Anesia Dutta tidak mengetahui jika suaminya Teodan Prahado terikat perjanjian dengan seorang yang pernah hendak dijodohkan kepadanya yaitu Zergan Alfaro. Perjanjian itu disebabkan oleh ayahnya sendiri karena tidak merestui pernikahan mereka. Zergan memanfaatkan semua itu demi membalas semua penolakan yang dilakukan Anesia tiga tahun yang lalu. Ia ingin membuat rumah tangga Anesia dan Teodan hancur dengan mengikat perjanjian itu. Semua perjanjian itu berakhir jika Anesia bisa hamil, tapi mampukah Anesia hamil secepat mungkin? Apalagi sudah tiga tahun dia menikah, namun belum ada tanda-tanda untuk segera hamil. Yuk baca cerita Gairah Dalam Pernikahan :)
View MoreAnesia berjongkok, ia membantu gadis itu untuk bangkit. Anes tidak tega melihatnya, gadis itu nampak lebih muda darinya. Dengan wajah yang putih kemerahan karena menangis, cantik sekali kamu dengan wajah ayu yang natural."Maafkan kami, mari saya bantu," ucap Anes sambil mengulurkan tangannya.Gadis itu merain tangan Anes, warna kulit yang hampir sama. Mereka sama-sama putih. Anes pun berdiri dan membantu gadis itu berdiri. Teo yang melihat itu tak dapat berbuat apa-apa, ia juga menyesal karena kejadian tadi.Setelah berdiri, Anes dan Teo serempak mengucapkan maaf lagi. Anes yang lebih menggunakan perasaan merasa sedih melihat gadis itu, nampak juga dia sedang gemetaran. Mungkin dia takut."Jangan menangis, kamu mau ke mana membawa tas besar?" tanya Anes.Gadis itu mengelap air matanya, dengan pipi merahnya membuat ia seperti udang masak saja."Saya baru datang ke kota, Mbak. Saya dari panti asuhan di desa, saya ingin mencari pekerjaan di kota," jawab gadis itu.Mendengar itu membuat
"Sayang," panggil Teo lembut. ia melihat istrinya yang sedang duduk bersandar di sofa sambil bermain handphone. "Hem," sahut Anes, waulaupun menyahut ia tetap fokus dengan kegiatannya sendiri. Teo melihat istrinya yang tak menghiraukannya, ia yang duduk berhadapan dan tidak jauh dari istrinya memilih untuk berdiri. Teo berjalan dan duduk di samping Anes, ia memiringkan kepalanya melihat apa yang sedang Anes lakukan di depan layar handphone itu. Karena suaminya penasaran, Anes menunjukkan layar handphonenya kepada Teo. Suaminya itu tersenyum karena aneh melihat foto-foto bayi di sana. "Jadi, kamu mau kita ikut program hamil? tanya Teo penuh harap. Anes melihat Teo, ia tidak menjawabnya. Tepatnya, ia sedang berpikir. Suaminya sangat ingin memiliki anak, begitu pula dengannya. Tapi yang Anes takutkan hanya satu hal. Ia takut memeriksa kondisinya ke dokter, dia takut dengan hasilnya. Anes khawatir hasilnya akan membuat rumah tangga mereka hancur. Anes takut dirinya tidak bisa memberi
Zergan tertawa puas mendengar apa yang dikatakan Teo barusan, ia melihat Teo dari atas sampai bawah, kembali melihat wajah Teo dan itu membuat ia kembali tertawa."Tolong jangan sampai terdengar oleh istriku, aku sangat mencintainya. Aku sangat menyesal telah membuat perjanjian itu, tapi aku tidak memiliki jalan lain. Aku terpaksa melakukannya, tolong jangan lakukan ini."Zergan mendengar semua apa yang Teo katakan, itu sedikit mengusik hatinya, namun jika teringat tentang Anes membuat ia tidak bisa melepaskan istri menawan pria di depannya itu."Perjanjian sudah dibuat, kau membatalkannya atau tidak, istrimu akan aku dapatkan. Tergantung kau, kau mau aku menikmatinya sekali saja atau setiap hari. Semua ada di tanganmu," kata Zergan dengan datar, namun ia memberikan sebuah keputusan yang berat dan itu harus diambil oleh Teo.Teo sangat menyesalinya, teringat ia dua bulan yang lalu. Wijo ayahnya Anes memaksa mereka untuk bercerai, namun itu tidak diketahui oleh Anes. Wijo sejak awal me
Rahang Teo mengeras, namun ia mencoba terlihat santai. Teo tidak tahu kenapa orang di depannya saat ini ada di depannya, rasanya ia tidak ingin melihat pria itu lagi. Sementara pria itu, melihat ke dalam rumah, seperti mencari seseorang."Aku izin libur hari ini," ucap Teo tiba-tiba, mengalihkan perhatian pria itu yang melihat isi rumahnya.Pria itu melihatnya, ia tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. "Aku sudah tahu," katanya. "Makanya aku datang," tambahnya lagi."Karena Anda sudah tahu, sebaiknya Anda pergi dari rumah saya!" ucap Teo yang tidak sungkan sedikitpun.Ekspresi pria itu langsung berubah seketika, tidak hanya tersinggung, tapi dia juga marah."Mas, siapa yang datang?" suara lembut dan halus langsung merubah seorang pria yang hampir berubah jadi serigala tadi.Tamu mereka langsung melihat ke arah Anesia yang sedang baru berdiri di samping Teo. Anes tersenyum, ia pun menundukkan kepalanya sedikit memberi hormat. Namun, tamu pria itu langsung menyodorkan tangannya dan
