Share

Bab 232 # Selamat Jalan, Bung!

“Nona!”

Pelayan Arren berteriak sambil berderai air mata ketika melihat Arren baik-baik saja. Setelah Leon menemukannya, Arren tidak keluar kamar sama sekali hingga pagi tiba.

“Olin … maafkan aku,” ucap Arren lirih, merasa bersalah pada pelayan pribadinya yang ia tipu.

Pelayan itu menangis, namun sebenarnya tangis itu adalah tangis bahagia. Ia tidak merasa tersinggung ataupun tersakiti hatinya hanya karena ditipu oleh sang nona. Sang pelayan bersyukur bahwa nonanya pulang selamat dan baik-baik saja. “Jangan membuat jantung saya copot, Nona!” isaknya.

“Iya … iya ….” Arren mengusap kepala pelayannya yang tak ubahnya seperti saudari sendiri. Usia mereka hampir sama. Arren pun tidak merasa memiliki jarak dengannya.

“Arren. Kau benar-benar!”

Kali ini, protes datang dari sang nyonya besar. Arren hanya meringis sambil memberi kode kepada Leon agar dapat membantunya menenangkan sang nenek yang sepertinya murka.

Leon melengos sambil mengangkat bahu, tidak ingin ikut campur dalam urusan
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status