Share

Gadis Lugu Tawanan sang Mafia
Gadis Lugu Tawanan sang Mafia
Author: Gabrilia Viola

1. Tembakan

last update Huling Na-update: 2024-03-27 20:49:55

Langkah demi langkah telah ditempuh hingga hampir berada di tengah-tengah hutan. Embun-embun pagi menutupi pepohonan, udara terasa sangat dingin sehingga membuat gadis berambut merah jahe itu mengigil. Gadis cantik itu bernama Lily Harperwood.

“Ibu. Ini dingin sekali.”

“Bertahanlah sebentar. Kita akan mati jika berhenti di sini,” balas Rosby Harperwood, Ibu tiri gadis itu. Sekarang wanita itu berwajah sangat muram.

Lily menghela nafas berat, dia merasakan semakin lama kakinya semakin sakit karena terus dipaksakan melangkah. Gadis itu bahkan tak menemukan apa pun yang ibu tirinya takuti. Dia tak bisa memahami wanita tua itu.

Dia pun mulai memikirkan sesuatu yang mungkin akan menambah pendapatannya.

“Bu, apakah kau masih menyimpan uangku?”

“Masih. Memangnya kenapa?” tanya Rosby dengan membentak. Gadis itu terlalu banyak bertanya sepanjang perjalanan.

“Aku akan ambil uangku lima juta untuk menanam cabai di kebun. Aku dengar-dengar banyak yang mengatakan jika beberapa bulan lagi harga cabai akan naik, jadi sebelum itu aku ingin menanamnya dalam waktu dekat ini.”

Langkah Rosby berhenti, Dia menatap sinis pada gadis itu. Lily pun terdiam, dia tak merasa mengatakan hal yang salah sedikit pun, jadi dia menatap heran Rosby.

“Bahkan di masa sulit pun, kau masih memikirkan uang, Lily?!”

Lily kaget atas reaksinya itu, selama ini dia tak pernah mendengar dia membentaknya seperti itu.

“Maaf, tapi waktu itu ibu bilang jika uangku masih aman bersamamu. Tapi saat aku meminta tentang uangku kembali, kenapa kau selalu memberi banyak alasan?”

Alis Rosby semakin berkerut. Dia melipat kedua tangannya.

“Jadi sekarang Lily anak baik yang aku besaran ini berani membantah? Dan kau mulai perhitungan pada ibu?”

Lily semakin bingung dengan sifatnya yang tiba-tiba berubah drastis itu. Dia tak selembut yang biasanya. Kali ini Lily merasa kesal.

“Perhitungan apanya, Bu? Bahkan aku gak pernah memakai uang dari kerja keras sendiri. Setiap aku mendapatkan uang, aku selalu langsung memberikannya padamu, ibu!”

Karena kesal, nafasnya menjadi lebih cepat. Itu adalah baru pertama kalinya Lily membentak Rosby.

“Itu namanya perhitungan! Dasar anak durhaka!”

“Uangmu yang sedikit itu tak sebanding dengan semua makanan dan pakaian yang beli dari kecil hingga sekarang, Lily! Ingat itu!”

Lily merasa aneh dengan ucapannya. Dia masih ingat bagaimana cara wanita tua itu meminta baju-baju bekas dari tetangga sebelah untuknya.

“Bukankah semua bajuku itu baju bekas? Kapan kau membeli baju baru untukku?”

Ucapan gadis itu membuat wajahnya memerah. Tatapan Rosby teralihkan saat melihat pria bertopeng dengan benda tajam di tangannya. Wanita tua itu sangat ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar.

Dia menggenggam tangan Lily yang juga sangat ketakutan. Tubuh gadis itu terasa membeku saking takutnya.

“Tolong jangan bunuh aku. Bunuh saja anakku ini.”

Tiba-tiba dia mendorong Lily pada pria bertopeng itu. Membuat gadis itu seperti menyembahnya. Lily semakin memejamkan matanya, dia tak bergerak sedikit pun.

Dor!

Peluru itu melesat tepat pada kepala Rosby saat dia berusaha melarikan diri. Darahnya berceceran ke mana-mana serta otaknya keluar dari tempatnya.

Lily seketika lupa dengan rasa takutnya. Dia menoleh menatap kematian sadis ibunya itu. Mata gadis itu membelalak, otot-ototnya seakan mengejang. Gadis itu seperti akan gila.