Setelah mengemas jas, sepatu dan tas yang diletakkan sembarangan oleh suaminya, Anes mulai masak. Mereka tidak memiliki pembantu, jadi dia yang mengemas rumah dan masak sendiri."Kapan sih Mas Teo merubah kebiasaannya seperti ini," ucapnya sambil berkemas.Anes melakukannya dengan penuh rasa sayang, ia sangat mencintai suaminya, jadi tidak apa-apa ia menjadi istri yang baik dengan mengemas rumah agar selalu bersih.Anes ingin masak nasi goreng saja, itu hal yang praktis dan sangat mudah. Lagian di dapurnya yang tidak terlalu besar tersedia beberapa bungkusan instan masakan apa saja."Untung masih ada telur, kayaknya aku perlu belanja."Sejak menikah dengan Teo, dia baru mulai belajar masak dan kini dia lumayan pandai masak walaupun masih bergantung dengan bumbu instan.Teo di balkon kamar, ia sedang menyeruput rokoknya. Sembari menunggu istrinya selesai masak, ia duduk bersandar di kursi balkon. Walaupun ia nampak santai, namun pikirannya sudah kemana-mana."Bagaimana caranya agar aku
Cahaya matahari menerobos masuk melewati celah kecil jendela kaca kamar, sepertinya matahari sudah terbit dari tadi. Berbeda di dalam ruangan, tepatnya kamar itu. Tirai yang tebal menutupi kamar dari jendela kaca yang lebar dan besar yang hanya memiliki sedikit celah untuk dimasuki cahaya.Kamar itu remang, membuat orang yang tidur di dalam kamar dan di atas kasur empuk itu enggan untuk bangun.Salah satu pintu di dalam kamar itu terbuka, nampak Teo keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk putih."Segarnya," ucapnya saat keluar dari kamar mandi.Tubuhnya yang kekar dan wajahnya yang tampak segar setelah habis mandi. Teo berjalan menuju meja hias milik istrinya, di sana terdapat banyak peralatan make up milik istrinya. Sebelum berkaca, Teo melihat istrinya yang sedang tidur berselubung tanpa mengenakan sehelai benang pun."Anes, istriku." Teo tersenyum, mengingat kejadian panas dengan perpaduan suara hujan dari luar semalam. Begitu liar dan penuh dengan gairah.Teo kemudian be
Suara deru mobil berhenti saat tiba di depan rumah, hari itu hujan lebat. Di dalam mobil tidak tersedia payung, laki-laki itu pun keluar dari mobil dengan cepat dan berlari menuju beranda rumah. Menapaki dua anak tangga naik ke teras rumah dan membuka pintu rumah dengan kode password yang ia hafal. Saat masuk, rumahnya temaram dan ia pun tidak berniat untuk menyalakan lampu. Tujuan pertamanya adalah naik ke lantai dua, ke kamarnya dan ada istrinya di sana. "Dingin sekali," keluhnya. Pria memakai setelan jas hitam itu pulang jam dua pagi, dengan pakaian yang sedikit basah dan meletakkan tas kerjanya ke sembarang tempat, ia pun berjalan ke lantai dua. Namanya adalah Teodan Prahado, pria tinggi dengan tubuh atletis dan memiliki wajah yang tampan. Jas yang ia pakai tadi ia tanggalkan dan mencampakkan-nya ke lantai sebelum sampai di kamar. "Pasti sudah tidur." Suara hujan di luar membuat langkah kakinya tidak terdengar. Sejuk udara membuat ia tak sabar melihat istrinya. Perlahan dan sa
Suara deru mobil berhenti saat tiba di depan rumah, hari itu hujan lebat. Di dalam mobil tidak tersedia payung, laki-laki itu pun keluar dari mobil dengan cepat dan berlari menuju beranda rumah. Menapaki dua anak tangga naik ke teras rumah dan membuka pintu rumah dengan kode password yang ia hafal. Saat masuk, rumahnya temaram dan ia pun tidak berniat untuk menyalakan lampu. Tujuan pertamanya adalah naik ke lantai dua, ke kamarnya dan ada istrinya di sana. "Dingin sekali," keluhnya. Pria memakai setelan jas hitam itu pulang jam dua pagi, dengan pakaian yang sedikit basah dan meletakkan tas kerjanya ke sembarang tempat, ia pun berjalan ke lantai dua. Namanya adalah Teodan Prahado, pria tinggi dengan tubuh atletis dan memiliki wajah yang tampan. Jas yang ia pakai tadi ia tanggalkan dan mencampakkan-nya ke lantai sebelum sampai di kamar. "Pasti sudah tidur." Suara hujan di luar membuat langkah kakinya tidak terdengar. Sejuk udara membuat ia tak sabar melihat istrinya. Perlahan dan sa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments