Share

SERVICE TERBAIK

last update Last Updated: 2021-09-23 06:50:26

Cahaya matahari menerobos masuk melewati celah kecil jendela kaca kamar, sepertinya matahari sudah terbit dari tadi. Berbeda di dalam ruangan, tepatnya kamar itu. Tirai yang tebal menutupi kamar dari jendela kaca yang lebar dan besar yang hanya memiliki sedikit celah untuk dimasuki cahaya.

Kamar itu remang, membuat orang yang tidur di dalam kamar dan di atas kasur empuk itu enggan untuk bangun.

Salah satu pintu di dalam kamar itu terbuka, nampak Teo keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk putih.

"Segarnya," ucapnya saat keluar dari kamar mandi.

Tubuhnya yang kekar dan wajahnya yang tampak segar setelah habis mandi. Teo berjalan menuju meja hias milik istrinya, di sana terdapat banyak peralatan make up milik istrinya. Sebelum berkaca, Teo melihat istrinya yang sedang tidur berselubung tanpa mengenakan sehelai benang pun.

"Anes, istriku." Teo tersenyum, mengingat kejadian panas dengan perpaduan suara hujan dari luar semalam. Begitu liar dan penuh dengan gairah.

Teo kemudian berkaca, rambutnya masih meneteskan air bekas ia keramas yang belum kering. Teo melihat tubuhnya di cermin, ia  berdiri dan melihatkan perut six pack-nya. Melihat mata tajam dan dalamnya jika sedang memandang seseorang, hidung mancung  dan bibir tipis.

"Aku ini ganteng, beruntung sekali Anes mendapatkanku," kata Teo membanggakan diri sendiri.

Umur Teo baru memasuki 28 tahun, di umurnya yang semakin bertambah, Teo sangat mengharapkan memiliki keturunan yang bisa membuat ia tidak terlalu kesepian jika pulang ke rumah. Teo ingin seperti teman-temannya yang lain yang sudah memiliki anak.

Teo memutuskan untuk tidak mengenakan pakaian terlebih dahulu, dia ingin membangunkan Anes yang masih tertidur pulas.

"Sepertinya tidak ada niat untuk bangun," katanya sambil geleng-geleng kepala.

Kini dia sedang duduk di tepi tempat tidur, menyingkap pelan selimut istrinya sampai batas bahu. Memperlihatkan bahu mulus dan putih milik Anes, Teo tersenyum melihat itu.

"Istriku, ini sudah mau siang. Ayo, bangun!" Suara lembut Teo terdengar oleh Anes, tadi ia merasakan pergerakan seseorang, ia tahu jika itu adalah Teo.

Anes membuka matanya perlahan, ia sangat kelelahan. Anes baru saja tertidur, dia ingin tidur lagi. Gara-gara memberi obat kuat kepada suaminya membuat dia merasa kecapean sendiri, ia merasa lemah karena permainan panas dan dengan waktu yang cukup lama.

"Mas, aku capek banget. Dua jam lagi, capek banget loh," kata Anes dengan suara yang pelan.

Umur Anes 25 tahun, rambutnya tidak terlalu panjang dan di bawah bahu sedikit. Wajahnya cantik dengan memiliki mata besar dengan bulu mata yang lentik, juga hidung yang agak mancung dan memiliki bibir tebal yang menawan. Teo sangat terpikat dengan istrinya, baginya istrinya lah yang paling cantik di dunia ini.

Tangan dingin Teo memegang pipi istrinya, itu membuat Anes sedikit kaget dan hendak menjauhkan tangan suaminya. Namun, saat ia ingin menepisnya, tiba-tiba saja Teo membaringkan tubuhnya dan menyingkap selimut dengan kasar sampai terjatuh di lantai. Teo segera berbaring di samping istrinya dan memeluk Anes dengan kuat.

"Ah, Mas. Kamu dingin sekali! Jangan peluk aku, Mas!" ucap Anes yang menggeliat ingin melepaskan pelukan suami.

Anes tidak memakai pakaian, sementara Teo hanya memakai handuk saja. Itu yang membuat dia merasakan suhu tubuh suaminya. Anes rasanya ingin memberontak, tapi suaminya memeluknya dengan erat.

"Kamu kedinginan, heum? Kalau mau kita bisa main panas-panasan lagi," ucap Teo dengan pelan di telinga istrinya.