Kepalanya terasa pusing, tubuhnya perlahan melemas membuat gadis itu semakin tak sadar. Dan pada akhirnya dia terselesaikan di tanah

Dari arah belakang, muncul beberapa pria bertopeng. Mereka mengangkat tubuh Lily yang sudah tak berdaya.

Jasad Rosby juga mereka angkat dengan tak tersisa. Bahkan semua tanah yang terkena darah itu juga mereka angkat sampai tak tersisa.

Lily di masukkan ke dalam mobil yang berbeda dengan mobil untuk mengangkut jasad ibunya. Seorang pria mengikat tangannya ke belakang dan menutup mulutnya dengan perban.

“Huh ... akhirnya dia mati juga, ya, Don?”

Pria yang menyetir mobil itu tersenyum. Dia puas dengan semua usahanya beberapa hari ini. Sebentar lagi dia akan menerima banyak uang dari bos yang sesungguhnya.

Lily digotong ke sebuah ruangan. Tubuh gadis itu di letakkan di atas ranjang kecil.

Ruangan itu minim pencahayaan dan juga terlihat lusuh walau telah dibersihkan. Ya, itu juga bisa disebut dengan penjara.

“Bos. Misi telah selesai!”

Seorang pria dengan jas hitam duduk di singgasananya dengan kaki kanan di atas kaki kiri. Dia juga memegang bir di tangan kiri. Sudut bibir pria itu terangkat.

Dia meletakkan birnya di meja dan menurunkan kaki kanannya.

“Wanita sialan itu sudah mati?”

Pria dengan kulit sawo matang mengangkat wajahnya dengan bangga. Senyumnya mengembang begitu saja.

“Aku yang membunuhnya.”

Kedua teman seketika menoleh pada pria itu dengan mata membelalak. Mereka kaget mengapa pria bodoh itu sangat nekat.

Pria di singgasana itu terus menatapnya. Para pesuruhnya itu mulai merinding. Namun, pria yang membanggakan diri itu tetap tersenyum bangga.

Kendrick Bahesmana, seorang pria yang menjabat sebagai ketua gangster itu mulai tersenyum. Lebih tepatnya dia sedang menahan tawa.

“Bocah.”

“Kau pikir kau bisa membohongiku?”

Pria yang sebelumnya membanggakan diri itu sekarang menundukkan kepala. Tangannya mulai bergetar. Dia menelan saliva dengan dada yang sesak.

Nasibnya mungkin akan sama dengan temannya yang dicambuk seratus kali.

“Anak baru, ini sebagai peringatan bagimu jika berbohong itu adalah sebuah dosa besar bagiku.”

“Hari ini adalah hari kemenanganku. Kau akan kuberi keringanan.”

Mata birunya terus menatap tajam. Pria kejam itu mengembangkan senyumnya kembali.

“Bawa dia. Cambuk dia dua puluh kali dan penjarakan sepuluh hari.”

Kedua orang di belakang Kendrick langsung beranjak. Mengikat kedua tangan pria pembohong itu ke belakang. Mereka membawanya ke tempat penyiksaan.

“Tuan! Tolong maafkan aku. Aku telah bersalah,” mohon pria itu.

Kendrick meneguk birnya kembali. Terlihat dirinya yang mulai tak sadar.

“Aku sudah memaafkanmu, bocah. Sekarang cepat bawa dia!”

Penjaga itu membawanya paksa tanpa mau mendengarkan semua eluhan dan rintihannya lagi. Pria itu terus menyerang ingin di lepaskan.

Mata elang Kendrick yang tajam terus menatapnya. Kedua sudut bibirnya terangkat. Dia terpesona dengan erangan pria berkulit sawo matang itu.

Dia mengangkat gelasnya pada seorang wanita cantik bergaun merah. Dengan senang hati, wanita itu menuangkan bir ke gelasnya.

Saat melihat gelasnya terisi, Kendrick tersenyum lebar pada wanita itu. Pria itu meneguknya dengan sekali tegukan. Kemudian dia meminta lagi.

Dia tak akan peduli mesti sudah sangat mabuk. Semenjak ibunya tiada, Kendrick merasa dunianya ikut hancur. Wanita yang selalu mengingatkan pada kesehatannya telah tiada, jadi sekarang meskipun dia mati pun orang-orang tak akan peduli.

Matanya membuka saat mengingat sesuatu.

“Gadis itu.”

Tubuh yang melemah. Nafas yang memberat disertai dengan ketakutan yang melumpuhkan akal sehat. Gadis bernama Lily Harperwood itu terus menatap ke atap dengan pandangan kosong.

Ingatan tentang pembunuhan ibunya itu terus terngiang-ngiang. Dadanya terasa sesak. Traumanya membuat tubuhnya seakan membeku.

Air matanya terus mengalir. Gadis bahkan itu tak menggerakkan tubuhnya sedikit pun setelah siuman.

Matanya membelalak. Dia mendengar seseorang sedang membuka kunci ruangannya. Gadis itu memejamkan matanya kembali. Jantungnya berdebar sangat kencang.

“Benar gadis itu?”

“Iya, Tuan,” balas wanita cantik bergaun biru.

Wanita itu menatap wajah Lily yang tergeletak dengan penuh kagum. Matanya tak bisa berkedip.

“Dia sangat cantik, Tuan.”

Kendrick seketika menoleh dengan tatapan tajam.

“Jangan tertipu. Dia itu anak penghianat.”

Wanita itu langsung menunduk.

“Maaf, Tuan.”

Kendrick menghela nafas. “Keluar dari sini dan tutup pintunya.”

Kulit putih yang cerah, serta rambutnya yang berwarna oranye kemerahan. Wajahnya begitu cantik. Gadis itu seperti bidadari yang jatuh dari kayangan.

Kendrick sebenarnya kagum dengan kecantikan gadis itu. Tapi dia terus mengingat jika dia adalah anak Rosby, si penghianat yang membuat dunianya hancur.

Alisnya mengerut menatap gadis di ranjang itu. Dia bingung mengapa gadis itu tak mirip sedikit pun dari Rosby. Gadis itu terlalu cantik untuk menjadi anak dari penghianat naif itu.

Kendrick duduk di sebelah gadis itu dengan tatapan yang terus menatap tajam. Telapak mata gadis itu tiba-tiba bergerak. Tangannya juga mulai bergetar.

Sudut bibir pria itu terangkat. Dia menyadarinya.

“Bangun.”

“Aku tahu kau hanya berpura-pura.”

Lily tak menanggapinya. Dia hanya menahan tangannya yang semakin bergetar.

“Kuhitung sampai tiga.”

Mata gadis itu langsung terbuka. Wajahnya memerah karena ketakutan.

Mata mereka berdua saling menatap. Mata elang Kendrick yang menatap tajam dan mata besar Lily yang menatap sendu.

Kendrick mengembangkan senyumnya dengan lembut. Mau bagaimana pun juga, dia sangat menyukai raut gadis polos yang sedang ketakutan.

“Gadis naif. Kau mencoba menipuku dengan wajah polosmu itu, ya?”

Tatapan Lily berubah menjadi tatapan heran padanya. Dia tak paham maksud pria itu.

“Aku menipu apa? Dari tadi aku hanya diam saja?”

Mata Kendrick tak henti-hentinya menatap mata gadis itu. Itu membuat Lily terus menundukan tatapannya. Lily benar-benar mengakui ketampanan pria itu. Tapi dia tetap harus mengingat jika dia adalah pembunuh ibunya.

“Cantik sekali. Kira-kira apa yang bisa aku lakukan padamu?”

Mata Lily langsung membelalak, perlahan dia mulai mundur. Tentu saja Kendrick mengerti mengapa gadis itu melakukannya. Dia melihat mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Wajahnya juga semakin memerah.

Gadis itu berhenti dengan memeluk kedua lututnya, tatapan tetap menunduk. Kendrick tak pernah mengalihkan matanya dari gadis itu, tanpa ragu Kendrick perlahan Kendrick mendekatinya.

Tubuh gadis malang itu semakin bergetar saat Kendrick berada di sampingnya. Tangan kanan pria itu menyentuh pundak Lily.

