Gu Feng terlempar dan tersungkur hingga ke ujung arena, dan bahkan dia mendapatkan luka dalam hingga membuatnya memuntahkan darah segar dari mulutnya.
"A-apa? B-bagaimana bisa kau berada dibelakangku?" Gu Feng sangat terkejut dan dia berusaha bangkit untuk kembali melawan."Tanyakan saja pada raja Yama." Gu Lang kembali menyerang dengan Pukulan Sembilan Matahari, namun tidak hanya sekali melainkan bertubi-tubi dan hal itu membuat semua orang semakin tercengang."Bagaimana bisa dia menjadi begitu hebat dalam waktu singkat?" gumam Yixue."Cih! Dia hanya sedang beruntung saja." Tolak sang ayah yang tak mau mengakui kehebatan Gu Lang, meski dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."Tidak ada yang namanya murni keberuntungan, kepala keluarga Wan. Semua itu tetap berdasarkan dari usaha dan kekuatan."Xing Yan menunjukkan senyum kepuasan di bibirnya, karena bisa mempermalukan Meng Wan yang sempat menghina anaknya.Tetua ketiga juga tak kalah kesal, kedua anaknya dikalahkan oleh orang yang sama dan dengan cara yang begitu memalukan."Aaaaaarrrgggghhhh! Kau yang memaksaku sampah!" Gu Feng menelan pil berserk yang dia persiapkan di awal tadi, pil yang membuatnya bisa berevolusi dan menjadi semakin kuat dalam waktu singkat seperti monster.Tubuh Gu Feng membesar dan aura spiritualnya mengalir dengan tidak terkendali dan menggila, seolah dia akan menghancurkan apapun yang ada dihadapannya.Semua orang langsung mencaci maki Gu Feng, melihat kecurangan yang dia lakukan secara terang-terangan di atas panggung.Namun saat Xing Yan akan membantu anaknya, Gu Lang sudah lebih dulu menatap sang ayah dan menganggukkan kepalanya pertanda dia bisa menanganinya."Baiklah, sebenarnya aku tidak berniat membunuhmu tapi kau justru berniat mengambil nyawaku maka akan kulakukan hal yang sama untukmu!" ucap Gu Lang, "Pedang Kematian!"Keheningan seketika meliputi tempat itu, Gu Feng dalam mode berserk dapat di bunuh oleh Gu Lang dengan satu tebasan pedang saja.Kepala Gu Lang jatuh dan terpisah dari tubuhnya, darah mengalir dan mewarnai arena pertarungan dengan darah dan bau amis yang begitu menusuk hidung.Seketika itu juga, tetua ketiga langsung turun ke arena dan hendak membalaskan kematian anaknya, namun Xing Yan dengan cepat menghalaunya."Matilah kau pembawa sial!" Bola api besar ditembakkan begitu saja oleh tetua ketiga, kearah Gu Lang.Bola api itu berhenti di udara dan berubah menjadi bola es besar, yang pecah lalu berubah menjadi kepingan salju yang menghujani arena.Gu Xing Yan sangat murka, karena ikut campur dalam pertandingan adalah hal yang dilarang, terlebih Gu Feng memang melakukan hal yang curang di arena dan memang sudah sepantasnya dia diadili."Tetua ketiga, kau sudah menyentuh batas kesabaranku. Berusaha membunuh keturunan penerus keluarga adalah kejahatan besar, terimalah hukumanmu!"Batas kesabaran Gu Xing Yan adalah Gu Lang, siapapun yang berani bermain-main dengan Gu Lang maka dia akan menghadapinya.Jurus Penjara es!"Wajah Gu Peng nampak ketakutan, dan keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Namun Gu Xing Yan sama sekali tidak menggubrisnya, "Zaman es!" seru Xing Yan.Krak!Krak!Krak!Tiba-tiba saja, Gu Peng terpenjara di dalam gunung es yang cukup besar. Dia sangat tidak menyangka, jika Gu Xing Yan sudah menguasai jurus itu sampai sedalam ini.Gu Xing Yan mengepalkan tangannya, kemudian penjara es itu pun hancur dan menjadi kepingan salju kecil."Aaarrggh!" jerit kesakitan dari Gu Peng terdengar begitu memilukan.Semua orang terkejut melihat peningkatan kekuatan Gu Xing Yan, yang melampaui ekspektasi mereka. Gu Peng juga benar-benar tidak mengira jika dia akan kalah hari ini, bahkan dengan cara yang begitu memalukan.Semua orang berdecak kagum melihat kekuatan Gu Xing Yan, yang mampu mengalahkan tetua ketiga hanya dengan satu jurus. Terlebih lagi, dia sudah menguasai jurus itu penjara es sampai level tertinggi.Gu Xing Yan pun meminta tetua yang memimpin jalannya pertandingan untuk segera mengumumkan hasil akhirnya.Dia ingin sekali segera meninggalkan tempat itu, dia sangat muak dengan sikap para tetua di keluarganya."Kompetisi pemuda keluarga Gu kali ini, dimenangkan oleh tuan muda Gu Lang."Sorak sorai pun terdengar dari semua penonton yang tadinya sempat menghina dan meragukan kemampuan Gu Lang.Tapi kini mereka sudah melihat dengan mata kepala mereka sendiri, seberapa hebat calon kepala keluarga mereka di masa depan itu.Sehingga tak akan ada lagi orang yang berani meragukan keputusan Xing Yan, untuk menjadikan Gu Lang sebagai calon penerusnya di masa depan.Dan mulai saat ini sudah tidak ada lagi yang akan berani memanggil anaknya, dengan sebutan tuan muda sampah dari keluarga Gu.Pertandingan pun selesai.Setelah Gu Lang mendapatkan hadiah dari kompetisi itu, dia pun meminta izin pada ayahnya untuk bisa segera kembali ke sekte dan melanjutkan pelatihannya.Karena dia memang hanya meminta izin untuk mengikuti kompetisi keluarga, meskipun sebenarnya dia masih ingin bersama sang ayah lebih lama.Xing Yan melepas kepergian putranya dengan senang hati, karena kini sudah tak ada lagi kekhawatiran untuknya melihat Gu Lang pergi.Dia yakin jika Gu Lang sudah cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri, dan akan menjadi semakin kuat lagi saat dia kembali nanti.Dengan mengendarai kudanya, Gu Lang kembali menempuh perjalanan panjang menuju sekte Bulan Sabit atau lebih tepatnya langsung menuju ke lembah awan angin.Tempat dimana dia akan mulai berlatih lagi.Sesampainya di lembah awan angin, Gu Lang memilih untuk beristirahat sejenak.Pertandingan dan perjalanan panjang itu, membuat tubuhnya sedikit terasa letih dan butuh untuk dirilekskan sejenak.**Saat dalam perjalanan, Gu Lang bertemu dengan sekelompok orang yang tengah berdebat dan hal itu membuatnya sedikit penasaran. Gu Lang mengamati perdebatan itu dari jarak jauh."Serahkan setengah dari hasil buruan kalian padaku, atau aku akan membunuh kalian semua!"Mendengar kata-kata itu, amarah Gu Lang pun terpancing. Dia benar-benar tidak menyukai orang yang menggunakan kekuatan untuk menindas yang lemah dan tidak bersalah.Gu Lang berjalan mendekat dan berkata, "Lakukanlah jika kau merasa cukup kuat untuk melakukannya."Sontak saja perkataannya itu membuat empat orang dihadapannya menoleh secara bersamaan ke arahnya."Kau!? Bukankah kau si tuan muda sampah dari keluarga Gu itu? Hahaha... Apa kau sudah gila, beraninya kau menantangku!? Apa kau tau siapa aku, aku adalah Tang Yin!"Namun tak seperti dugaannya, Gu Lang justru hanya diam dengan wajah yang terlihat jika dia tidak sedang main-main dengan ucapannya. Dan hal itu tentu saja membuat pria bernama Tang Yin itu murka."Beraninya kau mengabaikanku!"Seketika itu juga, muncul aura berwarna merah menyala yang tampak membumbung tinggi dan menyelimuti tubuh Tang Yin. Hawa panas juga terasa memancar keluar dari tubuh Tang Yin."Jurus Cambuk Dewa!"Aura merah itu pun berubah bentuk, menjadi sebuah cambuk raksasa dan melesat begitu saja menyerang Gu Lang, namun Gu Lang dapat menghindarinya dengan sangat mudah menggunakan jurus langkah awan."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Lang melayangkan tinjunya kearah Tang Yin, dan membuat pria sombong itu tersungkur ke tanah.Tang Yin merasa terhina dengan kekalahannya, dan membuatnya sangat marah. Hingga akhirnya dia terpaksa menggunakan jurus terlarang, yang dia pelajari secara diam-diam."Cambuk api neraka!"Aura merah yang sebelumnya pun berubah menjadi warna merah darah, dengan tekanan yang semakin terasa mengintimidasi. Namun tekanan semacam itu sama sekali tak berpengaruh pada Gu Lang.Tabrakan aura dari jurus Cambuk api neraka milik Tang Yin dan pukulan Sembilan Matahari milik Gu Lang itu pu
Tang Yin berjongkok dan mengambil buku itu dari Tang Yin."Jurus Amukan Pedang? Sepertinya ini jurus yang kuat, Tang Yin buku ini sudah tidak berguna untukmu jadi biarkan aku membawanya. Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang baik."Gu Lang pun menyusul yang lainnya, setelah mengambil buku itu dari jasad Tang Yin.Jurus Amukan Pedang, sama kuatnya dengan jurus Pedang Kematian. Namun bedanya, Jurus Amukan Pedang bisa di gunakan berkali-kali.Tak seperti jurus Pedang Kematian yang jika sudah di gunakan sekali dan gagal, maka tidak akan berguna lagi jika di gunakan pada orang yang sama.Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja. Yang pertama adalah jurus Pedang Kematian, tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama.Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri
Sebuah topeng berwarna hitam dengan corak emas.Gu Lang mengernyitkan dahinya karena bingung kenapa Luxia memberinya topeng itu. Usut punya usut, ternyata topeng itu hanya sekedar untuk membantu Gu Lang menyembunyikan identitasnya.Dan tentunya untuk menghindari masalah, jika saja ada lawan yang dendam setelah kalah dalam pertarungan.Akhirnya mereka pun memutuskan untuk bersama-sama menjalankan pelatihan mereka di jurang Pelatihan itu.Xiao San dan Luxia juga tidak perlu takut lagi di ganggu oleh kultivator yang lebih kuat daripada mereka, karena sudah ada Gu Lang yang pastinya tak akan membiarkan hal itu jika benar-benar terjadi.Jurang pelatihan memang adalah tempat pelatihan yang sempurna bagi kultivator untuk mengasah kemampuan mereka, dengan cara berduel dengan satu sama lain.Meskipun begitu, tidak jarang juga ada orang berhati jahat yang menggunakan cara licik.Karena itulah jurang pelatihan juga disebut-sebut merupakan tempat paling berbahaya, karena meskipun ada orang yang t
Jurus Pedang Kematian yang bertujuan untuk membunuh dan Amukan Pedang yang bertujuan menyerang dengan daya kerusakan yang besar, membuat kedua jurus ini tak dapat di satukan.Tapi reinkarnasi saja sudah membuat Gu Lang yakin jika hal-hal yang bertentangan dengan takdir itu bisa terjadi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba.Jika berhasil maka dia bisa terus mengkombinasikan jurus-jurus yang dia pelajari untuk menciptakan jurus baru, yang hanya diketahui olehnya.Tapi kalaupun gagal, anggap saja itu sebagai keberhasilan yang tertunda karena Gu Lang tak akan menyerah semudah itu.Gu Lang mengarahkan jurusnya pada sebuah gunung batu kecil yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini, namun juga sedikit jauh dengan posisi Xiao San yang sedang mendalami pencerahannya agar tak mengganggu.Dia melesat maju menggunakan Langkah Awan, sambil mengumpulkan aura Amukan Pedang di telapak tangannya.Dan saat jarak antara dirinya dan gunung itu sudah dekat, Gu Lang langsung menarik pedangnya sambil
Gu Lang memegang kepala pria itu dan menyalurkan aura iblis dari black shadow ke dalam tubuh si pria itu.Teriakan kesakitan yang begitu memilukan pun terdengar, saat secara perlahan api iblis melahap tubuh pria itu hingga akhirnya hanya menyisakan abu dan pakaian yang tadi di kenakan olehnya.Luxia benar-benar tercengang melihat hal itu, karena tidak banyak orang yang mengetahui tentang aura iblis.Keluarganya dan keluarga Leng adalah salah satu keturunan pewaria aura iblis yang cukup kuat, namun setelah melihat apa yang Gu Lang lakukan tadi ... dia mulai mempertanyakan siapa sosok Gu Lang yang sebenarnya.Luxia berasal dari keluarga Xia yang masuk dalam daftar lima sekte rahasia yang beranggotakan keluarga Leng, Xia, Cang, Yuan, dan Zong.Namun keluarga Xia adalah keluarga yang terlemah di antara kelimanya, sedangkan keluarga Leng adalah yang terkuat ketiga di daftar itu.Dan karena itulah, ayah Luxia yang bernama Xia Hong Quan terpaksa menyetujui perjodohan antara Xia Luxia dan Len
Akhirnya Xiao San mengerti jika orang yang sengaja mencari masalah dengannya, adalah salah satu anjing penjilat Tang Yu Long yang datang karena sudah mengetahui apa yang terjadi pada Tang Yin."Elang hitam pemusnah!" Pria itu melesat maju kearah Xiao San, dan di atas tubuhnya terdapat aura menyerupai seekor elang yang juga terbang menukik ke arah Xiao San.Xiao San pun segera menggunakan jurus bertahan terkuat yang dia miliki, yaitu Benteng Bumi.Dan serangan keduanya pun bertabrakan, menyebabkan ledakan yang cukup besar. Tapi untungnya Benteng Xiao San mampu menghalau serangan itu, dengan baik."Sial! Pertahanannya benar-benar kuat!" Xiao San memang lebih unggul dalam hal pertahanan, daripada menyerang.Pria itu pun melancarkan serangan keduanya, "Elang darah!" Aura berbentuk elang yang tadinya berwarna coklat kini berubah menjadi warna merah darah yang memberikan kesan mengerikan."Aku akan mengirimmu ke neraka, seperti temanmu si sampah itu! Kalian akan segera bertemu kembali!"Xia
"Sebagai tetua, kau tidak mau mengakui kesalahanmu dan justru memutar balikkan fakta. Apa kau tidak merasa malu, Fang Teng?" Gu Lang tersenyum, seolah dia sudah tau jika akan ada orang yang membantunya menghadang serangan ituKeringat dingin mulai mengucur membasahi tubuh Fang Teng, apalagi dengan tatapan dari orang yang tengah mencengkram erat tangannya itu. Tatapan yang serasa menusuk dan membuat tulang-tulangnya melemas seketika."T-tetua Agung?"Gu Lang terkejut, "Tetua Agung? Jadi penjaga paviliun Awan ternyata adalah seorang tetua Agung?!" batinnya yang sangat-sangat tidak menyangka.Meskipun dia tau jika penjaga paviliun itu bukan orang biasa, tapi dia tidak menyangka jika posisi penjaga paviliun ternyata setinggi itu.Jabatan tetua Agung bahkan lebih tinggi dari ketua sekte, tapi kenapa dia justru menyembunyikan identitasnya dan malah menjadi seorang penjaga paviliun. Itulah yang menjadi pertanyaannya.Fang teng tampak terlihat sangat takut, pasalnya tetua Agung pasti akan me
Tanpa menunggu lama, Gu Lang segera berpamitan dengan tetua Agung, memintanya untuk menjaga Xiao San sampai dia kembali.Setelah itu, Gu Lang segera berangkat menuju Gunung Tapak Naga. Yaitu salah satu tempat di dalam sekte Bulan Sabit, tempat dimana menara sembilan tingkat berada.Gunung itu dinamakan gunung Tapak Naga, karena bentuknya yang menyerupai tapak naga. Dan gunung itu adalah tempat terjadinya pertarungan antara kultivator dewa, dan para iblis.Dan menara sembilan tingkat, adalah salah satu peninggalan dari kultivator dewa yang pernah ada di kota kecil itu.Orang terakhir yang pernah menaklukkan menara itu adalah pemimpin sekte sebelumnya, dan terhitung sudah seratus tahun lebih sejak saat itu.Banyak orang yang mencoba, namun semuanya gagal dan berakhir tidak pernah kembali lagi. Dan kemungkinan besar, mereka semua sudah mati.Kebanyakan orang-orang yang mencoba masuk ke menara sembilan tingkat, adalah orang-orang yang menginginkan hal besar.Entah itu menjadi tetua di sek