Dan di saat itu pula, Gu Ming merasakan tekanan aura yang luar biasa, bahkan aura itu membuatnya tidak mampu bergeming sedikitpun.
"S-sialan! Bagaimana bisa tekanannya sekuat ini?!" gumamnya dengan keringat dingin yang sudah mengucur.Boom!Semua orang terperangah dan menatap tidak percaya, dengan apa yang baru saja mereka lihat.Seorang tuan muda yang selalu mereka sebut sebagai sampah, kini bahkan dengan mudahnya mengalahkan Gu Ming. Bahkan dia hanya menggunakan satu jurus saja, benar-benar tidak terduga.Di tambah lagi, tatapan matanya yang sedingin es dan setajam belati itu.Benar-benar membuatnya tidak tampak seperti tuan muda sampah yang mereka kenal. Mereka benar-benar seperti dua sosok yang berbeda."Aaarrggh!!" Gu Ming menjerit saat tubuhnya terlempar jauh karena jurus yang Gu Lang keluarkan, bahkan dia sampai memuntahkan darah segar dari mulutnya.Berbagai bisikan mulai terdengar dari mereka yang melihat kehebatan Gu Lang. Juga berbagai hujatan yang di tujukan pada Gu Ming, karena dia kalah dengan begitu memalukan, setelah semua kesombongannya tadi."Ini tidak mungkin! Apa kau menggunakan cara curang?! Kau masih level 5, bagaimana mungkin bisa memiliki kekuatan tempur sebesar itu!?" seru Gu Ming."Orang yang mencari-cari kesalahan orang lain, untuk menutupi kebusukannya adalah sampah yang sesungguhnya."Gu Lang menatap tajam pada Gu Ming."Semua orang di sini melihat dengan mata kepala mereka, apa maksudmu kau sedang meragukan penglihatan mereka?!" tanya Gu Lang dengan penekanan.Seorang laki-laki harus berani mengakui kekalahan, dan bukan menyalahkan orang lain untuk menutupi kekalahannya.Lagipula banyak saksi mata di sana, mereka melihat seluruh kejadian itu dan tidak dapat di ragukan lagi hasilnya.Tak ada kecurangan yang di lakukan oleh Gu Lang, semuanya murni sebuah pertandingan yang adil."Gu Ming, kau selalu menyebutku sampah. Tapi lihatlah, kau bahkan tidak bisa menahan satu serangan dariku, lantas kau ini apa?"Gu Lang mengulas senyum sinis yang samar di bibirnya, kemudian dia beralih menatap Gu Peng alias tetua ketiga dengan tatapan membunuh."Dan kau, tetua ketiga. Selama ini kau terus menerus menyebutku sampah dan bahkan berusaha menyingkirkanku, tapi kau justru memiliki anak yang bahkan tidak bisa mengalahkan seorang sampah, maka kau ini harus di sebut dengan apa?"Tetua ketiga sangat marah dan terhina dengan ucapan yang Gu Lang tujukan padanya.Namun dia tak bisa ikut campur dalam pertandingan, terlebih Gu Xing Yan pastinya akan membela Gu Lang.Tapi dia benar-benar merasa terhina, mendengar Gu Lang yang masih sempat-sempatnya menghina dia yang di nilai tak bisa mendidik anaknya."Gu Lang! Kau hanya sedikit lebih kuat dariku, itu bukan berarti kau bisa menginjak-injak dan menghinaku! Masih banyak orang yang lebih kuat darimu, di keluarga Gu!" seru Gu Ming dengan kesal."Kau baru saja mengatakan aku tidak bisa menghinamu, karena aku hanya sedikit lebih kuat darimu?" Gu Lang tersenyum miris menatap Gu Ming, "Lalu, apa kabar denganmu yang terus saja menghinaku, padahal kau bahkan lebih lemah dariku!"Gu Ming pun mati kutu mendengar ucapan Gu Lang yang sangat tepat sasaran itu. Dia sama sekali tak bisa lagi menjawab setiap perkataan yang Gu Lang tujukan untuknya dan sang ayah."Aku hanya melakukannya dengan caraku, membalas penghinaan kalian padaku berkali-kali lipat!" Gu Lang berjalan melewati Gu Ming."Mereka yang berusaha mempermalukan orang lain, suatu saat akan di permalukan juga dengan lebih kejam!"Gu Lang pun turun dari arena pertarungan dengan banyak mata yang memandang takjub kearahnya, namun juga tidak sedikit juga aura membunuh yang diarahkan padanya.Gu Xing Yan merasa bangga dengan apa yang Gu Lang lakukan dan katakan. Dia mampu membuat musuhnya tak lagi berani menginjak-injak harga