"Vin ada anak sekolah sebelah nantangin kita" bisik Fadly memberi tahu gavin.
Gavino adalah siswa teladan di sekolahnya dan berprestasi tentunya sangat disayangi setiap guru-guru karna sering membanggakan sekolah dengan prestasi dan bakat nya tapi tidak ada yang menyangkal dibalik semua itu ternyata gio tidak sebaik yang difikirkan.
Gavino anak geng? Benar gavin merupakan ketua dari geng RANDA 'jangan bangunkan macan yang sedang tidur' yaitu geng yang sudah ada sejak lama namun beberapa tahun sebelum gavino masuk sekolah di sini geng itu sempat mati tapi setelah Gavino masuk disana dia dan teman-temannya dipercaya untuk menghidupkan kembali.
Walaupun dia ketua geng dia tidak seburuk itu karna mereka semua 'pantang menyerang sebelum diserang' Kita tidak akan menyerang siapapun kecuali mereka yang duluan.
"Udah biarin aja" balas Gavino tenang sambil memainkan sebatang rokok ditangannya.
Mereka semua berada di luar sekolah yang berada di belakang sekolah. tempat ini jarang atau lebih tepatnya tidak pernah dikunjungin anak sekolah Alaska disaat jam sekolah Kecuali bagian dari RANDA mereka memanjat pagar agar bisa kesini karna jika lewat jalan depan gak bakal dibolehin sama satpam. tempat ini sudah seperti basecamp bagi mereka dimana lagi kalo bukan di warung babeh mamat.
"Tapi mereka udah berkali-kali nantangin kita" lanjut Fadly.
"Udah gak usah diladenin mereka cuma cari sensasi doang" balas Gavino sesekali menghembuskan asap rokoknya.
"Lagi pada bahas ape nih" cerocos Dino menghampiri mereka.
"Kebiasaan si Dino ijo. kepo" balas Richoles.
"Mending kepo dari pada elu plagiat nama bule" cibir Dino
"Lebih terhormat gue yang plagiat nama bule kalo elu plagiat nama hewan" balas Richoles sengit.
"Woii anak didikan Dugong gak usah berisik kalian. sama-sama plagiat udah diam aja gak usah pake ribut" timpal bambam.
"Lo gak usah ikut campur urusin aja noh perut gede Lo kapan mau lahiran nya"balas Dino.
"Abhang Gavin belain dedek dong masak iya dia hina perut dedek"kata bambam mengadu sambil mengusap perut buncitnya.
"Jijik gue dengernya"ucap Richoles
"Bisa-bisanya Lo jadiin waria kek dia anggota Vin kalo gue jadi Lo udah gue usir dari lama" kata Fadly.
"Babhang Gavin kan gak tegaan sama gue"kata bamabam.
"Gue mau masuk kelas dulu" Gavin berdiri dan beranjak meninggalkan mereka.
"Sekali-kali cabut bang jangan belajar mulu kasihan otak Lo capek pasti" teriak Dino tapi tidak digubris Gavino.
***
Saat Gavin memasuki kelas dia melihat seseorang sedang tidur pulas. Sudah beberapa hari ini Gavin perhatikan wanita itu selalu tidur dikelas.
Gavin melewati meja perempuan itu untuk menuju mejanya yang berada di belakang gadis itu tapi dia melihat pena yang tergeletak di bawah meja gadis itu dan dia berniat ingin mengabilkannya.
"NGAPAIN LO!" teriakan gadis itu sontak membuat Gavin kaget.
Gavin berdiri dan menaruh pena itu diatas meja gadis itu dan berlalu kemeja tempatnya.
Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali lalu melihat kebelakang "sorry" katanya kikuk.
"Btwe kenalin nama gue Gracia
pangil aja Cia" kata nya mengulurkan tangan.Gavin tidak membalas uluran tangan Cia "udah tau" balasnya dingin.
Cia menyatukan kedua tangannya "kenalin juga gue Gavino" ucap Cia menyindir Gavin tetapi yang disindir tidak perduli.
Gavino memutar bola matanya malas lalu mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan mengabaikan cia.
"Cih" Cia berdecih.
"Cia Lo bener-bener yah. Tadi Lo bilang mau ke toilet bentar kita udah nungguin dari tadi gak datang-datang ternyata Lo disini"serocos Sindi panjang lebar.
Cia menggaruk tengkuknya "sorry "ucapnya kikuk.
"Tuh kan kebiasaan Lo"tambah Yosi.
"Eh tapi kalian ngapain berduaan dikelas hayo" Dea menyipitkan matanya menyelidik.
Gavin tidak memperdulikan ucapan Dea seakan-akan tidak mendengar nya, lagi pula menurutnya tidak penting juga di jawab.
Cia melirik vino sekilas lalu menaikan kedua bahunya pertanda tidak peduli.
****
"Iss gatau orang buru-buru apa"Cia menepuk-nepuk layar hp nya karna barusan Gladien chat kalo dia gak bisa jemput Cia karna ada urusan.