Kaugnay na kabanata

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   2. Alasan Kendrick

    “Tuan! Tolong jangan lakukan itu. Aku tidak punya salah apa pun,” mohon gadis itu tanpa menolehnya. Tuan Kendrick tersenyum tipis. “Akan melakukan apa, hm?” “Tangannya,” ucap gadis itu dengan air mata yang menetes. Kali ini dia menatapnya. Sudut bibir Kendrick terangkat tipis. “Oh, maaf,” ucapnya melepaskan pundak gadis itu. Kendrick menghela nafas. Tiba-tiba dia teringat dengan masa-masa indah bersama wanita yang paling dicintainya, Marry Jasmine Bahesmana. Dia adalah ibu pria itu sekaligus dunianya. “Siapa namamu?” “Li-Lily,” jawab gadis itu malu-malu. Kendrick menatap padanya. Sehingga kedua mata saling bertemu. “Nama yang cantik,” puji Kendrick dengan lembut. Dia mengalihkan pandangannya lagi ke depan. Senyumnya mengembang. Lagi-lagi, dia mengingat momentum indah itu. “Lily. Bagaimana perasaanmu ketika ibumu dibunuh secara sadis di depan matamu?” Air mata gadis itu mulai menetes. Dia gemetar saat mengingat kejadian sadis itu. Dengusannya mulai terdengar, tangisan sekara

    Huling Na-update : 2024-03-27
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   3. DiBawa Paksa Ke Rumah Utama

    Perlahan mata Lily terbuka. Entah mengapa tatapannya buram, gadis itu menggosok matanya. Dia kemudian membukanya perlahan.Gadis itu menatap ke seluruh penjuru kamar, dia sangat bingung. Lily tak mengingat apa pun yang terjadi. Dia tak mengerti mengapa dia bisa berada di kamar ini.Kamar yang mewah nan megah. Lily tak pernah melihat kamar sebesar ini kecuali di televisi. Desain kamar itu sangat modern dengan bernuansa alam, putih dan coklat kayu.Lily menyentuh kepalanya. Rasanya kepala seperti berdenyut-denyut. Sekujur tubuhnya juga terasa sakit semua.“Apa yang telah terjadi?”Derap kaki seseorang mulai terdengar. Lily kembali ketakutan, dengan cepat dia menutup tubuhnya dengan selimut. Semakin lama suara itu semakin mendekat.Sorot matanya terus menatap ke arah pintu. Sekarang tubuh gadis itu bergetar. Namun, dia juga seperti tak bisa menggerakkan tubuhnya.Benar saja, yang datang adalah Tuan Kendrick. Dia memegang jas hitamnya di lengan kiri. Dasinya tampak berantakan, deng

    Huling Na-update : 2024-03-27
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   4. Sebuah Ancaman

    “Sudah siap!”Aroma masakannya tercium sangat kuat. Lily sampai menelan ludah, saat Kendrick membawa makanannya di depan Lily. Tumis daging iris bumbu kecap dengan beberapa sayuran kukus membuatnya tak sabar ingin makan.Gadis itu tersenyum menatap makanannya, dia lalu menatap Kendrick dengan sangat senang. Kendrick memberikan sepiring nasi pada gadis itu. “Terima kasih, Tuan.”Kendrick menatapnya lembut dengan sedikit senyuman. Dia suka melihat gadis itu tersenyum. Rasanya tak sampai hati jika dia menyakiti gadis polos yang tak tahu apa pun itu.Gadis itu makan sangat lahap. Tampaknya dia sangat menyukai sayuran hijau.“Bagaimana?”“Ini makanan terenak yang pernah ada!” ucap Lily dengan mulut terisi.Kendrick hanya tersenyum. Dia mencicipi makanannya sendiri. Rasanya memang enak, tapi tidak terlalu spesial bagi dia.“Lebih enak dari pada masakan Rosby?”Gadis itu langsung terdiam dengan wajah muram. Dia langsung teringat kejadian memilukan itu.“Dia tak bisa memasak.”“A

    Huling Na-update : 2024-03-29
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   5. Peta yang Aneh

    Melangkah dengan terus memerhatikan peta. Kendrick masih sangat bingung dengan peta itu. Entahlah, dia benar-benar tidak tahu di mana tempat itu berada meskipun dia sering berkeliling ke semua tempat di negaranya dan dia juga telah mengunjungi semua negara.Dia masuk ke kamar Lily. Gadis itu sedikit terkejut atas kedatangan Kendrick. Pria itu menuju ranjang, duduk di samping Lily.Perhatian Kendrick terus tertuju pada peta itu. Wajahnya tampak resah serta muram. Itu membuat Lily penasaran dengan apa yang Tuan Kendrick lihat.Dia mendekat dengan perlahan. Gadis itu berusaha mencuri pandang pada petanya.“Apa itu?” gumam Lily penasaran karena pandangannya tak jelas.Kendrick tiba-tiba menoleh padanya. Secepat kilat gadis itu mengalihkan pandangan. Saat itu jantung Lily berdebar-debar.“Kau Penasaran?”Lily hanya menggeleng. Dia tak berani menatap Kendrick.“Mendekatlah. Aku ingin tanya sesuatu.”Barulah Lily berani menatap. Tatapan mata gadis itu terlihat polos dan lugu, apalag

    Huling Na-update : 2024-03-29
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   6. Teringat Masa Lalu

    Duduk bersama di depan dapur, Lily dan Liza tak sabar menantikan gurami bumbu asam manis buatan Bibi Sartika.Di samping itu, Liza menoleh pada Lily dengan tangan kanannya yang menopang kepala. Dia menatapnya dengan pikiran yang bertanya-tanya. “Hei.”“Padahal kamu suka makan, kok gak gendut-gendut, sih?” tanya Liza yang sebenarnya iri. Berat badan gadis itu memang mudah naik.“Udah gen DNA. Kenapa? Kau Iri?” balas Lily dengan raut menyebalkannya. Tapi dia juga bermaksud bercanda.“Idih!” cela Liza memutarkan matanya ke samping. Dia mengalihkan pandangan, menurunkan tangan kanannya dan kembali menopang kepala dengan tangan kiri.“Aku hanya becanda, Liza,” bujuk Lily tertawa ringan padanya. Liza tak memedulikannya, tapi sebenarnya dia tersenyum.Gurami itu pun sudah siap. Bibi Sartika membawakannya ke atas meja. Kedua gadis itu langsung berebutan mengambil dagingnya, mereka memang sama-sama suka ikan tawar. Sampai akhirnya bagian itu dagingnya habis, Bibi Sartika pun membalik g

    Huling Na-update : 2024-04-06
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   7. Bertemu Mantan Kendrick

    “Tuan, kau menungguku?” Saat itu Kendrick membakar rokoknya, tatapannya tajam pada Lily. Pria itu tak menjawab pertanyaannya, tiba-tiba dia beranjak. Pria itu masuk ke dalam mobil. Lily menghela nafas berat. Dia melangkah memasuki mobil, mengambil posisi duduk di samping Kendrick. “Kita akan ke mana?” Pria itu tak menjawab, dia tetap fokus pada setirnya. Lily lelah dengannya, gadis itu pun mengalihkan pandangannya ke luar jendela. “Kau marah karena aku tak menjawabmu?” Lily itu tak memedulikannya. Dia hanya menoleh sebentar, lalu mengabaikannya lagi. Pria itu melirik padanya. Dia tersenyum. Sebuah kafe out door yang berdampingan dengan laut lepas. Saat itu udaranya sejuk dan anginnya bertiup tak terlalu kencang. Kendrick sering berkunjung ke kafe ini karena menyukai pemandangannya. Duduk bersama sambil menikmati pemandangan laut, Kendrick melirik pada gadis yang masih marah itu. Wajahnya tetap murung, dia bahkan tak mau menoleh sedikit pun pada Kendrick. Padahal tadi Kendrick

    Huling Na-update : 2024-04-06
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   8. Pemakaman Marry

    Alarm berdering tepat di pukul 5 pagi. Mata Lily membuka perlahan, dia bangun dengan meregangkan otot-ototnya. Setelah mematikan alarm, gadis itu menggaruk-garuk kepala, saat itu dia masih setengah sadar. Matanya dalam kondisi terpejam. Lily membuka mata, dia pun dikejutkan oleh dua potong roti dan juga segelas susu di samping alarm itu. Itu adalah sandwich isi sayur selada, tomat, bawang bombai dan irisan daging sapi. Gadis itu mengambil satu potong roti dan susu itu. Dia tersenyum dengan perasaan heran. “Siapa yang meletakkannya di sini?” Lily melahap potongan roti itu hingga habis. Dia merasa seperti putri raja jika dilayani seperti itu. Gadis itu menginginkannya setiap hari. Setelah puas menghabiskan sandwich itu, dia meneguk susu hangatnya hingga habis. Dia menghela nafas lega. Tanpa sengaja dia juga bersendawa. “Ah. Aku makan lebih baik di sini daripada rumah sendiri.” Beranjak dari ranjangnya. Dia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. “Andai saja dari dulu seperti

    Huling Na-update : 2024-04-09
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   9. Bertemu Amber Kembali

    “Hai.”Perhatian Lily dan Kendrick tertuju padanya wanita itu adalah Amber Waverly. Tampilannya cukup berbeda, dia tampak anggun dengan full make up dan juga gaun panjang berwarna merahnya.Tatapannya Kendrick bergerak dari ujung kaki sampai ujung rambut. Wanita itu sekarang memakai sandal hak tinggi yang juga berwarna merah. Padahal biasanya dia tak pernah berani memakainya.“Kenapa tampilanmu tiba-tiba berbeda?”Pertanyaan Kendrick itu membuat wajahnya tampak sedikit tak nyaman.“Eh ... aku tadi baru datang dari acara fashion show.”Wanita itu tersenyum setelahnya.“Kemari.”“Duduklah di dekat Lily.”Amber mengangguk pelan. Dia pun melangkah, duduk di dekat Lily. Amber tersenyum lembut pada gadis itu. Dengan senang hati, Lily juga tersenyum padanya.Saat Lily fokus pada bukunya kembali. Amber tetap menatap gadis itu. Wajah gadis itu memang sangat putih dan mulus, tak pernah Amber melihat kulit yang lebih indah daripada kulit Lily.“Sepertinya bisnismu sekarang semakin ber

    Huling Na-update : 2024-04-10

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   62. Apa Yang Terjadi?

    Lily menoleh pada jam dinding, tak terasa sudah pukul 17.54. Gadis itu menunggu selama berjam-jam hingga senja telah larut. Wajahnya menunduk dengan penuh rasa khawatir. Ibu Alexandria tidak datang-datang, sedangkan Kendrick masih belum pulang. Lily sangat bingung dengan apa yang terjadi.Bahkan dia telah menelepon Kendrick berulang kali, namun tak diangkat. Itu membuatnya semakin khawatir dan gelisah dengan keadaan pria itu. Lily takut dia adalah masalah di jalan atau yang lebih parahnya lagi kecelakaan.“Sebenarnya ini ada apaan, sih? Kok aneh banget?”“Apa jangan-jangan Ibu Alexandria menipuku, ya? Kenapa coba dia dia gak datang, padahal dia sudah berjanji dengan Kendrick.”Lily menghirup nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Itu membuat dirinya menjadi lebih tenang. Dia masih tak bisa percaya ibu Alexandria melakukan hal ini padanya, tanpa memberikan alasan yang jelas mengapa dia tak datang.“Sepertinya aku tidak boleh mempercayai siapa pun.”Gadis itu beranjak dari

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   61. Akhirnya Alvin memberikannya

    “Eh ... sebenarnya memang benar jika Danielle adalah temanku, tapi itu dulu sekarang tidak. Itu karena terjadi sebuah pertengkaran antara aku dengannya, sehingga aku menghapus nomornya begitu saja. Maaf, saat itu aku terbawa emosi.”Lizy bahkan tak memejamkan matanya menatap mata laki-laki itu. Tatapan tajam gadis itu membuat Alvin takut untuk menoleh padanya. Lizy bisa melihat kebohongan pria itu dengan melalui ketidak tenangan rautnya.“Jangan berbohong! Apakah kau tidak lihat kau sedang berhadapan dengan siapa?” “Aku bisa membaca bahasa tubuh maupun pikiranmu dengan sekali lihat. Jangan pernah lupa jika aku kuliah jurusan psikologis.”Alvin mengangkat wajahnya, dia menatap sinis pada gadis itu. Dia akui apa pun yang Lizy katakan memang benar, tebakannya tak pernah luput. Oleh karena itu Lizy selalu dianggap ancaman.“Terserah kau saja, meski kau menganggapku munafik pun aku tak peduli,” bantah Alvin tak terima.Pria itu membuka ponselnya. Dia menekan bagian kontak dan mulai

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   60. Mencurigai Kebohongan

    Di dalam kamar Kendrick yang telah tertutup rapat, suara ponsel terus berdering di atas meja kerjanya. Tak seorang pun yang bisa mendengar karena luasnya kamar tersebut. Ponsel itu tertinggal karena Kendrick terburu-buru pergi demi menghindari pertanyaan Lily.Saat ini pria itu sedang duduk di sebuah kafe out door. Pandangannya begitu kosong, menatap polos pada keramaian orang-orang di jalan itu.Dia menarik nafas dengan berat, lalu menghembuskannya perlahan. Mengangkat secangkir kopi hangatnya, lalu menyeruput perlahan.“Andai saja saat itu aku tak meninggalkan ayah, semua ini mungkin tak akan terjadi.”Kendrick sangat menyesali perbuatannya saat itu. Hal paling menyakitkan dalam hidupnya adalah mengambil keputusan yang sering dianggap sepele. Kendrick tak mengerti mengapa semua hal yang dia anggap kecil selalu menjadi besar, seperti keputusannya untuk menyembunyikan Kakek Bretton dan ayahnya di ruangan yang dia anggap aman.Padahal mereka berdua masing-masing telah dia berikan

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   59. Efek Pelukan

    Bibir Lily semakin terangkat dengan sudutnya yang menurun. Sangat menyakitkan baginya untuk semua itu. Dia masih tak bisa meninggalkan Kendrick.Tanpa ragu-ragu lagi, Lily memeluk Kendrick dengan erat. Merasakan hangatnya tubuh Lily, membuat Kendrick merasa panas dingin. Kendrick meneguk salivanya sendiri saat merasakan kedua tangan kecil Lily yang melingkar ditubuhnya itu memberikan sensasi geli yang terangsang syahwatnya.Kendrick tak memedulikan apa yang sedang Lily pikirkan, dia sedang berusaha menahan dirinya untuk tak melakukan apa pun.“Tuan, kau tak mau bertemu denganku lagi bukan karena kau ingin pindah alam, kan?”Kendrick tak menyangkal apa yang dia katakan. Bisa-bisanya gadis itu berpikir seperti itu?“M-maksudnya?”Lily melepaskan pelukannya dan melihat pada Kendrick. Mata mereka saling bertemu dengan saling bertanya-tanya.“Tuan tidak paham?”Pria itu merasa malu dengan pertanyaan bodohnya itu. Mengalihkan pandangan ke hal lain sambil memikirkan cara untuk menjaw

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   58. Pelukan Hangat Perpisahan

    “Melepasmu?”“Untuk apa aku takut melepasmu, Lily?”Kendrick tersenyum, lalu tertawa. Saat itu sebenarnya dia menertawakan dirinya sendiri yang berpikir aneh. Lily bukanlah segalanya, dia hanya gadis yang dia tawan di rumahnya dan dirinya malah menaruh perasaan pada gadis itu.Senyum pria itu memudar dengan begitu cepat. Dia menjadi tampak murung.“Selamat, Lily.”Kendrick menjulurkan tangannya pada gadis itu. Tapi Lily hanya memerhatikan tanpa menggerakkan tangannya sedikit pun.“Selamat akhirnya kau bertemu dengan orang tuamu. Hari ini adalah hari berakhir kita bertemu. Setelah ini kita akan benar-benar berpisah.”Kendrick bahkan tak menurunkan tangannya walaupun tahu Lily hanya diam saja.”Lily mulai mengerti dengan maksudnya, dia tak mengerti mengapa Kendrick tak mau menemuinya lagi setelah ini.Dengan senyum lebar dia menerima jabatan tangannya. “Terima kasih, Tuan. Terima kasih atas semuanya.”Kendrick merasa seperti berkeringat panas dingin. Dia merasa senang sekaligu

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   57. Berat Untuk Melepasnya

    Kendrick merebahkan tubuh di sofa. Pandangan matanya kosong tertuju pada langit-langit atap. Dadanya terasa seperti panas, terkadang dia menghirup nafas dengan berat dan menghembuskannya seakan menghembuskan kesedihannya.Hari ini Lily dan Liza masih belum datang, padahal sudah jam dua siang. Entah ke mana kedua gadis itu sampai selama ini. Tapi Kendrick tak merasa khawatir karena ada Danielle yang menjaganya.Walau begitu Kendrick tetap tak bisa tenang. Di pikirannya hanya ada wajah Lily. Kendrick masih ingat saat pertama kali bertemu dengan gadis itu, Lily begitu ketakutan melihat dirinya kala itu. Bagi Kendrick gadis itu berbeda dengan gadis lainnya, yang selalu menginginkan uang, barang branded dan hidup yang mewah, sedangkan Lily yang terpenting hanya makan.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Kendrick masih merasa dia baru kemarin membawa Lily ke rumah ini. Sekarang Lily telah menemukan keluarganya. Sebentar lagi, Kendrick tak akan mendengarkan suaranya lagi di rumah ini.

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   56. Kebahagiaan di Wajah Alexandria

    “Iya. Aku sebenarnya sedih melihat Lily yang dirundung seperti itu. Sebenarnya Lizy sudah memperingatkan Lily untuk tidak curiga jika keluarga Hartberg itu keluarganya.” “Gadis itu seperti tidak ingin jika Lily itu benar-benar adik kandungnya. Dia bahkan sampai meneriaki Lily agar tidak mendekati keluarganya lagi di depan umum.” Darah Nyonya Alexandria sebenarnya memuncak sampai ubun-ubun sampai wajahnya sedikit memerah. Tangannya mengepal begitu erat. Dia menghela nafas, berusaha mengeluarkan udara panas dalam tubuh. “Maafkan dia, Kendrick. Kau pasti juga marah karena Lizy sangat jahat dengan Lily.” “Sifat Lizy memang begitu. Aku tidak tahu mengapa, aku bahkan tidak bisa mengubah sifatnya meskipun aku sendiri sering memarahi anak itu.” “Tapi mungkin setelah lama serumah dengan Lily, mungkin sifatnya akan berubah. Lily sepertinya gadis yang baik dan perhatian. Mungkin dia bisa mengubah sifat anak pertamaku itu.” Alexandria mengembangkan senyumnya, tapi dia tidak bisa

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   55. Menjadi Ikhlas

    Pintu mobil terbuka. Pria bertubuh kekar dengan kemeja putih yang memperlihatkan tubuh indahnya keluar. Sorot pandangnya tertuju pada rumah wanita yang kerap di sapa Nyonya Alexandria. Dia bukanlah sembarang wanita, dia adalah memilik perusahaan brand pakaian terbesar di seluruh negeri.Mulai melangkahkan kaki. Hari ini Kendrick berniat mempermalukan Lizy di hadapan keluarganya langsung, gadis yang pernah menolak cintanya dan menghinanya saat masih kuliah. Mungkin berbalas dendam pada gadis seperti itu adalah tindakan pengecut yang tidak maskulin. Namun, demi memulangkan tawanan kesayangannya itu, Kendrick terpaksa melakukannya dan tak memikirkan apa yang akan terjadi padanya nanti.Kendrick tak bisa berbohong pada dirinya sendiri. Dia sudah terlanjur mencintai Lily. Terlanjur sayang dan tak ingin kehilangan gadis itu.Dia mungkin bisa saja menikahi Lily setelah gadis itu resmi menjadi anggota keluarga Hartberg. Tapi dia tak bisa, itu semua karena dia telah membuat janji dengan s

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   54. Video Rekaman

    “Maaf, Lizy. Aku tidak menyuruh ibumu untuk menemuiku. Dia sendiri yang tiba-tiba datang.”Tatapan Lizy semakin menajam sinis. “Aku tidak peduli akan itu.”“Di sini aku hanya mengingatkanmu, jika kau mengulangi kesalahan yang sama lagi, maka kau akan lihat sendiri nanti akibatnya!” Gadis tak beradap itu enyah dari hadapannya. Lily melihatnya dari bawah hingga ke atas, seringai licik menghiasi bibirnya.Liza masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Gadis yang tadi itu adalah salah satu pewaris kekayaan keluarga Hartberg. Permasalahan apa yang Lily hingga dia begitu marah?“Kau punya masalah apa dengan anak konglomerat itu?” tanya Liza begitu penasaran. Senyum Lily mengembang. “Masalah kecil. Lagi pula itu juga kesalah pahaman. Nanti dia akan menyadarinya sendiri, kok.”Hal yang mereka tidak ketahui. Di balik itu semua adalah pria dengan hoodie hitam, kacamata bening dan masker yang telah merekam semua kejadian itu. Dia adalah Danielle Perterson, pesuruh sekaligus mata-m

DMCA.com Protection Status