Tiara Aulia, gadis cantik berusia 18 tahun. Selain memiliki paras wajah yang cantik Tiara juga memiliki otak yang cerdas dan ilmu bela diri yang tinggi. Di usianya yang masih menginjak 18 tahun, Tiara harus memberanikan diri ke ibukota Jakarta guna mencari pekerjaan dan juga penghasilan yang lebih besar guna menghidupi biaya hidup bunda dan adik-adiknya. Tiara berharap bisa mengejar cita-citanya di kota besar ini. Tiara tidak mendukung kemampuan bela diri yang Milikinya mampu mengantarkan nya menjadi seorang bodyguard terlatih. Apa yang terjadi saat Tiara menjadi seorang bodyguard untuk menjadi pelindung pria tamban. Pewaris perusahaan Marthalani center grup. Rafael Stefen Marthalani pria berusia 27 tahun yang besar di Inggris. Rafael memiliki wajah yang tampan dengan tinggi tubuh 185 cm. Rafael yang berdarah Inggris dan Indonesia menghabiskan masa-masa remajanya di Inggris. Rafael kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi S2 nya di Inggris. Rafael kembali ke Indonesia menuruti keinginan kedua orang tuanya agar ia melanjutkan kan perusahaan yang dipimpin oleh Papanya. Apa yang terjadi bila Rafael diberi seorang pengawal pribadi seorang wanita cantik yang masih sangat muda.
View MoreTara Aulia gadis cantik yang memiliki tinggi badan 170 cm dengan kilit putih dan hidung yang mancung. Paras cantik gadis itu semakin sempurna dengan bibir kecil dan juga tipis.
Gadis cantik itu memberanikan dirinya untuk ke Jakarta. Tiara naik bus dari daerah asalnya menuju ibukota dengan harapan bisa mencapai cita-citanya di kota besar tersebut. Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam akhirnya Tiara sampai di ibu kota. Tiara datang ke ibu kota Jakarta dengan bermodal ijazah SMAnya. Gadis Berusia 18 tahun itu baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Tiara begitu sangat bingung kemana dirinya akan pergi. Tidak ada tempat tujuan yang akan ditujunya.
Tiara turun dari dalam bus yang berhenti di terminal.
Tiara sangat kesal ketika begitu banyak yang menarik-narik tangannya menawarkan jasa mengantarkan ke alamat. Tiara tidak tahu apakah orang itu benar-benar tukang ojek atau tidak karena dari informasi yang didapatnya, begitu banyak penipu yang mengatasnamakan tukang ojek.
"Maaf Pak saya dijemput," ucap Tiara yang berpura-pura sudah ditunggu oleh keluarganya." Tiara berlalu pergi dari pria tersebut.
"Hai dek, sombong kali kau ya," ucap pria yang bertubuh besar itu dengan nada suara yang sangat keras. Pria itu memegang tangan Tiar dengan sangat kuatnya. "Jangan sombong kau ya dek, bisa-bisa aku ambil perawan kau," pria itu menatap calon korbannya dengan tatapan yang sangat mengejek.
"Tolong lepaskan tangan saya pak. Tangan saya sangat sakit," Keluh Tiara
Pria itu tertawa lepas mendengar ucapan calon korbannya. "Jangan harap kau bisa lepas," ucap pria dengan senyum memiringkan bibirnya.
"Pak saya tidak ingin cari masalah," ucap Tiara yang berusaha menahan emosinya. Tas pakaian yang dipegangnya sudah terjauh ke tanah. Tiara mengeratkan giginya ketika pria itu dengan sengaja menendang tas kain berwarna hitam miliknya.
Pria itu tertawa lepas ketika mendengar apa yang dikatakan oleh gadis yang berwajah polos yang saat ini ditatapnya. "Hebat kali lah kau ngomong ya. Salut pula aku lihatnya." Tangan pria itu dengan sengaja meraba perut Tiara.
Tiara mulai kehilangan kesabarannya ketika melihat sikap pria itu. Tiara Memandang ke sekelilingnya saat ini begitu banyak orang yang berkumpul memandangnya namun tidak ada yang berani untuk membantunya. "Baiklah Pak kita selesaikan saja," ucap Tiara yang menantang pria bertubuh besar itu.
