Akhirnya Xiao San mengerti jika orang yang sengaja mencari masalah dengannya, adalah salah satu anjing penjilat Tang Yu Long yang datang karena sudah mengetahui apa yang terjadi pada Tang Yin."Elang hitam pemusnah!" Pria itu melesat maju kearah Xiao San, dan di atas tubuhnya terdapat aura menyerupai seekor elang yang juga terbang menukik ke arah Xiao San.Xiao San pun segera menggunakan jurus bertahan terkuat yang dia miliki, yaitu Benteng Bumi.Dan serangan keduanya pun bertabrakan, menyebabkan ledakan yang cukup besar. Tapi untungnya Benteng Xiao San mampu menghalau serangan itu, dengan baik."Sial! Pertahanannya benar-benar kuat!" Xiao San memang lebih unggul dalam hal pertahanan, daripada menyerang.Pria itu pun melancarkan serangan keduanya, "Elang darah!" Aura berbentuk elang yang tadinya berwarna coklat kini berubah menjadi warna merah darah yang memberikan kesan mengerikan."Aku akan mengirimmu ke neraka, seperti temanmu si sampah itu! Kalian akan segera bertemu kembali!"Xia
"Sebagai tetua, kau tidak mau mengakui kesalahanmu dan justru memutar balikkan fakta. Apa kau tidak merasa malu, Fang Teng?" Gu Lang tersenyum, seolah dia sudah tau jika akan ada orang yang membantunya menghadang serangan ituKeringat dingin mulai mengucur membasahi tubuh Fang Teng, apalagi dengan tatapan dari orang yang tengah mencengkram erat tangannya itu. Tatapan yang serasa menusuk dan membuat tulang-tulangnya melemas seketika."T-tetua Agung?"Gu Lang terkejut, "Tetua Agung? Jadi penjaga paviliun Awan ternyata adalah seorang tetua Agung?!" batinnya yang sangat-sangat tidak menyangka.Meskipun dia tau jika penjaga paviliun itu bukan orang biasa, tapi dia tidak menyangka jika posisi penjaga paviliun ternyata setinggi itu.Jabatan tetua Agung bahkan lebih tinggi dari ketua sekte, tapi kenapa dia justru menyembunyikan identitasnya dan malah menjadi seorang penjaga paviliun. Itulah yang menjadi pertanyaannya.Fang teng tampak terlihat sangat takut, pasalnya tetua Agung pasti akan me
Tanpa menunggu lama, Gu Lang segera berpamitan dengan tetua Agung, memintanya untuk menjaga Xiao San sampai dia kembali.Setelah itu, Gu Lang segera berangkat menuju Gunung Tapak Naga. Yaitu salah satu tempat di dalam sekte Bulan Sabit, tempat dimana menara sembilan tingkat berada.Gunung itu dinamakan gunung Tapak Naga, karena bentuknya yang menyerupai tapak naga. Dan gunung itu adalah tempat terjadinya pertarungan antara kultivator dewa, dan para iblis.Dan menara sembilan tingkat, adalah salah satu peninggalan dari kultivator dewa yang pernah ada di kota kecil itu.Orang terakhir yang pernah menaklukkan menara itu adalah pemimpin sekte sebelumnya, dan terhitung sudah seratus tahun lebih sejak saat itu.Banyak orang yang mencoba, namun semuanya gagal dan berakhir tidak pernah kembali lagi. Dan kemungkinan besar, mereka semua sudah mati.Kebanyakan orang-orang yang mencoba masuk ke menara sembilan tingkat, adalah orang-orang yang menginginkan hal besar.Entah itu menjadi tetua di sek
Gu Lang mengumpulkan kekuatan pada kepalan tangannya, kemudian menghantam titik itu hingga retak.Prak!Seketika itu juga, gambaran ilusi pecah dan menghilang lalu berganti dengan pemandangan gunung Tapak Naga.Akhirnya Gu Lang bisa bernafas lega, karena dirinya bisa terbebas dari array ilusi dan mati di dalam mimpinya sendiri."Untungnya aku bisa terlepas, jika tidak aku pasti akan mati." Gu Lang bersyukur karena bisikan itu menyelamatkannya.Tapi yang tadi itu suara siapa? Siapa yang sudah membantu Gu Lang? Tapi siapapun itu Gu Lang sangat berterimakasih padanya.Gu Lang bersiap menggunakan jurus langkah awan untuk melesat maju dengan cepat, agar tak kehabisan tenaga saat ujian yang sebenarnya di mulai.Tapi ternyata hingga dia menginjakkan kaki di tangga terakhir, sudah tidak ada lagi tekanan dan cobaan lain.Namun tentu saja Gu Lang tak boleh bersenang-senang terlalu dini, karena tangga itu hanya sebuah permulaan dan tantangan yang sebenarnya baru akan di mulai.Kini di hadapannya
Gu Lang menatap ke tengah-tengah altar itu, dimana sebuah cahaya biru terang memancar.Hingga cahaya itu akhirnya hilang dan di tempat jatuhnya cahaya tadi, seperti ada sesuatu yang memancarkan hawa yang cukup kuat.Gu Lang berjalan mendekat untuk mengambil benda yang menjadi hadiahnya."Sebuah gulungan?" Gu Lang mulai membuka gulungan itu untuk melihat isi di dalamnya.Akankah ada catatan tentang jurus yang kuat, atau resep pil dan semacamnya.Tapi Gu Lang sangat terkejut saat mendapati tulisan yang sangat dia kenal. Huruf yang tertulis di sana adalah huruf yang dia kenal di kehidupan sebelumnya.Di sana tertulis, hanya orang yang berasal dari tempat yang sama denganku yang bisa menggunakan gulungan ini."Jadi sebelum aku juga ada orang yang melintasi ruang dan waktu? Dan dia adalah seorang kultivator dewa?!"Senang, tentu saja Gu Lang sangat senang saat mengetahui jika ada orang lain yang mengalami apa yang dia alami.Tapi di detik berikutnya, Gu Lang kembali mendesah dan mengehela
Lantai ke-tiga.Di lantai ke tiga ini, hanya ada sebuah boneka kayu besar yang berada di tengah-tengah altar itu. Dan Gu Lang sepertinya paham jika ujian kali ini, dia harus megalahkan boneka kayu itu.Dan benar saja, sesaat setelah terdengar suara, "Kekuatan menentukan segalanya. Yang kuat memakan yang lemah, yang lemah hanya bisa pasrah."Boneka itu pun hidup dan mulai menyerang Gu Lang.Serangannya sangat cepat dan tepat, tidak membabi buta tapi serangannya justru seperti teratur dengan baik."Pukulan Sembilan Matahari!"Ledakan besar terjadi saat Gu Lang meninju boneka kayu itu, asap mengepul membuat Gu Lang tak bisa melihat bagaimana kondisi boneka itu.Apakah dia sudah kalah atau belum?Hingga saat asap itu menghilang barulah terlihat jelas jika boneka itu sama sekali tak terpengaruh.Justru Gu Lang terkejut saat melihat tangan boneka itu menyilang di depan dada. Dia menangkis serangan Gu Lang!Seolah boneka itu memiliki pikiran dan dapat membaca pergerakan Gu Lang."Sial, sama
Gu Lang menjerit kesakitan, saat merasakan kulitnya mengelupas dan dagingnya seolah terpanggang hangus. Tapi kenyataannya tubuhnya masih baik-baik saja.Selama beberapa menit dia mengalami penyiksaan gila itu, hingga saat api itu menghilang dan tubuh Gu Lang jatuh terduduk dengan nafas yang tersengal-sengal."Sepertinya mantra penempa jiwa itu berguna lagi, dan tubuhku rasanya semakin kuat." Gumam Gu Lang, "Ketidakberuntungan yang menjadi sebuah keberuntungan, benar-benar tidak terduga." Gu Lang tersenyum.Sekarang dia mengerti kenapa banyak kultivator yang mati di menara ini, seperti apa yang tertulis di dalam gulungan yang Gu Lang temukan.'Jika mereka bukan orang yang berasal dari tempat yang sama dengan pemilik asli gulungan itu, maka mereka tak akan mendapatkan mantra penempa jiwa raga yang bisa melindungi mereka dari banyak ujian di menara sembilan tingkat itu'."Tubuh Wajra dan Jiwa Dewa, benar-benar mantra penempa jiwa raga yang sangat hebat." Gu Lang kembali mengambil dadunya
Wanita itu tidak marah atau kesal, namun justru dia tersenyum mendengar jawaban Gu Lang yang begitu tegas dan lugas. Diakui atau tidak, di balik kecantikan seorang wanita memang sering kali tersembunyi bahaya tak kasat mata yang siap mengintai mangsanya. Dan dimana kecantikan wanita itu ada, maka di sanalah selalu ada masalah yang tiada habisnya.Pada intinya, tak ada kecantikan yang tak menimbulkan masalah. Entah masalah itu berasal dari pemilik wajah ayu itu, atau dari orang-orang yang menginginkan wajah ayu itu untuk mereka miliki.Karena itulah Gu Lang tak pernah menyukai wanita cantik, dalam artian para pria. Dia menyukai wanita cantik dari dalam, dari segumpal daging yang mereka miliki. Yang menentukan cantik dan tidaknya si pemilik, yaitu hati."Mau secantik apapun wajahmu, jika hatimu hitam maka kecantikan itu tak akan menggetarkan hatiku. Tapi meski hanya ada sedikit kecantikan di wajahmu, tapi begitu besar kecantikan di hatimu maka di saat itulah hatiku akan bergerar untukmu