Anes dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia melihat wajah suaminya yang begitu dekat dengannya. Bahkan, deru nafas suaminya dapat ia rasakan.

"Aku capek banget, Mas. Jadi jangan dilanjutkan lagi. Bisa-bisanya nanti aku sampai pingsan, udah deh, kamu kan sudah puas juga."

"Kalau sama kamu, Mas mana bisa puas, kamu adalah yang terbaik. Mana ada wanita yang memberikan service sebaik kamu."

Anes cukup senang mendengar, itu tapi hanya sebentar saja, ia pun memanyunkan bibirnya melihat suaminya.

"Ada apa? Kenapa bibir kamu seperti mulut ikan lele begitu?" tanya Teo sembari bercanda.

"Ish, aku bukan ikan lele! Lagian kenapa kamu bilang tadi tidak ada wanita yang memberikan service seperti aku, berarti kamu sudah pernah merasakan milik wanita lain?"

Teo tertawa mendengar itu, melihat suaminya itu tertawa di hadapannya membuat Anes sangat kesal. Entah apa yang ingin dikatakan suaminya itu.

"Karena aku hanya pernah merasakan punya kamu, makanya aku bilang begitu. Kalau aku sudah merasakan milik orang lain, lain lagi jawabanku, hahaha." Teo makin geli hati sendiri, ia merasa sangat lucu melihat wajah istrinya yang cemberut.

"Kalau kamu coba-coba merasakan punya orang lain, aku akan memotong sosismu itu. Awas saja, aku tidak main-main!"

Teo yang tadinya tertawa langsung menghentikan tawanya setelah mendengar itu, ia tidak berani lagi berkutik. Walaupun ia tahu jika istrinya tidak terlalu serius, tapi jika seperti itu, ia yakin jika Anda sudah terlalu kesal dengannya.

"Lepaskan aku, Mas! Aku mau ke kamar mandi," ucap Anes sambil mendorong tubuh Teo darinya.

Sudah Teo katakan, ia tahu jika Anes saat ini benar-benar marah. Ia pun menjauhkan tubuhnya, membiarkan Anes untuk duduk. Sebelum beranjak, Anes melihat lagi ke arah Teo. Kini tatapannya datar, Teo menelan ludahnya melihat itu, ia hanya memilih diam.

"Mas, kamu tidak akan dapat jatah sebulan!" Setelah mengatakannya, Anes kemudian beranjak dari sana.

Teo yang mendengar itu langsung ikutan duduk, ia tidak terima setelah mendengar itu. Tidak tahan ia jika tidak bermain panas dengan istrinya.

"Sayang. Istriku, jangan begitu. Tadi Mas hanya bercanda, cuma punya kamu yang paling enak, jangan begitu."

Anes yang sudah berjalan tidak meladeninya, ia malah berjalan ke kamar mandi.

Teo yang melihat itu hanya bisa menghela nafasnya saja, Teo pun turun dari tempat tidur sambil memperbaiki selimutnya. Teo ingin memakai pakaian, ia merasa dingin karena kamar itu sangat dingin. Istrinya memang suka dingin.

Saat Teo turun dari tempat tidur, tiba-tiba ia terpandang dengan handphonenya di atas nakas. Ia teringat saat mendapat panggilan semalam. Dari ia bangun ia langsung ke kama mandi, kali ini ia akan mengecek handphonenya.

Teo mengambil handphonenya, ia duduk di tepi ranjang. Menyalakan handphone yang ia matikan, membuat ia harus menunggu beberapa saat agar handphone itu menyala.

"Kenapa harus diwaktu seperti ini sih?"

Handphone itu sudah menyala, sebelum ia memeriksa handphonenya, ia melihat ke arah kamar mandi terlebih dahulu. Ia melihat pintu kamar mandi tertutup, membuat ia agak leluasa memeriksa handphonenya.

Teo kembali melihat handphoneya, namun ia kaget saat mendapat panggilan kembali dari orang yang subuh tadi. Sebenarnya Teo malas mengangkatnya, tapi ia tidak ingin selalu diteror.

"Halo, selamat pagi," sapa Teo dengan malas.

Teo memejamkan mata saat mendengar suara tawa dari balik handphonenya.

