Beranda / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 10. 'Diskusi' Pagi Bersama Bos

Share

10. 'Diskusi' Pagi Bersama Bos

Penulis: Caramelodrama
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 13:00:46

“Mas Dion sebenarnya ke mana, sih?” heran Ziandra.

Akhirnya dia terpaksa menelepon Susan.

“Ma, Mas Dion ada di rumah?” tanyanya.

“Enggak, Zia. Dia pergi dari kemarin. Katanya ada kerjaan bersama temannya di luar kota.” Susan menyahut. “Ini juga Mila pergi dari kemarin, katanya diajak temennya cari baju untuk dagangan di kota Ebon.”

Susan menyebutkan nama kota industri, 270 km ke timur dari kota Sangria.

Ziandra menghela napas. Pasti besok dia harus menggunakan ojek untuk ke kantor.

“Padahal aku harus ambil pakaian kerjaku untuk besok. Hgh! Mas Dion egois!” rutuknya pelan.

Terpaksa dia pulang sebentar menggunakan angkot yang lebih murah untuk mengambil pakaian kerjanya.

“Apa tak apa kalau Rara kamu tinggal begini, Zia?” tanya Susan ketika melihat kedatangan putri sulungnya di rumah.

“Ini aku buru-buru, kok Ma.” Dia bergegas mengemasi pakaian untuk Senin besok, memasukkannya serapi mungkin ke tas travel yang agak besar dan segera kembali ke rumah sakit usai mencium tangan Susan.

Untung
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Liar Presdir Posesif   11. Hukuman Pertama Untuknya

    “Itu … silakan Pak Binar bicara dengan Pak Aldric. Saya permisi.” Ziandra bergegas melarikan diri dari ruangan itu.Dia begitu gugup ketika ditatap Binar yang memicingkan mata dengan curiga saat mempertanyakan hal tadi.‘Semoga saja bajuku sudah rapi, tak ada kancing yang meleset!’ Ziandra sambil melihat blusnya, berharap tak ada satu pun hal mencurigakan di sana, seperti … bau Aldric?Hari ini terasa sangat panjang bagi Ziandra yang sedang menanti waktu pulang kerja agar bisa secepatnya bertemu dengan Clara.Ketika sore tiba, semangat padam Ziandra mulai bangkit. Matanya berbinar, membayangkan Clara akan tersenyum kalau dia membawakan roti krim kesukaan bocah itu.Sayangnya ….“Ikut aku menemui salah satu klien. Aku sudah menyiapkan gaun untukmu. Kamu hanya perlu ikut aku sekarang juga dan bisa pulang jam 11 nanti.” Aldric langsung saja menjatuhkan bom padanya.Aldric dan kemauannya selalu saja mengagetkan Ziandra meski dia sudah belajar untuk terbiasa dengan sikap bossy dan berbeda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Gairah Liar Presdir Posesif   12. Barang Bagus

    ‘O-orang ini gila! Dia maniak sialan! Maniak cabul!’ Ziandra terus mengumpat dan memaki Aldric di benak.Hukuman macam apa pula itu?!“Berani kamu menolak hukuman itu, aku bisa menambah durasi masa pelayananmu sebanyak 60 kali lagi,” imbuh Aldric sambil berbalik badan menghadap Ziandra.Betapa geramnya Ziandra mendengar kesewenang-wenangan si Bos. Apakah semua Bos sebrengsek dia? Citra positif dan bagaikan malaikat tak bersayap? Omong kosong!“Kamu harus ingat di salah satu pasal perjanjian kita, ada tertulis bahwa hukuman harus dilaksanakan oleh pihak kedua, yaitu kamu. Dan kalau kamu tidak melaksanakannya, maka kamu akan dibebani 60 kali pelayanan padaku atau keluargamu mengetahui perjanjian kita.” Aldric menaikkan dagu sambil mengucapkannya.Hrrgh! Ingin sekali Ziandra mencakar-cakar muka arogan Aldric yang menampilkan kesombongan sebagai penguasa yang selalu menang.Ziandra menarik napas dalam-dalam, berusaha memperluas lautan kesabarannya. Kemudian berkata, “Bapak, Anda meminta s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Gairah Liar Presdir Posesif   13. Dipergoki Saat Ber-selfie Tak Senonoh

    “Ah!” Ziandra ikut memekik akibat kaget.Tidak disangka, ada perawat masuk ke kamar mandi.“Wah, maaf, Ibu. Saya tidak tahu kalau di dalam ada orang, karena tidak ada suara air.” Perawat itu memberikan alasan masuk akal.Untung saja itu perawat perempuan, tapi tetap saja Ziandra merasa sangat malu!“Ini … saya ….” Ziandra gelagapan menjawab.“Oh, Ibu sedang memeriksa payudara sendiri, kah?” tanya si perawat.Mendadak, Ziandra termangu mendengar ucapan perawat itu. Memeriksa payudara sendiri? Oh!“Ah, be-benar! Benar, Sus.” Ziandra lebih baik ikuti saja jawaban yang diberikan perawat itu.Perawat itu mendekat sembari Ziandra menutupi dadanya dengan handuk.“Kita sebagai wanita memang harus selalu aware dengan tubuh kita sendiri, Ibu. Salah satunya memang dengan perawatan payudara agar bisa lekas ditangani apabila ada keanehan yang tidak lazim di sana.” Perawat itu tersenyum.Sehingga, Ziandra ikut tersenyum.“Kalau Ibu membutuhkan pemeriksaan mammogram, Ibu bisa segera menjadwalkannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Gairah Liar Presdir Posesif   14. Ala Foto KTP?

    ‘Fo-foto KTP!’ Benak Ziandra berteriak mengulang ucapan si Bos maniak.Ziandra melongo, tak tahu harus menjawab apa. Dia memotret dirinya seperti itu saja sudah merupakan beban tersendiri baginya. Dan sekarang si Bos masih protes mengenai gaya?‘Tidak bisakah dia memahami sedikit saja mengenai kegugupanku, karena itu bukan hal yang biasa aku lakukan!’ Ingin dia menjerit keras-keras.Dia kesal. Bukannya berterima kasih, Aldric malah sibuk meributkan mengenai gaya dan pose.‘Kalau ingin yang pintar bergaya, cari saja foto model terkenal, sana!’ jerit Ziandra dalam hati, penuh kekesalan.“Zia, apakah kamu ingin mendapatkan hukuman tambahan?” ancam Aldric.Pria ini! Geram sekali Ziandra. Beruntung saja Aldric adalah bosnya, atau dia sudah melayangkan tinjunya ke wajah pria itu jika bertemu.Sambil menahan kegeraman di hatinya, Ziandra menyahut dengan nada rendah penuh penekanan, “Bapak, maaf kalau foto saya mirip foto KTP, tapi itu dikarenakan saya melakukannya dengan kegugupan luar bias

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Gairah Liar Presdir Posesif   15. Bagaimana Remasanku Tadi?

    “Kenapa, Zia?” tanya beberapa rekan kerjanya yang berdiri di dekatnya.Ziandra seketika gugup. Tentunya dia tak mungkin mengungkapkan k semua orang bahwa pantatnya baru saja diremas seseorang di belakangnya, dan dia 1000 persen yakin oknumnya adalah Aldric.“I-itu tadi… tadi…” Ziandra gelagapan, tidak menemukan kalimat alasan yang tepat.Kemampuan barunya, berdusta mencari alasan, mendadak saja tidak berfungsi.“Tadi kaki Zia tak sengaja menginjak ujung sepatuku. Makanya dia kaget.” Tiba-tiba, Aldric yang ada di belakangnya, berbicara.Dengan cepat, perhatian semua orang di lift tertuju ke Ziandra, seakan dia adalah pelaku kriminal paling berdosa di muka bumi ini.Ziandra terkejut. Dia tak tahu, apakah ucapan dari bosnya itu hendak menyelamatkannya atau justru ingin dia dimusuhi karyawan lainnya karena Aldric merupakan sosok yang sangat dipuja dan dipuji sebagian besar karyawan?‘Dasar Bos maniak cabul!’ maki Ziandra dalam hati. ‘Mencarikan alasan untukku sih memang baik, tapi tak per

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Presdir Posesif   16. Naik ke Pangkuannya

    ‘Si brengsek cabul bermuka dua itu!’ geram Ziandra ketika membaca e-mail dari Aldric.Pesan itu membuat dadanya berdesir antara marah dan tak berdaya. Aldric jelas-jelas memanfaatkan posisinya untuk bermain-main dengannya. Pria itu sangat mengerti bagaimana memaksimalkan perjanjiannya.Dengan emosi yang memuncak, Ziandra hampir saja mengetik balasan penuh amarah, tapi dia berhenti.‘Aku sudah terikat perjanjian. Percuma aku marah. Tapi kalau dia semakin keterlaluan, bukankah hubungan kami akan tercium orang di sini?’ pikir Ziandra.Dia memutuskan untuk mengabaikan saja pesan itu, dan mulai berkonsentrasi pada pekerjaannya. Setelah itu, dia membuka dokumen kerja, berusaha mengabaikan segalanya.Namun, jauh di lubuk hatinya, Ziandra tahu bahwa ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Dia harus memikirkan cara melindungi dirinya dari bahan gosip di kantor, sebelum Aldric melangkah lebih jauh di depan orang-orang.“Zia, berikan file ini ke Bos, sana!” Elvina sambil menaruh satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Presdir Posesif   17. Damai dalam Pelukan

    “Pe-peluk?” Ziandra terkejut dengan permintaan Aldric.Pria itu biasanya yang membuat gerakan lebih dahulu, bukan meminta sesuatu untuk dia lakukan.Maka, Ziandra pun melakukan apa yang diperintahkan Aldric padanya. Dia melingkarkan kedua lengan ke leher Aldric dengan sikap gugup.“Yah, begitu saja. Diamlah untuk beberapa saat.” Aldric memberikan perintah berikutnya.Maka, Ziandra tidak berani bergerak dan hanya memeluk saja. Hanya saja, dia agak berjengit kaget ketika Aldric membalas pelukannya.Tak hanya itu, pria itu menaruh kepalanya di bahu Ziandra, seakan memasrahkan dirinya.Kini, mereka justru mirip seperti sepasang kekasih yang sedang melepaskan kerinduan. Agak membuat Ziandra berdebar-debar.Satu menit….Tiga menit….‘Kenapa dia hanya diam saja, yah?’ Ziandra sedikit kebingungan. Ini seperti bukan Aldric yang sering terlihat cabul mesum yang dia tahu.‘Ta-tapi bukan berarti aku menginginkan dia bertingkah cabul seperti biasanya, sih! Hanya… heran saja. Ya, cuma heran.’ Ziand

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Gairah Liar Presdir Posesif   18. Nyaman Bagai Bantal Bulu Angsa

    “Haahh~” Ziandra menghela napas panjang, pelan.Di tengah kegilaan hidupnya yang jungkir balik karena Aldric, dia tidak menyangka dirinya mulai terbiasa dengan kehadiran pria itu. Bahkan, entah bagaimana, dia merasa nyaman berada di dekatnya.Tentu saja, dia tidak bisa menyangkal bahwa Aldric sering membuatnya kesal dengan permintaan-permintaan aneh.‘Tapi… di balik semua itu, seperti ada sisi lain dari Pak Aldric yang malah membuatku merasa kasihan sekaligus… entahlah!’Dia menatap Aldric yang masih tertidur lelap. Wajahnya terlihat begitu damai, jauh dari citra pria keras kepala yang dia kenal. Bibir pria itu sedikit terbuka, dan helai-helai rambut gelapnya jatuh ke dahi.Ziandra nyaris tersenyum melihatnya. Rasanya aneh, melihat Aldric yang biasanya penuh energi cabul, kini tampak begitu polos.‘Dia pasti sangat kelelahan,’ pikirnya.Pikirannya kembali pada rutinitas Aldric yang penuh tekanan. Memimpin perusahaan sebesar Zigma, menghadapi rapat tanpa henti, dan mengelola berbagai p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Gairah Liar Presdir Posesif   71. Terbongkar

    Ziandra memandang Dion dengan dahi mengernyit, hatinya seketika terasa aneh. “Apa maksudmu kita pindah rumah?” tanyanya, menjaga nada suaranya tetap rendah agar tidak membangunkan Clara.Dion tersenyum, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang tak membuat Ziandra nyaman. “Aku dapat kerjaan di kota sebelah. Gaji bagus. Aku pikir ini bisa jadi awal yang baru buat kita. Kamu, aku, Clara. Kita tinggalkan semua masalah di sini.”“Kamu tiba-tiba sekali,” sahut Ziandra, pelan. “Kenapa tidak bicara dulu? Kenapa putuskan sendiri, Mas?”Dion mendekat, duduk di sisi ranjang. Tangannya menyentuh tangan Ziandra dengan lembut, lalu turun ke pahanya. “Zia… kamu tahu aku cuma ingin yang terbaik buat keluarga kita. Aku tahu akhir-akhir ini kita… renggang. Tapi kita bisa perbaiki itu, kan?”Ziandra menegakkan punggungnya, merasa canggung. Dia bisa mencium napas Dion yang makin dekat.Laki-laki itu mengusap bahunya, lalu dengan perlahan menunduk, mencium sisi lehernya.“Dion, jangan,” ucapnya cepat, me

  • Gairah Liar Presdir Posesif   70. Berita Mengejutkan dari Dion

    ‘Astaga, bagaimana aku menjelaskannya pada Rara? Apa aku beli dulu di kota setelah mendarat?’Ziandra bersandar di kursi penumpang jet pribadi Aldric, masih mencoba menenangkan pikirannya setelah semua yang terjadi.Langit luar jendela tampak gelap, malam menutupi seluruh pandangan, seakan menyembunyikan segala kenangan dan rahasia yang tertinggal di Maldavis.Dia menghela napas panjang, memeluk tubuhnya sendiri. Terlalu banyak hal yang belum bisa dia cerna. Aldric, Hanz, Kenzo—semuanya berputar di kepalanya seperti kabut yang tak kunjung reda.“Lusa seharusnya kita kembali,” gumamnya sendiri.Tapi Aldric, seperti biasa, mengambil keputusan sepihak. Mendadak, tak terbantahkan, dan tanpa penjelasan panjang. Sikapnya tetap sama—dingin, tegas, tak memberi ruang untuk perdebatan.Bahkan saat menyelamatkan Ziandra dari bahaya malam itu, dia melakukannya dengan ekspresi tajam dan diam, seolah bukan karena peduli, melainkan karena harga diri.Ziandra sempat menatapnya saat berada di kabin pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   69. Mr. Bossy

    “A-Aldric?” Sekali lagi Ziandra memanggil si Bos.Namun, senyap, seakan hanya dia sendirian saja di ruangan itu.Sret! Sret!Tiba-tiba dia dikejutkan dengan terurainya belenggu di pergelangan tangannya.“Pakai pakaianmu, Zia. Cepat!” Suara Aldric kembali terdengar.Ziandra merenggut kain penutup di matanya dan mendapati Aldric ada di depannya, berdiri dengan wajah tegang. Kenapa dengan pria itu? Marah?Tapi Ziandra tak ingin membuang waktu dan segera memakai pakaian yang sudah cukup rusak di beberapa bagian.“Pakai ini!” Aldric berkata sambil melemparkan jasnya ke Ziandra.Tanpa pikir panjang, Ziandra bergegas mengenakan jas yang kebesaran di tubuhnya untuk menutupi baju rusaknya di bagian atas.Kemudian, dengan digamit pada pinggangnya, Ziandra keluar dari tempat itu bersama Aldric, langsung masuk ke mobil si Bos.“Ini… kita ke mana? Kok bukan arah hotel?” tanya Ziandra saat dia mengamati jalanan yang dilalui.Dia masih ingat meski samar arah-arah ke hotelnya. Dan saat ini mobil just

  • Gairah Liar Presdir Posesif   68. Mencoba Kegilaan Baru

    “A-apa maksudmu, Aldric?” Ziandra mulai dihinggapi rasa takut serta khawatir.Terlebih ketika dia melihat senyum seringai di wajah Aldric.“Aldric, lepaskan dulu ikatanku. Aku… aku akan melayanimu seperti biasanya.” Ziandra membujuk.Tangannya yang terbelenggu digerakkan dengan maksud meminta pria itu segera membebaskannya.Tapi Aldric justru menggeleng.“Bukankah aku sudah bilang kalau kamu menarik dalam kondisi seperti itu, Zia?” Aldric mengusap bibir menggunakan ibu jarinya.Setelah itu, dia menatap sekeliling, ada beberapa peralatan BDSM di sana, dan tangannya mengambil salah satu.“Aldric!” Ziandra terkejut saat kedua matanya seketika tertutup sesuatu berwarna hitam yang dipakaian Aldric padanya.Sebuah blindfold, penutup mata.“Sshhh… jangan terlalu tegang, Zia. Aku takkan menyakitimu. Aku justru akan membuatmu… melayang.” Aldric membisikkannya di dekat telinga Ziandra.Ziandra hendak menyahut, ketika dia bergiding merinding saat telinga yang baru saja menerima bisikan itu sudah

  • Gairah Liar Presdir Posesif   67. Aku Akan Mensucikanmu

    “Tidak! Aku tidak mau!” Ziandra memejamkan mata ketika dada polosnya masih saja diremas dan dipermainkan tangan agresif Hanz sambil pria itu sesekali akan mendekatkan ponselnya ke dia.Terkadang mengarahkan kamera ke wajahnya, kadang pula ke dadanya yang sudah tidak ditutupi apa pun.Isak tangis Ziandra tidak menimbulkan iba pada Hanz, seakan sudah tak ada rasa kemanusiaan sedikit pun pada pria itu.“Aldric… Aldric, tolong! Aldric… huhuhuuu….” Dengan mata terpejam erat, Ziandra tanpa sadar menyeru nama pria itu keras-keras saking kalutnya.CKLAAKK!Suara pintu yang dibuka kasar terdengar.Hanz tersentak, kepalanya menoleh dengan ekspresi terkejut.Ziandra juga membelalakkan mata, napasnya tersengal. Masih ada sisa air mata di pelupuk matanya.Di ambang pintu yang kini terbuka lebar, seorang pria berdiri dengan ekspresi penuh amarah.Tatapan matanya gelap, tajam seperti elang yang siap menerkam. Tangannya mengepal di sisinya, rahangnya mengeras seolah menahan diri agar tidak langsung

  • Gairah Liar Presdir Posesif   66. Terbelenggu

    “Apa ini? Mau apa kau?”Ziandra tersentak saat kesadarannya kembali, napasnya tersengal. Rasa berat dan sesak menyerang tubuhnya, dan begitu matanya terbuka lebar, dia tersentak panik.“Tanganku!”Dua tangannya terikat di atas kepalanya, dibelenggu dengan kain kuat yang diikat ke kepala ranjang. Pergelangan kakinya juga mengalami nasib yang sama, terikat.Dia terbaring di atas tempat tidur empuk, tetapi rasa nyaman itu sama sekali tak berarti ketika dia menyadari situasinya.“Lepaskan aku! Lepaskan tali ini! Kumohon….”Dia panik saat menyadari bahwa dia sudah tak bisa berkutik. Namun, tetap saja dia berjuang melepaskan diri.“Kamu… kenapa kamu melakukan ini? Ini salah! Ini sudah melanggar hukum! Tolong lepaskan aku, dan aku berjanji takkan melaporkanmu. Aku akan langsung pulang dan tidak akan berkata apa-apa mengenai ini pada siapa pun.”Dengan nada memelas, dia membujuk Hanz agar melepaskannya. Dua tangan yang terbelenggu terus digerakkan, berharap bisa melonggarkan ikatannya.Tapi,

  • Gairah Liar Presdir Posesif   65. Pria Bernama Hanz

    “Orang-orang yang tidak menghargainya, yah?” Suara Aldric terdengar berat dan sinis.Mata Aldric melirik setajam belati ke putranya. Kenzo sedang menyindir dia atau bagaimana?Ziandra menatapnya dengan bingung. Pemuda itu mengetahui seluk-beluk kehidupannya? Bahkan tentang Clara?Hal ini semakin membuat Ziandra tak tenang. "Kenzo, kamu baru mengenalku. Kamu tidak tahu—""Aku tahu cukup banyak untuk menyadari bahwa kamu pantas mendapatkan kebahagiaan," potong Kenzo.Aldric tiba-tiba menarik tangan Ziandra dengan kasar, wajahnya semakin gelap. "Sudah cukup, Kenzo. Ziandra bukan milikmu untuk direncanakan sesuka hati."Kenzo, bukannya takut, malah menahan tangan Ziandra yang satunya. "Tapi dia juga bukan milikmu, Ayah. Kamu sendiri yang selalu menolak konsep kepemilikan dalam hubungan, bukan? Lalu kenapa sekarang kamu terdengar begitu posesif?"Ziandra semakin merasa tak nyaman. Tatapan para tamu restoran semakin banyak yang mengarah ke mereka."Cukup! Aku tidak ingin menjadi pusat perha

  • Gairah Liar Presdir Posesif   64. Lamaran

    "Hah? Argh!"Ziandra termangu mendengar ucapan sang Bos, tapi dia sudah langsung dihentak kuat-kuat dari bawah, sehingga dia tak sempat berpikir lebih."Ayo, Zia! Fokus saja padaku dan tinggalkan suamimu payahmu itu, ergh!" Aldric berucap disela-sela hentakannya."Tu-tunggu, Al—ahh!” Dia tak sempat mendebat Aldric karena pria itu sudah terus bergerak di bawahnya secara beringas.Ruang mobil yang terbatas menjadi semakin terasa sesak dan tak sanggup menampung pergolakan dua orang di dalamnya.“Kamu milikku, Zia!” geram Aldric seraya terus mengentak tubuh pasrah Ziandra.“Hah? Argh!” Ziandra tak mengerti maksud Aldric? Dia dinyatakan sebagai milik pria itu dikarenakan sudah dibeli oleh perjanjian laknat mereka?Bahkan ketika mereka sudah kembali ke hotel dan Aldric melanjutkan permainan panas mereka di kamarnya, pria itu mengulangi ucapannya.“Ja-jangan bicara be-begitu, Al…Aldric… mmhh….” Ziandra tergagap saat dia terengah dalam kuasa Aldric yang menindihnya dari belakang punggungnya.

  • Gairah Liar Presdir Posesif   63. Rapuh?

    “Pak….” Ziandra mendesah ketika tangannya ditarik secara lembut oleh Aldric dan dibawa ke dalam pelukan pria itu.“Jangan panggil aku seperti itu.” Suara Aldric melirih.Ziandra bisa merasakan debaran jantungnya sendiri yang berpacu dengan debaran milik Aldric.‘Sepertinya Pak Aldric sedang dalam kondisi yang cukup rapuh.’ Dia berpikir.Sementara, tanpa dia ketahui, Kenzo melihat adegan tersebut dan tetap diam di tempatnya, tidak mengganggu seperti biasa.Sret!Ketika Ziandra merasa iba akan rapuhnya Aldric saat ini, mendadak saja dia sudah ditarik pergi.‘Pasti Pak Aldric merasa hancur melihat kenekatan Bu Aurelind.’ Dia berspekulasi sembarangan saja di kepalanya. ‘Yah, wajar saja karena mereka memiliki anak dan tentu ada kisah sebelum ini.’Lagi dan lagi, Ziandra mencoba berempati atas hubungan rumit yang terjadi antara Aldric dan Aurelind.“Heh?&

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status