"Selamat makan.." Seru semua orang bersamaan, setelah mereka berdoa sesuai kepercayaan mereka masing-masing.Mereka pun makan dengan lahap, sambil sesekali saling bercanda dan membully satu sama lainya."Hey, Three. Kenapa kau tidak jadi chef saja, masakanmu ini sangat enak. Jika saja kau membuka restoran, pasti restoranmu akan sangat ramai." Tanya One pada Three."Aku sudah bosan menjadi koki, dulu kan aku juga memang pernah menjadi seorang kepala koki di restoran terkenal. Tapi, karena setiap hari kerjaanku hanya memasak dan terus memasak saja, aku jadi bosan. Makanya aku mencari pekerjaan lain dengan keahlian lain yang kupunya, yaitu bertarung." Jawab Three."Wow! Aku baru tau kalau kau dulu pernah menjadi kepala koki di restoran mewah." Sahut Seven."Memangnya aku harus laporan padamu, apa yang dulu pernah ku lakukan?" Ketus Three pada Seven, yang sedang makan dengan cara seorang supir truk itu, yaitu menaikkan satu kakinya ke atas kursi. Namun memang begitulah dia, setiap kali ma
Yup, belajar dari sang ayah.Namun insiden saat itu membuatnya harus meninggalkan profesinya itu, tapi hal itu juga yang membuatnya kembali bertemu dengan Belle.Setelah selesai makan, mereka pun memutuskan untuk bersiap. Memulai acara pertandingan malam ini, tapi sebelum itu.Belle, Bryan, dan Kevin menghampiri Joseph di selnya lebih dulu.Saat mereka sampai disana, Belle pun tersenyum dengan sangat mengerikan, melihat kondisi Joseph yang sudah terlihat mengenaskan itu.Bryan yang juga melihat kondisi Joseph pun hampir muntah, karena melihat begitu banyaknya belatung yang merangkak keluar dari tubuh Joseph.Tepatnya dari benjolan-benjolan yang ada di tubuh Joseph, yang sudah setelah semakin besar hingga akhirnya meletus, mengeluarkan nanah, dan belatung seperti itu."Astaga! Virus macam itu sayang..? Sungguh menjijikkan, hiii...." Tanya Bryan bergidik ngeri, seluruh tangan dan kakinya terasa geli-geli gatal melihat kondisi Joseph yang seperti itu."Nona Belle.. tolong aku, aku akan m
"Baik, sekarang aku memiliki tujuan tambahan. Alasan yang akan memperkuat rencana pembalasan dendamku, pada pria brengsek itu!!" Geram Belle seraya menggebrak meja di hadapanya dengan sangat keras, hingga Kevin dan Bryan yang juga berada di sana sangat kaget di buatnya."Astaga!! Apa salah meja ini, adik? Kenapa kau memukulnya? Seharusnya kau menyimpan pukulanmu itu untuk kau berikan pada pria bernama Gabriel itu." Gurau Kevin sambil mengelus-elus dadanya yang masih sesak karena kaget."Aku hanya tidak menyangka saja kak, orang yang dulu pernah sangat kupercayai, orang yang ku anggap sebagai penyelamatku, ternyata tidak lebih dari seorang bajingan bermuka dua!!" Gigi Belle bergemeretak menahan amarahnya yang terasa sudah mau meledak."Tahan emosimu sayang, lebih baik kita fikirkan cara untuk membalasnya, sekaligus menyelematkan kakak iparku." Ujar Bryan yang ikut berusaha menenangkan istrinya yang sedang marah."Benar, lihatlah kepalamu itu, terasa sudah ada tanduk di sana plus asap y
Mereka bertiga pun melenggang menuju arena pertandingan, dimana semua pesertanya sudah bersiap disana. Mereka sedang menunggu kedatangan sang algojo, alias si penyelenggaranya yang tidak lain adalah Belle."One? Apa semuanya sudah siap?" Tanya Belle pada One yang tengah melakukan pemanasan."Ya nona Belle, tapi ada satu hal yang ingin ku bicarakan padamu." Jawab One."Owh, apa itu?" Tanya Belle singkat."Aku sudah membicarakan ini dengan bos Bryan, dan dia sudah setuju, tapi kurasa aku juga butuh persetujuan dari anda. Aku akan membiarkan dua di antara kelinci itu untuk hidup, dan membawa mereka masuk tim elite kami."Jelas One dengan mantap."Hah? Kau yakin? Bukankah hal semacam itu hanya akan menjadi duri dalam daging di kemudian hari?" Tanya Belle meyakinkan."Tidak nona, kami sudah mengamati mereka diam-diam. Dan karena itu juga, kami hanya memeilih 2 orang, karena hanya mereka yang kami rasa masih pantas hidup dan menjadi bagian dari kami." Balas One dengan percaya dirinya."Baikl
Pertarungan demi pertarungan pun akhirnya selesai, dan 2 orang kelinci yang mendapat kesempatan untuk hidup plus menjadi bagian dari tim elite juga sudah di tentukan. Kini mereka semua sudah berkumpul di satu ruangan, termasuk 2 kelinci beruntung, yang sekaligus anggota baru tik elite. Mereka tengah menunggu Belle untuk bicara, tentang misi mereka selanjutnya."Baik, semuanya. Sekarang aku akan menjelaskan misi kita berikutnya, tapi aku perlu ingatkan pada kalian, misi kali ini akan sangat-sangat berbahaya, bahkan aku sendiri tidak yakin bisa menuntaskanya. Jadi aku memberi pilihan pada kalian, jika kalian keberatan dan ingin mundur, lebih baik katakan sekarang juga sebelum terlambat, karena lawan kita kali ini bukan kaleng-kaleng. Terutama untuk kalian berdua, E dan F. Atau aku akan menyubut kalian dengan Nine dan Ten saja, kalian akan melawan mantan bos besar kalian. Jadi sebelum kalian menyesal, jika ingin pergi maka pergilah." Jelas Belle panjang kali lebat kalo tinggi di tambah l
Kegiatan panas mereka tidak berakhir sampai di situ saja, mereka masih terus mengulanginya sampai benar-benar kehabisan tenaga dan tertidur dengan pulasnya sambil berpelukan.Para elite pun sudah menyelesaikan tugas mereka, dan kembali ke kamar mereka untuk beristirahat dan bersiap pulang besok pagi, mereka sangat senang mendapatkan libur setelah semua kegilaan yang terjadi beberapa hari ini karena ulah bos mereka dan istrinya itu.Joseph pun saat ini sudah sampai di tempat helikopter pribadi sudah di siapkan untuknya kembali ke pulau kembar, dia pun harus dan mau tidak mau mengemudikan sendiri helikopter itu, karena memang tidak setiap orang di izinkan datang ke pulau kembar, bahkan untuk mengetahui letak persisnya pun hanya segelintir orang yang tahu.Karena setiap pekerja disana, terutama para peneliti atau ilmuwan itu akan dibawa kesana dengan mata mereka yang tertutup. Jadi mereka tak akan tahu letak persis pulau kembar berada, itu semua demi keamanan dan kelancaran rencana besar
Bryan memang sudah menentukan markas yang cocok, sesuai yang Belle inginkan. Yaitu masih di negara asal mereka, dan jauh dari pemukiman tapi masih bisa berkomunikasi dengan dunia luar, tak seperti markas di hutan ini yang tidak bisa berhubungan dengan dunia luar, karena tak ada sinyal pastinya di tempat semacam ini.Mereka semua pun pergi ke kendaraan masing-masing, para elite dibagi menjadi 2 tim. Satu tim pulang menggunakan mobil dari tim Joseph yang di tinggal dan satu lagi dengan mobil dari tim Hyuga yang di tinggal. Karena kedua tim itu memang membawa 2 mobil, dan itu adalah mobil yang biasa digunakan untuk mengangkut tentara, jadi muat untuk mereka naiki meskipun hanya 2 unit per tim."My home, I'm back." Batin Belle."Siap?" Tanya Bryan sebelum mulai lepas landas heli kopter mereka."Siap." Jawab Belle dan Kevin serempak.Deru helikopter pun mulai terdengar saat Brya melepas landaskan helinya, Belle menatap ke bawah kearah markasnya yang menjadi tempat tinggalnya beberapa hari
Keluarga Bryan dan semua anggota tim Belle pun tiba hampir bersamaan di mansion Bryan, Belle dan Bryan pun menunggu mereka semua di teras. Setelah mereka memarkirkan mobil mereka masing-masing, mereka pun turun dan berjalan menghampiri si pemilik mansion."How are you Belle? I miss you so much." Sapa Jessy sambil berlari kecil memeluk Belle yang memang sedang menunggu mereka."I'm fine, Jessy." Jawab Belle sambil tersenyum."Menantu mama.. gimana kabar kamu cantik? Pasti si gunung es itu ya, yang menyuruhmu mematikan telfonya jadi mama nggak bisa hubungin kalian?" Dia pun berhambur memeluk Belle sambil melirik sinis pada Bryan."Astaga ma.. sebenarnya yang anak kandungmu itu aku atau Belle?" Canda Bryan mendengar ucapan mamanya."Dasar gunung es, apa kau sudah berhasil membuatkan mamamu ini seorang cucu, hem?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya."Ehm... Maybe yes, maybe no." Jawab Bryan yang membuat mamanya kesal."Maksutmu itu bagaimana? Kalau bicara dengan mamamu ini gunakan ba