Pedang Kematian yang jika sudah di gunakan sekali dan gagal, maka tidak akan berguna lagi jika di gunakan pada orang yang sama.Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja. Yang pertama adalah jurus Pedang Kematian, tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama.Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri
Sebuah topeng berwarna hitam dengan corak emas.Gu Lang mengernyitkan dahinya karena bingung kenapa Luxia memberinya topeng itu. Usut punya usut, ternyata topeng itu hanya sekedar untuk membantu Gu Lang menyembunyikan identitasnya.Dan tentunya untuk menghindari masalah, jika saja ada lawan yang dendam setelah kalah dalam pertarungan.Akhirnya mereka pun memutuskan untuk bersama-sama menjalankan pelatihan mereka di jurang Pelatihan itu.Xiao San dan Luxia juga tidak perlu takut lagi di ganggu oleh kultivator yang lebih kuat daripada mereka, karena sudah ada Gu Lang yang pastinya tak akan membiarkan hal itu jika benar-benar terjadi.Jurang pelatihan memang adalah tempat pelatihan yang sempurna bagi kultivator untuk mengasah kemampuan mereka, dengan cara berduel dengan satu sama lain.Meskipun begitu, tidak jarang juga ada orang berhati jahat yang menggunakan cara licik.Karena itulah jurang pelatihan juga disebut-sebut merupakan tempat paling berbahaya, karena meskipun ada orang yang t
Jurus Pedang Kematian yang bertujuan untuk membunuh dan Amukan Pedang yang bertujuan menyerang dengan daya kerusakan yang besar, membuat kedua jurus ini tak dapat di satukan.Tapi reinkarnasi saja sudah membuat Gu Lang yakin jika hal-hal yang bertentangan dengan takdir itu bisa terjadi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba.Jika berhasil maka dia bisa terus mengkombinasikan jurus-jurus yang dia pelajari untuk menciptakan jurus baru, yang hanya diketahui olehnya.Tapi kalaupun gagal, anggap saja itu sebagai keberhasilan yang tertunda karena Gu Lang tak akan menyerah semudah itu.Gu Lang mengarahkan jurusnya pada sebuah gunung batu kecil yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini, namun juga sedikit jauh dengan posisi Xiao San yang sedang mendalami pencerahannya agar tak mengganggu.Dia melesat maju menggunakan Langkah Awan, sambil mengumpulkan aura Amukan Pedang di telapak tangannya.Dan saat jarak antara dirinya dan gunung itu sudah dekat, Gu Lang langsung menarik pedangnya sambil
Gu Lang memegang kepala pria itu dan menyalurkan aura iblis dari black shadow ke dalam tubuh si pria itu.Teriakan kesakitan yang begitu memilukan pun terdengar, saat secara perlahan api iblis melahap tubuh pria itu hingga akhirnya hanya menyisakan abu dan pakaian yang tadi di kenakan olehnya.Luxia benar-benar tercengang melihat hal itu, karena tidak banyak orang yang mengetahui tentang aura iblis.Keluarganya dan keluarga Leng adalah salah satu keturunan pewaria aura iblis yang cukup kuat, namun setelah melihat apa yang Gu Lang lakukan tadi ... dia mulai mempertanyakan siapa sosok Gu Lang yang sebenarnya.Luxia berasal dari keluarga Xia yang masuk dalam daftar lima sekte rahasia yang beranggotakan keluarga Leng, Xia, Cang, Yuan, dan Zong.Namun keluarga Xia adalah keluarga yang terlemah di antara kelimanya, sedangkan keluarga Leng adalah yang terkuat ketiga di daftar itu.Dan karena itulah, ayah Luxia yang bernama Xia Hong Quan terpaksa menyetujui perjodohan antara Xia Luxia dan Len