Share

Oh... Gio!

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2023-09-07 10:20:50

"Bubu…!"

Wanita tinggi dengan tubuh yang proporsional, berjalan dengan elegan di dalam bandara. Rambutnya tergerai lurus seperti air, menambah kesan anggun pada penampilannya. Wajahnya yang cantik memancarkan kilauan yang menarik perhatian.

Dengan senyuman manis, ia melambaikan tangan ke arah Elvano yang sedang berjalan menuju area kedatangan. "Bubu, aku disini!" serunya dengan senyum merekah lebar melihat kedatang Elvano.

Dibalik masker yang Elvano kenalan, wajah sedingin Es saat matahari sudah berada di atas kepala, Elvano yang menggunakan masker mulut itu melangkah menuju ke arah Anna. Elvano sengaja memakai masker mulut karena takut terlihat oleh publik.

"Bubu…! I Miss You So Much!" Anna memeluk tubuh Elvano dengan gembira. Sesekali, dia mengecup pipi Elvano.

Elvano yang merasa risih pun mendorong tubuh mantan kekasihnya itu. "Jaga sikapmu. Kamu seorang bintang!" hardik Elvano.

Anna mengerucutkan bibirnya. "Kamu masih marah? Karena aku meninggalkanmu?"

Dengan wajah yang mas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah Cinta Paman Presdir   Bertemu dengan pria begundal

    "Haaa! Selagi Vina melakukan Audisi, lebih baik aku berkeliling melihat situasi perusahaan," Gumam Rubby. Dengan rok selutut serta rambut tergerai indah, Rubby dengan langkah kaki yang riang berjalan di teras depan seperti koridor dengan para aktivitas orang-orang berlalu lalang. Hingga sorot mata Rubby tertuju ke sebuah kafe. "Ke kafe itu saja, ya!" serunya bermonolog. Dengan berlari kecil, Rubby menuju ke arah kafe tersebut. Kini Rubby sudah berada di depan teras kafe. Dia hendak mendorong pintu kafe tersebut. Sebelum tangannya menyentuh pintu kaca hitam itu, pintu itu sudah terbuka dan seorang pria keluar dari pintu tersebut. "Rubby!" Wajah yang tadinya cerah, kini berubah menjadi gersang dan sorot mata Rubby berubah tajam saat tahu siapa pria itu. "Kebetulan sekali, ya!" ucap Toni. "Tolong, jangan sok akrab!" ketus Rubby memutar tubuhnya. Rubby mengurungkan niatnya untuk sekedar minuman kopi menunggu Vina di tempat tersebut. Melihat Toni, membuat emosi Rubby sontak ingin m

    Last Updated : 2023-09-08
  • Gairah Cinta Paman Presdir   Audisi kok, nganu?

    'Astaga! Apa yang sedang… tidak, tunggu…' Vina terlihat kalang kabut sendiri di belakang tubuh Gio. Gio yang dikenal dingin dan kadang hangat tapi mempunyai kebiasaan yang di luar perkiraan. 'Bahkan aku tidak pernah memegang benda ku dengan tanganku. Lantas, kenapa dia memegang alat tempurnya seperti itu?' Lagi-lagi Vina meracau dalam hati saat melihat CEO gila sedang asyik memainkan genggaman tangannya secara naik-turun pada bambu petuk yang sudah tampak sebesar pentungan pos ronda. 'Aku segera keluar! Ini privasi! Terserah dia mau ngocok atau apa terserah!' Vina yang takut ketahuan, dengan hati-hati memutar tubuhnya. Gio, memutar kursinya. "Siapa yang memberikan izin untuk keluar? Kau pikir, aku tidak tahu kau dari tadi melihatku?" suara Gio terdengar menekan. Mendengar suara Gio, tubuh Vina mematung. Dia mengatur nafasnya dan posisi tubuh sebelum kembali memulihkan tubuhnya. Setelah merasa sudah tenang, Vina memutar tubuhnya. Deg! 'Astaga! Pria ini, aku pikir dia sudah men

    Last Updated : 2023-09-08
  • Gairah Cinta Paman Presdir   Pokoknya jangan senyum!