dirinya, dan merendahkan dia seperti dulu.Menurutnya, Gu Lang yang sekarang, benar-benar sudah berubah dan menjadi jauh lebih kuat."Sial! Sepertinya si sampah itu menjadi semakin kuat!" batin Gu Feng yang melihat pertandingan antara Gu Lang dan Gu Ming.Gu Ming pun mempersiapkan sesuatu yang akan dia gunakan jika terdesak, meskipun dia yakin jika Gu Lang tak akan mampu membuatnya berada di posisi itu.Kini hanya tersisa lima orang peserta, namun ketiga peserta lainnya memilih untuk menyerah dan menerima posisi lima besar.Itu sudah cukup, karena lima besar juga sudah mendapatkan hadiah meskipun tak sebanyak juara pertama.Tapi itu lebih baik daripada mereka harus bertaruh nyawa setelah melihat bagaimana kemampuan Gu Lang, terlebih Gu Feng yang sudah mereka tau seberapa kuat pria itu."Baiklah, karena ketiga peserta lainnya sudah menyatakan menyerah maka saat ini hanya tersisa dua orang peserta, yaitu Gu Lang dan Gu Feng. Kedua peserta dimohon naik ke arena, karena pertarungan alan segera dimulai."Kedua peserta terakhir itupun naik ke arena dan membuat keriuhan kembali terjadi.Mayoritas para penonton sudah pasti mendukung Gu Feng, tapi ada beberapa orang yang masih bimbang karena sempat melihat kekuatan Gu Lang tadi yang mungkin saja bisa mengalahkan Gu Feng."Akhirnya kita bertemu lagi, sampah! Seharusnya waktu itu memisahkan kepala dan tubuhmu agar kau tidak hidup lagi, aku tidak menyangka kau punya banyak nyawa seperti seekor kucing! Benar-benar sampah kotor yang menyusahkan!"Gu Feng menatap Gu Lang dengan tatapan menghina, yang terlihat begitu menyebalkan di mata Gu Lang. Namun dia tak ingin terpancing emosi, dan membuat dia tak fokus pada pertandingan."Laki-laki membuktikan kekuatan dengan tinju, bukan dengan mulut." Satu kata singkat yang cukup membuat wajah Gu Feng menjadi merah padam dibuatnya.Tanpa basa basi, Gu Feng menerjang maju dan menyerang Gu Lang."Jurus golok dewa!" Aura berbentuk golok yang dikelilingi dengan api itu, menerjang dan siap menghancurkan tubuh Gu Lang dalam sekali tebasan.Semua orang yang sudah mengira jika Gu Lang pasti kan kalah, cukup terkejut dengan jurus kuat yang langsung Gu Feng gunakan di serangan pertama.Meskipun yakin jika Gu Lang akan kalah, tapi mereka tidak mengira jika Gu Lang akan kalah dengan begitu memalukan karena satu serangan seperti yang dia lakukan pada Gu Ming.Ledakan besar terdengar dan menimbulkan cekungan yang cukup dalam, dan hal itu membuat Gu Feng tertawa keras. "Matilah kau sampah!"Namun penonton lain justru terdiam, seolah melihat sesuatu yang tak dapat mereka percayai.Gu Lang saat ini tidak berada di tempat cekungan itu, melainkan berada di belakang tubuh Gu Feng. Gu Feng terdiam, saat merasakan hawa yang cukup menekan di belakang punggungnya."Maaf, sepertinya kau harus kecewa."Namun belum sempat dia menoleh, Gu Lang sudah melancarkan serangannya."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Feng terlempar dan tersungkur hingga ke ujung arena, dan bahkan dia mendapatkan luka dalam hingga membuatnya memuntahkan darah segar dari mulutnya."A-apa? B-bagaimana bisa kau berada dibelakangku?" Gu Feng sangat terkejut dan dia berusaha bangkit untuk kembali melawan."Tanyakan saja pada raja Yama." Gu Lang kembali menyerang dengan Pukulan Sembilan Matahari, namun tidak hanya sekali melainkan bertubi-tubi dan hal itu membuat semua orang semakin tercengang."Bagaimana bisa dia menjadi begitu hebat dalam waktu singkat?" gumam Yixue."Cih! Dia hanya sedang beruntung saja." Tolak sang ayah yang tak mau mengakui kehebatan Gu Lang, meski dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."Tidak ada yang namanya murni keberuntungan, kepala keluarga Wan. Semua itu tetap berdasarkan dari usaha dan kekuatan."Xing Yan menunjukkan senyum kepuasan di bibirnya, karena bisa mempermalukan Meng Wan yang sempat menghina anaknya.Tetua ketiga juga tak kalah kesal, kedua anaknya dikalahkan oleh or
Seketika itu juga, muncul aura berwarna merah menyala yang tampak membumbung tinggi dan menyelimuti tubuh Tang Yin. Hawa panas juga terasa memancar keluar dari tubuh Tang Yin."Jurus Cambuk Dewa!"Aura merah itu pun berubah bentuk, menjadi sebuah cambuk raksasa dan melesat begitu saja menyerang Gu Lang, namun Gu Lang dapat menghindarinya dengan sangat mudah menggunakan jurus langkah awan."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Lang melayangkan tinjunya kearah Tang Yin, dan membuat pria sombong itu tersungkur ke tanah.Tang Yin merasa terhina dengan kekalahannya, dan membuatnya sangat marah. Hingga akhirnya dia terpaksa menggunakan jurus terlarang, yang dia pelajari secara diam-diam."Cambuk api neraka!"Aura merah yang sebelumnya pun berubah menjadi warna merah darah, dengan tekanan yang semakin terasa mengintimidasi. Namun tekanan semacam itu sama sekali tak berpengaruh pada Gu Lang.Tabrakan aura dari jurus Cambuk api neraka milik Tang Yin dan pukulan Sembilan Matahari milik Gu Lang itu pu
Tang Yin berjongkok dan mengambil buku itu dari Tang Yin."Jurus Amukan Pedang? Sepertinya ini jurus yang kuat, Tang Yin buku ini sudah tidak berguna untukmu jadi biarkan aku membawanya. Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang baik."Gu Lang pun menyusul yang lainnya, setelah mengambil buku itu dari jasad Tang Yin.Jurus Amukan Pedang, sama kuatnya dengan jurus Pedang Kematian. Namun bedanya, Jurus Amukan Pedang bisa di gunakan berkali-kali.Tak seperti jurus Pedang Kematian yang jika sudah di gunakan sekali dan gagal, maka tidak akan berguna lagi jika di gunakan pada orang yang sama.Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja. Yang pertama adalah jurus Pedang Kematian, tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama.Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri
Sebuah topeng berwarna hitam dengan corak emas.Gu Lang mengernyitkan dahinya karena bingung kenapa Luxia memberinya topeng itu. Usut punya usut, ternyata topeng itu hanya sekedar untuk membantu Gu Lang menyembunyikan identitasnya.Dan tentunya untuk menghindari masalah, jika saja ada lawan yang dendam setelah kalah dalam pertarungan.Akhirnya mereka pun memutuskan untuk bersama-sama menjalankan pelatihan mereka di jurang Pelatihan itu.Xiao San dan Luxia juga tidak perlu takut lagi di ganggu oleh kultivator yang lebih kuat daripada mereka, karena sudah ada Gu Lang yang pastinya tak akan membiarkan hal itu jika benar-benar terjadi.Jurang pelatihan memang adalah tempat pelatihan yang sempurna bagi kultivator untuk mengasah kemampuan mereka, dengan cara berduel dengan satu sama lain.Meskipun begitu, tidak jarang juga ada orang berhati jahat yang menggunakan cara licik.Karena itulah jurang pelatihan juga disebut-sebut merupakan tempat paling berbahaya, karena meskipun ada orang yang t
Jurus Pedang Kematian yang bertujuan untuk membunuh dan Amukan Pedang yang bertujuan menyerang dengan daya kerusakan yang besar, membuat kedua jurus ini tak dapat di satukan.Tapi reinkarnasi saja sudah membuat Gu Lang yakin jika hal-hal yang bertentangan dengan takdir itu bisa terjadi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba.Jika berhasil maka dia bisa terus mengkombinasikan jurus-jurus yang dia pelajari untuk menciptakan jurus baru, yang hanya diketahui olehnya.Tapi kalaupun gagal, anggap saja itu sebagai keberhasilan yang tertunda karena Gu Lang tak akan menyerah semudah itu.Gu Lang mengarahkan jurusnya pada sebuah gunung batu kecil yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini, namun juga sedikit jauh dengan posisi Xiao San yang sedang mendalami pencerahannya agar tak mengganggu.Dia melesat maju menggunakan Langkah Awan, sambil mengumpulkan aura Amukan Pedang di telapak tangannya.Dan saat jarak antara dirinya dan gunung itu sudah dekat, Gu Lang langsung menarik pedangnya sambil
Gu Lang memegang kepala pria itu dan menyalurkan aura iblis dari black shadow ke dalam tubuh si pria itu.Teriakan kesakitan yang begitu memilukan pun terdengar, saat secara perlahan api iblis melahap tubuh pria itu hingga akhirnya hanya menyisakan abu dan pakaian yang tadi di kenakan olehnya.Luxia benar-benar tercengang melihat hal itu, karena tidak banyak orang yang mengetahui tentang aura iblis.Keluarganya dan keluarga Leng adalah salah satu keturunan pewaria aura iblis yang cukup kuat, namun setelah melihat apa yang Gu Lang lakukan tadi ... dia mulai mempertanyakan siapa sosok Gu Lang yang sebenarnya.Luxia berasal dari keluarga Xia yang masuk dalam daftar lima sekte rahasia yang beranggotakan keluarga Leng, Xia, Cang, Yuan, dan Zong.Namun keluarga Xia adalah keluarga yang terlemah di antara kelimanya, sedangkan keluarga Leng adalah yang terkuat ketiga di daftar itu.Dan karena itulah, ayah Luxia yang bernama Xia Hong Quan terpaksa menyetujui perjodohan antara Xia Luxia dan Len
Akhirnya Xiao San mengerti jika orang yang sengaja mencari masalah dengannya, adalah salah satu anjing penjilat Tang Yu Long yang datang karena sudah mengetahui apa yang terjadi pada Tang Yin."Elang hitam pemusnah!" Pria itu melesat maju kearah Xiao San, dan di atas tubuhnya terdapat aura menyerupai seekor elang yang juga terbang menukik ke arah Xiao San.Xiao San pun segera menggunakan jurus bertahan terkuat yang dia miliki, yaitu Benteng Bumi.Dan serangan keduanya pun bertabrakan, menyebabkan ledakan yang cukup besar. Tapi untungnya Benteng Xiao San mampu menghalau serangan itu, dengan baik."Sial! Pertahanannya benar-benar kuat!" Xiao San memang lebih unggul dalam hal pertahanan, daripada menyerang.Pria itu pun melancarkan serangan keduanya, "Elang darah!" Aura berbentuk elang yang tadinya berwarna coklat kini berubah menjadi warna merah darah yang memberikan kesan mengerikan."Aku akan mengirimmu ke neraka, seperti temanmu si sampah itu! Kalian akan segera bertemu kembali!"Xia
"Sebagai tetua, kau tidak mau mengakui kesalahanmu dan justru memutar balikkan fakta. Apa kau tidak merasa malu, Fang Teng?" Gu Lang tersenyum, seolah dia sudah tau jika akan ada orang yang membantunya menghadang serangan ituKeringat dingin mulai mengucur membasahi tubuh Fang Teng, apalagi dengan tatapan dari orang yang tengah mencengkram erat tangannya itu. Tatapan yang serasa menusuk dan membuat tulang-tulangnya melemas seketika."T-tetua Agung?"Gu Lang terkejut, "Tetua Agung? Jadi penjaga paviliun Awan ternyata adalah seorang tetua Agung?!" batinnya yang sangat-sangat tidak menyangka.Meskipun dia tau jika penjaga paviliun itu bukan orang biasa, tapi dia tidak menyangka jika posisi penjaga paviliun ternyata setinggi itu.Jabatan tetua Agung bahkan lebih tinggi dari ketua sekte, tapi kenapa dia justru menyembunyikan identitasnya dan malah menjadi seorang penjaga paviliun. Itulah yang menjadi pertanyaannya.Fang teng tampak terlihat sangat takut, pasalnya tetua Agung pasti akan me
Di tengah reruntuhan dan kepanikan yang menyelimuti Sekte Gelap, Gu Lang berdiri dengan tegas, mengawasi sisa-sisa kekuatan yang dulunya mengancam dunia. Dengan Pedang Dewa yang bersinar di tangannya, dia merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir dalam dirinya, kekuatan yang ingin dia gunakan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mengubah dan memperbaiki. Gu Lang menatap anggota Sekte Gelap yang tersisa—beberapa tergeletak lemas di tanah, sementara yang lain hanya bisa menatap dengan ketakutan. “Dengarkan aku!” suaranya menggema dengan wibawa. “Kalian telah berada di jalan yang salah, terjebak dalam kegelapan yang tidak akan membawa kalian ke mana-mana. Namun, hari ini adalah kesempatan kedua untuk memilih jalan yang benar!” Kata-katanya menembus hati mereka. Banyak dari mereka yang, meski terlahir dalam Sekte Gelap, selalu merindukan keadilan dan kebenaran. Satu per satu, mereka mulai bangkit, meski ragu, namun terdorong oleh keyakinan Gu Lang. Mereka ingin memperbaiki kesala
Pertempuran berlangsung sengit ketika tiba-tiba suasana berubah. Suara langkah berat bergema, menggetarkan tanah, dan mengalihkan perhatian Gu Lang dan Qian Yu. Di tengah kerumunan musuh, seorang pria tinggi muncul, mengenakan jubah hitam yang berkilauan, menandakan bahwa dia adalah pemimpin Sekte Gelap. Aura kekuatan yang menakutkan memancar dari dirinya, mengubah suasana menjadi mencekam. “Cukup!” teriak pemimpin Sekte Gelap, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kalian berani melawan Sekte Gelap? Aku tidak akan membiarkan kalian hidup!” Gu Lang dan Qian Yu saling berpandangan, mengerti bahwa situasi kini semakin berbahaya. Mereka bisa merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari sosok itu. “Siapa kau?” tanya Gu Lang dengan berani, berusaha menjaga ketenangan meski jantungnya berdebar kencang. “Aku adalah Zhen Tian, Ketua Sekte Gelap,” jawab pria itu, menatap Gu Lang dengan mata tajam. “Dan aku di sini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Pedang Dewa itu mil
Gu Lang berdiri tegak di hadapan Pedang Dewa yang bersinar, merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. Luo Luo dan Qian Yu memperhatikannya dengan penuh harapan, mengetahui bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjalanan Gu Lang. Dengan tekad yang menggebu, Gu Lang menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Sinar pedang memancarkan cahaya yang semakin terang, seakan merespons kehadiran Gu Lang. Dia bisa merasakan aura pedang yang mengalir ke dalam dirinya, menghubungkan jiwanya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dalam pikirannya, dia mengingat semua latihan yang telah dilaluinya, setiap pelajaran yang diterimanya, dan semua pengorbanan yang telah dia buat untuk mencapai titik ini. "Ini adalah kesempatan untuk menyatukan kekuatanku dengan Pedang Dewa," bisiknya dalam hati. “Aku tidak akan membiarkan ini menjadi sia-sia.” Saat dia meraih gagang pedang, Gu Lang merasakan getaran yang kuat. Energi Pedang Dewa mulai mengalir ke dalam jiwanya, dan dalam sekejap, dia meras
Beberapa bulan setelah Gu Lang dan Qian Yu melanjutkan pelatihan mereka, situasi di luar lembah yang tenang itu mulai berubah. Sekte Gelap, yang sebelumnya tidak mengetahui lokasi Gu Lang, kini berhasil menemukan jejaknya. Mereka yakin bahwa Gu Lang memiliki "benda" yang sangat mereka inginkan — suatu artefak legendaris yang diyakini bisa memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang mengendalikannya.Di sebuah markas rahasia yang terpencil, para pemimpin Sekte Gelap berkumpul. Wajah mereka serius, dengan aura gelap dan menakutkan yang menyelimuti ruangan. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, berbicara dengan suara yang rendah namun berwibawa.“Gu Lang telah menjadi ancaman bagi kita dan dia memiliki benda yang kita cari. Kita tidak bisa membiarkannya terus hidup. Kita harus segera bertindak,” katanya. “Kekuatan yang dimilikinya, jika dikombinasikan dengan artefak itu, dapat membawa kehancuran bagi Sekte Gelap jika dia dibiarkan bebas.”“Na
Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu
Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip
Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny
Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain
Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang