Share

63. Rapuh?

Author: Caramelodrama
last update Last Updated: 2025-03-16 19:00:01

“Pak….” Ziandra mendesah ketika tangannya ditarik secara lembut oleh Aldric dan dibawa ke dalam pelukan pria itu.

“Jangan panggil aku seperti itu.” Suara Aldric melirih.

Ziandra bisa merasakan debaran jantungnya sendiri yang berpacu dengan debaran milik Aldric.

‘Sepertinya Pak Aldric sedang dalam kondisi yang cukup rapuh.’ Dia berpikir.

Sementara, tanpa dia ketahui, Kenzo melihat adegan tersebut dan tetap diam di tempatnya, tidak mengganggu seperti biasa.

Sret!

Ketika Ziandra merasa iba akan rapuhnya Aldric saat ini, mendadak saja dia sudah ditarik pergi.

‘Pasti Pak Aldric merasa hancur melihat kenekatan Bu Aurelind.’ Dia berspekulasi sembarangan saja di kepalanya. ‘Yah, wajar saja karena mereka memiliki anak dan tentu ada kisah sebelum ini.’

Lagi dan lagi, Ziandra mencoba berempati atas hubungan rumit yang terjadi antara Aldric dan Aurelind.

“Heh?&

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Liar Presdir Posesif   64. Lamaran

    "Hah? Argh!"Ziandra termangu mendengar ucapan sang Bos, tapi dia sudah langsung dihentak kuat-kuat dari bawah, sehingga dia tak sempat berpikir lebih."Ayo, Zia! Fokus saja padaku dan tinggalkan suamimu payahmu itu, ergh!" Aldric berucap disela-sela hentakannya."Tu-tunggu, Al—ahh!” Dia tak sempat mendebat Aldric karena pria itu sudah terus bergerak di bawahnya secara beringas.Ruang mobil yang terbatas menjadi semakin terasa sesak dan tak sanggup menampung pergolakan dua orang di dalamnya.“Kamu milikku, Zia!” geram Aldric seraya terus mengentak tubuh pasrah Ziandra.“Hah? Argh!” Ziandra tak mengerti maksud Aldric? Dia dinyatakan sebagai milik pria itu dikarenakan sudah dibeli oleh perjanjian laknat mereka?Bahkan ketika mereka sudah kembali ke hotel dan Aldric melanjutkan permainan panas mereka di kamarnya, pria itu mengulangi ucapannya.“Ja-jangan bicara be-begitu, Al…Aldric… mmhh….” Ziandra tergagap saat dia terengah dalam kuasa Aldric yang menindihnya dari belakang punggungnya.

    Last Updated : 2025-03-17
  • Gairah Liar Presdir Posesif   65. Pria Bernama Hanz

    “Orang-orang yang tidak menghargainya, yah?” Suara Aldric terdengar berat dan sinis.Mata Aldric melirik setajam belati ke putranya. Kenzo sedang menyindir dia atau bagaimana?Ziandra menatapnya dengan bingung. Pemuda itu mengetahui seluk-beluk kehidupannya? Bahkan tentang Clara?Hal ini semakin membuat Ziandra tak tenang. "Kenzo, kamu baru mengenalku. Kamu tidak tahu—""Aku tahu cukup banyak untuk menyadari bahwa kamu pantas mendapatkan kebahagiaan," potong Kenzo.Aldric tiba-tiba menarik tangan Ziandra dengan kasar, wajahnya semakin gelap. "Sudah cukup, Kenzo. Ziandra bukan milikmu untuk direncanakan sesuka hati."Kenzo, bukannya takut, malah menahan tangan Ziandra yang satunya. "Tapi dia juga bukan milikmu, Ayah. Kamu sendiri yang selalu menolak konsep kepemilikan dalam hubungan, bukan? Lalu kenapa sekarang kamu terdengar begitu posesif?"Ziandra semakin merasa tak nyaman. Tatapan para tamu restoran semakin banyak yang mengarah ke mereka."Cukup! Aku tidak ingin menjadi pusat perha

    Last Updated : 2025-03-18
  • Gairah Liar Presdir Posesif   66. Terbelenggu

    “Apa ini? Mau apa kau?”Ziandra tersentak saat kesadarannya kembali, napasnya tersengal. Rasa berat dan sesak menyerang tubuhnya, dan begitu matanya terbuka lebar, dia tersentak panik.“Tanganku!”Dua tangannya terikat di atas kepalanya, dibelenggu dengan kain kuat yang diikat ke kepala ranjang. Pergelangan kakinya juga mengalami nasib yang sama, terikat.Dia terbaring di atas tempat tidur empuk, tetapi rasa nyaman itu sama sekali tak berarti ketika dia menyadari situasinya.“Lepaskan aku! Lepaskan tali ini! Kumohon….”Dia panik saat menyadari bahwa dia sudah tak bisa berkutik. Namun, tetap saja dia berjuang melepaskan diri.“Kamu… kenapa kamu melakukan ini? Ini salah! Ini sudah melanggar hukum! Tolong lepaskan aku, dan aku berjanji takkan melaporkanmu. Aku akan langsung pulang dan tidak akan berkata apa-apa mengenai ini pada siapa pun.”Dengan nada memelas, dia membujuk Hanz agar melepaskannya. Dua tangan yang terbelenggu terus digerakkan, berharap bisa melonggarkan ikatannya.Tapi,

    Last Updated : 2025-03-22
  • Gairah Liar Presdir Posesif   67. Aku Akan Mensucikanmu

    “Tidak! Aku tidak mau!” Ziandra memejamkan mata ketika dada polosnya masih saja diremas dan dipermainkan tangan agresif Hanz sambil pria itu sesekali akan mendekatkan ponselnya ke dia.Terkadang mengarahkan kamera ke wajahnya, kadang pula ke dadanya yang sudah tidak ditutupi apa pun.Isak tangis Ziandra tidak menimbulkan iba pada Hanz, seakan sudah tak ada rasa kemanusiaan sedikit pun pada pria itu.“Aldric… Aldric, tolong! Aldric… huhuhuuu….” Dengan mata terpejam erat, Ziandra tanpa sadar menyeru nama pria itu keras-keras saking kalutnya.CKLAAKK!Suara pintu yang dibuka kasar terdengar.Hanz tersentak, kepalanya menoleh dengan ekspresi terkejut.Ziandra juga membelalakkan mata, napasnya tersengal. Masih ada sisa air mata di pelupuk matanya.Di ambang pintu yang kini terbuka lebar, seorang pria berdiri dengan ekspresi penuh amarah.Tatapan matanya gelap, tajam seperti elang yang siap menerkam. Tangannya mengepal di sisinya, rahangnya mengeras seolah menahan diri agar tidak langsung

    Last Updated : 2025-03-26
  • Gairah Liar Presdir Posesif   1. Pengorbanan Seorang Ibu

    "Anak saya mengidap leukemia, Dok? Kok bisa?"Ziandra Askara nyaris pingsan saat dokter spesialis anak memberitahu penyakit Clara, anaknya yang masih berusia 5 tahun. Dia sedang berada di dalam ruang dokter anak rumah sakit Mayapada.Dokter menjelaskan. "Berdasarkan hasil pemeriksaan, Clara mengidap Acute Lymphoblastic Leukemia atau ALL. Yaitu jenis leukemia akut yang biasa terjadi pada anak-anak."Di tangan Ziandra, terdapat dua kertas. Yaitu hasil pemeriksaan medis dari dokter Ilham dan satu lagi tagihan biaya rumah sakit Clara dari kasir. Dia mengerutkan kening saat membaca keduanya.Ziandra menatap dokter yang menangani anaknya. "Lalu, kenapa dia bisa pingsan, Dok?"Saat hendak pergi bekerja tadi, Clara jatuh pingsan. Dia panik dan membawanya ke rumah sakit dibantu ibu dan adiknya. Sedangkan Dionーsuaminya, tidak peduli.Dion kecanduan judi online selama satu tahun belakangan ini. Utang pinjaman online Dion menggunung. Tidak terasa, Ziandra mulai menangis. Hatinya benar-benar hancu

    Last Updated : 2024-11-12
  • Gairah Liar Presdir Posesif   2. Surat Perjanjian Jual Diri

    “Tolong … pinjami saya uang, Pak!” Ziandra mengulangi permohonannya karena tak juga dia mendengar sahutan dari Aldric. “Sa-satu miliar rupiah ….” Suaranya seperti mencicit karena gugup, malu, dan ragu ketika mengatakannya.Awalnya dia hendak meminjam Rp100 juta, tapi mendadak dia berubah pikiran dan menyatakan nominal Rp1 miliar ke Aldric. Dia pikir, uang sebanyak itu bisa mencukupi seluruh biaya pengobatan anaknya.‘Aku tak peduli dianggap terlalu serakah. Ini semua demi Clara!’ seru batinnya.Jantungnya berdegup kencang menanti jawaban bosnya. Dia tahu, permintaannya sangat keterlaluan. Mana ada karyawan meminjam sebanyak itu? Terlebih lagi, dia bukan jajaran eksekutif. Apakah dia akan menerima semburan marah bosnya? Ziandra ingin menangis. “Kenapa jumlahnya sebesar itu?” Suara Aldric meninggi tanpa berteriak. Tentu saja dia sangat terkejut mendengar nominal yang disebutkan kepala sekretarisnya. Mana ada bawahannya yang berani meminjam sebanyak itu?Ziandra meremas erat tangannya

    Last Updated : 2024-11-12
  • Gairah Liar Presdir Posesif   3. Menjadi Pendosa Demi Anak

    ‘Uff! Lelahnya! Bos sialan! Satu jam lebih dia mengerjai aku!’ rutuk Ziandra di hatinya sambil berjalan lunglai di lorong rumah sakit.Masih teringat jelas bagaimana Aldric sangat buas dan agresif ketika menyetubuhinya. Badannya terasa remuk akibat kegilaan sang Bos. Tadi mengendarai motor pun, nyaris menabrak beberapa kali.Dia kembali ke rumah sakit hanya untuk memastikan anaknya masuk ke ruang operasi dan kemudian pulang ke rumah untuk mandi. Untung saja Susan dan Namila mau menunggui Clara menjalani operasi.“Aku harus mandi … aku butuh mandi!” tegasnya, berbisik sambil mengemudikan motor ke rumah.Selama ini, dia masih menempati rumah orang tuanya bersama Dion dan Clara. Mereka belum memiliki rumah sendiri. Dulu dia hendak mengontrak sebuah rumah kecil agar mandiri, tapi Dion tak setuju. Dion lebih suka tinggal di rumah mertua yang cukup lapang dan nyaman.Tiba di rumah, dia melihat suaminya masih asyik bermain game online di sofa.Dia harus bersikap senormal mungkin di depan sua

    Last Updated : 2024-11-12
  • Gairah Liar Presdir Posesif   4. Melayani dengan 'Baju Dinas'

    ‘Satu hal yang aku pelajari sekarang … jangan terburu-buru menilai seorang pria dari sikap baik yang ditampilkan di publik.’ Ziandra membatin, merasa tertipu.Dia berjalan gontai di lorong rumah sakit. Setiap selesai melayani Aldric, dia selalu merasa dirinya tak pantas ada di dunia ini. Malu kepada suami dan juga keluarga.Hanya karena tekad besar menyembuhkan anaknya yang membuat dia terus bertahan menjalani kegilaan yang sama sekali belum pernah dia rambah.“Kamu kenapa, Zia?” tanya Susan ketika putri sulungnya sudah tiba di depan ruang tunggu operasi. “Mukamu pucat begitu. Kamu sudah makan?”Ziandra lekas duduk di bangku panjang dan menjawab, “Sudah, Ma. Mukaku pucat … mungkin karena lelah, Ma.”Ya, dia lelah karena kegilaan Aldric.“Mila di mana?” tanya Ziandra ketika tidak melihat adiknya menemani Susan.“Dia baru saja pergi, katanya mau live di Tik Tak, makanya pulang lebih dulu.” Susan menyahut.Ziandra menghela napas. Tak habis pikir dengan kelakuan adiknya.“Bocah itu … dulu

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Gairah Liar Presdir Posesif   67. Aku Akan Mensucikanmu

    “Tidak! Aku tidak mau!” Ziandra memejamkan mata ketika dada polosnya masih saja diremas dan dipermainkan tangan agresif Hanz sambil pria itu sesekali akan mendekatkan ponselnya ke dia.Terkadang mengarahkan kamera ke wajahnya, kadang pula ke dadanya yang sudah tidak ditutupi apa pun.Isak tangis Ziandra tidak menimbulkan iba pada Hanz, seakan sudah tak ada rasa kemanusiaan sedikit pun pada pria itu.“Aldric… Aldric, tolong! Aldric… huhuhuuu….” Dengan mata terpejam erat, Ziandra tanpa sadar menyeru nama pria itu keras-keras saking kalutnya.CKLAAKK!Suara pintu yang dibuka kasar terdengar.Hanz tersentak, kepalanya menoleh dengan ekspresi terkejut.Ziandra juga membelalakkan mata, napasnya tersengal. Masih ada sisa air mata di pelupuk matanya.Di ambang pintu yang kini terbuka lebar, seorang pria berdiri dengan ekspresi penuh amarah.Tatapan matanya gelap, tajam seperti elang yang siap menerkam. Tangannya mengepal di sisinya, rahangnya mengeras seolah menahan diri agar tidak langsung

  • Gairah Liar Presdir Posesif   66. Terbelenggu

    “Apa ini? Mau apa kau?”Ziandra tersentak saat kesadarannya kembali, napasnya tersengal. Rasa berat dan sesak menyerang tubuhnya, dan begitu matanya terbuka lebar, dia tersentak panik.“Tanganku!”Dua tangannya terikat di atas kepalanya, dibelenggu dengan kain kuat yang diikat ke kepala ranjang. Pergelangan kakinya juga mengalami nasib yang sama, terikat.Dia terbaring di atas tempat tidur empuk, tetapi rasa nyaman itu sama sekali tak berarti ketika dia menyadari situasinya.“Lepaskan aku! Lepaskan tali ini! Kumohon….”Dia panik saat menyadari bahwa dia sudah tak bisa berkutik. Namun, tetap saja dia berjuang melepaskan diri.“Kamu… kenapa kamu melakukan ini? Ini salah! Ini sudah melanggar hukum! Tolong lepaskan aku, dan aku berjanji takkan melaporkanmu. Aku akan langsung pulang dan tidak akan berkata apa-apa mengenai ini pada siapa pun.”Dengan nada memelas, dia membujuk Hanz agar melepaskannya. Dua tangan yang terbelenggu terus digerakkan, berharap bisa melonggarkan ikatannya.Tapi,

  • Gairah Liar Presdir Posesif   65. Pria Bernama Hanz

    “Orang-orang yang tidak menghargainya, yah?” Suara Aldric terdengar berat dan sinis.Mata Aldric melirik setajam belati ke putranya. Kenzo sedang menyindir dia atau bagaimana?Ziandra menatapnya dengan bingung. Pemuda itu mengetahui seluk-beluk kehidupannya? Bahkan tentang Clara?Hal ini semakin membuat Ziandra tak tenang. "Kenzo, kamu baru mengenalku. Kamu tidak tahu—""Aku tahu cukup banyak untuk menyadari bahwa kamu pantas mendapatkan kebahagiaan," potong Kenzo.Aldric tiba-tiba menarik tangan Ziandra dengan kasar, wajahnya semakin gelap. "Sudah cukup, Kenzo. Ziandra bukan milikmu untuk direncanakan sesuka hati."Kenzo, bukannya takut, malah menahan tangan Ziandra yang satunya. "Tapi dia juga bukan milikmu, Ayah. Kamu sendiri yang selalu menolak konsep kepemilikan dalam hubungan, bukan? Lalu kenapa sekarang kamu terdengar begitu posesif?"Ziandra semakin merasa tak nyaman. Tatapan para tamu restoran semakin banyak yang mengarah ke mereka."Cukup! Aku tidak ingin menjadi pusat perha

  • Gairah Liar Presdir Posesif   64. Lamaran

    "Hah? Argh!"Ziandra termangu mendengar ucapan sang Bos, tapi dia sudah langsung dihentak kuat-kuat dari bawah, sehingga dia tak sempat berpikir lebih."Ayo, Zia! Fokus saja padaku dan tinggalkan suamimu payahmu itu, ergh!" Aldric berucap disela-sela hentakannya."Tu-tunggu, Al—ahh!” Dia tak sempat mendebat Aldric karena pria itu sudah terus bergerak di bawahnya secara beringas.Ruang mobil yang terbatas menjadi semakin terasa sesak dan tak sanggup menampung pergolakan dua orang di dalamnya.“Kamu milikku, Zia!” geram Aldric seraya terus mengentak tubuh pasrah Ziandra.“Hah? Argh!” Ziandra tak mengerti maksud Aldric? Dia dinyatakan sebagai milik pria itu dikarenakan sudah dibeli oleh perjanjian laknat mereka?Bahkan ketika mereka sudah kembali ke hotel dan Aldric melanjutkan permainan panas mereka di kamarnya, pria itu mengulangi ucapannya.“Ja-jangan bicara be-begitu, Al…Aldric… mmhh….” Ziandra tergagap saat dia terengah dalam kuasa Aldric yang menindihnya dari belakang punggungnya.

  • Gairah Liar Presdir Posesif   63. Rapuh?

    “Pak….” Ziandra mendesah ketika tangannya ditarik secara lembut oleh Aldric dan dibawa ke dalam pelukan pria itu.“Jangan panggil aku seperti itu.” Suara Aldric melirih.Ziandra bisa merasakan debaran jantungnya sendiri yang berpacu dengan debaran milik Aldric.‘Sepertinya Pak Aldric sedang dalam kondisi yang cukup rapuh.’ Dia berpikir.Sementara, tanpa dia ketahui, Kenzo melihat adegan tersebut dan tetap diam di tempatnya, tidak mengganggu seperti biasa.Sret!Ketika Ziandra merasa iba akan rapuhnya Aldric saat ini, mendadak saja dia sudah ditarik pergi.‘Pasti Pak Aldric merasa hancur melihat kenekatan Bu Aurelind.’ Dia berspekulasi sembarangan saja di kepalanya. ‘Yah, wajar saja karena mereka memiliki anak dan tentu ada kisah sebelum ini.’Lagi dan lagi, Ziandra mencoba berempati atas hubungan rumit yang terjadi antara Aldric dan Aurelind.“Heh?&

  • Gairah Liar Presdir Posesif   62. Cari Perhatian?

    “Bu Aurelind masuk rumah sakit!” desah Ziandra ketika mendengar itu dari Aldric.Namun, dia tak bisa banyak bertanya detail mengenai itu karena Aldric sudah lebih dulu menarik tangannya dan pria itu bungkam dengan rahang terkatup rapat saat mengemudikan mobil ke rumah sakit.Rumah Sakit St. Mavena – Kamar VIP‘Aduh… kenapa juga aku ikut?’ batinnya. ‘Tapi aku kan yang diseret ke sini, bukan kemauanku juga.’Ziandra berdiri canggung di sudut ruangan, memperhatikan Aurelind yang terbaring di ranjang dengan wajah pucat. Aldric duduk di sisi ranjang, ekspresinya kaku dan tanpa emosi, sementara Kenzo berdiri tak jauh dari ibunya.Suasana ruangan terasa berat, diisi ketegangan yang hampir tak tertahankan.‘Lebih baik aku jaga jarak aman.’ Ziandra berusaha beringsut menyingkir lebih jauh dari mereka, meski hatinya gelisah melihat bagaimana Aldric bersikap begitu dingin.“Aku baik-baik saja,” suara Aurelind terdengar pelan tapi cukup jelas. Matanya yang sayu menatap Aldric. “Aku cuma kelelahan

  • Gairah Liar Presdir Posesif   61. Kamu Milikku, Kenapa Tidak?

    Ziandra menelan ludah. “Kenzo hanya anak muda yang… suka bercanda. Aku yakin dia tak benar-benar serius.”“Aku tahu Kenzo, Zia,” Aldric menghela napas, lalu menatapnya lekat-lekat. “Dia mungkin bercanda, tapi dia juga tahu apa yang dia inginkan. Dan aku tidak suka kalau kamu menjadi bagian dari itu.”Ziandra mendadak merasa panas di wajahnya. Aldric menarik tangannya perlahan, mengapit jari-jarinya di dalam genggamannya yang hangat dan kuat.“Aldric…” Suaranya gemetar. Dia mencoba menarik tangannya, tapi Aldric tidak melepaskannya. Sebaliknya, pria itu justru mendekat, membuat jarak di antara mereka semakin menipis.“Kenapa kamu selalu menjauh?” Aldric berbisik pelan, nadanya lembut tapi mengandung ketegasan. “Padahal aku tahu kamu juga merasakannya, Zia. Sama seperti aku.”Hati Ziandra berdentum keras. “Aku… aku tidak tahu maksud Anda…”Aldric tersenyum kecil, seakan menikmati cara Ziandra menjadi gugup. “Lihat? Kamu bahkan mulai memanggilku ‘Anda’ lagi saat kamu canggung.”Ziandra s

  • Gairah Liar Presdir Posesif   60. Ketegangan Antara Tiga Hati (2)

    Ziandra terbelalak kaget. Ketegangan yang tadi sempat reda mendadak kembali menguat dengan cepat.Aldric dan Kenzo saling berhadapan, dan meskipun ekspresi keduanya tampak tenang, ada ketegangan samar yang terasa begitu kuat di antara mereka."Pa, kenapa sih?" Kenzo menarik tangannya dengan pelan, tapi ekspresi santainya tetap terjaga. "Aku cuma ajak Kakak Cantik beli oleh-oleh. Bukan mau menculiknya, kok."Ziandra merasa panas di wajahnya mendengar sebutan itu. Dia melirik Aldric yang wajahnya langsung mengeras."Dia bukan Kakak Cantikmu," tukas Aldric cepat. Nadanya ketus, hampir seperti geraman yang tertahan.Kenzo mengangkat alis, seakan terhibur melihat reaksi ayahnya. "Lho, kenapa enggak? Dia memang cantik, kan? Dan dia baik. Aku suka sama dia."Ziandra benar-benar ingin menghilang saat ini juga. "Kenzo—""Sudah cukup!" potong Aldric tajam, membuat Kenzo terdiam. "Ziandra bersamaku. Kalau kamu ingin beli oleh-oleh, lakukan sendiri."Kenzo terkekeh pelan, tapi tatapannya tetap pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   59. Ketegangan Antara Tiga Hati (1)

    Ziandra menegang. Tatapan tajam Aurelind menusuknya seperti belati dingin yang menyerang tanpa peringatan.Mereka berdiri di sudut lounge hotel yang cukup sepi, tempat Aurelind tiba-tiba menghadangnya saat dia baru saja kembali dari berjalan-jalan dengan Aldric. Wajah wanita itu datar, tapi ada ketidaksenangan yang jelas tergambar di sana."Bukankah sudah aku katakan sebelumnya seperti apa Aldric itu?" Aurelind melipat tangan di depan dada. "Tapi kulihat Anda malah semakin lengket dengannya."Ziandra tetap berusaha tenang, meskipun ada rasa tidak nyaman di dalam hatinya. "Saya tidak merasa seperti itu, Anda mungkin salah paham."Aurelind menyeringai kecil, jelas tidak percaya. "Oh, ayolah. Aku melihat bagaimana dia menatapmu, bagaimana kamu membiarkan dia menyentuhmu. Jangan bilang kau benar-benar berpikir dia mencintaimu?"Ziandra menggigit bibirnya. Apakah dia berpikir seperti itu? Dia tidak tahu. Yang jelas, setiap perhatian Aldric semakin membuatnya goyah."Aldric memang selalu se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status