    "Apa kau tidak apa-apa, Monster kecil?" Elvano bertanya saat dirinya dan Rubby kini berada di ruang VVIP untuk menunggu minuman pesanan mereka datang. "Aku tidak apa-apa. Jadi, Paman tidak perlu khawatir," jawab Rubby dengan tersenyum kikuk kepada Elvano. Elvano menatap selidik setiap detail wajah dan tubuh Monster Kecilnya. "Apa kau yakin? Aku takut jika bajingan itu melukaimu," tanyanya, dengan suara yang penuh kekhawatiran. Rubby melambaikan kedua tangannya di dada. Dia memberikan senyum canggung lalu menjawab, "sungguh, aku benar tidak apa-apa, Paman. Begundal Toni tidak menyentuhku sama sekali." Tangan Elvano terulur, mengusap pipi Rubby dengan kekhawatiran yang mendalam. "Syukurlah jika kau tidak apa-apa. Aku sempat khawatir," ucapnya tulus. Rubby tertunduk dan malu. Padahal, sebelumnya, dia membuat Elvano kecewa karena ucapannya saat mereka di kamar mandi. Tapi saat ini, Elvano masih berlaku begitu manis. "Tuan, silahkan pesanannya." seorang pria pramusaji dengan rompi be

    Last Updated : 2023-09-09
  • Gairah Cinta Paman Presdir   21++ segera pulang!

    "Vina… Vina, oh… Vina! Wajahmu dengan dengan otakmu sekarang ini benar sama-sama cabul."Vina yang mendengar ucapan Gio membuat dia sedikit terganggu. Bukankah dia sendiri yang membuat Vina terlihat cabul yang mempermainkan area sensitif di seluruh tubuh Vina? Mana ada yang tahan jika terowongannya dimainkan seperti itu?"Kau… yang membuat aku seperti ini, Bangsat! Siapa juga yang tidak cabul jika perlakuanmu seperti ini? Jika ada yang tidak merasakan rangsangan, wanita itu tentu munafik!" celetuk Vina. Goi, hanya memainkan ujung tombaknya di depan lorong milik Vina. Membuat tubuh Vina merasakan geli hingga tubuhnya menggelinjang. "Vina, apakah sudah gatal? Lihat, punyamu begitu basah," ucap Gio sambil tangannya membuat bibir terowongan Vina. "Bajingan, kalau mau tusuk, tusuk saja! Tidak perlu kau mempermainkannya seperti itu!" kesal Vina di sela kenikmatan. Lagi-lagi, Gio memasukkan jarinya. Membuat Vina mencengkram dadanya sendiri. "Oh… Gio, tolong… aku sudah tidak tahan…" Vina

    Last Updated : 2023-09-09
  • Gairah Cinta Paman Presdir   Tanganmu pasti bau terasi.

    "Siapa yang menelponmu?" Saat sedang menikmati kemesraan berdua di ruang kafe VVIP sambil sekedar karaoke, Rubby menerima telepon dari Sang Ibu. Melihat ekspresi Rubby yang tiba-tiba sedih, membuat Elvano pun bertanya. "Um… Ibu yang menelpon, Paman. Ibu memintaku untuk pulang," jawab Rubby sedikit memelas. Elvano mengusap lembut kepala Rubby. Dia tahu kegundahan hati wanitanya itu. Setiap kali wanitanya menerima telepon dari Emily, Rubby akan bersusah hati. "Aku temani, ya! Aku juga harus mendapatkan restu dari Ibumu, 'kan?" Rubby tertunduk. Dia takut mengecewakan ibunya. Sampai detik ini pun, Rubby belum bisa membahagiakan Emily. Meraih kembali Anderson adalah impian dia untuk mengembalikan senyum Ibunya yang telah lama hilang oleh pengkhianatan ayahnya. "Tapi, Paman, bagaimana jika ibu membenciku?" tanya Rubby. "Katamu, ibumu membenciku? Apa kau tahu, alasan apa ibumu membenciku? Selama aku hidup, aku tidak pernah membuat kesalahan kepada ibumu."Ucapan Elvano membuat Rubby b

    Last Updated : 2023-09-10
  • Gairah Cinta Paman Presdir   Paman yang menyebalkan!

    "Hei, monster kecil. Kau tampak begitu tegang, padahal punyaku belum tegang," Elvano mencoba mencairkan suasana di dalam mobil yang sedang melaju. Rubby menoleh ke arah Elvano. Dia mencubit perut Elvano yang sedang menyetir dengan kesal. Selalu saja Elvano bercanda disaat Rubby sedang memikirkan bagaimana dirinya menghadapi Ibunya jika bertemu. "Paman… ih, kamu tuh, nyebelin. Kok ada manusia seperti Paman? Aku sedang takut bertemu dengan Ibu," ujarnya kesal. Elvano tersenyum, diam menggenggam tangan Rubby. Memberikan dukungan dari genggamannya itu. "Kita akan melewati ini berdua. Jangan cemas. Bukankah aku ada untuk dirimu?" ucap Elvano. Rubby tersenyum, walaupun tidak ada cinta di antara mereka berdua, setidaknya, Elvano selalu ada disetiap kali Rubby membutuhkannya. Hal itu membuat Rubby bersyukur. Elvano melepaskan genggaman tangannya saat ponselnya bergetar. Elvano meraih ponselnya yang terselip di saku celana. Saat melihat layar ponsel itu, wajahnya seketika berubah. Rubby m

    Last Updated : 2023-09-10
  • Gairah Cinta Paman Presdir   Bisakah kau yang menggantinya?

    [Sudah aku katakan, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi! Kenapa kau selalu mengganggu waktuku, hah!] Elvano menjawab, suaranya terdengar agak kesal.Elvano menggenggam setir mobilnya dengan kesal. Ponselnya terus berdering, mengganggu konsentrasinya dalam mengemudi. Dia mencoba mengabaikan, tetapi panggilan tersebut tampaknya tidak berhenti. Akhirnya, dengan rasa kesal, Elvano meraih ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.[Elvano, tolong...,] suara lemah Anna terdengar di seberang telepon, membuat Elvano seketika panik.[Anna? Apa yang terjadi?] Elvano bertanya, merasa khawatir mendengar suara Anna yang begitu lemah.[Aku... aku terpeleset di kamar hotel. Kaki ku terkilir,]jawab Anna dengan suara yang penuh rasa sakit.Mendengar itu, Elvano langsung bergegas. Meski Anna adalah mantan pacarnya, sebagai manusia biasa, dia tentu tidak tega mengabaikan Anna begitu saja. [Tunggu sebentar, Anna. Aku akan segera datang,] kata Elvano, sambil menginjak pedal gas mobilnya lebih dal

    Last Updated : 2023-09-11
  • Gairah Cinta Paman Presdir   Jebakan ulat.

    "Rubby, lihat wajah Ibu!"Suara lembut namun penuh ketegasan itu membuat Rubby semakin tidak berani mengangkat wajahnya. Apalagi, menatap ke dalam wajah Ibunya yang kini memberikan ekspresi yang begitu datar saat Rubby duduk berhadapan dengan sang Ibu. "Rubby!" panggil Emily membentak. Rubby terperanjat kaget. Dia sontak mengangkat wajahnya. "I---iya, Bu," jawabnya kikuk. "Katakan, sebenarnya, kamu dan Elvano ada hubungan apa? Ibu mendengar desas-desus itu. Ibu tidak akan marah selain kamu mau jujur. Apakah memang benar jika kamu adalah simpanan Elvano?" Rubby terlihat meragu. Di satu sisi, dia tidak mungkin terus menyimpan hubungannya dengan Elvano. Dengan rasa khawatir disertai ketakutan, Rubby memberanikan diri mengungkapkan apa yang telah dia lakukan. "Umm… Ibu, aku dan Elvano sudah menikah—"Plak! Sebuah tamparan Rubby dapatkan dari sang Ibu. Wajah Rubby tertunduk. Dia tahu tentu ibunya sangat kecewa. Dari itu, Rubby tidak melawan maupun ingin berdebat. "Kau tahu Elvano itu

    Last Updated : 2023-09-11

Latest chapter

  • Gairah Cinta Paman Presdir   Happy Ending

    Di ballroom hotel, Rubby, Elvano, Vina dan Sergio. Dua pasangan suami istri itu sedang menunggu dengan antusias. Mereka membawa anak-anak mereka, Amora dan Vincent, di gendongan mereka. Mereka ingin melihat Lisa dan Andre yang akan menikah tidak sabar melihat penampilan ratu dan raja untuk hari ini.Elvano, memeluk tubuh istrinya dari belakang. "Monster kecil, kita pernah melewati banyak halangan. Mulai dari sebuah ikatan kontrak hingga berjanji untuk bersama selamanya. Maaf, jika selama ini aku belum bisa membahagiakanmu," bisak Elvano ketika dia melihat dekorasi pernikahan Andre dan Lisa yang tampak begitu mewah. Rubby menggendong Amora yang sedang tertidur pun menjawab, "Kita sudah berkomitmen, Paman. Pernikahan yang kita lakukan di dekat pantai juga cukup manis dan berkesan untukku. Dan sekarang, aku bahagia memilikimu, Paman. Semoga kebahagiaan kita terus terjaga hingga akhir hayat kita." Elvano mengecup lembut pipi Monster Kecilnya. "Terima kasih, Monster Kecil. Karena sudah m

  • Gairah Cinta Paman Presdir   232

    Pagi itu, matahari bersinar terang di langit biru. Di ballroom hotel, dekorasi pernikahan sudah siap. Bunga-bunga putih dan merah muda menghiasi meja dan kursi tamu. Di panggung, ada pelaminan yang megah dengan tirai-tirai putih dan lampu-lampu berkilau. Di sana, Andre dan Lisa akan mengucapkan janji suci mereka sebagai suami istri.Di ruang rias, Lisa duduk di kursi roda dengan gaun pengantin putih yang indah. Rambutnya yang pendek dihiasi dengan mahkota bunga. Wajahnya yang pucat tampak berseri-seri dengan senyum bahagia. Hari ini, ia akan menikah dengan Andre, dokter yang telah menemaninya selama ia menderita kanker otak. Andre adalah cinta pertama dan terakhirnya. Ia tidak peduli jika hidupnya tidak akan lama lagi. Yang penting, ia bisa merasakan cinta sejati dari Andre.Lisa menatap wajahnya di pantulan cermin dengan senyuman yang selalu terbit dibibirnya. "Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu. Aku akan menikah dengan Andre, pria yang paling aku cintai di dunia ini.

  • Gairah Cinta Paman Presdir   231

    Rubby dan Vina berjalan masuk ke gedung pernikahan yang megah dan mewah. Mereka adalah sahabat dari Lisa, mempelai wanita yang akan menikah besok dengan Andre. Mereka datang untuk membantu mengurus persiapan acara, seperti dekorasi, catering, dan undangan."Wow, lihat itu!" Vina menunjuk ke langit-langit yang dipenuhi dengan balon berwarna-warni. "Ini pasti ide Lisa. Dia suka sekali balon.""Ya, dia memang anak kecil yang besar." Rubby tertawa. "Tapi aku suka dekorasinya. Simpel tapi manis. Seperti Lisa dan Andre.""Mereka memang pasangan yang serasi. Aku senang mereka akhirnya menemukan jodoh masing-masing." Vina menghela napas. "Aku harap mereka bahagia selamanya.""Amin." Rubby mengangguk. "Eh, tapi kita juga harus bahagia, lho. Kita punya suami yang sayang dan anak-anak yang lucu.""Iya, iya. Kita juga beruntung." Vina mengakui. "Tapi kadang aku kangen masa-masa kita masih single dan bebas.""Ha, ha. Kau masih ingat malam terakhir kita sebelum menikah?" Rubby mengingatkan. "Kita b

