Home / Romansa / Gairah Liar Playboy Tajir / Psikolog yang Menarik

Share

Psikolog yang Menarik

last update Last Updated: 2022-02-22 19:50:20

Jalanan kota Jakarta selalu macet, Leon melirik jam tangan berlapis emas di pergelangan tangannya yang menunjukkan bahwa dia sangat terlambat dengan janji konsultasi kejiwaan dengan psikolog di RS. Siloam International. 

Dia tidak suka bila ada orang yang membuat janji dengannya terlambat datang. Sekarang sebaliknya keadaannya, dia yang terlambat datang. Leon berharap dokter ahli jiwa yang akan memeriksanya tidak marah padanya.

Akhirnya, Leon pun sampai di rumah sakit itu. Dia berjalan ke front desk rumah sakit dan bertanya dimana ruang praktik psikolog. Petugas resepsionis itu memberitahukan petunjuk arah dimana ruangan itu berada.

Leon pun segera berlari ke sana. Dia telah terlambat 1 jam. Sial!

Perawat jaga di depan ruang periksa psikolog itu menanyainya, "Selamat siang, Pak. Apa sudah membuat janji sebelumnya? Atas nama siapa?"

Leon menata napasnya yang terengah-engah akibat berlari. "Ehmm ... atas nama Vladimir Leon Indrajaya, saya sudah membuat janji sebelumnya," jawab Leon sembari mengamati perawat jaga yang sedang mengecek buku pendaftaran pasien.

"Oohh iya, ada. Silakan masuk, Pak Leon. Mari ... lewat sini," ujar perawat jaga itu mengantar Leon ke sebuah ruangan periksa dengan nama dokter yang tertera di pintu masuk 'Dokter Evita Caroline Meyers'.

Perawat jaga itu membukakan pintu ruang periksa lalu menutupnya kembali setelah Leon masuk ke dalam. 

"Selamat pagi menjelang siang. Silakan duduk di kursi itu, Tuan ... Vladimir atau Tuan Leon?" ujar dokter wanita itu pada Leon, dia sedang menulis sesuatu di bukunya di meja kerjanya.

Leon berjalan ke kursi dengan sandaran rendah yang memanjang di bagian kakinya. Dia duduk setengah berbaring di sana.

Tak lama kemudian Dokter Evita berjalan mendekat sambil membawa sebuah buku notes dan pulpen lalu duduk di samping Leon.

"Jadi sebaiknya saya panggil Tuan Vladimir atau Tuan Leon?" ulangnya.

"Leon ... dan Anda Dokter Evita?" balasnya sembari menatap wajah dokter itu.

Sebagai seorang playboy, Leon menilai wanita di hadapannya tampak sangat menarik. Rambutnya merah terang bukan merah kecoklatan dengan mata berwarna hijau seperti zamrut. Sepertinya bule asli atau keturunan blasteran dengan genetik Kaukasoid yang kuat karena bahasa Indonesianya sangat fasih.

Mata Leon langsung turun ke belahan kemeja bagian dada Dokter Evita lalu menelan salivanya 'glekk'. Dia suka ukurannya. 'Tubuh wanita itu ramping, tapi ukuran dadanya sangat mantap,' pikir Leon.

Dokter Evita merona pipinya karena sadar kemana arah pandangan pasiennya yang nakal itu. 

"Tuan Leon, bisakah fokus ke wajah saya saja?" tegur Dokter Evita.

"Ehhh ... baik, Dok. Kita mau ngapain, ya?" tanya Leon bingung salah tingkah terpergok melihat yang tidak seharusnya dilihat.

"Kita ngobrol santai, jawab pertanyaan saya, ya? Ceritakan tentang kesibukan Anda sehari-hari," jawab Dokter Evita seraya bersandar santai di kursinya menatap wajah Leon.

Leon pun berkata, "Aku seorang CEO di sebuah perusahaan properti multinational. Bekerja dari pagi hingga sore, kadang lembur hingga malam bila sedang sibuk. Kegiatanku di luar jam kerja biasanya berkencan dengan wanita cantik, mencari calon istri yang belum kutemukan ... apa Dokter Eve sudah bersuami?"

Dokter Evita terkikik mendengar pertanyaan pasiennya itu. "Belum. Pertanyaan selanjutnya, apakah pekerjaan itu membebani Anda secara mental?" tanyanya lagi.

"Tidak. Aku menikmati pekerjaanku, memang itu keahlianku dan juga bisnis warisan keluargaku yang harus kuteruskan dan kukembangkan. Ketahuilah Dok, aku waras ... tidak stres atau frustasi. Mungkin lebih baik Anda berkencan saja denganku daripada menanyaiku pertanyaan yang tidak penting seperti ini," jawab Leon lalu duduk mencondongkan tubuhnya mendekat ke wajah Dokter Evita.

"Maaf, tidak bisa. Ini adalah pekerjaan profesional, Tuan Leon harap mengerti." Evita memundurkan tubuhnya menabrak sandaran kursinya.

Melihat dokter cantik itu agak ketakutan dengan sikapnya yang agresif, Leon pun berkata, "Baiklah. Maaf, kita lanjutkan ...." Lalu kembali berbaring di kursi pasien itu.

"Apakah Anda memiliki kejadian tidak mengenakkan atau trauma di masa lalu?" tanya Dokter Evita sesuai alur konsultasi pasien kejiwaan.

Leon mendengkus kesal lalu menjawab, "Ya, tentu saja. Aku mengalami banyak trauma di masa kecil. Dan itu membuatku ingin marah dan membalas orang-orang yang telah menghinaku dan mamiku. Orang-orang itu seolah tahu segalanya, padahal mereka tak tahu apapun!"

Dokter Evita merasakan kenaikan emosi yang kuat dari pasiennya. Ternyata trauma masa kecil yang membuat Leon memiliki perilaku mengarah ke tindak kekerasan dan agresif. Sebenarnya trauma semacam ini bisa disembuhkan dengan terapi sugesti positif. Dia salah satu ahli terbaik di bidang post-traumatic syndrome.

Dia mengenal papi Leon sudah lama, ayahnya bersahabat dekat dengan papi Leon. Jadi ketika Om Leonard menghubunginya untuk membuat satu janji sesi konsultasi kejiwaan, Dokter Evita segera menyetujuinya.

Pria muda itu sangat tampan menurut Dokter Evita, hanya sayangnya temperamennya yang dominan dan dingin itu sedikit membuatnya takut. Sedangkan, dari data yang dia peroleh dari Om Leonard, Leon memiliki kecenderungan menyakiti orang lain secara verbal dan fisik. 

"Tuan Leon, kurasa itu akar masalah dari sifat kasar dan kerasmu. Apa kau bersedia mengubahnya? Kita bisa mengubah sifatmu menjadi lebih baik." Dokter Evita menatap Leon lurus ke matanya.

Leon menjawab setelah terdiam beberapa saat, "Sebenarnya pekerjaanku ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang tegas dan berkarakter kuat. Kadang sikapku terkesan kasar, tetapi itu konsekuensi ketika ada pihak-pihak yang menyulut kemarahanku dengan tindakan yang bodoh dan tidak bertanggungjawab."

"Tuan Leon, tidak semua persoalan harus diselesaikan dengan kekerasan atau perkataan kasar apalagi secara fisik seperti bertarung atau berkelahi," balas Dokter Evita dengan tenang.

"Yaa ... yaaa ... wanita selalu berpikir begitu, bukan?" 

"Ini bukan isu gender, Tuan Leon. Aku harap bisa membuat pikiranmu lebih tenang dan damai dalam menjalani hidup. Aku mengerti kekuatiran papimu. Ketika Anda banyak bersinggungan dengan orang-orang, lebih besar kemungkinan Anda untuk terluka baik secara fisik maupun mental," balas Dokter Evita dengan tenang.

Leon terdiam dan berpikir, 'Mungkin wanita itu benar. Namun, bukan itu intinya ... sifatku tidak ada yang salah. Poin pentingnya adalah aku lebih tertarik untuk bertemu lagi dan lebih sering dengan Dokter Evita. Atau aku bisa meminta jadwal terapi pribadi di kantorku saja setiap pagi atau sore mungkin ...'

"Dokter Eve, apa kau bisa datang ke kantorku untuk memberikan sesi terapi kejiwaan untukku setiap pagi atau sore?" tanya Leon sambil duduk berhadapan dengan dokter itu.

"Maaf, tidak bisa, Tuan Leon. Namun, mungkin Anda bisa datang setiap jam 08.00 pagi ke sini, akan saya buatkan jadwal ...," jawab Dokter Evita.

"Baiklah buat saja begitu, aku yang akan datang menemuimu. Apa aku boleh meminta nomor ponselmu, Dok?" balas Leon sembari mengeluarkan ponsel dari saku jasnya.

Dokter Evita tertawa pelan dan menundukkan wajahnya yang merona. Pasiennya yang ini lebih tertarik untuk menggodanya dibanding menjalani terapi kejiwaan. 

"Haruskah aku memberikan nomor ponselku?" kata Dokter Evita.

"Ayolah ... aku ingin mengenalmu lebih dekat, apa tidak boleh?" bujuk Leon tak mau menyerah.

Dokter Evita berdiri lalu berjalan ke meja kerjanya untuk mengambil kartu namanya selembar. Dia berjalan kembali ke kursinya, menyerahkan kartu nama itu kepada Leon.

"Apa ini nomor pribadimu atau nomor kantor?" tanya Leon lagi.

"Yang paling bawah itu nomor pribadiku."

Leon tersenyum gembira. "Aku pasti menghubungimu segera dan menemuimu lagi besok pagi jam 08.00, aku tak akan terlambat lagi. Kau sangat cantik, tipe wanita kesukaanku, Eve."

"...."

Dokter Evita terperangah tak tahu harus berkata apa pada pasiennya yang naksir kepadanya dan mengatakannya terang-terangan.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Soraya Ulfha Aksesmu
to the point itu bagus sii pak ceo tapi alangkah lebih baiknya jika langsung kawen aja wkwkwk
goodnovel comment avatar
Haniubay
mulai modus leon
goodnovel comment avatar
Kikiw
Leon emang cenderung muka tebal.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Menjual Apartment

    Setelah sesi konseling bersama Leon usai, Dokter Evita bergegas ke bagian administrasi RS. Siloam International. Dia ingin mengetahui rincian biaya kemoterapi untuk mamanya, Dokter Evelyn Meyers, yang sedang dirawat di rumah sakit itu karena kanker cervix (leher rahim).Sudah hampir setahun sejak diagnosa dokter spesialis onkologi diberitahukan kepada keluarga Dokter Evelyn Meyers. Itu sebuah berita yang menghancurkan hati Evita dan papanya, Dokter Philip Meyers. Mereka berusaha mencari jalan agar mama sekaligus istri tercintanya itu bertahan.Serangkaian kemoterapi sudah dijalani oleh Dokter Evelyn Meyers selama hampir 1 tahun dan memakan biaya yang sangat besar untuk tiap sesi kemoterapinya. Harta kekayaan yang sudah dikumpulkan oleh Dokter Philip sepertinya pun sudah tiris untuk membayar biaya rumah sakit."Suster Mina, total biaya kemoterapi tahap ketiga berapa jumlahnya ya?" tanya Dokter Evita dengan cemas, tabungannya benar-benar nyaris kosong.

    Last Updated : 2022-02-23
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Annabela yang Seksi

    Seperti biasa Leon bertemu dengan partner ranjangnya sekaligus berkencan makan malam romantis dengannya. Dia akan memutuskan apa wanita itu layak atau tidak dibawa pulang ke penthouse miliknya untuk menemaninya menghabiskan malam bersamanya.Selera Leon sangat tinggi, dia tidak suka wanita yang terkesan murahan. Memang uang bisa membeli banyak hal, tapi dia tidak suka wanita yang cantik tapi sudah terlalu sering melayani banyak lelaki. Bagi Leon kesannya seperti kain pel yang sudah dipakai berkali-kali dan kotor, mau secantik apapun wanita itu.Tidak jarang Leon membayar mahal hanya untuk mendapatkan perawan yang dijual di lapak prostitusi online. Dia suka barang yang masih baru dan belum tersentuh oleh lelaki manapun. Sejak masih berumur 16 tahun, Leon sudah melepas keperjakaannya.Annabella Berliana, nama teman kencannya malam ini. Mata Leon menilai penampilan wanita itu. Itu memang tipe wanita favoritnya, berdada besar dengan tubuh langsing. Payud

    Last Updated : 2022-02-23
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Malam yang Menggairahkan

    Sesampainya di depan pintu unitnya, Leon membuka pintu itu dengan sensor retina matanya. Pintu itu pun terbuka."Silakan masuk di rumahku, Bell. Jangan sungkan ya!" ujar Leon mempersilakan Annabella untuk masuk ke unit penthouse itu.Wanita itu terperangah ketika melihat betapa luas dan mewah ruangan itu. "Wahh ... gila, mewah banget tempat tinggalmu, Leon!" katanya.Leon pun duduk di kursi dekat rak sepatu dan sandal untuk melepas sepatu fantofel dan kaos kakinya. Dia mengamati respon Annabella melihat penthouse miliknya ini."Sepertinya kau seorang sultan, Leon. Tempat tinggalmu keren sekali. Well ... ini sebuah penthouse kurasa, bukan unit apartment biasa," ujar Annabella sambil berjalan berkeliling ruangan itu.Leon melepas jasnya lalu dia menarik dasinya hingga simpul dasi itu lepas.Melihat Leon melepas sebagian pakaiannya sendirian, dia pun sadar diri lalu bergegas mendekati Leon sambil berkata, "Biarkan aku yang melayanimu, Leo

    Last Updated : 2022-02-23
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Sesi Terapi Kejiwaan 1

    Semalam Leon memuaskan hasratnya dengan tak tanggung-tanggung, Annabella adalah partner ranjang yang aktif dan tidak membosankan. Entah karena faktor fisik Leon yang sangat menarik atau partner ranjangnya yang sangat puas sehingga menginginkan lagi dan lagi, mereka melakukan percintaan itu berulang-ulang hingga kelelahan.Alarm ponsel Leon berbunyi tanpa henti berusaha menarik kesadarannya dari alam mimpi. Akhirnya, Leon tersadar bahwa pagi ini dia memiliki janji dengan Dokter Evita di RS. Siloam Internasional."Damn!" rutuknya karena bangun kesiangan.Leon segera berlari ke kamar mandi lalu menyalakan shower air dingin untuk memaksa sel-sel tubuhnya untuk bangun. Dia menyabuni tubuhnya lalu membilasnya dengan cepat. Kemudian memakai handuk untuk mengeringkan tubuhnya sambil mencari pakaian di walk-in-closet miliknya.Dia pun menyambar gantungan setelan jas warna hitam dan kemeja biru langit dengan dasi ungu tua bergaris diagonal. Leon memakainya se

    Last Updated : 2022-02-24
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Pembeli Unit Apartment Evita

    Seusai sesi terapi kejiwaan pertamanya, Leon menyetir ke kantornya sendiri. Pengawal-pengawalnya berada di belakang mobilnya, mengikutinya dengan 2 mobil lain.Kalau dibilang pengawalannya berlebihan, tidak juga. Pasalnya, Leon sudah beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan. Dua kali penembakan misterius, sekali di depan lobi gedung Indrajaya Realty dan sekali sesudahnya di depan lobi Nirwana Amanjiwo Tower, tempat tinggalnya. Mungkin dia yang memiliki 9 nyawa seperti kucing sehingga bisa lolos dari penembak jitu yang mengintainya dari atap gedung di seberang jalan.Semenjak saat itu, Leon memperketat pengaman dirinya sendiri dengan menempatkan 10 orang pengawal ketika dia pergi keluar ruangan. Masa bodoh pengawal-pengawal itu seperti makan gaji buta, yang penting adalah musuhnya yang tak terlihat itu akan berpikir berulangkali untuk mencoba membunuhnya.Jadwal pekerjaan Leon pagi ini cukup padat. Giorgio, sekretaris pribadinya yang mengurusi jadwal meeti

    Last Updated : 2022-03-05
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Sebuah Perasaan Tertarik

    Semenjak menginjakkan kakinya di unit apartment Evita, dia seolah tak sanggup untuk memalingkan matanya ke arah lain. Seolah-olah gadis itu telah memikatnya.Leon ditemani oleh Evita berjalan melihat-lihat isi unit apartment milik gadis itu. Sementara Adri dan Gio duduk menunggu di sofa seperti yang diperintahkan bos muda mereka.Kondisi unit itu tampak terawat dengan baik, bersih dan rapi. Tak ada barang tercecer. Hingga mereka sampai di kamar tidur Evita. Semua barang Evita memang masih berada di tempatnya karena dia belum sempat packing untuk meninggalkan unit apartment yang telah dibeli oleh Leon.Mata Leon menangkap bentukan segitiga berenda warna hijau tosca itu di atas tepi ranjang. 'Oohh sial! Benar-benar spoiler ...,' umpat Leon dalam hatinya ketika melihat celana dalam sutera berenda milik Evita.Evita pun mengikuti arah pandangan mata Leon. 'Ohh Damn! Bagaimana aku bisa ketinggalan satu lembar ketika melipat celana dalamku tadi?!' sesal E

    Last Updated : 2022-03-05
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Tunangan Brengsek

    Sekembalinya Leon dari unit apartment Evita ke kantornya, dia menyuruh Gio dan Adri ikut masuk ke ruangannya. Dia punya tugas untuk kedua sekretarisnya itu."Adri, Gio, aku ingin kalian menyelidiki Belvin Alexander Young, dia CEO Young Entertainment. Aku butuh laporan mengenai kehidupan pribadinya terutama hubungannya dengan para wanita. Dokumentasikan dengan foto kalau bisa," ujar Leon sambil menautkan jarinya sambil menggoyangkan kursinya ke kanan ke kiri."Siap, Pak," jawab Adri dan Gio serempak."Kalian boleh pergi sekarang. Apa masih ada janji temu dengan klien sore ini?" tanya Leon sebelum kedua sekretarisnya pergi dari ruangannya."Tidak ada, Pak. Mungkin Bapak ingin membaca penawaran terbaru granit dan marmer dari PT. Pesona Batu Alam. Mereka menawarkan harga promosi untuk kontrak khusus bulan ini," saran Adrian."Oke, akan kubaca, Adri. Terima kasih," jawab Leon lalu memberi kode dengan tangannya agar mereka berdua keluar dari ruangannya.

    Last Updated : 2022-03-09
  • Gairah Liar Playboy Tajir   Mengakhiri Pertunangan

    Sesudah mengakhiri teleponnya dengan Leon, gadis itu pun menghubungi nomor Belvin tunangannya. Dia harus mengakhiri pertunangan mereka yang sudah berjalan selama hampir 5 tahun. Alasannya menunda pernikahannya dengan Belvin disebabkan karena kesibukan mereka berdua. Evita ingin memberi kesempatan kekasihnya itu untuk fokus dengan pekerjaannya.Namun, kini justru dia harus mengakhiri pertunangan mereka karena pria lain yang baru kurang dari seminggu dia kenal. Rasanya begitu konyol di pikirannya. Leon menariknya begitu kuat dengan kekuatan finansialnya.Sebenarnya hubungan antara dokter ahli jiwa dan pasien secara romantis itu dilarang karena dapat menyebabkan bias opini. Evita pun sangat paham tentang hal itu. Tapi, dia tetap melanggar kode etik itu demi mamanya. Leon telah membayar lunas perawatan kesehatan mamanya, bahkan mentransfer pembayaran unit apartment miliknya 800 juta. Ini seperti sebuah transaksi saja baginya.Evita menegarkan hatinya demi apapun itu

    Last Updated : 2022-03-18

Latest chapter

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Minggu Pagi yang Romantis (The End)

    Kini Leon sudah ahli mengganti popok bayi, serta merawat bayi dengan minyak telon, bedak bayi, serta losion bayi. "Diego ... jagoan Papi! Ututu cayaaangg ...," ucap Leon menimang-nimang puteranya sambil menggoda bayi yang terkekeh-kekeh itu sehabis memandikannya pagi ini.Sementara Evita sedang membuat makanan pendamping ASI karena putera pertamanya semakin bertambah usianya. Dia membuat bubur kentang dan daging salmon yang lembut dicampur wortel dan brokoli. Setelah selesai Evita mendekati ayah dan anak itu di balkon sambil membawa semangkuk bubur bayi."Eve, kurasa kali ini genetikku yang kuat mendominasi tampilan fisik Diego. Rambutnya semakin hitam dan iris matanya juga hitam. Aku bisa berbangga di depan abang-abangku, Leeray dan James yang selalu kalah genetiknya dari istri mereka," ujar Leon tertawa girang saat Evita menyuapi Diego di baby stroller.Sepertinya bayi laki-laki itu menyukai makanan pendamping ASI buatan maminya. Diego seolah menikmati buburnya dan menelannya begitu

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Leigh Indrajaya Tanurie Corporation

    "Hai, Matt. Tumben kau mencariku?" sapa Michael Benedict Indrajaya berjabat tangan dan merangkul menantunya.Mereka berdua pun duduk di sofa kantor CEO Tanurie Grup. Matthew pun mulai berbicara, "Mike, aku ingin melebarkan sayap ke bisnis di Indonesia. Kurasa di Jakarta belum ada kasino yang besar seperti di Singapore atau Macau atau sejenis di Las Vegas atau Atlantic City. Aku berpikir itu sebuah ide bisnis yang menarik untuk digarap. Bagaimana menurutmu?" Michael terpekur sejenak memikirkan ide itu lalu dia pun menjawab, "Bisnis yang menarik, tapi kau butuh uang banyak untuk setoran keamanan ke banyak pihak, Matt. Ini Indonesia, hanya yang memiliki sumber daya kuat yang mampu bertahan. Selama ini grup Tanurie dan grup Indrajaya berfokus di sarana prasarana bidang jasa niaga. Entertainment belum kami sentuh.""Papa Mertua, aku butuh bantuanmu untuk lebih mengenal negara ini dengan baik. Belum ada, tapi bisa dicoba. Oya, cucumu laki-laki dan aku ingin nanti dia yang meneruskan legacy

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Hasil Test DNA Diego

    Leon memeluk Evita yang merasa cemas pasca kedatangan Joe Allen Leigh yang ingin membawa Diego. "Tenanglah, Eve! Pria itu sudah pergi dari rumah sakit," hibur Leon seraya membelai punggung Evita dengan lembut."Bagaimana bila hasil test DNA Diego mengatakan bahwa Joe adalah ayahnya, Hubby?" ucap Evita dengan jantung berdebar-debar.Helaan napas meluncur dari mulut Leon. Dia sendiri pun agak bingung dengan penampilan bayinya setelah lahir. Rambut Diego tidak merah seperti maminya, tidak hitam seperti Leon, melainkan kecoklatan gelap. Kemudian warna iris matanya juga biru begitu, tidak hijau, tidak pula hitam seperti dirinya.Genetik itu permainan kode DNA yang dominan dan resesif bisa teracak sempurna. Itu yang Leon tahu dari ilmu IPA yang pernah ia pelajari saat sekolah dulu. Sebetulnya kalau puteranya seperti maminya, Leon juga tidak keberatan. Ini malah bikin bingung karena tidak ada ciri khas papi maminya. Pusing!"Eve, kalau ternyata ayah kandung Diego adalah Joe. Apa yang harus k

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Keributan Besar di Rumah Sakit

    "Hello, Eve!"Suara bass husky pria itu mengirimkan teror ke sekujur tubuh Evita. Dia mendadak gemetaran dan menatap nanar ke arah pria itu berjalan mendekatinya di bed pasien ruang ibu dan anak.Joe Allen menyeringai melihat Evita yang tampak ketakutan melihatnya. "Ckckckck ... kenapa harus takut kepadaku? Aku ingin melihat puteraku juga. Coba biarkan aku menggendongnya, Eve!" ujar Joe Allen mendekat ke samping ranjang."Jangan mendekat!" teriak Evita lalu menekan tombol panggilan untuk perawat.Diego ada di dekapannya dan sedang menyusu dengan tenang tanpa tahu bahwa maminya sedang tegang berhadapan dengan monster predator wanita."Bayi yang tampan dan sehat. Aku ingin menggendongnya!" Joe Allen mengangkat Diego dari dekapan Evita lalu menimang-nimang bayi berusia beberapa hari itu sambil berdiri.Perawat jaga bergegas masuk ke ruangan itu dan bertanya, "Apa Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?""Suster, pria ini berbahaya, dia mengambil puteraku!" teriak Evita histeris.Namun, Joe All

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Basah di Tengah Malam

    "Eve, kurasa HPL kelahiranmu sudah lewat. Kenapa anak ini tak kunjung lahir?" tanya Leon penasaran.Evita pun terpekur sejenak lalu dia berbisik di telinga suaminya, "Mungkin kau bisa membantuku kontraksi kali ini?"Dengan wajah berseri-seri Leon menjawab, "Itu keahlianku, Hot Mommy! Siap melayani dengan sepenuh hati."Perasaan bergetar saat menatap tubuh molek istrinya yang polos masih sama bagi Leon, little mermaid itu memiliki sejuta pesona yang membuatnya tak mampu berpaling. Perlahan telapak tangannya menekan perlahan bulatan indah di dada Evita. Bibirnya mencecap puncaknya yang mengalirkan susu dengan deras.Bagi Leon bercinta dengan wanita hamil memiliki sensasi istimewa tersendiri, dia sangat menyukainya. ASI dari Evita membuatnya bernostalgia dengan masa batitanya dulu yang hanya teringat samar-samar. Namun, satu yang pasti rasanya manis dan membuatnya ketagihan."Leon ... aku seperti merasa punya bayi besar," goda Evita yang membelai-belai bagian belakang kepala suaminya yan

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Sama-sama Murahan!

    Lisbon, Portugal.Kali ini Matthew mengajak Alice mengunjungi Lisbon Oceanarium yang terletak di perairan biru Estuary Tagus. Bangunan itu dari kejauhan tampak seperti kapal yang tinggi menjulang di atas laut yang terbuat dari kaca.Konsep tempat wisata ini mirip dengan sea world yang menampilkan kehidupan laut, ada banyak jenis ikan laut yang bisa dilihat seperti ikan hiu, ikan Puffer warna-warni, anemon laut, dan pinguin lucu yang senang berinteraksi dengan pengunjung."Matt, pinguinnya melambai kepadaku," ujar Alice terkikik geli melambai-lambaikan tangannya dengan beberapa ekor pingiun di balik kaca oceanarium.Pria itu pun tertawa geli melihat Alice dan pinguin-pinguin itu. "Wah, sepertinya kalian cocok bersahabat satu sama lain."Mereka bergandengan tangan berkeliling melihat-lihat isi oceanarium yang menarik. Ikan pari lebar melewati kaca di atas kepala mereka. Tiba-tiba ponsel Matthew berdering tanda panggilan telepon masuk. Dia segera menerimanya. "Halo?" "Halo, Boss. Saya

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Meninggalkan Dunia dalam Kenikmatan

    Sudah tiga bulan terakhir ini pria itu tak bisa menikmati hobinya berhubungan seks dengan wanita. Penyebabnya adalah alat kelaminnya mengalami radang dan bernanah bercampur darah. Ingin melakukannya, tetapi saat bergesekan atau hanya bersentuhan saja bagian yang dulu sempat jadi kebanggaannya untuk menaklukkan wanita itu tak bisa lagi digunakan karena sangat sakit.Akhirnya Belvin hanya bisa mengalihkan hasrat seksualnya dengan berhalusinasi menggunakan obat-obatan terlarang. Angel dust telah menjadi sahabatnya berfantasi. Angannya dapat terbuai melayang jauh sekalipun jiwanya sakit.Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus karena dia kehilangan napsu makannya dan hanya ingin berbaring dan berfantasi dalam dunia maya. Dosis obat-obatan yang dia konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Awalnya hanya jenis serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Lama kelamaan dia menggantinya dengan jenis obat injeksi yang efeknya lebih kuat.Pergaulan yang buruk merusak tubuh, pepatah itu sung

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Semanis Bibir Istriku

    Petang itu sebelum makan malam bersama awak kapal yacht Lady Marine, Matthew sengaja mengajak Alice ke Pastel de Belem. Bakery itu menjual Patel de Nata yang terkenal di Lisbon. Mereka memesan dua lusin makanan ringan bercita rasa manis itu untuk menjamu awak kapal.Bentuk pastel berisi krim putih bertabur bubuk kayu manis itu lebih mirip pie yang buah sebenarnya, hanya tidak menggunakan buah sebagai isiannya dan bentuknya memang seperti pastel tutup yang dipanggang.Alice menggigit sebuah Patel de Nata lalu menyuapi suaminya juga. "Aaa ... apa manis?""Manis seperti istriku!" sahut Matthew terkekeh sambil melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Alice yang sedang duduk di high chair menunggu pesanannya.Bibir Alice mendekati bibir suaminya dan langsung disambar dengan ganas. "Aahh ... I got a strike, Boy!" seru Alice terengah menata napasnya.Matthew tertawa dan bertanya, "Why?!" "I got a monster bit my lips like a Giant Traveley fish!" ("Aku mendapat monster yang menggigit bibirk

  • Gairah Liar Playboy Tajir   Touch Down in Lisbon, Portugal

    Perlahan kapal yacht Lady Marine merapat ke dermaga Lisbon. Kapten Eugene Dunn mengarahkan kapal pesiar mewah berukuran sedang itu dengan roda kemudi kapal. "Mister Leigh, tujuan Anda dan Nyonya telah tercapai. Welcome to Lisbon!" ujarnya di depan alat pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di kapal yacht itu.Alice bersorak gembira dan melompat ke pelukan Matthew. "Ahh ... tak sabar rasanya untuk turun ke daratan, Hubby!" seru Alice penuh semangat.Pria tampan itu tersenyum miring menatap istrinya yang imut dan membalas, "Mungkin Lisbon tak seterkenal Paris, Rome, London, atau Amsterdam, tapi aku yakin kau pasti tidak akan melupakan petualangan romantis kita di Lisbon!"Akhirnya sauh dibuang ke dalam laut dan tali tambang kapal diikat ke tonggak dermaga. Matthew membantu Alice turun dari kapal, sedangkan Calvin membawakan koper kedua majikannya."Capt. Eugene, aku akan berjalan-jalan seminggu di Lisbon. Bersenang-senanglah juga, turun dari yacht!" seru Matthew yang mendapat

DMCA.com Protection Status