Share

Tanganmu pasti bau terasi.

"Siapa yang menelponmu?"

Saat sedang menikmati kemesraan berdua di ruang kafe VVIP sambil sekedar karaoke, Rubby menerima telepon dari Sang Ibu. Melihat ekspresi Rubby yang tiba-tiba sedih, membuat Elvano pun bertanya.

"Um… Ibu yang menelpon, Paman. Ibu memintaku untuk pulang," jawab Rubby sedikit memelas.

Elvano mengusap lembut kepala Rubby. Dia tahu kegundahan hati wanitanya itu. Setiap kali wanitanya menerima telepon dari Emily, Rubby akan bersusah hati.

"Aku temani, ya! Aku juga harus mendapatkan restu dari Ibumu, 'kan?"

Rubby tertunduk. Dia takut mengecewakan ibunya. Sampai detik ini pun, Rubby belum bisa membahagiakan Emily. Meraih kembali Anderson adalah impian dia untuk mengembalikan senyum Ibunya yang telah lama hilang oleh pengkhianatan ayahnya.

"Tapi, Paman, bagaimana jika ibu membenciku?" tanya Rubby.

"Katamu, ibumu membenciku? Apa kau tahu, alasan apa ibumu membenciku? Selama aku hidup, aku tidak pernah membuat kesalahan kepada ibumu."

Ucapan Elvano membuat Rubby b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status