Share

Bab 38

Mas Kelvin, memberikan tisu untuk membendung air yang tidak bisa kutahan bagaikan rinai hujan yang begitu derasnya.

"Mas, kita pulang, yuk!" Aku mengajak Mas Kelvin pulang, karena tidak tahan melihat Matahari, yang bagiku mirip dengan Mutiara. Aku tidak tahu, mirip dari segi apanya. Hanya saja, batinku sungguh menginginkan dia dalam dekapanku dan mengisi hari-hariki.

Mas Kelvin mengajak Matahari pulang, setelah gadis mungil itu menyelesaikan makannya. Belanjaan yang kami bawa cukup banyak, sehingga membuatku kesulitan untuk menggandeng Matahari.

Nasib sial, sepertinya belum hilang dariku. Karena masih harus bertemu dengan Mas Aditya dengan istri dan anaknya. Naasnya lagi, anak lelakinya itu kenal dengan Matahari.

"Mah, anak itu yang ngambil pensilku!" Adu si bocah tengil.

Matahari bersembunyi di belakangku dan memegang bajuku erat, kemudian menarik-narik hingga membuatku merunduk.

"Tante, aku--aku enggak ambil!"

Tubuh Matahari bergetar tanda dia ketakutan dan matanya sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status