  • Gairah Cinta Paman Presdir   230

    "Aku pasti bisa!" Seru Andre mencoba menyemangati dirinya sendiri. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum menekan bel rumah Lisa. Dia merasa gugup dan deg-degan, karena hari ini Andre akan menemui orang tua Lisa untuk meminta restu pernikahan mereka. Setelah lamaran yang Andre lakukan beberapa hari yang lalu, Andre memutuskan untuk menemui orang tua Lisa menyampaikan perihal pernikahan yang akan dilangsungkan. Setelah mendapatkan izin, akhirnya Lisa hanya menjalani rawat jalan. Beberapa saat kemudian, pintu rumah terbuka, dan Andre disambut oleh seorang wanita paruh baya yang ramah. Dia adalah ibu Lisa. "Andre, selamat datang. Kami sudah menunggumu," kata ibu Lisa. Wanita paruh baya itu memeluk Andre erat. "Ayo, Nak. Masuk! Ayah Lisa sudah menunggu." wanita tersebut mengajak Andre masuk ke dalam rumah setelah melepaskan pelukannya. "Terima kasih, Bu. Maaf jika saya mengganggu," kata Andre sopan."Tidak mengganggu sama sekali. Ayo, masuk. Suamiku dan Lisa sudah menunggu di ruang

  • Gairah Cinta Paman Presdir   229

    "Paman, apakah Andre dan Lisa akan bahagia? Atau ... Ada di antara satu yang akan menghilang di antara mereka?" tanya Rubby. Saat ini, Rubby dan Elvano sudah kembali ke kediaman setelah merayakan acara lamaran Andre dan Lisa. Rubby, mengelus-ngelus jakung suaminya itu dengan manja. Elvano yang sedang memainkan helaian rambut istrinya itu pun menjawab, "kita do'akan mereka yang terbaik. Semoga, saat Lisa menikah dengan Andre, penyakit Lisa diangkat oleh Tuhan." Rubby mengangguk, dia membenamkan wajahnya di dada Elvano. "Paman, apakah cintamu tetap utuh untukku?" tanya Rubby. Elvano medekap tubuh monster kecilnya semakin erat ke dalam pelukan. "Satu saja aku belum bisa membahagiakannya, bagaimana bisa cintaku dapat terbagi?"Rubby merasakan getaran baik dari tubuh Elvano dan mengabaikan gejolak dalam hatinya. Dia mengangkat wajahnya dan menatap Elvano dengan mata sayu. "Terima kasih, paman. Aku merasa sangat beruntung memiliki paman sepertimu."Elvano tersenyum, menepuk ringan pipi

  • Gairah Cinta Paman Presdir   228

    "Yey! Selamat untuk kalian berdua!"Setelah Andre selesai melamar Lisa, para sahabatnya yang merupakan bagian dari rencana keluar dari persembunyian mereka. Mereka merasa senang dan gembira seperti Andre karena rencana tersebut sukses dilakukan. Sergio, Elvano, Vina, dan Rubby bergabung dengan Andre dan Lisa. "Wah, bro, selamat, ya! Semoga acara ke depannya lancar seperti jalan tol bebas hambatan!" ucap Elvano sambil mengulurkan tangannya ke arah Andre. Andre tersenyum bahagia, dia tidak menyangka jika momen tersebut terlaksana juga. Andre pun menyambut uluran tangan Elvano. "Thanks, ya! Tanpa kalian acara lamaran ini mungkin tidak akan berjalan dengan lancar," ucap Andre. Sergio menepuk-nepuk pundak Andre dengan gembira. "Jadi, kita sudah tidak akan berebutan wanita lagi ya, Ndre. Semoga bahagia!" ucap Sergio dengan semangat. Andre mengalihkan pandangannya ke arah Sergio. "Thanks bro. Aku merasa bersyukur memiliki kalian," jawab Andre. Sergio dan Elvano pun memeluk tubuh Andre.

