Bara Sena mengambil serangan lebih dulu sebelum Nara Dewa menyerang. Tubuhnya melesat dengan cepat kearah anak Batara Geni yang tengah melayang di udara tersebut. "Lambat!" ucap Nara Dewa lalu kedua tangannya mengarah kedepan. Dari dalam tangannya keluar aura petir yang menderu kearah Bara Sena. Zrrrttt! Petir biru itu menyambar dengan sangat cepat. Namun sepertinya Bara tetap terlihat tenang. Tiba-tiba saja, kecepatan dia berubah menjadi sepuluh kali lipat dari sebelumnya setelah dia menggunakan elemen angin pada kedua kakinya. Kecepatannya melebihi dua petir yang menyambar dirinya. Dan saat itu juga tubuhnya sudah berada di samping Nara Dewa yang terkejut bukan main. Semua orang pun terkejut dengan aksi pemuda tersebut. Wuuutt! Kaki kanan Bara menyambar kearah kepala anak Dewi Narashima dengan cepat. Tak mau mendapat tendangan yang bisa saja menghancurkan kepala tersebur, Nara Dewa segera menahan kaki Bara menggunakan lengan kirinya. Daak! Tubuh Nara Dewa meluncur ke bawah s
Semua orang menatap kearah langit dimana nampak lingkaran putih yang mengeluarkan hawa dingin luar biasa. Tak lama kemudian, muncul ribuan jarum es yang langsung menghujani para boneka petir Nara Dewa. Pemilik boneka petir itu terkejut para boneka miliknya tak berkutik saat hujan es menghantam tubuh mereka. Semuanya terdorong dan jatuh kembali ke lantai dalam keadaan membeku. Tumpukan es yang semakin menggunung mengubur puluhan boneka tersebut dalam waktu sekejap. "Kekuatan Es ini... Dia menggunakan Pukulan Hujan Es Abadi milik Iblis Es...!" seru Lei Gong. "Bocah ini, sepertinya dia memiliki hubungan dengan Iblis Es?" gumam Izanagi. Jaka Geni tak berkata sepatah kata pun. Dia penasaran, apa yang akan putranya lakukan untuk melawan Bara yang sudah berpengalaman dalam pertempuran sengit. Nara Dewa Puncaka geram melihat boneka petirnya terkubur dan tak bisa bangkit kembali. Saat dia tengah memikirkan cara untuk menyerang Bara dengan jurus selanjutnya, Pendekar Golok Iblis itu tahu-t
Nara Dewa Puncaka mendengus kesal mendengar ucapan Bara Sena yang merasa sudah menang padahal dia baru saja terjebak oleh ledakan petir miliknya. Anak Batara Geni itu pun tersenyum sinis. "Kau bicara ngelantur. Sudah jelas kau terjebak oleh kekuatan petir. Apa yang bisa kau lakukan sekarang?" ucap Nara Dewa. Bara tertawa lebar lalu menyeringai. "Aku sudah menebak, apa yang akan kau lakukan padaku. Jadi, aku sudah siapkan semua siasat ini untuk menguji tebakanku. Dan itu benar. Maafkan aku, kau akan kalah Nara..." kata Bara Sena lalu dari tubuhnya keluar cahaya biru. "Apa maksudmu!? Jangan bilang kalau kau ingin meledakkan diri! Kau sinting hah!?" teriak Nara Dewa. Namun sudah terlambat. Keadaan di arena itu seketika menjadi beku dan hawa dingin menyeruak ke segala arah. Lalu disusul ledakan dahsyat dari dalam tubuh Bara. Duaaaarrrr!!! Semua orang bangkit berdiri. Menatap kearah arena yang menghilang karena cahaya biru dari ledakan dahsyat tersebut. "Gila! Apakah dia bunuh diri
Dua orang yang memiliki nomor 12 naik ke atas arena pertarungan. Mereka adalah Ling Fei Geni putri Dewi Ling Zu alias Dewi Seruling Ungu dan Kenari Putri Geni anak gadis dari Dewi Narashima dan juga adik dari Nara Dewa Puncaka.Keduanya saling berhadapan di atas arena. Kemampuan kedua gadis ini masih menjadi misteri karena ini adalah turnamen pertama mereka. Ling Fei mengawali serangan dengan cepat. Sementara Kenari nampak tenang dan mengamati pergerakan lawan. Wussss! Cahaya ungu lewat didepan batang hidung Kenari setelah Ling Fei melepas satu pukulan sakti. "Itu hampir saja..." batin Kenari. Kedua gadis itu saling beradu serangan hingga terbang ke langit. Cahaya ungu dan biru saling berpijar setiap kedua serangan mereka bertemu. Pukulan dan tendangan sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Namun keduanya sama berimbang hingga ratusan jurus berlalu keduanya sama-sama saling menyerang. Ling Fei kertakkan rahang, mengerahkan kekuatan jiwa miliknya kedalam tinju kanan. Kenari tak mau
