Bab 1 "Hei, pria tua! Sampai kapan kau terus menghukumku begini?" Cinta menarik sudut bibir, mengejek dirinya sendiri saat menyadari Zaki sudah mencengkeram pinggang ramping miliknya. Zaki menyeringai kejam di ujung langkah terakhirnya, tepat di ujung sofa ruang keluarga. Kini dia berhasil mengungkung tubuh indah itu dalam kuasanya. "Aku tidak punya waktu meladeni wanita gila sepertimu." Penguasa dunia bisnis dengan pesona paripurna itu melempar kata-kata belati sambil terus meramas pinggang indah yang tiba-tiba menjadi pusat perhatiannya saat dia muncul di pintu ketika pulang kerja. "Tapi jika kau menginginkannya, mari kita lakukan." Bahkan dingin udara malam disertai hujan dan petir menggelegar di luar saat ini, tak mampu meredam panasnya aura yang terpancar dari wajah tanpa ekspresi tersebut. Masalah Zaki cuma satu. Selama ini, pemilik bibir berbentuk hati itu mengaku masih belum bisa move on dari masa lalunya. "Akh! Kau bahkan tidak pernah bersikap lembut padaku." Saa
Bab 2Prangg!Mata Cinta melebar. Sebelah tangannya turun membekap mulut. Sementara tubuhnya bergetar hebat lantaran tidak bisa menahan keterkejutan."Cinta?!" Dan lebih terperanjat lagi saat Zaki menoleh ke arahnya dengan tatapan menguliti."Siapa yang mengizinkanmu menguping obrolanku, hmm?" Zaki berjalan maju. Di usia yang mencapai kematangan sempurna, pria itu terlihat seperti sedang berhadapan dengan keponakannya.Cinta mundur beberapa langkah, tetapi amarahnya mendesak lidah untuk melawan."Menjijikkan!" pekiknya tidak terkendali mengubah paras dingin pria tersebut menjadi berang."Berhenti mengumpat!" ujarnya memberi peringatan. "Sekarang dengarkan aku." Seperti biasa, dia bertitah datar. Namun, wanita itu sudah siap menghadapinya."Mau menjelaskan apa? Aku bisa melakukan semua yang kau inginkan selama ini, tapi kau seenaknya merusak pernikahan dengan hasrat masa lalumu?"Perasaannya benar-benar hancur melihat kenyataan bahwa Zaki menyembunyikan aib di balik rumah tangga mereka
Bab 3Cinta terdiam. Zaki lanjut berkata, "Ketahuilah, Cinta! Apa yang kau lihat tidak seperti yang kau bayangkan!" Tangannya liar menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukan.Napas lelah pria itu membawa tiupan angin nakal menyentuh telinga menyertai aroma mint ke indra penciuman, Cinta berupaya menarik diri."Aku benci kalian!" Namun, raganya cukup letih dan tak sanggup lagi bergeser. Sedang Zaki dengan ringisan lelah mencoba beringsut, menggeserkan diri, lalu bangkit di sela napas tersengal."Apa kau perlu bukti untuk merasakan seberapa perkasa diriku?" desak Zaki lagi seolah menghendaki Cinta percaya kepadanya.Wanita itu mendecak. Tungkainya sudah tidak bisa digerakkan. Juga tubuh indahnya menggigil parah, tetapi mulutnya masih mampu berkonfrontasi meski terdengar seperti meracau dan sangat lirih. Nyaris tidak terdengar."K-kudengar F-farhan memintamu memanggilnya Farah. B-bukankah nama itu mirip dengan ma —""Hentikan pikiran konyolmu!" potong Zaki cepat.Di balik remang, Zaki bis
Bab 4"Setelah itu, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi." Cinta memelas.Kini dia menoleh dengan mengangkat dagu. Menatap kelopak mata tajam yang masih memadangnya lekat.Sejenak, pria itu menyapu keningnya dan berkata, "Well! Itu tidak sulit. Tapi, sebelumnya aku kutawari beberapa pilihan yang wajib kau kerjakan dan semuanya akan menjadi mudah."Cinta mendecak malas. Bagaimana mungkin ada pilihan yang wajib dikerjakan semuanya? Itu sama saja dengan menghukum atau memerintah."Apa itu?""Pertama, Ibumu masih dalam perawatan ICU, tinggal bilang padanya soal perceraian ini, lalu lihat hasilnya."Dua tangan dialihkan ke saku celana yang dikenakan."Kedua, jangan lupa mengembalikan semua asetku yang selama ini melindungi perusahaan mendiang ayahmu. Aku berencana membuat perusahaan itu kembali ke posisi awal seperti waktu ayahmu datang memohon kepadaku."Cinta tertegun. Sungguh pilihan sulit. Memilih salah satu di antaranya saja susah apalagi mengerjakan keduanya.'Bagaimana aku bisa
Bab 5 Satu bogem berhasil mendarat ke wajah Farhan hingga sudut bibirnya berdarah. Lelaki itu meringis. "Kau melukai aset berhargaku, Bro?" Farhan menyapu pelan bagian bibirnya yang terluka. "Jika begini, para wanitaku akan menjauh!" protesnya tidak terima, memicu amukan dari Zaki. Zaki menyeringai, gelegarnya merambat hingga menusuk pori-pori. "Bahkan menjauhnya seribu wanitamu tidak akan sama dengan nyawa istriku, bodoh!" hardiknya bertambah berang. Berulang kali Zaki menyerang. Pemuda itu meringis pasrah saat dirinya ditinju keras oleh tangan amarah tersebut, tanpa ingin membalasnya. "Argh!" Akhirnya Zaki sendiri yang menyudahi perbuatannya lalu memilih pergi dari sana dengan sisa gemuruh di dada yang belum tuntas. "Awas, kalau sampai berbuat onar lagi!" Zaki tidak main-main dengan ancamannya dan Farhan tahu itu. Pria lima tahun di bawahnya itu mulai terbahak getir. "Ya! Aku mengerti sekarang!" pekiknya lantang mengikuti arah punggung Zaki. Dengan kelakar dia kembali
Bab 6"Tunggu! Ini mencurigakan.""Kau menyamakanku dengan asisten pribadimu, menempatkanku di belakang demi memuluskan tujuan? Zaki mengedikkan bahu. "Selama itu membuatku tenang, kenapa tidak?""Jadi kau membawaku malam ini bukan sebagai istri melainkan ingin menghukumku di sana?"Lagi, Zaki melempar ekspresi serupa. Penuh kelakar."Mungkin." Balasan acuh tak acuh itu membuat Cinta mendengkus kasar. Batinnya terus saja berperang.'Sebenarnya apa rencana ini orang?'Pikirannya kacau, antara rasa dongkol ditinggal sendirian dan bayang-bayang tangan kekar Zaki yang menyentuh titik vital tubuhnya seminggu lalu, sangat lihai bermain di kepala membuatnya hampir gila.'Oh! Shit.'Membuncahkan rasa kesal di dada bagai terpaan gelombang pasang dan siap menghantam jiwa yang membatu."Kalau aku menolak masuk ke acara itu, gimana?"Padahal Alfian, asisten Zaki telah memberi bocoran kalau di acara peresmian channel TV terbaru milik mitra bisnis PT. Arsyandi Buana itu bakal dihadiri oleh banya
"Bagaimana jika aku tidak mengizinkanmu?" tekan Cinta pelan demi membuat orang-orang sekitarnya tidak curiga.Kini dia menyadari sesuatu dan mata indahnya seketika membulat penuh, lalu turun menelisik penampilannya sendiri. Pakaian juga riasan yang dia kenakan saat ini benar-benar jauh dari seleranya.Cinta seperti melihat orang lain dalam dirinya sendiri."Kenapa? Apa kau berpikir bakal mendapat hak sebesar itu dariku?" Pertanyaan Zaki memberondong, tetapi tidak langsung dibalas olehnya.Ya, karena Cinta lebih fokus pada busana apa yang dikenakannya sekarang. Sore tadi, Alfian sang asisten datang ke rumah bersama seorang penata rias yang membawa setelan busana. Lalu memintanya berdandan menurut keinginan Zaki.Parahnya, dia baru menyadari kalau penampilan tersebut sangat mirip dengan wanita yang baru dilihatnya tadi, Farahdina. Kini Cinta mulai menangkap celah."Bisa dijelaskan kenapa aku harus berdandan seperti ini?" desaknya dengan tatapan tajam meminta penjelasan.Zaki berdehem, m
Cinta menyeringai saat wanita bernama Farahdina itu berjalan mendekat. Keduanya saling beradu tatap membuat udara di ruangan seketika memanas. "Ya, kau benar! Aku ini wanita berkualitas dan mana mungkin berselera pada barang bekas apalagi suami dari orang rendahan," cibirnya. Jika di pertemuan awal mereka Farah memamerkan keanggunan dan kelembutan hatinya, maka pada detik ini semua kelembutan itu berbalik seratus delapan puluh derajat. Cinta ikut menarik sudut bibirnya. "Maka dari itu, biarkan orang rendahan ini membawa pulang suaminya tanpa harus bertungkus lumus menjemputnya kemari," balasnya tak mau kalah. Farah terbahak elegan di sela pancaran wajah angkuh. "Ah, baiklah. Kurasa sebaiknya kita bicara," ujarnya sambil bertepuk tangan ala pebisnis handal dan itu mencerminkan jati dirinya sebagai pemilik Farah Beauty Salon yang sudah melanglang buana. "Apa yang ingin kau bicarakan, Nona Farah. Katakan saja, aku tidak punya banyak waktu," tukas Cinta tidak sabar. "Kudengar kau