Tiara mengayunkan tendangannya ke belakang tepat di wajah pria yang saat ini berada di belakangnya.
"Aduh," ucap pria itu memegang hidung dan mulutnya yang bercucuran darah. Pria itu meringis menahan rasa sakitnya.
"Tadi saya sudah mengatakan tolong lepaskan saya tapi anda sengaja ingin mencari masalah dengan saya," ucap Tiara yang memegang pergelangan tangannya yang terasa sakit bekas dari pegangan tangan pria tersebut.
Pria itu begitu sangat marah dan juga malu ketika dirinya mendapat perlakuan seperti ini dari seorang gadis muda yang saat ini berada di depannya. Pria itu melayangkan tendangannya ke perut gadis tersebut.
Dengan gerak cepat Tiara menangkis tendangan lawannya. Tiara mundur beberapa langkah, dan kemudian berlari dan melompat menerjang dada lawannya.
Pria itu memegang dadanya yang terasa amat sakit ketika tendangan gadis itu tepat menghantam jantungnya hingga darah segar menyembur dari mulutnya. Pria bertubuh tinggi dan tegap itu sudah tidak mampu lagi berdiri hingga terjatuh yang besar terjatuh dan terduduk di tanah.
"Maaf Pak saya tidak ingin cari ribut," ucap Tiara. Tiar melihat pria yang bertubuh tinggi dan besar itu tampak marah saat mendengar ucapannya. Tiara mengambil tas pakaian yang tadi sempat terlepas dari tangannya. Tiara pergi meninggalkan pria yang sudah terduduk lemas di lantai tersebut.
Tiara mempercepat langkah kakinya menuju ke pintu keluar terminal. Tiara tidak menyangka baru saja dirinya sampai di terminal sudah harus mendapatkan permasalahan seperti ini.
"Abang ojek bisa bantu antarkan saya ucap Tiara yang menepuk pundak pria yang duduk di atas motor.
Pria itu menolehkan kepalanya dan memandang ke arah gadis yang saat ini berbicara dengannya. Pria itu mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh gadis itu.
"Abang ojek apa bisa?" tanya Tiara mengulang kembali kalimatnya.
"Mau kemana?" ucap pria tersebut setelah memperhatikan penampilan gadis di depannya mulai dari atas hingga ke bawah.
"Mau ke Jakarta pusat bang," ucap Tiara yang tersenyum.
"Boleh tapi Jakarta pusat itu luas bisa kasih alamat," ucap pria yang memakai helm dan juga jaket kulit berwarna hitam.
Tiara tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Terserah aja Bang berhentinya di mana. Tapi kalau bisa di warung makan aja. Ingat ya bang, warung makannya jangan tempat yang elit karena kebetulan nggak punya duit," ucap Tiara tersenyum malu.
"Untuk bayar ongkos ojek apa ada duit?" pria tersebut.
"Ada Bang untuk bayar ongkos ada," jawab Tiar yakin.
"Ya sudah naik," ucap pria tersebut.
"Terima kasih Bang tapi tas saya yang besar ini taruh di depan ya," ucap Tiara yang menunjukkan tas pakaian yang dibawanya.
"Iya," jawab pria itu yang sedikit menganggukkan kepalanya.
Tiara memberikan tas pakaian yang dibawahnya kepada pria tersebut.
"Ya sudah Kamu pakai helm," dulu ucap pria itu setelah meletakkan tas milik gadis itu di depan. Pria itu menyerahkan helm kepada Tiara.
"Makasih bang," jawab Tiara yang mengambil helm dari tangan pria itu. Tiara memakai helm dan kemudian naik keatas motor
"Di Jakarta ini motor untuk dijadiin ojek keren ya bang," ucap Tiara yang memandang motor merah besar milik pria tersebut.
Pria itu sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Di sini juga tukang ojeknya Kenapa ganteng Bang," ucap Tiar yang menilai bahwa pria yang saat ini membawa motor itu berwajah tampan.
Pria itu seakan tidak mampu menahan ketawanya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh gadis yang duduk di belakangnya. "Bila motornya tidak bagus takutnya nggak ada yang mau naik. Kalau tukang ojeknya cakep sudah pasti banyak yang naik," ucap pria itu tertawa terkekeh.
"Benar sekali bang . Nama abang siapa?" Tanya Tiara.
"Nama saya Firman," jawab pria tersebut.
"Nama saya Tiara bang. Bang Firman, saya baru nyampe disini dan ini juga pertama kali datang ke sini sendiri. keluarga juga nggak ada," ucap Tiara.
"Kamu berani datang ke sini tanpa memiliki keluarga?" ucap Firman yang mengerutkan keningnya
"Iya Bang, Sebenarnya dulu sering datang ke Jakarta hanya saja ikut cerdas cermat dari sekolah. Tapi ya tetap aja nggak tahu daerah sini," ucap Tiara menjelaskan.
"Sekarang Ke Jakarta Ngapain?" tanya Firman.
"Sama seperti yang lain, Bang mengadu nasib,"ucap Tiara yang tersenyum.
Firman menganggukkan kepalanya ketika mendengar ucapan gadis yang duduk di belakangnya. "Semoga saja di sini rezekinya bagus," ucap Firman.
"Amin Bang terima kasih doanya," ucap Tiara yang tersenyum.
***
"Apa dia sudah jalan ke sini?" Faisal memandang Rafael."Iya dad, kita tunggu sebentar." Rafael sedikit tersenyum. Meskipun menu sudah terhindar, namun ia ingin makan siang bersama-sama dengan sahabatnya. Sekalian akan mengenalkan Daddy, dan menceritakan tentang hubungannya dengan sang bodyguard.Tiara memandang ke arah pintu masuk. Jantungnya berdegup cepat saat melihat sosok yang dikenalnya. "Rhoma," panggil Faisal. Rhoma tersenyum dan berjalan ke arah Faisal."Enggak nyangka bisa jumpa di sini. Bagaimana kabar kamu, nak?" Faisal bertanya dengan tersenyum. Rhoma adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya, karena sudah menyelamatkan nyawa istri dan dirinya sendiri. Faisal pernah berniat untuk menjalin kerjasama membuka coffee shop dengan Rhoma, namun pada akhirnya pemuda itu menolak dengan alasan begitu sibuk takut tidak terhandle lagi."Alhamdulillah baik pak Faisal." Rhoma tersenyum. Rafael kenalin ini Rhoma yang dulu pernah menyelamat Daddy dan mommy saat di serang oleh o
Rafael memandang Tiara dengan tersenyum. pagi ini, gadis itu terlihat sangat cantik dan segar dengan memakai stelan blazer berwarna pink muda dan baju kaos putih di dalamnya. Baru melihat senyum manis Tiara saja, hatinya sudah sangat senang dan berbunga-bunga. Degup jantungnya semakin cepat, ketika tatapan matanya bertemu dengan Rafael. Dengan cepat Tiara mengalihkan pandanganya ke arah yang lain. Ia tidak ingin Elizabeth atau Faizal merasa curiga melihat sikapnya."Ayo Tiara, duduk." Elizabeth menarik tangan gadis Cantik tersebut."Iya Bu," jawab Tiara. Sikap baik Elizabeth yang seperti ini, membuat Tiara semakin merasa bersalah. Bahkan sang majikannya itu meletakkan daging bakar ke dalam piringnya. "Bagaimana kuliahnya semala" tanya Rafael. Meskipun obrolan tentang kegiatan perkuliahan dan seperti apa saat di kampus, sudah dibahas, namun tetap saja Rafael bertanya untuk mencari topik obrolan di meja makan. "Baru permulaan pak jadi masih tahap beradaptasi," jawab Tiara dengan sedi
"Saya juga ingin jalan-jalan di Indonesia, jadi anggap saja saat ini sedang jalan-jalan." Yunaindra kembali membujuk kedua gadis tersebut. Ke dua gadis itu pastinya tidak percaya dan canggung dengan orang yang baru di kenal seperti dirinya."Mengapa kalian sepertinya takut denganku, yakinlah aku ini orang baik dan tidak pemakan manusia." Pria berwajah tampan itu terkekeh. Menghadapi anak kecil, diperlukan kesabaran yang ekstra tinggi dan itulah yang saat ini dilakukannya. Dengan sabar meyakini kedua gadis yang masih berdiri dengan sorot mata penuh keraguan. Yunaindra hanya diam dan memandang kedua gadis yang saling berbisik. "Baiklah tapi saya minta saya diantar pulang duluan ya Om," pinta Zia. Berdua saja di dalam mobil dengan lawan jenis yang baru saja di kenal, tentu membuat Zia tidak nyaman. "Tidak masalah." Pria tampan itu tersenyum lega. Tidak masalah siapa yang diantar lebih dulu, yang penting kedua gadis itu mau diantarkan pulang, sehingga ia tidak merasa bersalah terhada
"Maaf Mr, saya ada pekerjaan untuk besok pagi. Jadi saya harus segera pulang untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Apa saya bisa minta tolong untuk mengantarkan teman-teman saya pulang? Namun jika Mr sibuk, tidak apa, saya akan menghubungi taksi." Tiara berkata dengan sedikit berbisik di dekat daun telinga Yunaindra agar perkataannya tidak di dengar oleh kedua temannya."Oh tidak, aku tidak sibuk. Pulanglah, selesaikan perjalanan mu." Pria bermata sedikit sipit itu tersenyum. "Terimakasih Mr." Tiara beranjak dari duduknya. "Tiara mau ke mana?" Tanya Zia."Maaf, aku ada pekerjaan untuk besok pagi. Jadi aku pamit dulu ya. Kalian akan di antar Mr Yuna pulang." Tiara berkata dengan tersenyum. Sebelum kedua temannya berbicara, Tiara sudah pergi lebih dulu. Tiara langsung pergi dan masuk ke dalam mobil. Senyum mengembang di bibir tipisnya saat melihat 40 pesan dari Rafael. [Gimana di kampus?][Ingat ya, jangan pandang-pandang cowok.][Selesai kuliah langsung pulang.][Telpon Abang kalau s
"Tiara ini mobil kamu?" Cila bertanya dengan heboh. Dilihatnya mobil mewah berwarna hitam itu dengan mulut terbuka. Tanpa ada rasa malu, gadis itu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan meminta Zia untuk mengambil gambarnya. Zia hanya patuh mengikuti perintah teman barunya. Ia mengambil gambar Cila dengan berbagai pose. "Cila, ini sudah banyak." Zia mulai lelah. "Satu kali lagi, buat video reels." Pintanya dengan tersenyum.Dengan sangat sabar Zia mengikuti permintaan temannya. "Sudah," ucapnya sambil memberikan ponsel Cila."Tunggu, satu lagi, video tiktok." Cila kembali merayu temannya. Zia menuruti kehendak temannya. Dengan sabar mengambil rekaman video tiktok. Entah sudah berapa kali gadis itu mengambil video tiktok dan menunggu Cila mengupdate dan kemudian mengambil lagi. Yunaindra tersenyum geli melihat Cila yang bertingkah udik. Melihat tingkah gadis-gadis itu, membuatnya hanya tertawa kecil. Namun secara diam-diam Yunaindra ikut serta mengambil video Zia dan Cila. Lumay
Tiara seakan tidak percaya ketika melihat rombongan dosen yang masuk kedalam ruangan dan kemudian duduk di kursi bagian depan yang disediakan khusus untuk dosen yang akan memberikan kata sambutan untuk mereka. "Abang Rhoma," gumamnya" Tiara memandang sosok yang begitu sangat dikenalnya dengan mulut yang sedikit terbuka. Diantara dosen-dosen yang sekarang duduk di depan, pria itu tampak paling muda dan juga paling tampan."Tiara, dosennya ganteng banget ya." Zia mencolok tangan Tiara. "Iya, ganteng banget dan masih muda. Sudah nikah belum ya," jawab teman Tiara bernama Cila. Tiara hanya diam saat mendengar teman-temannya berbicara. Sampai saat ini, ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Meskipun terpesona dengan dosen muda yang menjadi pusat perhatian para mahasiswi, namun tetap saja para mahasiswi itu diam dan fokus mendengarkan arahan dari Dekan fakultas mereka."Dosen-dosen yang duduk di depan ini, merupakan ketua jurusan dan koordinator prodi." Pria berkacamata ter
Setelah sampai di rumah Rafael dan mengantarkan pria itu dengan selamat, Tiara pamit untuk pulang ke kosnya. Ia akan mandi terlebih dahulu dan kemudian langsung ke kampus tempat kuliahnya. Semua ini seperti mimpi untuknya. Jika dulu Tiara hanya bisa bermimpi untuk menjadi seorang mahasiswa, namun hari ini mimpinya menjadi kenyataan. "Apa gak capek?" Rafael memandang kekasihnya. Dengan cepat Tiara menggelengkan kepalanya. "Hari ini belum kuliah, masih perkenalan akademik kampus," jelasnya. Rafael tersenyum dan berniat untuk mengusap kepala gadis tersebut. Namun dengan cepat Tiara mundur beberapa langkah. "Nanti ibu lihat," ucapnya yang menjaga jarak dengan pria tersebut.Rafael yang memahami kondisi hubungan mereka, hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Ini kunci mobil." Rafael memberikan kunci mobil di tangannya.Dengan cepat Tiara menggelengkan kepalanya. "Pakai taksi aja.”"Bawa mobil aja, besok pagi jemput Abang." Rafael sedikit memaksa. Mana mungkin ia bisa tenang jika Tiara p
Tiara berdiri di luar ruangan. Ruangan yang saat ini menjadi tempat Rafael bertemu dengan klien, berjarak sekitar 3 ruangan dari tempat sebelumnya. Tiara dapat melihat dengan jelas. Tiga orang pria berpakaian pelayan masuk ke dalam ruangan sambil membawa makanan. Tidak lama ketiga pria itu keluar dengan wajah kesal. "Setelah ini, aku harus meminta kepada ibu dan pak Faizal, nama-nama orang yang harus diwaspadai." Batin Tiara. Apa yang tadi dicemaskan ternyata benar. Filing nya tidak meleset. Setelah 1 jam berjaga di luar ruangan, Tiara kembali masuk. Dilihatnya Rafael dan yang lainnya sedang makan. "Kenapa lama sekali?" Rafael memandang Tiara. Ketika Tiara keluar dari ruangan, ia tidak tenang namun saat Tiara berada di dalam ruangan, dadanya terasa panas. Apa lagi melihat cara Mr Yuna memandang Tiara. "Iya, kamar mandi antri." Tiara tersenyum dan menyantap makanannya.Rafael hanya membulatkan mulutnya saat mendengar jawaban Tiara. Meskipun merasa tidak nyaman, namun Tiara tetap b
Tiara duduk di kursi penumpang bersama dengan Sari. Sedang Adnan, dan Rafael, duduk di kursi depan. Kedua pria itu tidak berhenti berbicara mengenai pekerjaan. Tiara lebih banyak diam saat berada di dalam mobil. Matanya fokus memandang ke arah depan dan melirik ke kiri, ke kanan serta bagian belakang. Setelah mengambil sensor pelacak mobil yang selalu dipakai Rafael, setidaknya membuat hatinya sedikit lega, namun tetap selalu waspada. Jika alat sensor pelacak GPS itu di letak didalam mobil, itu artinya orang yang melakukan masih orang dekat. Karena terlihat cara kerjanya yang begitu sangat rapi dan bisa masuk ke dalam mobil yang sudah memiliki pengaman canggih seperti mobil Rafael.Adnan menghentikan mobilnya di sebuah restoran yang menjadi tempat mereka bertemu dengan rekan bisnisnya. "Sudah sampai," ucapnya sambil membuka sabuk pengaman. Rafael menganggukkan kepalanya dan memandang ke arah belakang. Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Tiara yang sudah turun dari d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments