Semua orang menatap kearah langit dimana nampak lingkaran putih yang mengeluarkan hawa dingin luar biasa. Tak lama kemudian, muncul ribuan jarum es yang langsung menghujani para boneka petir Nara Dewa. Pemilik boneka petir itu terkejut para boneka miliknya tak berkutik saat hujan es menghantam tubuh mereka. Semuanya terdorong dan jatuh kembali ke lantai dalam keadaan membeku. Tumpukan es yang semakin menggunung mengubur puluhan boneka tersebut dalam waktu sekejap. "Kekuatan Es ini... Dia menggunakan Pukulan Hujan Es Abadi milik Iblis Es...!" seru Lei Gong. "Bocah ini, sepertinya dia memiliki hubungan dengan Iblis Es?" gumam Izanagi. Jaka Geni tak berkata sepatah kata pun. Dia penasaran, apa yang akan putranya lakukan untuk melawan Bara yang sudah berpengalaman dalam pertempuran sengit. Nara Dewa Puncaka geram melihat boneka petirnya terkubur dan tak bisa bangkit kembali. Saat dia tengah memikirkan cara untuk menyerang Bara dengan jurus selanjutnya, Pendekar Golok Iblis itu tahu-t
Nara Dewa Puncaka mendengus kesal mendengar ucapan Bara Sena yang merasa sudah menang padahal dia baru saja terjebak oleh ledakan petir miliknya. Anak Batara Geni itu pun tersenyum sinis. "Kau bicara ngelantur. Sudah jelas kau terjebak oleh kekuatan petir. Apa yang bisa kau lakukan sekarang?" ucap Nara Dewa. Bara tertawa lebar lalu menyeringai. "Aku sudah menebak, apa yang akan kau lakukan padaku. Jadi, aku sudah siapkan semua siasat ini untuk menguji tebakanku. Dan itu benar. Maafkan aku, kau akan kalah Nara..." kata Bara Sena lalu dari tubuhnya keluar cahaya biru. "Apa maksudmu!? Jangan bilang kalau kau ingin meledakkan diri! Kau sinting hah!?" teriak Nara Dewa. Namun sudah terlambat. Keadaan di arena itu seketika menjadi beku dan hawa dingin menyeruak ke segala arah. Lalu disusul ledakan dahsyat dari dalam tubuh Bara. Duaaaarrrr!!! Semua orang bangkit berdiri. Menatap kearah arena yang menghilang karena cahaya biru dari ledakan dahsyat tersebut. "Gila! Apakah dia bunuh diri
Dua orang yang memiliki nomor 12 naik ke atas arena pertarungan. Mereka adalah Ling Fei Geni putri Dewi Ling Zu alias Dewi Seruling Ungu dan Kenari Putri Geni anak gadis dari Dewi Narashima dan juga adik dari Nara Dewa Puncaka.Keduanya saling berhadapan di atas arena. Kemampuan kedua gadis ini masih menjadi misteri karena ini adalah turnamen pertama mereka. Ling Fei mengawali serangan dengan cepat. Sementara Kenari nampak tenang dan mengamati pergerakan lawan. Wussss! Cahaya ungu lewat didepan batang hidung Kenari setelah Ling Fei melepas satu pukulan sakti. "Itu hampir saja..." batin Kenari. Kedua gadis itu saling beradu serangan hingga terbang ke langit. Cahaya ungu dan biru saling berpijar setiap kedua serangan mereka bertemu. Pukulan dan tendangan sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Namun keduanya sama berimbang hingga ratusan jurus berlalu keduanya sama-sama saling menyerang. Ling Fei kertakkan rahang, mengerahkan kekuatan jiwa miliknya kedalam tinju kanan. Kenari tak mau
Kenari Putri Geni akhirnya menjadi pemenang dalam duel melawan Ling Fei. Pertarungan hebat mereka membuat semua orang bertepuk tangan meski sesaat setelah diumumkan pemenang dari pertarungan tersebut Kenari Putri jatuh tidak sadarkan diri. Gadis itu pun digotong oleh beberapa wanita yang bertugas menjadi perawat dibawah arahan Dewi Chang Yun. Ling Fei yang juga terluka parah dibawa ke rumah pengobatan.Setelah semua itu selesai, Anoman kembali melanjutkan pertarungan yang masih ada 8 pertarungan lagi. Kali ini Putri dari Dewi Petir Gong Xia Yun alias cucu Dewa Petir Lei Gong naik ke atas arena. Dia adalah adik dari Gong Xiao Fan, yakni Gong Xia Nian.Lalu yang menjadi lawannya adalah Ling Xun anak dari Dewi Ling Zi berjuluk Dewi Selendang Emas adik kandung dari Dewi Ling Zu si Dewi Seruling Ungu yang anaknya baru saja dikalahkan oleh Kenari Putri Geni. Kedua Dewi ini bertempat tinggal di dalam Kerajaan Jiwa milik Batara Geni. Lagi-lagi duel kali ini adalah dua anak gadis Jaka Geni. T
Dewanata tak berkutik setelah tubuhnya dicengkram beberapa tangan merah yang muncul dari dalam retakan merah yang ada di lantai arena. Tangan merah itu ternyata adalah kekuatan milik Batara Geni yang menghentikan putra Dewi Iswara tersebut. Dan Jaka Geni memberikan teguran keras kepada Dewanata yang saat itu sudah merasakan takut karena tangan merah itu menyala serta mengeluarkan hawa panas."Aku...Aku akan menuruti apa yang ayah katakan..." ucap Dewanata.Jaka Geni mendengus kesal. Namun dilepasnya tubuh anaknya tersebut dari tangan merah yang kemudian masuk kembali kedalam tanah. Bara Sena yang melihat hal itu benar-benar terkejut karena kekuatan yang Jaka Geni gunakan hampir sama dengan Rantai Ungu miliknya. Hanya saja, aura yang terpancar jelas sangat berbeda."Kekuatan apa itu...Tak hanya petir, api, berpindah tempat, mendengar hati orang lain, dan banyak lagi yang lainnya...Sebenarnya, seberapa banyak kemampuan Orang ini?" batin Bara tak habis pikir.Dewanata yang baru dilepas o
Suta Aji bangkit berdiri sambil menahan rasa sakit di wajah dan dadanya. "Sangat kuat!" batin pria itu sambil menatap kearah Gandi."Saudara ipar, gunakan kekuatan aslimu sekarang. Karena aku juga akan mulai serius untuk pertarungan ini..." kata Gandi yang masih melayang di udara.Dari dalam tubuh Gandi keluar aura biru. Setelah aura itu menutupi tubuhnya, dari dalam dada sang pemuda muncul dua ekor Naga berukuran kecil yang bergerak mengitari kedua tangannya. Perlahan-lahan, muncul sisik biru dari tubuh pemuda tersebut. Semua orang menatap kearah Raja Naga Air itu dengan perasaan takjub. Karena mereka akan menyaksikan pergantian wujud manusia menjadi wujud manusia Naga Air dengan Seribu Sisik Naga nya.Kahiyang Dewi menatap tak berkedip dan sedikit terperangah. Baru kali ini dia melihat Gandi mengeluarkan wujud seperti itu."Aura yang luar biasa..." batin wanita itu sambil tersenyum. Disisi lain, Bara Sena nampak tegang melihat Gandi yang tengah berubah wujud menjadi manusia naga.
Semua orang terlihat takjub dengan apa yang mereka lihat di arena sana. Suta Aji Geni, putra Dewi Gangga kalah dari Gandi Wiratama, Raja Ras Naga Air setelah pertarungan yang cukup seru. Banyak yang tak menyangka, Gandi memiliki kekuatan sehebat itu. Bahkan Dewi Nawang Wulan pun tak menyangka kekuatan yang Gandi keluarkan tidak kalah hebat dari Tujuh Tombak Samudra miliknya."Gandi sudah menjadi salah satu makhluk terkuat di Laut Selatan...ini luar biasa untuk kami yang menjadi sekutunya..." batin Dewi Nawang Wulan sambil tersenyum.Gandi mengibaskan tangannya, bola air itu pun pecah dan mengguyur lantai arena. Tubuh Suta Aji melayang jatuh namun dengan cepat Gandi menahannya dengan tenaga dalam sehingga tubuh anak Dewi Gangga itu tidak sampai menghujam ke lantai. Suta Aji nampak tak sadarkan diri."Pemenangnya adalah Gandi Wiratama!" seru Anoman dari atas disambut suara gemuruh para penonton yang melihat pertarungan luar biasa tersebut.Gandi menatap Suta Aji yang tergeletak lalu men
Anoman melayang turun di atas arena. Dia mengelus jenggot putihnya yang tebal."Silahkan naik nomor 17!" serunya.Dari arah kursi peserta, dua sosok terbang dengan cepat menuju ke arena pertarungan. Dua pemuda pun mendarat dan berdiri saling berhadapan di sisi kanan dan kiri Anoman."Barata Geni putra kedua Dewi Iswara Aninda serta Cakra Kumbara Geni Putra Dewi Gangga, apakah kalian mau bertarung secara adil dan jujur?" tanya Anoman.Barata dan Cakra Kumbara sama-sama mengangguk. Keduanya memiliki sifat yang dingin dan tak peduli."Baiklah, pertarungan di mulai!" ucap Anoman lalu dia pun melayang ke udara.Barata Geni langsung membuka serangan pertama. Karena jarak dengan Cakra Kumbara hanya dua tombak, serangan cepatnya membuat anak Dewi Gangga terkejut dan hampir saja terkena serangan kejutan dari anak Dewi Iswara tersebut.Suuut!Kaki Barata melayang menghantam tempat kosong setelah Cakra Kumbara berhasil menghindari serangan. Kedua mata cucu Manikmaya tersebut menyala emas terang.
Lu Xie terkejut Segel Petir miliknya mampu ditahan oleh kekuatan yang baru muncul dari dalam tubuh Gandi."Itu...Itu bukan kekuatan petir Pedang Guntur Saketi...! Lalu kekuatan petir apa yang dia miliki...! Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan petir yang bahkan sulit untuk dimiliki kami anak-anak Batara Geni...!" seru Lu Xie.Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak Batara Geni yang lainnya. Mereka yang menonton bagaimana Gandi yang seorang Naga Air mampu mengeluarkan kekuatan petir yang mampu menahan petir merah milik Lu Xie. Semuanya dibuat tercengang. Karena sebelumnya mereka semua tahu, jika Gandi akan menggunakan kekuatan petir, maka dia harus memanggil Pedang Guntur Saketi terlebih dahulu. Namun kali ini tanpa memanggil pedang tersebut, dia telah mengerahkan kekuatan petir yang setara dengan kekuatan petir di Pedang Guntur Saketi.Petir putih terang menyilaukan itu semakin kuat menekan sehingga ribuan petir merah tertahan dan semakin jauh dari tubuh Gandi. "Itu adalah kekuatan pe
Gandi Wiratama terkejut bukan main setelah kemunculan tubuh ganda dari Lu Xie yang akhirnya mampu menyerang dirinya dari depan dan belakang. Gadis cantik itu mengeluarkan salah satu kekuatan rahasianya yang dia jadikan sebagai andalannya.Kekuatan Segel Petir digunakan oleh Batara Geni di Tanah Larangan untuk menyegel Jalan menuju ke bawah tanah dimana Bunga Neraka yang merupakan pecahan jiwa Iblis Sasaka berada. Segel milik Batara Geni mampu membuat Sasaka tak berkutik dan memilih diam didalam tanah. Orang-orang dari luar baik manusia, Iblis maupun Dewa pun tak ada yang bisa memasuki tempat tersebut kecuali Lu Xie seorang.Dengan bantuan Lu Xie dulu, Bara dan Shi Yun berhasil masuk kedalam lubang besar seperti sumur namun memiliki lapisan lantai yang berbeda-beda. Segel petir tersebut tepat terpasang di permukaan tanah dimana Lu Xie tinggal selama 100 tahun untuk memperkuat diri.Semua orang dibuat takjub dengan kemampuan Lu Xie yang mampu menyaingi Gandi Wiratama. Batara Geni dan De
Lu Xie menatap ke depan dan melihat Gandi yang baik-baik saja padahal dia sudah menyerang dengan kekuatan yang cukup tinggi."Pertahanan sisik naga memang mengerikan. Bahkan serangan ku tak ada yang mempan meski aku sudah menggunakan kekuatan petir merah. Sepertinya aku harus mengerahkan segalanya untuk melawan dia meskipun aku tidak yakin bisa menang melawannya..." batin Lu Xie. Melihat Lu Xie yang tidak lagi menyerang membuat Gandi yang mengambil keputusan untuk menyerang lebih dulu. Tubuhnya melesat bagai anak panah. Aura biru menyelimuti tubuhnya pertanda pemuda itu mengerahkan kekuatan yang hebat untuk menyerang Lu Xie.Tinju Gandi bergerak cepat. Lu Xie yang tahu arah serangan segera menangkis menggunakan lengannya.Buk!Gadis itu melenguh kecil saat tinju Raja Naga Air itu menghantam tangannya. Tubuhnya terdorong ke belakang hingga kakinya terseret di atas tanah. Gandi melompat ke udara lalu membuat gerakan tendangang yang mengarah ke bahu kiri Lu Xie. Gadis itu berteriak kera
Babak ke-3 pun akhirnya kembali dimulai setelah para peserta yang tersisa itu istirahat selama beberapa hari. Para peserta yang gagal pun tetap berada di Kerajaan Probo Lintang untuk menyaksikan turnamen tersebut hingga selesai. Mereka yang lolos ke babak ketiga ada 11 orang yang tak lain adalah Bara, Gandi, Chang Hao, Yao Ling, Raksa, Nawang Geni, Sukma Geni, Gong Xia Nian, Lu xie, Zhou Yin dan Kenari Putri Geni.Mereka akan kembali berkumpul di Kerajaan Jiwa milik Batara Geni dimana sang Batara telah mempersiapkan satu arena yang sangat luas di dalam Kerajaan Jiwa sehingga para peserta bisa menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki tanpa takut merusak apa pun di dunia fana. Bahkan di dalam Kerajaan Jiwa miliknya, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut berbondong-bondong berkumpul di arena tersebut untuk menyaksikan pertarungan Dewa tersebut. Jumlah mereka sangat banyak hingga terlihat seperti semut yang memenuhi gunung-gunung di sekitar arena.Sedangkan mer
Di dalam ruangan yang luas itu, tak ada satu orang pun yang bersuara setelah melihat apa yang dilihat oleh Batara Geni di masa depan. Semua sama sekali tak pernah menyangka, bahwa dunia yang tengah mereka pijak itu akan hancur di masa yang akan datang tanpa ada satu pun Dewa yang bisa menahannya."Jadi selama ini kau melihat semua itu sendiri...Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan takut itu menghantui dirimu setiap hari menantuku...Tapi....Bagaimana bisa Dewa Antaga melakukan itu...?" kata Luo Bao.Jaka Geni memejamkan matanya lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan keras."Aku sendiri kurang tahu, alasan dia melakukan hal ini. Padahal dia sendiri tidak akan mendapat untung apa pun. Apa yang aku lakukan sekarang adalah untuk menunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalian tak pernah lihat. Meski ini melanggar hukum langit dan bumi, aku tak peduli. Aku tak ingin kita hancur lebur hingga tak tersisa. Setidaknya kita sudah menyiapkan sesuatu sebelum perang ben
Gandi dan Bara yang tengah asyik melihat tarian para penari bertopeng dikejutkan dengan kedatangan rombongan wanita dari keluarga Geni. Mereka tak lain adalah Nawang Geni, Maya Geni, Zhou Yin, Sukma Geni, Xia Nian, Song Yue Geni, dan lain-lain. "Kenapa kalian datang ke tempat ini bagaikan laron? Apa yang membuat kalian kesini?" tanya Bara. Gandi sesekali hanya lirik-lirik denga Nawang Geni. Maya Geni yang memang sudah tahu apa yang terjadi antara suaminya dan kakak kandungnya tersenyum lalu mendekati pemuda tersebut."Kenapa kau malu-malu seperti itu? Dia memang sudah menjadi jodohmu. Aku tidak akan mempermasalahkannya," kata Maya Geni. Gandi menatap wanita yang tengah hamil anaknya tersebut. Dia tersenyum lalu mengusap pipi wanita cantik tersebut. Kemudian dia juga mengusap perut Maya Geni yang sedikit besar. "Dimana Rara Sinta?" tanya Gandi."Dia bersama Rara Andini di kediamanku. Tenang saja, ada banyak teman di sana jadi tak perlu khawatir," kata Nawang Geni menyahut. Gandi meng
Ruangan luas itu nampak ramai dan meriah. Semua orang yang hadir dalam acara tersebut berpakaian rapi. Mereka adalah para peserta Turnamen Probo Lintang yang berjumlah 40 peserta dan juga para tamu dari tiga kahyangan serta tamu-tamu lain dari dunia bawah.Batara Geni nampak berdiri dengan gagah sambil membalas sapa dari orang-orang yang lalu lalang. Di samping kanan dan kirinya berjalan mendampingi dirinya empat orang istri yaitu Dewi Luo Yin, Dewi Amaterasu, Iyana Tunggadewi dan Dewi Narashima. Empat istri itu mewakili 4 tempat. Dewi Luo Yin mewakili langit utara, Dewi Amaterasu mewakili langit timur, Iyana Tunggadewi mewakili dunia bawah dan Dewi Petir Narashima mewakili langit selatan.Sementara, 16 istri yang lain duduk bersama dalam satu meja. Meski sebenarnya mereka tidak begitu akur satu sama lain karena perbedaan, namun demi menjaga nama baik sang suami, mereka pun berbaur menjadi satu. Hanya Dewi Iswara yang selalu diam tak bersuara. Karena tidak ada satu pun istri Batara Ge
BLAAAARRRR!Di dalam bola air yang mengurung Kaisar Giok Merah terjadi ledakan petir yang sangat kuat namun tak membuat bola air itu pecah sama sekali. Kekuatan pengendalian petir milik Gandi benar-benar luar biasa hingga mampu mempertahankan bola air yang dia gunakan sebagai perantara untuk menyalurkan kekuatan petir miliknya. Dengan air yang membungkus tubuh Kaisar itu, membuat petir lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh dan pertahanannya.Tentu saja itu menjadi bencana bagi Raja di lantai 60 tersebut karena dia harus tewas di tangan Raja Naga Air yang saat ini juga memiliki kekuatan Dewa Naga Petir yang setara dengan petir para putra Batara Geni.Saat bola air itu pecah dan berjatuhan bagai hujan ke tanah, sosok Kaisar Giok Merah pun melayang jatuh dalam keadaan tubuh yang hancur. Hu An muncul setelah Gandi menyelesaikan Ujian yang masih tergolong mudah untuknya."Waktunya naikke tempat yang lebih tinggi dan mengalahkan Raja yang sesungguhnya di ujian ini. Semakin banyak yang aku k
Gandi menatap ke depan dimana tubuh Dewa Naga Petir Trikala yang telah hancur oleh serangannya yang sangat mengerikan. Dia melihat sinar petir yang masih tersisa di atas tanah yang hancur. Di sekitar cahaya kilat itu nampak satu benda berwujud tulang yang telah patah. Gandi segera mendatangi benda tersebut dan mengambilnya. Saat tulang itu berada di tangan sang pemuda, tiba-tiba saja kekuatan petir meledak dan menyelubungi tubuhnya."Ini...Kekuatan Dewa Naga Petir!?" seru Gandi sambil menatap tulang tersebut."Sesuai janjiku bocah! Meski Hong Li mengurung jiwaku dan menjadikan diriku sebagai catur di tempat ini, tapi dia tidak bisa mendapatkan Harta Surgawi milikku yang sudah lama aku simpan! Setelah benda ini menjadi milikmu, kau akan memiliki setengan kekuatan dariku. Bukankah itu hal yang bagus untukmu? Hahahaha! Akhirnya aku menemukan orang yang cocok untuk mendapatkan warisan terakhirku...Kelak jika kau datang ke Kuil Naga Petir, sampaikan salamku kepada keluarga besar Trikala...