Meng Wan menghela nafas panjang kemudian berkata, "Seharusnya kau tidak perlu bertanya alasannya, karena aku tak ingin mempermalukanmu. Tapi jika memang kau ingin tau alasannya, maka akan aku katakan."
Raut wajah Gu Xing Yan semakin merah padam mendengarnya, "Anakmu itu tidak pantas untuk putriku, apalagi Yixue akan segera menjadi murid di sekte Burung Surgawi."Semua orang begitu tercengang mendengar nama sekte terkuat di kota itu di sebutkan oleh Meng Wan, tidak semua orang bisa masuk ke sekte itu.Hanya orang-orang berbakat dan istimewa yang akan diterima di sekte Burung Surgawi, dan Yixue adalah satu yang diterima di sana karena dia memiliki tubuh Surgawi yang memenuhi syarat untuknya diterima di sekte itu.Belum sempat Xing Yan mengatakan hal lainnya, Gu Lang sudah lebih dulu melangkah maju dan berkata, "Baiklah jika itu yang kau mau, mulai hari ini aku Gu Lang sudah membatalkan pertunanganku dan Meng Yixue. Mulai detik ini, tidak ada lagi ikatan di antara kami."Sontak saja Gu Xing Yan terkejut mendengarnya, pasalnya selama ini Gu Lang sendiri lah yang sangat ingin mempertahankan perjodohan itu.Dan kini tanpa ragu dia malah mengakhirinya sendiri, dan membuat seolah dirinya lah yang sudah membuang Yixue dan bukan sebaliknya."Xiao Lang, apa kau yakin dengan ucapanmu?""Aku yakin, ayah. Lagipula aku tidak membutuhkan sesuatu yang tidak berguna, terlebih sesuatu itu adalah barang bekas!" Gu Lang melirik sinis kearah Yixue, dengan senyum mengejek.Perkataan Gu Lang itu, tentu saja membuat semua orang semakin terkejut terlebih lagi Xing Yan, Meng Wan dan juga Yixue yang merasa Gu Lang saat ini berbeda dengan Gu Lang si pengecut yang dulu itu."Kenapa aku merasa Gu Lang sedikit berbeda?" batin Yixue bingung."Apa maksudmu Gu Lang, kau berani menghina anakku!?" Meng Wan yang terpancing amarah, langsung membentak Gu Lang dan menggunakan auranya untuk menekan Gu Lang.Meskipun sempat terkejut, namun Gu Lang dengan sigap mengeluarkan black shadow dan melawan tekanan itu membuatnya seolah tak berpengaruh sama sekali padanya.Karena orang lain tak bisa melihat aura hitam yang menyelimuti tubuh Gu Lang, mereka pun terperangah terlebih lagi Meng Wan.Dia tak mempercayai apa yang dia lihat itu, bagaimana bisa orang yang selama ini dia rendahkan dan hina justru tampak tidak terpengaruh sama sekali mendapatkan tekanan darinya.Padahal orang lain yang kekuatannya berada di bawahnya, ada sebagian yang sampai berlutut dan ada juga yang menahannya dengan susah payah.Xing Yan kagum melihat perubahan putranya yang kini bukan lagi seorang pengecut, "Paman Meng bisa tanyakan sendiri pada putri paman, tentang apa yang sudah dia lakukan bersama Gu Feng."Setelah mengatakan hal itu, Gu Lang mengajak sang ayah untuk meninggalkan aula pertemuan yang memuakkan itu.Namun saat mereka sampai di pintu keluar, Gu Lang berhenti dan berbalik untuk mengatakan sesuatu."Untuk masalah kalian yang ingin mengusirku, aku tidak keberatan. Tapi semuanya akan di tentukan dengan kompetisi keluarga. Jika aku tidak sanggup memenangkan pertandingan itu, maka aku akan pergi dari keluarga ini dengan senang hati."Meng Wan yang merasa malu juga langsung mengajak Yixue untuk pulang bersamanya, dan akan menginterogasinya tentang apa yang tadi Gu Lang katakan saat mereka sudah sampai di rumah.Sedangkan tetua ketiga merasa kesal, namun juga senang di saat yang sama. Dia akan segera menghubungi Gu Feng tentang taruhan yang Gu Lang buat sendiri.Yang tentunya hal itu akan membuat Gu Feng sangat senang, karena dia merasa jika Gu Lang sudah pasti akan kalah dari anak kebanggaannya itu.