Kenari Putri Geni akhirnya menjadi pemenang dalam duel melawan Ling Fei. Pertarungan hebat mereka membuat semua orang bertepuk tangan meski sesaat setelah diumumkan pemenang dari pertarungan tersebut Kenari Putri jatuh tidak sadarkan diri. Gadis itu pun digotong oleh beberapa wanita yang bertugas menjadi perawat dibawah arahan Dewi Chang Yun. Ling Fei yang juga terluka parah dibawa ke rumah pengobatan.Setelah semua itu selesai, Anoman kembali melanjutkan pertarungan yang masih ada 8 pertarungan lagi. Kali ini Putri dari Dewi Petir Gong Xia Yun alias cucu Dewa Petir Lei Gong naik ke atas arena. Dia adalah adik dari Gong Xiao Fan, yakni Gong Xia Nian.Lalu yang menjadi lawannya adalah Ling Xun anak dari Dewi Ling Zi berjuluk Dewi Selendang Emas adik kandung dari Dewi Ling Zu si Dewi Seruling Ungu yang anaknya baru saja dikalahkan oleh Kenari Putri Geni. Kedua Dewi ini bertempat tinggal di dalam Kerajaan Jiwa milik Batara Geni. Lagi-lagi duel kali ini adalah dua anak gadis Jaka Geni. T
Dewanata tak berkutik setelah tubuhnya dicengkram beberapa tangan merah yang muncul dari dalam retakan merah yang ada di lantai arena. Tangan merah itu ternyata adalah kekuatan milik Batara Geni yang menghentikan putra Dewi Iswara tersebut. Dan Jaka Geni memberikan teguran keras kepada Dewanata yang saat itu sudah merasakan takut karena tangan merah itu menyala serta mengeluarkan hawa panas."Aku...Aku akan menuruti apa yang ayah katakan..." ucap Dewanata.Jaka Geni mendengus kesal. Namun dilepasnya tubuh anaknya tersebut dari tangan merah yang kemudian masuk kembali kedalam tanah. Bara Sena yang melihat hal itu benar-benar terkejut karena kekuatan yang Jaka Geni gunakan hampir sama dengan Rantai Ungu miliknya. Hanya saja, aura yang terpancar jelas sangat berbeda."Kekuatan apa itu...Tak hanya petir, api, berpindah tempat, mendengar hati orang lain, dan banyak lagi yang lainnya...Sebenarnya, seberapa banyak kemampuan Orang ini?" batin Bara tak habis pikir.Dewanata yang baru dilepas o
Suta Aji bangkit berdiri sambil menahan rasa sakit di wajah dan dadanya. "Sangat kuat!" batin pria itu sambil menatap kearah Gandi."Saudara ipar, gunakan kekuatan aslimu sekarang. Karena aku juga akan mulai serius untuk pertarungan ini..." kata Gandi yang masih melayang di udara.Dari dalam tubuh Gandi keluar aura biru. Setelah aura itu menutupi tubuhnya, dari dalam dada sang pemuda muncul dua ekor Naga berukuran kecil yang bergerak mengitari kedua tangannya. Perlahan-lahan, muncul sisik biru dari tubuh pemuda tersebut. Semua orang menatap kearah Raja Naga Air itu dengan perasaan takjub. Karena mereka akan menyaksikan pergantian wujud manusia menjadi wujud manusia Naga Air dengan Seribu Sisik Naga nya.Kahiyang Dewi menatap tak berkedip dan sedikit terperangah. Baru kali ini dia melihat Gandi mengeluarkan wujud seperti itu."Aura yang luar biasa..." batin wanita itu sambil tersenyum. Disisi lain, Bara Sena nampak tegang melihat Gandi yang tengah berubah wujud menjadi manusia naga.
Semua orang terlihat takjub dengan apa yang mereka lihat di arena sana. Suta Aji Geni, putra Dewi Gangga kalah dari Gandi Wiratama, Raja Ras Naga Air setelah pertarungan yang cukup seru. Banyak yang tak menyangka, Gandi memiliki kekuatan sehebat itu. Bahkan Dewi Nawang Wulan pun tak menyangka kekuatan yang Gandi keluarkan tidak kalah hebat dari Tujuh Tombak Samudra miliknya."Gandi sudah menjadi salah satu makhluk terkuat di Laut Selatan...ini luar biasa untuk kami yang menjadi sekutunya..." batin Dewi Nawang Wulan sambil tersenyum.Gandi mengibaskan tangannya, bola air itu pun pecah dan mengguyur lantai arena. Tubuh Suta Aji melayang jatuh namun dengan cepat Gandi menahannya dengan tenaga dalam sehingga tubuh anak Dewi Gangga itu tidak sampai menghujam ke lantai. Suta Aji nampak tak sadarkan diri."Pemenangnya adalah Gandi Wiratama!" seru Anoman dari atas disambut suara gemuruh para penonton yang melihat pertarungan luar biasa tersebut.Gandi menatap Suta Aji yang tergeletak lalu men
Bara Sena bersembunyi di balik akar pohon yang tingginya saja bisa mencapai sepuluh tombak. Sangat mirip dengan sebuah benteng. Suasana di sekitarnya terasa lembab dan berlumut. Bara duduk di atas lumut hijau tersebut. Terasa duduk di atas tikar lembut raksasa."Ini benar-benar aneh. Semuanya menjadi raksasa, atau tubuhku yang menjadi sangat kecil?" batin Bara mulai berpikir kenapa dirinya memiliki tubuh sekecil itu. Saat tengah berpikir itu, dia teringat dengan Gandi dan yang lainnya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun mengeluarkan Gandi dari dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Saat Gandi muncul, tubuh Raja Naga Air itu sama besarnya dengan dirinya. Gandi sempat celingukan menatap kesana kemari dengan wajah sedikit bingung. Bara menepuk bahunya."Hei, bukannya sudah aku katakan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan tetua Ragrasha, semua yang ada di dalam Tanah Kutukan ini berukuran raksasa. Lihat saja akar pohon setinggi 10 tombak ini. Bahkan lebih tinggi dibanding benteng Probo Lintang
Keesokan harinya...Kejadian di Kuil Naga Air yang awalnya ingin disembunyikan oleh Tetua Ragrasha pada akhirnya sampai juga ke telinga para tetua di Istana Kerajaan. Setelah pesta pernikahan Gandi dan Sekar berakhir, Raja Naga Air bersama para tetua istana segera berkunjung ke Kuil Naga Air yang tengah dibangun kembali oleh para penjaga kuil.Karena tetua Ragrasha kurang tahu apa yang terjadi, Bara Sena lah yang menerangkan semuanya kepada Gandi Wiratama. Mendengar penjelasan tersebut, Gandi cukup terkejut namun dia berterimakasih kepada Bara yang telah membantunya mengalahkan Iblis dari Tanah Kutukan tersebut. Saat tengah membicarakan masalah tersebut, Bara sempat menanyakan perihal pengalaman Tetua Ragrasha yang berhasil masuk ke dalam tanah Kutukan dan keluar kembali."Aku sama sekali tidak tahu masalah itu. Dan malah baru mendengar dari mulutmu," kata Gandi membuat Bara manggut-manggut."Jadi kau memang tidak tahu hal ini ya?" "Aku sempat penasaran kenapa Tetua di Kuil ini hanya
Guo Jiu mencengkram dada kirinya yang mulai berdenyut sakit. Saking sakitnya membuat Iblis itu menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan meringkik menahan rasa sakit yang saat ini tengah dia rasakan. Bara Sena melangkah disebelah Guo Jiu dengan tenang. Matanya sempat melirik kearah Iblis itu lalu dia pun menatap tumpukan batu yang mengubur Iblis berjubah hitam.Tangan pemuda itu mengarah ke depan. Dari dalam lantai muncul rantai ungu yang meluncur bagaikan ular melata menuju ke arah tumpukan batu tersebut. Dalam waktu singkat, batu-batu yang mengubur sang Iblis berjubah hitam pun tersingkap oleh rantai-rantai ungu. Lalu rantai tersebut melilit kaki Iblis berjubah hitam dan menyeretnya menuju kearah Pendekar Golok Iblis tersebut."Iblis Tingkat Dewa ya? Pantas kau bangga sekali bisa mengalahkannya dengan bantuan orang lain. Malah kau berbicara buruk pada orang yang sudah membantumu. Guo Jiu, kau ini pintar atau bodoh sebenarnya?" kata Bara sambil menatap kearah sosok Iblis yang tergantung den
Dssss!Kaki Guo Jiu menghantam dagu sosok berjubah tersebut dengan telak. Tubuh makhluk itu pun mencelat ke atas hingga menabrak langit-langit Kuil.Braaak!Langit-langit tersebut hancur berkeping-keping setelah tertimpa tubuh sosok berjubah hitam. Guo Jiu berteriak keras karena merasa bangga dengan usahanya yang tidak sia-sia. Dia tidak tahu, bahwa Bara ikut membantunya tanpa disadari olehnya."Mampus kau! Hahaha!" teriak Guo Jiu lalu dia pun bersiap untuk melompat dan menyerang kembali sosok berjubah hitam yang masih menempel di langit-langit Kuil. Saat Guo Jiu hampir sampai ke tubuh sosok tersebut, tiba-tiba kedua mata makhluk itu terbuka dan memancarkan sinar merah. Guo Jiu terkejut dan tak sempat menghindari serangan kejutan tersebut. Sinar merah yang keluar dari mata makhluk itu menembus dada boneka Iblis tersebut dengan telak.Zrrrtt!Akkhhh!Tubuh Guo Jiu jatuh kembali ke bawah dan mendarat di lantai dengan keras. Dia mengerang kesakitan sambil pegangi dadanya yang berlubang
Guo Jiu menerjang ke dalam ruang utama dengan penuh semangat. Namun tiba-tiba dari arah depan meluncur sinar merah yang menderu kearahnya. Dengan cepat Guo Jiu mengeluarkan tameng sisik naga pemberian Bara dan menahan serangan tersebut.Blaaarrrr!Ledakan keras terdengar di dalam ruangan. Tubuh Guo Jiu terdorong keluar dari ruangan tersebut meski kedua kakinya masih bertahan di lantai."Serangan yang sangat kuat! Cih! Tapi kau belum tahu siapa aku!" teriaknya lalu dia kembali berlari ke depan sambil menggunakan tameng miliknya untuk melindungi tubuh."Tak kusangka ada Iblis di Kuil ini. Dan kau membantu para naga sialan ini!?" terdengar suara dari arah depan. Guo Jiu tak peduli. Dia lemparkan tameng bundar miliknya ke depan hingga berputar cepat. Lalu tubuhnya pun melesat sambil mengeluarkan Pedang pemberian Bara Sena.Tameng itu menderu keaerah satu sosok yang berdiri di tempat yang lapang dan luas. Itu adalah area berkumpul para murid di Kuil Naga. Sosok berjubah hitam itu menghenta
Bara dan ketiga wanitanya sama-sama terdiam setelah mendengar cerita dari Tetua Kuil Ragrasha. Mereka menatap pria tua tersebut dengan perasaan masing-masing. Namun terlihat bahwa Bara mulai peduli padanya."Kau tak perlu khawatir tetua Kuil. Aku memiliki cara untukmu naik ke Ranah Alam Dewa lagi. Jadi, aku akan membantumu, bagaimana?" tanya Bara."Kau...Tidak mungkin...Ini mustahil untuk dikembalikan. Karena aku sudah mencoba ribuan kali." kata Ragrasha sambil geleng-geleng kepala."Hei, kau pikir orang yang turun Ranah hanya kau belaka? Aku baru-baru ini juga turun dari Ranah Alam Dewa ke Alam Mendalam setelah pertarungan melawan Raja mu itu," kata Bara membuat mata Ragrasha terbelalak."Jadi, kau adalah lawan Yang Mulia di Turnamen itu!? Kau juga turun dari Ranah Alam Dewa!? Bagaimana bisa!?" seru tetua Kuil tersebut tak percaya. Bara tersenyum."Ceritanya panjang. Tapi kau melihat diriku bukan? Aku naik ke Ranah Alam Cakrawala dalam waktu beberapa hari saja. Bukankah aku sudah mem
Bara menghentikan terbangnya setelah Kuil Naga Air terlihat 200 tombak di depan sana. Kedua matanya menyala emas saat merasakan aura yang begitu kuat dari arah kuil tersebut."Ada yang tidak beres...Aku merasakan adanya aura Iblis dari Kuil tersebut...Apakah sesuatu muncul disana?" batin Bara."Apa yang terjadi sebenarnya? Aku merasa sesuatu yang buruk dari arah tempat itu," tanya Lian Xie."Benar, memang hal yang buruk. Dan Tetua bernama Ragrasha itu, dia jelas tidak akan bisa mengatasi masalah ini. Itu sebabnya Gandi mengutus kita," kata Bara."Aura Iblis yang kuat ini...Apa kau yakin bisa mengatasinya?" tanya Lian Xie. Bara terdiam dan melirik kearah wanita itu."Bahkan setingkat Dewi Es saja merasa ragu...Apakah memang sekuat itu aura Iblis yang datang dari arah area Kuil tersebut?" batinnya."Apa tidak sebaiknya kita memberitahu Gandi mengenai masalah ini?" tanya Lu Xie."Jangan. Jika kau melakukan itu, selain mengganggu pesta yang saat ini tengah dia rayakan, aku juga merasa har
Keesokan harinya, Kerajaan disibukkan dengan persiapan pesta pernikahan Raja Naga Air dengan Dewi Rembulan Biru Sekar Asih yang sebentar lagi akan menjadi seorang Ratu Naga Air. Bara dan ketiga kekasihnya hanya duduk bersantai sambil melihat kesibukan tersebut. "Sepertinya Gandi ingin pamer kekayaan dan merayakan pernikahan dengan pesta besar-besaran," ucap Bara sambil menuang minuman ke dalam cangkir kaca. Lu Xie yang berada di sebelah kanan hanya diam. Sementara Xue Ruo dan Lian Xie ikut menuang minuman ke dalam cangkir masing-masing."Mungkin karena selain pernikahan, gadis itu juga dinobatkan menjadi seorang Ratu Naga Air. Ini jelas acara besar untuk Kerajaan Naga Air. Pastinya semua kalangan tak ingin melewatkannya," kata Lian Xie setelah menyeruput minumannya.Bara menoleh kearah Lu Xie yang hanya diam saja tak bersuara. Pemuda itu mencolek pinggangnya hingga membuat wanita tersebut menoleh. "Ada apa? Sepertinya kau tengah memikirkan sesuatu? Apakah kau merasa sedih karena Gan
Gandi menatap kembali gambar dan simbol yang ada di peta daun lontar tersebut. Kedua matanya menatap tak berkedip setiap gambar dan simbol yang sama sekali tidak dia mengerti karena memang dia tidak memiliki pengalaman apa pun tentang dunia Iblis."Lalu, apa yang akan kita lakukan? Di dalam peta ini ada banyak simbol dan gambar yang aku tak mengerti," tanyanya setelah diam cukup lama dan tidak mengerti harus berkata apa."Tak perlu khawatir akan hal itu. Jika benar peta ini adalah peta untuk dunia yang ada di Tanah Kutukan, maka kita hanya perlu mencocokkannya saja antara peta dan tempat yang nanti akan kita kunjungi. Pertama tentu kita akan melihat yang satu ini," kata Bara sambil menunjuk ke salah satu simbol berbentuk lingkaran dengan mantra yang mengelilinginya."Tempat apa ini?" tanya Gandi penasaran."Jika aku tidak salah, ini adalah pintu Gaib yang sama dengan milik kita. Hanya saja, di sekeliling pintu Gaib ini, ada mantra yang aku sendiri tidak begitu tahu. Tapi yang jelas it