"Hahaha, kau mengabaikanku dan bercinta dengan istrimu. Apakah dia sudah hamil? Jika belum, ingat perjanjian kita. Aku tidak sabar menanti hari itu, hari di mana keringat saling bercucuran dan panas membara, hingga membuat salah satu dari hati manusia rasanya ingin terbakar."

Bersambung

Related chapters

  • Gairah Dalam Pernikahan   DILEMA MEMBARA

    Setelah mengemas jas, sepatu dan tas yang diletakkan sembarangan oleh suaminya, Anes mulai masak. Mereka tidak memiliki pembantu, jadi dia yang mengemas rumah dan masak sendiri."Kapan sih Mas Teo merubah kebiasaannya seperti ini," ucapnya sambil berkemas.Anes melakukannya dengan penuh rasa sayang, ia sangat mencintai suaminya, jadi tidak apa-apa ia menjadi istri yang baik dengan mengemas rumah agar selalu bersih.Anes ingin masak nasi goreng saja, itu hal yang praktis dan sangat mudah. Lagian di dapurnya yang tidak terlalu besar tersedia beberapa bungkusan instan masakan apa saja."Untung masih ada telur, kayaknya aku perlu belanja."Sejak menikah dengan Teo, dia baru mulai belajar masak dan kini dia lumayan pandai masak walaupun masih bergantung dengan bumbu instan.Teo di balkon kamar, ia sedang menyeruput rokoknya. Sembari menunggu istrinya selesai masak, ia duduk bersandar di kursi balkon. Walaupun ia nampak santai, namun pikirannya sudah kemana-mana."Bagaimana caranya agar aku

    Last Updated : 2021-09-23
  • Gairah Dalam Pernikahan   HASRAT PADA PANDANGAN

    Rahang Teo mengeras, namun ia mencoba terlihat santai. Teo tidak tahu kenapa orang di depannya saat ini ada di depannya, rasanya ia tidak ingin melihat pria itu lagi. Sementara pria itu, melihat ke dalam rumah, seperti mencari seseorang."Aku izin libur hari ini," ucap Teo tiba-tiba, mengalihkan perhatian pria itu yang melihat isi rumahnya.Pria itu melihatnya, ia tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. "Aku sudah tahu," katanya. "Makanya aku datang," tambahnya lagi."Karena Anda sudah tahu, sebaiknya Anda pergi dari rumah saya!" ucap Teo yang tidak sungkan sedikitpun.Ekspresi pria itu langsung berubah seketika, tidak hanya tersinggung, tapi dia juga marah."Mas, siapa yang datang?" suara lembut dan halus langsung merubah seorang pria yang hampir berubah jadi serigala tadi.Tamu mereka langsung melihat ke arah Anesia yang sedang baru berdiri di samping Teo. Anes tersenyum, ia pun menundukkan kepalanya sedikit memberi hormat. Namun, tamu pria itu langsung menyodorkan tangannya dan

    Last Updated : 2021-09-23
  • Gairah Dalam Pernikahan   RASA YANG KOMPLIT

    Zergan tertawa puas mendengar apa yang dikatakan Teo barusan, ia melihat Teo dari atas sampai bawah, kembali melihat wajah Teo dan itu membuat ia kembali tertawa."Tolong jangan sampai terdengar oleh istriku, aku sangat mencintainya. Aku sangat menyesal telah membuat perjanjian itu, tapi aku tidak memiliki jalan lain. Aku terpaksa melakukannya, tolong jangan lakukan ini."Zergan mendengar semua apa yang Teo katakan, itu sedikit mengusik hatinya, namun jika teringat tentang Anes membuat ia tidak bisa melepaskan istri menawan pria di depannya itu."Perjanjian sudah dibuat, kau membatalkannya atau tidak, istrimu akan aku dapatkan. Tergantung kau, kau mau aku menikmatinya sekali saja atau setiap hari. Semua ada di tanganmu," kata Zergan dengan datar, namun ia memberikan sebuah keputusan yang berat dan itu harus diambil oleh Teo.Teo sangat menyesalinya, teringat ia dua bulan yang lalu. Wijo ayahnya Anes memaksa mereka untuk bercerai, namun itu tidak diketahui oleh Anes. Wijo sejak awal me

    Last Updated : 2021-09-23
  • Gairah Dalam Pernikahan   RESAH DAN GELISAH

    "Sayang," panggil Teo lembut. ia melihat istrinya yang sedang duduk bersandar di sofa sambil bermain handphone. "Hem," sahut Anes, waulaupun menyahut ia tetap fokus dengan kegiatannya sendiri. Teo melihat istrinya yang tak menghiraukannya, ia yang duduk berhadapan dan tidak jauh dari istrinya memilih untuk berdiri. Teo berjalan dan duduk di samping Anes, ia memiringkan kepalanya melihat apa yang sedang Anes lakukan di depan layar handphone itu. Karena suaminya penasaran, Anes menunjukkan layar handphonenya kepada Teo. Suaminya itu tersenyum karena aneh melihat foto-foto bayi di sana. "Jadi, kamu mau kita ikut program hamil? tanya Teo penuh harap. Anes melihat Teo, ia tidak menjawabnya. Tepatnya, ia sedang berpikir. Suaminya sangat ingin memiliki anak, begitu pula dengannya. Tapi yang Anes takutkan hanya satu hal. Ia takut memeriksa kondisinya ke dokter, dia takut dengan hasilnya. Anes khawatir hasilnya akan membuat rumah tangga mereka hancur. Anes takut dirinya tidak bisa memberi

    Last Updated : 2022-10-10
  • Gairah Dalam Pernikahan   PERASAAN WANITA

    Anesia berjongkok, ia membantu gadis itu untuk bangkit. Anes tidak tega melihatnya, gadis itu nampak lebih muda darinya. Dengan wajah yang putih kemerahan karena menangis, cantik sekali kamu dengan wajah ayu yang natural."Maafkan kami, mari saya bantu," ucap Anes sambil mengulurkan tangannya.Gadis itu merain tangan Anes, warna kulit yang hampir sama. Mereka sama-sama putih. Anes pun berdiri dan membantu gadis itu berdiri. Teo yang melihat itu tak dapat berbuat apa-apa, ia juga menyesal karena kejadian tadi.Setelah berdiri, Anes dan Teo serempak mengucapkan maaf lagi. Anes yang lebih menggunakan perasaan merasa sedih melihat gadis itu, nampak juga dia sedang gemetaran. Mungkin dia takut."Jangan menangis, kamu mau ke mana membawa tas besar?" tanya Anes.Gadis itu mengelap air matanya, dengan pipi merahnya membuat ia seperti udang masak saja."Saya baru datang ke kota, Mbak. Saya dari panti asuhan di desa, saya ingin mencari pekerjaan di kota," jawab gadis itu.Mendengar itu membuat

    Last Updated : 2022-10-10
  • Gairah Dalam Pernikahan   KEHANGATAN DI ATAS RANJANG

    Suara deru mobil berhenti saat tiba di depan rumah, hari itu hujan lebat. Di dalam mobil tidak tersedia payung, laki-laki itu pun keluar dari mobil dengan cepat dan berlari menuju beranda rumah. Menapaki dua anak tangga naik ke teras rumah dan membuka pintu rumah dengan kode password yang ia hafal. Saat masuk, rumahnya temaram dan ia pun tidak berniat untuk menyalakan lampu. Tujuan pertamanya adalah naik ke lantai dua, ke kamarnya dan ada istrinya di sana. "Dingin sekali," keluhnya. Pria memakai setelan jas hitam itu pulang jam dua pagi, dengan pakaian yang sedikit basah dan meletakkan tas kerjanya ke sembarang tempat, ia pun berjalan ke lantai dua. Namanya adalah Teodan Prahado, pria tinggi dengan tubuh atletis dan memiliki wajah yang tampan. Jas yang ia pakai tadi ia tanggalkan dan mencampakkan-nya ke lantai sebelum sampai di kamar. "Pasti sudah tidur." Suara hujan di luar membuat langkah kakinya tidak terdengar. Sejuk udara membuat ia tak sabar melihat istrinya. Perlahan dan sa

    Last Updated : 2021-09-23

Latest chapter

  • Gairah Dalam Pernikahan   PERASAAN WANITA

    Anesia berjongkok, ia membantu gadis itu untuk bangkit. Anes tidak tega melihatnya, gadis itu nampak lebih muda darinya. Dengan wajah yang putih kemerahan karena menangis, cantik sekali kamu dengan wajah ayu yang natural."Maafkan kami, mari saya bantu," ucap Anes sambil mengulurkan tangannya.Gadis itu merain tangan Anes, warna kulit yang hampir sama. Mereka sama-sama putih. Anes pun berdiri dan membantu gadis itu berdiri. Teo yang melihat itu tak dapat berbuat apa-apa, ia juga menyesal karena kejadian tadi.Setelah berdiri, Anes dan Teo serempak mengucapkan maaf lagi. Anes yang lebih menggunakan perasaan merasa sedih melihat gadis itu, nampak juga dia sedang gemetaran. Mungkin dia takut."Jangan menangis, kamu mau ke mana membawa tas besar?" tanya Anes.Gadis itu mengelap air matanya, dengan pipi merahnya membuat ia seperti udang masak saja."Saya baru datang ke kota, Mbak. Saya dari panti asuhan di desa, saya ingin mencari pekerjaan di kota," jawab gadis itu.Mendengar itu membuat

  • Gairah Dalam Pernikahan   RESAH DAN GELISAH

    "Sayang," panggil Teo lembut. ia melihat istrinya yang sedang duduk bersandar di sofa sambil bermain handphone. "Hem," sahut Anes, waulaupun menyahut ia tetap fokus dengan kegiatannya sendiri. Teo melihat istrinya yang tak menghiraukannya, ia yang duduk berhadapan dan tidak jauh dari istrinya memilih untuk berdiri. Teo berjalan dan duduk di samping Anes, ia memiringkan kepalanya melihat apa yang sedang Anes lakukan di depan layar handphone itu. Karena suaminya penasaran, Anes menunjukkan layar handphonenya kepada Teo. Suaminya itu tersenyum karena aneh melihat foto-foto bayi di sana. "Jadi, kamu mau kita ikut program hamil? tanya Teo penuh harap. Anes melihat Teo, ia tidak menjawabnya. Tepatnya, ia sedang berpikir. Suaminya sangat ingin memiliki anak, begitu pula dengannya. Tapi yang Anes takutkan hanya satu hal. Ia takut memeriksa kondisinya ke dokter, dia takut dengan hasilnya. Anes khawatir hasilnya akan membuat rumah tangga mereka hancur. Anes takut dirinya tidak bisa memberi

  • Gairah Dalam Pernikahan   RASA YANG KOMPLIT

    Zergan tertawa puas mendengar apa yang dikatakan Teo barusan, ia melihat Teo dari atas sampai bawah, kembali melihat wajah Teo dan itu membuat ia kembali tertawa."Tolong jangan sampai terdengar oleh istriku, aku sangat mencintainya. Aku sangat menyesal telah membuat perjanjian itu, tapi aku tidak memiliki jalan lain. Aku terpaksa melakukannya, tolong jangan lakukan ini."Zergan mendengar semua apa yang Teo katakan, itu sedikit mengusik hatinya, namun jika teringat tentang Anes membuat ia tidak bisa melepaskan istri menawan pria di depannya itu."Perjanjian sudah dibuat, kau membatalkannya atau tidak, istrimu akan aku dapatkan. Tergantung kau, kau mau aku menikmatinya sekali saja atau setiap hari. Semua ada di tanganmu," kata Zergan dengan datar, namun ia memberikan sebuah keputusan yang berat dan itu harus diambil oleh Teo.Teo sangat menyesalinya, teringat ia dua bulan yang lalu. Wijo ayahnya Anes memaksa mereka untuk bercerai, namun itu tidak diketahui oleh Anes. Wijo sejak awal me

  • Gairah Dalam Pernikahan   HASRAT PADA PANDANGAN

    Rahang Teo mengeras, namun ia mencoba terlihat santai. Teo tidak tahu kenapa orang di depannya saat ini ada di depannya, rasanya ia tidak ingin melihat pria itu lagi. Sementara pria itu, melihat ke dalam rumah, seperti mencari seseorang."Aku izin libur hari ini," ucap Teo tiba-tiba, mengalihkan perhatian pria itu yang melihat isi rumahnya.Pria itu melihatnya, ia tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. "Aku sudah tahu," katanya. "Makanya aku datang," tambahnya lagi."Karena Anda sudah tahu, sebaiknya Anda pergi dari rumah saya!" ucap Teo yang tidak sungkan sedikitpun.Ekspresi pria itu langsung berubah seketika, tidak hanya tersinggung, tapi dia juga marah."Mas, siapa yang datang?" suara lembut dan halus langsung merubah seorang pria yang hampir berubah jadi serigala tadi.Tamu mereka langsung melihat ke arah Anesia yang sedang baru berdiri di samping Teo. Anes tersenyum, ia pun menundukkan kepalanya sedikit memberi hormat. Namun, tamu pria itu langsung menyodorkan tangannya dan

