Beranda / Romansa / Gadis Dua Belas Digit / Pelukan Yang Membuat Betah

Share

Pelukan Yang Membuat Betah

Penulis: Suharni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 13:46:17

"Beritahu seluruh Investor untuk segera datang ke ruang rapat sekarang juga. Termasuk Tuan Wilyam!" Begitu sampai di Jerman, tepatnya pukul sembilan malam. Mark mengadakan rapat dadakan bersama seluruh Investor. Padahal dia baru saja tiba dari Praha lima menit lalu.

Pun Maria, gadis itu juga ada di sana. Maria benar-benar lelah setelah melakukan perjalanan panjang. Bahkan ia mengalami jat lag usai turun dari pesawat. Namun, tak ada yang bisa dilakukannya. Ia hanya mengikuti kemana langkah kaki Mark mengarah.

"Tuan, mereka sudah datang." Sepuluh menit kemudian, para Investor itu pun datang, meski waktu telah menuju tengah malam.

Mark tidak peduli pada seluruh kondisi Investor. Dia hanya ingin memberi peringatan sekaligus pelajaran pada mereka yang telah berani berkhianat padanya.

"Bagaimana dengan Tuan Wilyam? Apakah dia juga ada?" tanya Mark sebelum meninggalkan kamar hotel.

"Dia menolak untuk hadir," jawab Leo.

"Baiklah, tidak masalah. Besok pagi aku akan membuat perhitungan denganny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Dua Belas Digit   Nyaris Hilang

    Pagi itu Mark menemui Wilyam. Membahas permasalahan diantara mereka. Mark menuntut pertanggung jawaban pria tersebut. Memintanya mengganti rugi sesuai dengan kesepakatan yang tertera di dalam kontrak.Awalnya Wilyam menolak, karena denda yang harus dibayar bernilai sangat tinggi, melebihi saham yang ditanam ke perusahaan Mark.Namun, setelah menunjukkan kontrak, maka mau tidak mau Wilyam pun harus setuju. Atau dia akan berakhir di balik jeruji besi.Sementara itu, Maria merasa bosan berada di dalam kamar sepanjang waktu. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh gadis tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar menikmati pemandangan.Maria merasa, bahwa dengan menghabiskan sejenak waktu di luar hotel akan membuat hati serta jiwanya tentram seketika. Lagi pula jarak yang harus ia tempuh tidaklah jauh.Begitu sampai di tempat tujuan, Maria sangat senang. Dia melihat begitu banyak orang berlalu lalang di depan hotel.Tak lama pandangan wanita tersebut tertuju pada seekor kucing di seberang ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Gadis Dua Belas Digit   Gadis Pengantar Tidur

    Dunia Maria seakan berhenti berputar saat ia menyaksikan orang-orang di depan sana. Mulai mendekat sembari menatapnya nakal.Gadis malang itu sedang duduk meringkuk memeluk lutut sembari meneteskan air mata, tetapi tanpa suara. Maria masih ketakutan, takut lelaki tiga orang di sana melecehkan dirinya.Andaikan saja ia lebih berhati-hati saat menolong Nenek tua tadi. Atau setidaknya dia mengingat tiap liku jalan yang dilalui. Mungkin saja Maria tidak akan berakhir seperti ini.Kemana dia harus mengadu? Dan kepada siapa ia harus meminta pertolongan? Maria tidak mengenal siapapun di tempat itu. Pun ponsel untuk menghubungi Mark, dia juga tidak memilikinya.Namun, kemudian muncul sosok yang familiar datang dari ujung gang. Pria itu berlari menghampirinya sembari menyebut nama Maria."Mark." Betapa senang hati gadis tersebut kala itu. Akhirnya orang yang dinanti menemukan dirinya. Padahal Maria sempat putus asa andai ia harus berakhir tragis di negara asing seperti Jerman.Sementara tiga o

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Gadis Dua Belas Digit   Apa Kau Bersedia Bercinta Denganku?

    Waktu terus berlalu, hingga tak terasa enam bulan sudah Maria menjadi gadis pengantar tidur Mark.Pelan-pelan penyakit insomnia pria tersebut mulai menghilang. Akan tetapi, masih harus bersama Maria. Bila gadis itu tiada, maka Mark akan merasa menderita.Segala jenis obat serta terapi telah Mark lakukan, tetapi tidak membuahkan hasil. Satu-satunya obat yang ampuh mengobati pria tersebut hanyalah Maria, gadis dua belas digit yang rela ditebusnya.Beberapa bulan lalu, belajar dari kesalahan. Mark akhirnya memberi Maria ponsel pengeluaran terbaru untuk memudahkan mereka berkomunikasi.Setelah mendapatkan itu, tak lupa pula Mark memberi Maria kartu kredit untuk memudahkan gadis tersebut membeli kebutuhannya.Semula Maria menolak. Dia tidak membutuhkan itu semua. Cukup diberi makan serta tidak dilecehkan secara fisik dan verbal. Namun, Mark bersi kukuh ingin memberi kartu kredit tersebut. Pun ponsel yang kini menjadi sarana komunikasi antara mereka. Maria sungguh tidak membutuhkan itu semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Gadis Dua Belas Digit   Saingan Baru

    Tatapan mata Mark terhadap James mendadak berubah. Dari rasa kagum menjadi tidak suka semenjak pemuda itu tanpa sungkan mendekati Maria.Seperti timbul rasa panas dingin di dalam hati. Ingin rasanya Mark menarik tubuh Maria, lalu membawanya ke pelukan. Menjauhkan dari putra rekannya.Sementara Willy tampak senang begitu melihat Sang putra menemukan teman baru. Di sisi lain, Willy mengira Maria adalah salah satu kerabat jauh Mark."Jadi, apakah aku boleh meminta nomor ponselmu?" Sekali lagi James bertanya kepada Maria. Namun, gadis tersebut masih belum memberikan.Matanya beralih melihat Mark yang tengah menatapnya tajam. Sehingga Maria kembali menundukkan kepala. Dia tidak berani menatap netra biru tersebut."Baiklah, kalau begitu biar aku yang memberimu nomor ponselku." James tampak antusias mengajak Maria berteman.Pemuda dengan setelan jas hitam tersebut tiba-tiba meraih tangan Maria. Lantas menulis nomor ponselnya di sana. Dengan harapan, bahwa wanita itu akan menghubunginya kelak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Gadis Dua Belas Digit   Cemburu

    Malam itu Mark terlihat gelisah, karena memikirkan Maria dan James yang mulai dekat semenjak pertemuan tadi.Beberapa kali lelaki itu tampak menggit-gigit ujung kuku. Seolah memikirkan suatu ide untuk memisahkan dua orang tersebut."Sial!" umpat Mark pada diri sendiri.Mark merasa, bahwa sebagai pria dia telah gagal mempertahankan wanitanya. Terlebih lagi ia terlalu gengsi mengakui Maria sebagai wanita yang dikasihinya.Mark tidak bisa bersikap selayaknya pria pemberani . Sehingga memberi peluang bagi orang baru untuk memasuki hati Maria."Bisa-bisanya dia tertawa pada anak ingusan itu. Padahal aku sudah memberinya petunjuk agar tidak tebar pesona pada sembarang orang yang baru dikenal. Benar-benar keterlaluan!" Mark berbicara seorang diri di dalam kamar. Menyayangkan sikap Maria yang menurutnya terlalu welcome terhadap pemuda yang baru dikenalnya.Sementara itu, di kamar Maria. Tampak gadis tersebut tersenyum saat mendapat satu pesan baru dari James.Ya, akhirnya dua anak manusia yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Gadis Dua Belas Digit   Benda Kenyal, Tapi Keras

    Pagi itu Maria bangun pukul delapan pagi dan mendapati Mark telah berbaring di belakangnya serta memeluk ia seperti biasa, sehingga membuat remaja itu terkejut.Betapa tidak, sepanjang malam ia tidak merasakan pergerakan apapun yang mengganggu tidur. Bahkan tak ada suara dentuman pintu terbuka."Mengapa bisa Tuan Mark ada di sini? Apakah dia masuk secara diam-diam? Dasar pria tidak sopan!" umpat Maria di dalam hati.Lantas gadis itu memindahkan tangan Mark dari pinggangnya. Namun, pria tersebut semakin mengeratkan pelukan."Kau mau kemana? Aku masih ingin tidur." Suara serak Mark menggema memecah keheningan, tak pelak Maria terkesiap. Betapa tidak, lelaki itu membawa Maria jatuh dalam pelukannya yang membuat mereka saling berhadapan.Tanpa sadar Maria menelan salivanya dengan susah payah. Sepertinya kali ini Mark berhasil membuat luluh hati Maria setelah semalaman marah padanya."Apakah dia sudah sadar?" bisik Maria di dalam hati.Kemudian Mark semakin mengeratkan pelukan. Seolah tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Gadis Dua Belas Digit   Menyadari Kenyataan

    Ketukan pintu itu membuat Mark mengurungkan niat untuk mencium Maria.Semula dia tidak perduli, tetapi konsentrasinya telah terganggu. Hingga memutuskan untuk menjeda beberapa saat."Tunggu aku, em?" Mark hanya mengecup kening Maria sebagai tanda sayang terhadap remaja tersebut. Dan Maria pun dibuat terenyuh untuk itu.Maria tidak ingin munafik, bahwa dia juga merasakan sensasi yang luar biasa dari Mark. Ia pun bisa merasakan adanya kasih sayang yang tulus dari pria tersebut.Usia Maria memang masih sangat belia. Namun, dia masih bisa membedakan cara pandang seseorang terhadap dirinya. Sayang kah atau justru membenci."Ada apa?" Mark membuka pintu kamar Maria. Dan mendapati Rebeca tengah berdiri di depan kamar gadis tersebut."Mohon maaf, Tuan. Sarapan sudah siap," kata Rebeca yang membuat Mark sedikit kesal. Betapa tidak, wanita itu telah mengganggu momen kebersamaannya dengan Maria pagi itu."Baiklah, terimakasih," balas Mark.Lantas Rebeca meninggalkan kamar Maria. Sedangkan Mark k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Gadis Dua Belas Digit   Sebab Aku Jatuh Cinta Padamu

    Pagi itu Maria benar-benar kecewa terhadap sikap Mark yang terkesan tak bertanggung jawab. Sedangkan beberapa menit lalu pria itu memperlakukannya dengan sangat istimewa. Seolah terlihat seperti sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.Namun, sesaat kemudian pria itu justru menghancurkan segalanya. Kini Maria memutuskan untuk tidak mempercayai dia lagi walau bagaimanapun sikap dan cara pria itu memperlakukan dirinya."Hari ini Casandra membuat sarapan untukmu." Mely menunjukkan sarapan buatan Casandra kepada Mark untuk dimakan bersama-sama."Tidak, terimakasih." Namun, lelaki itu menolak. Walau bagaimanapun juga dia masih ingin merasakan sarapan buatan Maria yang dinilainya menggugah selera."Lalu, apa kau ingin makan masakan gadis kampung itu?" sarkas Mely emosional."Ma, sebenarnya apa tujuan kalian kemari? Apakah kalian ingin merusak suasana hatiku?" balas Mark sudah tak tahan lagi.Satu jam lamanya mereka berdebat di ruang keluarga. Tak ada satu pun kesimpulan yang diambil. Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11

Bab terbaru

  • Gadis Dua Belas Digit   Akhir Dari Segalanya (Tamat)

    Hari yang ku nantikan akhirnya datang juga. "Selamat siang, Tuan Mark. Apa benar kau yang memanggilku?" Akhirnya wanita licik itu masuk dalam perangkapku. Dia datang seorang diri. "Silahkan duduk, Nona Monika. Aku memang ingin bertemu denganmu." Ya, wanita itu adalah Monika. Wanita yang selama tiga bulan terakhir ku curigai kehadirannya. Setiap kali melangkah, wanita itu pasti ada dimana-mana. Bukankah ini sesuatu yang mencurigakan? Bahkan pertemuan kami pun seolah direncanakan dengan matang. "Ada apa, Tuan Mark? Apa kau merindukanku?" Kali ini Monika tak segan menunjukkan jati dirinya. Dia membelai pundak serta dahiku. Seakan hendak menggoda. Faktanya adalah aku tidak tertarik sama sekali. "Tentu saja aku merindukanmu. Kalau tidak, untuk apa aku capek-capek memintamu datang?" Aku sungguh muak terhadap diriku sendiri. Menyentuh paha wanita selain Maria, membuatku jijik dan ingin muntah. "Benarkah? Kalau begitu tunggu apa lagi? Silahkan jamah aku." Aku sudah duga, Monika past

  • Gadis Dua Belas Digit   Dan Ternyata

    Tiga bulan sudah istriku menjalani tahap pemulihan. Dan hari ini akhirnya kami diizinkan kembali ke rumah.Senang rasanya bisa melangkah bersama seperti ini. Menghirup udara serta aroma khas rumah yang telah lama dirindukan.Sewaktu berada di rumah sakit, Maria kerap menanyakan rumah ini. Maklum saja, dua tahun koma tentu membuatnya melupakan banyak hal. Selalu yang diingat hanyalah peristiwa enam tahun silam.Tapi tidak masalah, yang terpenting adalah dia telah kembali padaku. Sisanya biar takdir yang urus.Aku tidak ingin hal lain mengusik ketenangan kami. Sudah cukup aku melihat air mata di pipi Maria. Sekarang waktunya dia bahagia."Sayang, berapa lama aku koma? Mengapa semuanya tampak sama? Bukankah kau bilang, bahwa aku koma selama dua tahun? Tapi kau dan aku masih terlihat sama."Entah apa maksud dari pertanyaan ini. Maria duduk di depan cermin rias miliknya. Sedangkan aku meletakkan tas milik istriku itu."Apa menurutmu ada yang berbeda dari rumah ini? Atau cermin itu yang ber

  • Gadis Dua Belas Digit   Wanita Itu Datang Lagi

    Aku masih menunggu hasil pemeriksaan Maria. Tiba-tiba sosok wanita asing datang menghampiriku."Tuan Mark? Ah, benar itu Anda. Tadinya aku ragu untuk menyapa, takut salah orang. Tapi rupanya benar-benar Anda," ucap wanita yang nyaris membuatku lupa siapa dia."Ah ya, Nona...""Monika."Bahkan aku melupakan namanya saking tidak pentingnya dia. Entah wanita ini datang dari sudut mana, tiba-tiba berdiri di depanku dengan senyuman yang menurutku mencari perhatian."Ah, benar. Monika," gumamku acuh.Tuhan, Kau bisa tahu betapa aku tidak menyukai interaksi ini. Aku sungguh canggung dan merasa aneh."Mark, dia..."Leo menghampiri kami dengan tatapan penuh tanyanya."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang tak sengaja bertemu. Aku nyaris menabraknya sewaktu menjemput Leo tadi siang. Entah mengapa kami selalu bertemu dimana-mana," jelasku bernada sedikit kesal.Entah mengapa, semenjak Maria siuman. Aku lebih sensitif terhadap wanita lain... Maksduku adalah aku tidak suka ada perempuan lain di

  • Gadis Dua Belas Digit   Jangan Menikah Lagi

    Mark Pov.Setelah sekian lama menyaksikan istriku terbaring koma tak berdaya di rumah sakit yang ku bangun sendiri, kini akhirnya ia kembali pulih.Mungkin Tuhan telah bosan mendengar doa serta keluhanku. Atau mungkin Maria sakit hati setelah aku mengancamnya menikah lagi.Sungguh, aku tersenyum gemas ketika mengingat hari itu. Andai bukan di rumah sakit. Andai kondisinya telah membaik seperti dulu. Maka aku akan menciumnya secara bertubi-tubi. Lalu mengajaknya bercinta sepanjang hari.Maria, istriku itu sangat suka menggoda ketika usianya beranjak lebih dewasa. Bukan tanpa usaha, dia semakin bijaksana dan berwibawa.Sampai detik ini, aku masih belum percaya, bahwa Tuhan akhirnya mengabulkan segala hajat yang ku panjatkan.Pun Joe, Putra kami satu-satunya. Anak itu tak pernah berhenti mendoakan Ibunya yang sekarat. Walau sempat kecewa serta nyaris putus asa karena Maria tak kunjung sadar juga. Akan tetapi, Joe berhasil melalui itu semua.Harus aku akui, Anak itu sungguh luar biasa ber

  • Gadis Dua Belas Digit   Habis Gelap, Terbitlah Terang

    Hari itu Mark dan Joe tengah merayakan ulang tahun Maria yang ketiga puluh satu. Walau wanita itu masih setia dengan tidur panjangnya.Selang infus dan oksigen menjadi saksi bisu mereka merayakan hari kelahiran Ibu satu Anak tersebut. Seolah hendak mengatakan kepada dunia, bahwa meski dalam situasi dan kondisi apapun, mereka tetap setia menanti kehadiran Maria di tengah-tengahnya.Walau entah kapan waktu itu akan segera datang. Yang pasti baik Mark maupun Joe, keduanya kompak tidak ingin putus asa."Happy birthday to you... Happy birthday too you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday to you..."Mark dan Joe menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Maria."Maaf, aku terlambat... Belum dimulaikan acara tiup lilinnya? Maaf, tadi aku mampir di butik teman untuk membeli gaun ini sebagai hadiah. Nanti kalau Mommy dari cucuku yang tampan ini sembuh, bisa langsung dikenakan."Sementara Mely datang terlambat, karena masih harus mencari hadiah ulang tahun untuk menantu

  • Gadis Dua Belas Digit   Munculnya Wanita Lain

    Entah dengan jurus doa apa lagi harus Mark dan Joe panjatkan kepada Tuhan agar Maria segera sadar dari komanya.Telah berbagai macam cara dilakukan. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Sampai akhirnya memasuki tahun kedua."Mark, apa kau tidak berencana untuk menikah lagi? Maaf sebelumnya, bukan aku tidak menghormati istrimu. Akan tetapi, bila melihat situasi dan kondisinya saat ini. Sangat sulit untuk selamat. Sebaiknya kau mengambil keputusan cepat. Apa kau tidak memikirkan Putramu? Dia juga menginginkan sosok Ibu," ucap Wilyam."Terimakasih atas nasehatmu, Bro. Aku tahu kau peduli padaku, tapi maaf. Aku tidak bisa. Berbicara mengenai Putraku, tentu saja aku memikirkan masa depannya. Namun, bukankah sangat egois bila aku meminta restunya untuk menikah lagi demi memberi Ibu baru? Sementara Ibu kandungnya masih terbaring tak berdaya di rumah sakit... Maaf, aku tidak bisa," jawab Mark, menolak tegas usulan Wilyam."Baiklah, aku tidak keberatan. Aku hanya ingin menyampaikan gagasank

  • Gadis Dua Belas Digit   Luapan Hati Joe

    Waktu terus berputar. Akhirnya hubungan antara Mark dan Ibunya kembali membaik. Keduanya telah berdamai dengan keadaan yang selama bertahun-tahun mencekik mereka.Pun Joe, Bocah itu sangat bahagia sekaligus antusias menyambut hubungan barunya bersama Sang Nenek.Namun sayangnya, kebahagiaan itu tak dapat disaksikan oleh Maria yang belum juga sadar dari komanya.Sudah berbagai macam cara telah Mark lakukan demi kesembuhan wanita itu. Bahkan Mark rela membawa Dokter terkenal asal Amerika, Singapoor, Jerman, Turkey, dan Rusia. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Maria seolah enggan untuk bangkit kembali.Tampaknya luka yang disebabkan oleh Casandra sangat parah sehingga menyebabkan Maria mengalami koma berkepanjangan.Luka benturan pada bagian kepawa wanita itu menjadi penyebab utama ia masih belum sadarkan diri hingga satu tahun terakhir.Berbagai macam cara dan doa dipanjatkan oleh Mark demi kesembuhan Sang istri tercinta. Namun, lagi-lagi tak ada perubahan sama sekali. Bahkan jema

  • Gadis Dua Belas Digit   Lembaran Baru

    Hari berganti hari, minggu berganti minggu, hingga bulan berganti bulan. Akhirnya Mely memberanikan diri untuk menemui Maria di rumah sakit. Walau wanita itu masih setia dengan koma panjangnya.Selama ini Mely hanya bisa menatap dari kejauhan tiga orang kesayangannya itu sembari mengenakan kacamata hitam agar tidak dikenali orang-orang.Melalui tembok kokoh, Mely berdiri rapuh menatap jauh cucu tercinta sembari merasa iba. Tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita tua itu. Sebab, Mark tidak mengizinkan dirinya untuk mendekati Joe, pun Maria.Mely yang sangat hafal betul karakter Putranya itu, hanya bisa pasrah menerima kenyataan, bahwa ia telah terbuang dari anggota keluarga Mark.Sejujurnya Mark tidak sepenuhnya membenci Maly. Hanya saja Mark ingin melihat ketulusan yang luas dari hati wanita yang telah melahirkannya itu."Maria, hari ini dengan segenap rasa hormat dan penyesalan yang mendalam. Saya meminta maaf padamu, Nak. Karena aku lah kau berakhir seperti ini. Aku terlalu mencinta

  • Gadis Dua Belas Digit   Karma Dibalas Tunai

    Hidup itu tidak seindah berada dalam negeri dongeng, yang ketika sedang mendambakan sesuatu. Maka tinggal minta kepada Ibu peri.Hidup itu tidak sesimple pemikiran membalikkan telapak tangan. Hidup itu tidak semudah memetik bunga di taman.Melainkan hidup itu butuh perjuangan yang besar. Jika ingin hasil maksimal, maka lakukan yang terbaik dalam hidup ini.Tuhan telah memberi berkah-Nya kepada setiap manusia. Akan tetapi, bila seluruh pintu syukur ditutup, maka dunia dan seisinya tak akan membuat kita kenyang.Jangan pernah memandang kenikmatan orang lain hanya untuk membandingkan dengan diri sendiri, agar hati tetap damai dan tak ada kesukaran.Rejeki tidak selalu tentang materi. Melainkan persahabatan, keluarga, serta pendidikan adalah nikmat tiada tara.Akan tetapi, tidak segelintir orang yang berpikir sebaliknya. Masih banyak penghuni bumi ini yang tak pandai bersukur dan lebih memilih mengejar ambisi. Padahal yang diberi sudah lebih dari cukup.Seperti yang telah dialami oleh Cas

DMCA.com Protection Status