Share

Bab 89

Tidak terlihat keanehan di wajah, Aldi. Tentu saja membuatku curiga, karena sepertinya dia tidak ingat telah berbincang denganku melalui video call.

"Hai, Nis!" sapaku.

Anis menghampiriku dan mencium pipi kanan, kiriku. Wajahnya lebih santai dari suaminya, mungkin karena tadi aku meneleponnya.

"Mbak Gladis enggak ngabarin kalau mau ke sini, kitakan bisa siap-siap!" keluh Anis dan di amini oleh suaminya.

"Tunggu dulu! Sepertinya ada yang salah!" ujarku.

Anis dan Aldi saling berpandangan, mencari jawaban dari perkataanku. Lalu, perhatian mereka beralih padaku.

Anis bertanya, apanya yang salah. Dia berpikir pekerjaannya yang salah dan dia minta maaf berulang kali.

"Baru kemarin kita video call! Hanya melewati satu malam kenapa sudah lupa?" tanyaku.

Tubuhku bersandar pada sofa dan tangan kulipat di depan dada. Anis dan Aldi merubah tau wajahnya, seperti tidak tahu apa yang aku bicarakan.

"Mbak ini bicara apa? Video call? Kapan?" tanyanya dengan nada bingung.

"Kalian enggak usah b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status