  • Gairah Cinta Paman Presdir   Bab 227

    Vina, Rubby, Sergio, dan Elvano berjalan menuju taman yang akan mereka dekorasi untuk acara lamaran Andre dan Lisa. Mereka membawa berbagai peralatan seperti balon, lilin, bunga, dan spanduk bertuliskan "Will You Marry Me?"."Ayo, cepat-cepat! Kita harus selesai sebelum Andre dan Lisa datang. Ini adalah hari yang sangat penting bagi mereka," ucap Vina sambil menggenggam erat sejumlah balon warna-warni. Rubby menimpali dengan senyum ceria, "Tentu saja, Vina. Kita akan membuat taman ini menjadi tempat yang tak terlupakan bagi keduanya."Sergio membuka kotak berisi lilin-lilin indah. "Kita perlu menyusunnya dengan rapi. Lilin-lilin ini akan memberikan sentuhan romantis saat malam tiba," kata Sergio seraya meletakkan lilin-lilin di meja yang telah mereka siapkan.Elvano menggantungkan spanduk dengan hati-hati. "Semua harus terlihat sempurna. Andre dan Lisa pasti akan terkejut dan bahagia melihat usaha kita," ujarnya penuh semangat.Saat mereka sibuk merapikan dekorasi, Vina menyelipkan p

  • Gairah Cinta Paman Presdir   Bab 226

    "Andre!" Lisa berteriak saat melihat kekasihnya itu menampar pipi Gina. Andre sudah cukup sabar menghadapi sikap Gina selama ini. Seumur hidup, baru kali ini Andre mendaratkan tangannya kepada wanita. Dada Andre tampak naik turun, sedangkan Gina, tertunduk memegangi pipinya yang terasa perih. Gina tidak menyangka jika dirinya akan mendapatkan tamparan dari Andre. "Gina, selagi aku masih punya kesabaran, tolong tinggalkan ruangan ini," ujar Andre. Gina mengangkat wajahnya, menatap Andre dengan mata berkaca-kaca. "Paman, kau lebih memilih wanita kanker itu daripada aku, hah?! Selama kita berhubungan, kau tidak sekasar ini! Kenapa kau menamparku?!" ujar Gina di sela tangisnya. Lisa, wanita yang terkena kanker otak itu pun mencoba untuk bangun, dia mengusap punggung Andre, pria yang kini sedang dilanda amarah. "Ndre, kuasai dirimu," bisik Lisa lemah. Andre memijat pelipisnya sebelum menjawab, "Gina, hubungan kita sudah berakhir." Andre pun berlutut di hadapan Gina. Hal tersebut me

  • Gairah Cinta Paman Presdir   Bab 225

    Dua bulan kemudian..."Apakah Kamu sekarang merasa lebih baik?" tanya Andre ketika pria itu menemani Lisa di taman belakang rumah sakit. Setelah mengambil keputusan yang berat, akhirnya Lisa diterbangkan ke Jakarta. Setelah menjalani perawatan intensif dan mencari dokter kanker yang bagus, kondisi Lisa pelan-pelan membaik. Walaupun kini kepala wanita itu telah botak akibat kemo. Namun, kecantikannya masih bisa terpancar dari wajahnya yang pucat. Lisa tersenyum lebar, "Terima kasih, Andre. Aku memang merasa lebih baik sekarang."Andre mengambil tempat di samping Lisa dan mengamati wajahnya. Meskipun terlihat lelah, Lisa tetap terlihat cantik dengan alis mata yang rapi dan senyum manis di bibirnya."Apa kabar yang lain?" tanya Lisa sambil menatap Andre.Andre mengedarkan pandangannya ke sekitar taman, "Semua orang baik-baik saja." "Syukurlah jika mereka semua baik-baik saja." "Kamu jangan terlalu lama-lama di luar, ya. Nanti kalau kamu kena angin dan sakit lagi bagaimana?" ucap Andr

DMCA.com Protection Status