**Sesampainya di halaman tempat tinggal mereka, Gu Lang mengutarakan maksudnya pada sang ayah. Dia ingin kembali ke sekte Bulan Sabit untuk berlatih lagi."Xiao Lang, Kenapa kau harus kembali ke sekte?" tanyanya."Aku harus ayah. Aku tidak mau terus di cap sebagai katak dalam tempurung. Ayah selalu melindungiku, dan itu akan membuatku tidak bisa berkembang. Jadi aku harus kembali ke sekte untuk berlatih dan menjadi lebih kuat lagi," ucap Gu Lang."Baiklah, aku juga tidak bisa menghalangimu. Kalau kau memang ingin kembali ke sekte, maka kembalilah. Berusahalah dan berlatih dengan baik."Akhirnya Gu Lang pun memutuskan untuk kembali ke sekte. Gu Xing Yan mengantarkan kepergian putranya sampai di depan gerbang rumahnya.Gu Lang menunggangi kudanya dan melesat dengan cepat meninggalkan rumah keluarga Gu, setelah berpamitan dengan sang ayah yang tampak begitu berat melepas kepergiannya.Jarak dari rumahnya menuju ke sekte Bulan Sabit cukup jauh, Gu Lang membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai di sana.Dan sesampainya di sekte, Gu Lang langsung menuju ke paviliun Awan untuk meminjam buku jurus kultivasi. Dia sangat kekurangan jurus saat ini, dia membutuhkan buku jurus untuk berlatih.Kini sampailah Gu Lang di sebuah bangunan yang amat besar dan megah. Namun anehnya, di sana hanya ada satu penjaga saja yang bertugas. Gu Lang turun dari kudanya dan berjalan menuju tempat itu."Salam hormat senior," ucap Gu Lang sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, membuat penjaga paviliun menatap ke arahnya."Senior, namaku Gu Lang. Aku kemari untuk meminjam buku jurus," ujar Gu Lang mengutarakan maksud kedatangannya."Level 7?" gumamnya, "Kau hanya boleh meminjam buku di lantai satu, dan maksimal hanya dua buku. Setelah memilih buku yang kau mau, temui aku."Gu Lang beruntung karena tebakannya sangat tepat. Tempat sebesar itu hanya di jaga oleh satu orang, dan itu artinya hanya satu, yaitu orang itu sangat hebat.Pengetahuan dua kehidupan miliknya benar-benar berguna. Orang itu bahkan bisa mengetahui kekuatannya hanya dengan melihat sekilas saja, entah seberapa kuat orang itu.Gu Lang pun mengangguk pada penjaga paviliun, kemudian masuk ke dalam sana sambil berpikir. Benar kata pepatah, di atas langit masih langit. Jadi dia benar-benar harus berusaha lebih giat, untuk menjadi lebih kuat lagi.Di dalam paviliun Awan, Gu Lang tengah memilih buku yang ingin dia pelajari.Yang pertama, dia menemukan buku jurus 5 Petir pencabut nyawa. Sekali mengeluarkan jurus, 5 nyawa akan melayang. Jurus itu cocok untuk pemilik akar spiritual petir.Yang kedua adalah jurus pedang Api Yin Yang. Menggunakan api untuk membentuk sebuah pedang sebagai senjata, ini cocok untuk pemilik akar spiritual api.Lalu ada juga jurus Beruang Baja yang menggunakan kekuatan fisik, untuk membentuk pelindung tubuh yang sangat kuat. Jurus yang sangat cocok untuk pemilik akar spiritual hewan.Umumnya seorang kultivator akan memilih jurus yang cocok dengan akar spiritual yang dia miliki.Karena jika tidak cocok, maka tidak akan bisa mengeluarkan kekuatan penuh dari jurus tersebut. Dan yang lebih berbahaya adalah, jurus itu bisa berbalik dan melukai pemakainya.Tapi Gu Lang berbeda, karena dia memiliki akar spiritual unik yang langka dan kuat. Dia bisa mengerahkan kekuatan penuh setiap jurus yang dia pelajari, dan tidak akan ada efek samping apapun.Sangat terlihat jelas, sebuah tekad dan keyakinan yang begitu kuat, dari tatapan mata Gu Lang yang penuh dengan ambisi yang terpancar jelas dari netra matanya.Karena hanya dengan menjadi kuat saja, itu tidak cukup. Dia harus menjadi yang terkuat, agar tak ada lagi yang menindas dan menghinanya.Gu Lang mengambil sebuah buku berjudul, Jurus Pedang kematian. Sekali pedang di cabut, maka satu nyawa melayang.Serangan yang sangat mematikan, dan cocok untuk pemilik akar spiritual pedang. Tapi sepertinya jurus itu sangat jarang di pel
Orang-orang yang mencari kesenangan di atas penderitaan orang lain seperti mereka, layak untuk di musnahkan. Setidaknya untuk sedikit mengurangi parasit merugikan, yang hidup di dunia ini."Sudah kukatakan pada kalian, serahkan harta kalian atau nyawa kalian sebagai gantinya. Tapi sepertinya kalian lebih menyayangi harta kalian dari pada nyawa. Jadi lebih baik aku ambil saja dua-duanya."Gu Lang memasang senyum yang terasa begitu mengerikan di mata para bandit itu, seolah sosok yang ada di depan mata mereka kini adalah raja Yama sang penguasa neraka.Para bandit itu pun ketakutan dan langsung memberikan semua hasil jarahan mereka pada Gu Lang, karena mereka lebih sayang nyawa dari pada harta tentunya."Terimakasih banyak, tapi kalian tetap harus mati. Dosa kalian sudah terlalu banyak, kalau ku biarkan kalian hidup kalian hanya akan menambah tumpukan dosa kalian."Dengan beberapa gerakan, Gu Lang membunuh semua bandit receh itu dengan mudah.Bukannya tidak menepati janji, tapi para ban
Dan di saat itu pula, Gu Ming merasakan tekanan aura yang luar biasa, bahkan aura itu membuatnya tidak mampu bergeming sedikitpun."S-sialan! Bagaimana bisa tekanannya sekuat ini?!" gumamnya dengan keringat dingin yang sudah mengucur.Boom!Semua orang terperangah dan menatap tidak percaya, dengan apa yang baru saja mereka lihat.Seorang tuan muda yang selalu mereka sebut sebagai sampah, kini bahkan dengan mudahnya mengalahkan Gu Ming. Bahkan dia hanya menggunakan satu jurus saja, benar-benar tidak terduga.Di tambah lagi, tatapan matanya yang sedingin es dan setajam belati itu.Benar-benar membuatnya tidak tampak seperti tuan muda sampah yang mereka kenal. Mereka benar-benar seperti dua sosok yang berbeda."Aaarrggh!!" Gu Ming menjerit saat tubuhnya terlempar jauh karena jurus yang Gu Lang keluarkan, bahkan dia sampai memuntahkan darah segar dari mulutnya.Berbagai bisikan mulai terdengar dari mereka yang melihat kehebatan Gu Lang. Juga berbagai hujatan yang di tujukan pada Gu Ming,
Gu Feng terlempar dan tersungkur hingga ke ujung arena, dan bahkan dia mendapatkan luka dalam hingga membuatnya memuntahkan darah segar dari mulutnya."A-apa? B-bagaimana bisa kau berada dibelakangku?" Gu Feng sangat terkejut dan dia berusaha bangkit untuk kembali melawan."Tanyakan saja pada raja Yama." Gu Lang kembali menyerang dengan Pukulan Sembilan Matahari, namun tidak hanya sekali melainkan bertubi-tubi dan hal itu membuat semua orang semakin tercengang."Bagaimana bisa dia menjadi begitu hebat dalam waktu singkat?" gumam Yixue."Cih! Dia hanya sedang beruntung saja." Tolak sang ayah yang tak mau mengakui kehebatan Gu Lang, meski dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."Tidak ada yang namanya murni keberuntungan, kepala keluarga Wan. Semua itu tetap berdasarkan dari usaha dan kekuatan."Xing Yan menunjukkan senyum kepuasan di bibirnya, karena bisa mempermalukan Meng Wan yang sempat menghina anaknya.Tetua ketiga juga tak kalah kesal, kedua anaknya dikalahkan oleh or
Seketika itu juga, muncul aura berwarna merah menyala yang tampak membumbung tinggi dan menyelimuti tubuh Tang Yin. Hawa panas juga terasa memancar keluar dari tubuh Tang Yin."Jurus Cambuk Dewa!"Aura merah itu pun berubah bentuk, menjadi sebuah cambuk raksasa dan melesat begitu saja menyerang Gu Lang, namun Gu Lang dapat menghindarinya dengan sangat mudah menggunakan jurus langkah awan."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Lang melayangkan tinjunya kearah Tang Yin, dan membuat pria sombong itu tersungkur ke tanah.Tang Yin merasa terhina dengan kekalahannya, dan membuatnya sangat marah. Hingga akhirnya dia terpaksa menggunakan jurus terlarang, yang dia pelajari secara diam-diam."Cambuk api neraka!"Aura merah yang sebelumnya pun berubah menjadi warna merah darah, dengan tekanan yang semakin terasa mengintimidasi. Namun tekanan semacam itu sama sekali tak berpengaruh pada Gu Lang.Tabrakan aura dari jurus Cambuk api neraka milik Tang Yin dan pukulan Sembilan Matahari milik Gu Lang itu pu
Tang Yin berjongkok dan mengambil buku itu dari Tang Yin."Jurus Amukan Pedang? Sepertinya ini jurus yang kuat, Tang Yin buku ini sudah tidak berguna untukmu jadi biarkan aku membawanya. Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang baik."Gu Lang pun menyusul yang lainnya, setelah mengambil buku itu dari jasad Tang Yin.Jurus Amukan Pedang, sama kuatnya dengan jurus Pedang Kematian. Namun bedanya, Jurus Amukan Pedang bisa di gunakan berkali-kali.Tak seperti jurus Pedang Kematian yang jika sudah di gunakan sekali dan gagal, maka tidak akan berguna lagi jika di gunakan pada orang yang sama.Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja. Yang pertama adalah jurus Pedang Kematian, tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama.Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri
Sebuah topeng berwarna hitam dengan corak emas.Gu Lang mengernyitkan dahinya karena bingung kenapa Luxia memberinya topeng itu. Usut punya usut, ternyata topeng itu hanya sekedar untuk membantu Gu Lang menyembunyikan identitasnya.Dan tentunya untuk menghindari masalah, jika saja ada lawan yang dendam setelah kalah dalam pertarungan.Akhirnya mereka pun memutuskan untuk bersama-sama menjalankan pelatihan mereka di jurang Pelatihan itu.Xiao San dan Luxia juga tidak perlu takut lagi di ganggu oleh kultivator yang lebih kuat daripada mereka, karena sudah ada Gu Lang yang pastinya tak akan membiarkan hal itu jika benar-benar terjadi.Jurang pelatihan memang adalah tempat pelatihan yang sempurna bagi kultivator untuk mengasah kemampuan mereka, dengan cara berduel dengan satu sama lain.Meskipun begitu, tidak jarang juga ada orang berhati jahat yang menggunakan cara licik.Karena itulah jurang pelatihan juga disebut-sebut merupakan tempat paling berbahaya, karena meskipun ada orang yang t
Jurus Pedang Kematian yang bertujuan untuk membunuh dan Amukan Pedang yang bertujuan menyerang dengan daya kerusakan yang besar, membuat kedua jurus ini tak dapat di satukan.Tapi reinkarnasi saja sudah membuat Gu Lang yakin jika hal-hal yang bertentangan dengan takdir itu bisa terjadi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba.Jika berhasil maka dia bisa terus mengkombinasikan jurus-jurus yang dia pelajari untuk menciptakan jurus baru, yang hanya diketahui olehnya.Tapi kalaupun gagal, anggap saja itu sebagai keberhasilan yang tertunda karena Gu Lang tak akan menyerah semudah itu.Gu Lang mengarahkan jurusnya pada sebuah gunung batu kecil yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini, namun juga sedikit jauh dengan posisi Xiao San yang sedang mendalami pencerahannya agar tak mengganggu.Dia melesat maju menggunakan Langkah Awan, sambil mengumpulkan aura Amukan Pedang di telapak tangannya.Dan saat jarak antara dirinya dan gunung itu sudah dekat, Gu Lang langsung menarik pedangnya sambil
Di tengah reruntuhan dan kepanikan yang menyelimuti Sekte Gelap, Gu Lang berdiri dengan tegas, mengawasi sisa-sisa kekuatan yang dulunya mengancam dunia. Dengan Pedang Dewa yang bersinar di tangannya, dia merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir dalam dirinya, kekuatan yang ingin dia gunakan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mengubah dan memperbaiki. Gu Lang menatap anggota Sekte Gelap yang tersisa—beberapa tergeletak lemas di tanah, sementara yang lain hanya bisa menatap dengan ketakutan. “Dengarkan aku!” suaranya menggema dengan wibawa. “Kalian telah berada di jalan yang salah, terjebak dalam kegelapan yang tidak akan membawa kalian ke mana-mana. Namun, hari ini adalah kesempatan kedua untuk memilih jalan yang benar!” Kata-katanya menembus hati mereka. Banyak dari mereka yang, meski terlahir dalam Sekte Gelap, selalu merindukan keadilan dan kebenaran. Satu per satu, mereka mulai bangkit, meski ragu, namun terdorong oleh keyakinan Gu Lang. Mereka ingin memperbaiki kesala
Pertempuran berlangsung sengit ketika tiba-tiba suasana berubah. Suara langkah berat bergema, menggetarkan tanah, dan mengalihkan perhatian Gu Lang dan Qian Yu. Di tengah kerumunan musuh, seorang pria tinggi muncul, mengenakan jubah hitam yang berkilauan, menandakan bahwa dia adalah pemimpin Sekte Gelap. Aura kekuatan yang menakutkan memancar dari dirinya, mengubah suasana menjadi mencekam. “Cukup!” teriak pemimpin Sekte Gelap, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kalian berani melawan Sekte Gelap? Aku tidak akan membiarkan kalian hidup!” Gu Lang dan Qian Yu saling berpandangan, mengerti bahwa situasi kini semakin berbahaya. Mereka bisa merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari sosok itu. “Siapa kau?” tanya Gu Lang dengan berani, berusaha menjaga ketenangan meski jantungnya berdebar kencang. “Aku adalah Zhen Tian, Ketua Sekte Gelap,” jawab pria itu, menatap Gu Lang dengan mata tajam. “Dan aku di sini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Pedang Dewa itu mil
Gu Lang berdiri tegak di hadapan Pedang Dewa yang bersinar, merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. Luo Luo dan Qian Yu memperhatikannya dengan penuh harapan, mengetahui bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjalanan Gu Lang. Dengan tekad yang menggebu, Gu Lang menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Sinar pedang memancarkan cahaya yang semakin terang, seakan merespons kehadiran Gu Lang. Dia bisa merasakan aura pedang yang mengalir ke dalam dirinya, menghubungkan jiwanya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dalam pikirannya, dia mengingat semua latihan yang telah dilaluinya, setiap pelajaran yang diterimanya, dan semua pengorbanan yang telah dia buat untuk mencapai titik ini. "Ini adalah kesempatan untuk menyatukan kekuatanku dengan Pedang Dewa," bisiknya dalam hati. “Aku tidak akan membiarkan ini menjadi sia-sia.” Saat dia meraih gagang pedang, Gu Lang merasakan getaran yang kuat. Energi Pedang Dewa mulai mengalir ke dalam jiwanya, dan dalam sekejap, dia meras
Beberapa bulan setelah Gu Lang dan Qian Yu melanjutkan pelatihan mereka, situasi di luar lembah yang tenang itu mulai berubah. Sekte Gelap, yang sebelumnya tidak mengetahui lokasi Gu Lang, kini berhasil menemukan jejaknya. Mereka yakin bahwa Gu Lang memiliki "benda" yang sangat mereka inginkan — suatu artefak legendaris yang diyakini bisa memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang mengendalikannya.Di sebuah markas rahasia yang terpencil, para pemimpin Sekte Gelap berkumpul. Wajah mereka serius, dengan aura gelap dan menakutkan yang menyelimuti ruangan. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, berbicara dengan suara yang rendah namun berwibawa.“Gu Lang telah menjadi ancaman bagi kita dan dia memiliki benda yang kita cari. Kita tidak bisa membiarkannya terus hidup. Kita harus segera bertindak,” katanya. “Kekuatan yang dimilikinya, jika dikombinasikan dengan artefak itu, dapat membawa kehancuran bagi Sekte Gelap jika dia dibiarkan bebas.”“Na
Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu
Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip
Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny
Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain
Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang