Gu Lang mengumpulkan kekuatan pada kepalan tangannya, kemudian menghantam titik itu hingga retak.Prak!Seketika itu juga, gambaran ilusi pecah dan menghilang lalu berganti dengan pemandangan gunung Tapak Naga.Akhirnya Gu Lang bisa bernafas lega, karena dirinya bisa terbebas dari array ilusi dan mati di dalam mimpinya sendiri."Untungnya aku bisa terlepas, jika tidak aku pasti akan mati." Gu Lang bersyukur karena bisikan itu menyelamatkannya.Tapi yang tadi itu suara siapa? Siapa yang sudah membantu Gu Lang? Tapi siapapun itu Gu Lang sangat berterimakasih padanya.Gu Lang bersiap menggunakan jurus langkah awan untuk melesat maju dengan cepat, agar tak kehabisan tenaga saat ujian yang sebenarnya di mulai.Tapi ternyata hingga dia menginjakkan kaki di tangga terakhir, sudah tidak ada lagi tekanan dan cobaan lain.Namun tentu saja Gu Lang tak boleh bersenang-senang terlalu dini, karena tangga itu hanya sebuah permulaan dan tantangan yang sebenarnya baru akan di mulai.Kini di hadapannya
Gu Lang menatap ke tengah-tengah altar itu, dimana sebuah cahaya biru terang memancar.Hingga cahaya itu akhirnya hilang dan di tempat jatuhnya cahaya tadi, seperti ada sesuatu yang memancarkan hawa yang cukup kuat.Gu Lang berjalan mendekat untuk mengambil benda yang menjadi hadiahnya."Sebuah gulungan?" Gu Lang mulai membuka gulungan itu untuk melihat isi di dalamnya.Akankah ada catatan tentang jurus yang kuat, atau resep pil dan semacamnya.Tapi Gu Lang sangat terkejut saat mendapati tulisan yang sangat dia kenal. Huruf yang tertulis di sana adalah huruf yang dia kenal di kehidupan sebelumnya.Di sana tertulis, hanya orang yang berasal dari tempat yang sama denganku yang bisa menggunakan gulungan ini."Jadi sebelum aku juga ada orang yang melintasi ruang dan waktu? Dan dia adalah seorang kultivator dewa?!"Senang, tentu saja Gu Lang sangat senang saat mengetahui jika ada orang lain yang mengalami apa yang dia alami.Tapi di detik berikutnya, Gu Lang kembali mendesah dan mengehela
Lantai ke-tiga.Di lantai ke tiga ini, hanya ada sebuah boneka kayu besar yang berada di tengah-tengah altar itu. Dan Gu Lang sepertinya paham jika ujian kali ini, dia harus megalahkan boneka kayu itu.Dan benar saja, sesaat setelah terdengar suara, "Kekuatan menentukan segalanya. Yang kuat memakan yang lemah, yang lemah hanya bisa pasrah."Boneka itu pun hidup dan mulai menyerang Gu Lang.Serangannya sangat cepat dan tepat, tidak membabi buta tapi serangannya justru seperti teratur dengan baik."Pukulan Sembilan Matahari!"Ledakan besar terjadi saat Gu Lang meninju boneka kayu itu, asap mengepul membuat Gu Lang tak bisa melihat bagaimana kondisi boneka itu.Apakah dia sudah kalah atau belum?Hingga saat asap itu menghilang barulah terlihat jelas jika boneka itu sama sekali tak terpengaruh.Justru Gu Lang terkejut saat melihat tangan boneka itu menyilang di depan dada. Dia menangkis serangan Gu Lang!Seolah boneka itu memiliki pikiran dan dapat membaca pergerakan Gu Lang."Sial, sama
Gu Lang menjerit kesakitan, saat merasakan kulitnya mengelupas dan dagingnya seolah terpanggang hangus. Tapi kenyataannya tubuhnya masih baik-baik saja.Selama beberapa menit dia mengalami penyiksaan gila itu, hingga saat api itu menghilang dan tubuh Gu Lang jatuh terduduk dengan nafas yang tersengal-sengal."Sepertinya mantra penempa jiwa itu berguna lagi, dan tubuhku rasanya semakin kuat." Gumam Gu Lang, "Ketidakberuntungan yang menjadi sebuah keberuntungan, benar-benar tidak terduga." Gu Lang tersenyum.Sekarang dia mengerti kenapa banyak kultivator yang mati di menara ini, seperti apa yang tertulis di dalam gulungan yang Gu Lang temukan.'Jika mereka bukan orang yang berasal dari tempat yang sama dengan pemilik asli gulungan itu, maka mereka tak akan mendapatkan mantra penempa jiwa raga yang bisa melindungi mereka dari banyak ujian di menara sembilan tingkat itu'."Tubuh Wajra dan Jiwa Dewa, benar-benar mantra penempa jiwa raga yang sangat hebat." Gu Lang kembali mengambil dadunya
Wanita itu tidak marah atau kesal, namun justru dia tersenyum mendengar jawaban Gu Lang yang begitu tegas dan lugas. Diakui atau tidak, di balik kecantikan seorang wanita memang sering kali tersembunyi bahaya tak kasat mata yang siap mengintai mangsanya. Dan dimana kecantikan wanita itu ada, maka di sanalah selalu ada masalah yang tiada habisnya.Pada intinya, tak ada kecantikan yang tak menimbulkan masalah. Entah masalah itu berasal dari pemilik wajah ayu itu, atau dari orang-orang yang menginginkan wajah ayu itu untuk mereka miliki.Karena itulah Gu Lang tak pernah menyukai wanita cantik, dalam artian para pria. Dia menyukai wanita cantik dari dalam, dari segumpal daging yang mereka miliki. Yang menentukan cantik dan tidaknya si pemilik, yaitu hati."Mau secantik apapun wajahmu, jika hatimu hitam maka kecantikan itu tak akan menggetarkan hatiku. Tapi meski hanya ada sedikit kecantikan di wajahmu, tapi begitu besar kecantikan di hatimu maka di saat itulah hatiku akan bergerar untukmu
Gu Lang kembali naik ke atas batu itu, untuk menantang rasa sakit yang begitu membuatnya merasa berada di neraka dunia itu.Namun kali ini, Gu Lang berusaha keras untuk fokus agar dirinya bisa masuk ke persepsi jiwanya, untuk mengurangi rasa sakit pada raganya.Dan kini Gu Lang berhasil masuk ke persepsi jiwanya.Dia kembali pusaran mengerikan itu, pusaran yang pernah mencabik-cabik jiwanya dan membuatnya merasa terombang-ambing di tengah gerbang alam baka.Rasa dimana dia ingin hidup dan mati di saat yang bersamaan, rasa dimana dia ingin menyerah namun juga tak ingin menyerah di saat yang sama.Tapi sepertinya Gu Lang menyadari keanehan dalam pusaran itu, ada sebuah pusaran lain yang membumbung tinggi layaknya tornado.Namun anehnya, pusaran tinggi itu memiliki dua warna yaitu merah dan biru. Warna merah yang melambangkan hawa panas dari api dan warna biru yang melambangkan hawa dingin dari es."Apa ini efek dari air terjun giok?" batin Gu Lang.Perlahan namun pasti, pusaran tornado
Tak mau menunggu lama, Gu Lang pun memutar roda keberuntungan itu.Roda itu mulai berputar dengan cepat, menimbulkan rasa penasaran dan juga terselip sedikit rasa cemas di hati Gu Lang.Hingga putaran roda itu kian melambat dan terus melambat, jarum penunjuk pun akhirnya berhenti di salah satu bagian bertuliskan petir langit, membuat Gu Lang manautkan alisnya bingung."Petir langit? Apa ini sebuah hadiah, atau—"Belum selesai Gu Lang bergumam, sebuah awan hitam tiba-tiba saja muncul di atas kepalanya.Awan itu memunculkan sambaran kilat yang terdengar menggelegar, dan tentu saja hal itu cukup membuat Gu Lang tau jika itu bukanlah suatu pertanda baik tentunya.Dan benar saja, sesaat setelahnya petir mulai menyambar tubuhnya. Membuat Gu Lang menjerit kesakitan, dan sialnya petir itu tak hanya menyambar tubuhnya sekali atau dua kali.Teriakan Gu Lang terus terdengar hingga sampai pada sambaran ke sembilan, dan kini tubuh Gu Lang sudah berwarna hitam akibat sambaran petir yang menggila it
"Tidak tuan. Saat ini tuan berada di pusat menara langit, tempat tinggal pemilik menara sebelumnya."Luo Luo pun akhirnya menjelaskan segalanya tentang menara langit, pada Gu Lang.Menara sembilang tingkat milik sekte bulan sabit itu, sebenarnya bernama menara langit.Tempat ini sebelumnya difungsikan sebagai menara pelatihan, bagi murid-murid sekte suci di dunia atas atau dunia para dewa.Seseorang yang sudah mencapai puncak kultivasi di dunia ini dan menembusnya, maka ia bisa naik ke dunia atas untuk melanjutkan pelatihannya.Dan menara ini adalah milik sekte suci, sebelum sekte suci dihancurkan oleh klan kegelapan.Tetua sekte mengirim menara ini ke dunia bawah untuk mengamankannya, dan menara ini akan memilih sendiri siapa penerus yang di takdirkan itu."Jadi maksudnya aku adalah orang yang terpilih? Tapi kenapa aku?""Kalau untuk itu, hamba juga tidak tau tuan. Tapi tuan tua pernah berkata, hanya seseorang yang berasal dari tempat yang sama dengannya, yang bisa menaklukkan menara