  • Gairah Dalam Pernikahan   DILEMA MEMBARA

    Setelah mengemas jas, sepatu dan tas yang diletakkan sembarangan oleh suaminya, Anes mulai masak. Mereka tidak memiliki pembantu, jadi dia yang mengemas rumah dan masak sendiri."Kapan sih Mas Teo merubah kebiasaannya seperti ini," ucapnya sambil berkemas.Anes melakukannya dengan penuh rasa sayang, ia sangat mencintai suaminya, jadi tidak apa-apa ia menjadi istri yang baik dengan mengemas rumah agar selalu bersih.Anes ingin masak nasi goreng saja, itu hal yang praktis dan sangat mudah. Lagian di dapurnya yang tidak terlalu besar tersedia beberapa bungkusan instan masakan apa saja."Untung masih ada telur, kayaknya aku perlu belanja."Sejak menikah dengan Teo, dia baru mulai belajar masak dan kini dia lumayan pandai masak walaupun masih bergantung dengan bumbu instan.Teo di balkon kamar, ia sedang menyeruput rokoknya. Sembari menunggu istrinya selesai masak, ia duduk bersandar di kursi balkon. Walaupun ia nampak santai, namun pikirannya sudah kemana-mana."Bagaimana caranya agar aku

  • Gairah Dalam Pernikahan   SERVICE TERBAIK

    Cahaya matahari menerobos masuk melewati celah kecil jendela kaca kamar, sepertinya matahari sudah terbit dari tadi. Berbeda di dalam ruangan, tepatnya kamar itu. Tirai yang tebal menutupi kamar dari jendela kaca yang lebar dan besar yang hanya memiliki sedikit celah untuk dimasuki cahaya.Kamar itu remang, membuat orang yang tidur di dalam kamar dan di atas kasur empuk itu enggan untuk bangun.Salah satu pintu di dalam kamar itu terbuka, nampak Teo keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk putih."Segarnya," ucapnya saat keluar dari kamar mandi.Tubuhnya yang kekar dan wajahnya yang tampak segar setelah habis mandi. Teo berjalan menuju meja hias milik istrinya, di sana terdapat banyak peralatan make up milik istrinya. Sebelum berkaca, Teo melihat istrinya yang sedang tidur berselubung tanpa mengenakan sehelai benang pun."Anes, istriku." Teo tersenyum, mengingat kejadian panas dengan perpaduan suara hujan dari luar semalam. Begitu liar dan penuh dengan gairah.Teo kemudian be

  • Gairah Dalam Pernikahan   KEHANGATAN DI ATAS RANJANG

    Suara deru mobil berhenti saat tiba di depan rumah, hari itu hujan lebat. Di dalam mobil tidak tersedia payung, laki-laki itu pun keluar dari mobil dengan cepat dan berlari menuju beranda rumah. Menapaki dua anak tangga naik ke teras rumah dan membuka pintu rumah dengan kode password yang ia hafal. Saat masuk, rumahnya temaram dan ia pun tidak berniat untuk menyalakan lampu. Tujuan pertamanya adalah naik ke lantai dua, ke kamarnya dan ada istrinya di sana. "Dingin sekali," keluhnya. Pria memakai setelan jas hitam itu pulang jam dua pagi, dengan pakaian yang sedikit basah dan meletakkan tas kerjanya ke sembarang tempat, ia pun berjalan ke lantai dua. Namanya adalah Teodan Prahado, pria tinggi dengan tubuh atletis dan memiliki wajah yang tampan. Jas yang ia pakai tadi ia tanggalkan dan mencampakkan-nya ke lantai sebelum sampai di kamar. "Pasti sudah tidur." Suara hujan di luar membuat langkah kakinya tidak terdengar. Sejuk udara membuat ia tak sabar melihat istrinya. Perlahan dan sa

DMCA.com Protection Status