Share

Bab 42

Suaranya, masih terngiang-ngiang di telingaku. Sungguh, menggores dalam, sangat dalam. Aku salah satu wanita bodoh yang bertahan dengan segala perlakuan mertua, ipar dan suami, saat itu. Untung saja, saat aku lelah, sinetron di salah satu televisi yang dicela sekaligus dipuji itu terlihat olehku. Membuatku, semakin hari semakin berani. Mungkin hal itu yang membuat mereka meradang dan meminta Mas Aditya menceraikanku, mungkin pula mereka menyadari surat-surat berharga milikku sudah raib saat aku pergi meninggalkan mereka.

Dering ponsel membuyarkan kenangan lama yang menyiksaku. Di layar ponsel tertera nama 'Lelaki Brengsek!'

"Halo, ada perlu apa, ya?" tanyaku kesal.

"Mbak Zea mau ke Bandung? Saya posisi sedang di Bandung, bagai mana kalau kita bertemu?"

"Maaf, ya, Pak! Saya tidak mau di bentak-bentak oleh istri anda. Saya ke sana, karena ada pekerjaan yang perlu saya tangani!" balas kukesal.

"Maaf untuk yang kemarin-kemarin, Mbak. Kali ini, saya pastikan, Mbak tidak akan saki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status