"Mana udah sepi lagi" kesalnya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
Cia mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah yang semakin sepi "woii numpang dong" teriak Cia saat melihat orang yang sepertinya ia kenal.
"Woiii babiii!"
"Gak salah ya gue bilang Lo budek emang dasar nya Lo budek" teriak Cia lagi karena tidak di tangapin dari tadi.
Orang itu menghentikan motornya dan berbalik menghampiri Cia "gapunya sopan santun?" Tanyanya dingin.
"Apa?" Cia memperlihatkan telinganya seolah-oleh tidak mendengar nya "engak nih emang ada orang yang jual?" Balas Cia asal.
Tanpa mengubris ucapan Cia pria itu membelokkan motornya hendak pergi dari sana"tunggu!" teriak Cia sembari mengejar motor itu.
"Apa" balasnya.
"Nebeng dong yaa... pliss" Cia menyatukan kedua telapak tangan nya pertanda memohon.
"Apa gak dengar" jawab nya menirukan Cia barusan.
Cia memutar bola matanya malas lalu Menaiki motor itu tanpa memperdulikan pemiliknya, baginya sekarang yang terpenting dia bisa pulang ke rumahnya itu udah cukup baginya.
"Gue belum ngizinin Lo naik"ucapnya.
"Gavin yang ganteng nya melebihi telapak sepatu gue, jadi orang itu gak boleh pelit-pelit entar gantengnya ilang loh. ayok cepetan jalan" kata Cia lemah lembut.
"Turun!" seru Gavin.
"Masak Lo tega sih nurunin cewek cantik yang imut ini disini mana sekolah udah sepi lagi" kata Cia sembari melihat sekelilingnya yang benar sudah sangat sepi "kalo gue diculik gimana Lo mau tangung jawab?" lanjutnya lagi.
Mau tidak mau Gavin harus mengantarkan Cia pulang, lalu Gavin menancapkan gas nya meningalkan perkarangan sekolah.
"Gavin Lo kok diam aja sih ngomong apa kek gitu. Ah gak seru Lo masak iya hening banget berasa lagi dikuburan" kata Cia yang memang benar sedari tadi Gavin tidak bicara sepatah katapun.
"Cewek emang berisik!"
"Lah!"
"Bawel, banyak mau ahkkk yang jelas berisik"
Cie mendengus"Mendingan berisik daripada cowok diam-diam menghanyutkan, tampangnya aja sok polos, pendiam tau-tau nya pakboy" katanya kesal.
"Bukan gue"
"Gak percaya gue, lo pasti pakboy suka mainin cewek Lo pikir cuma elo cowok pendiam yang gue kenal engak cuyyy. Dan dari sekian cowok pendiam yang gue tahu ataupun yang gue kenal semuanya pada BRENGSEK! Bener kan ngaku Lo" ucap Cia panjang lebar.
"Sok tau, cepetan turun udah nyampe," kata
Gavin."Hah" Cia melongo lalu mengingat-ingat jikalau dia belum memberitahu Gavin dimana alamat rumahnya.
****
**** "Hah" Cia melongo lalu mengingat-ingat jikalau dia belum memberitahu Gavin dimana alamat rumahnya. "Lo kok tau rumah gue? Jangan-jangan Lo fans diam-diam gue. Oh atau jangan-jangan Lo suka sama gue jujur aja, gue gak bakalan mau kali sama lo. Mimpi aja Lo" ujar Cia ceplas-ceplos. "Terserah Lo, itu rumah gue di samping rumah Lo," ucap Gavin lalu pergi dari sana. Cia membelalakkan matanya "astaga gue masih punya urat malu. Aduhh gimana nih gue belum sanggup kalo nanti ketemu dia yang ada gue arghhh" kesal cia. "Woii ngapain Lo bengong di sana?" teriak Gladien yang baru nyampe. "Hah s-siapa?" "Ya elolah, minggir gih gue mau lewat," "Bilangnya gabisa jemput lagi sibuk, bilang aja gamau jemput kan jelas" omel Cia, Lalu Cia masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan Gladien. Cia melempar asal tas sekolah nya lalu Menganti pakaiannya dengan pakaian santai setelah itu kebawah untuk sarapan. "Mama belum pulang bi" tanya Cia kepada bi Nuni asisten rumah tangga di rumah Cia. "Belum n
***** "Idih pede banget Lo dasar genit" ucap salah satu siswa yang berada di sana. "Lo cari gara-gara sama gue hah!" Cia menghampiri sekumpulan cewek-cewek itu. "Lo tadi bilang apa?" Tanya Cia kepada perempuan yang bernama diva yang terkenal dengan paras cantiknya itu dan merupakan cewek populer di sma bersama. "Cewek ganjen, kecentilan" ucapnya sejelas-jelas mungkin. Karna Cia tak terima dengan omongan diva. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke diva "coba sekarang Lo jelasin kenapa bisa Lo bilang gue ganjen?," Belum sempat diva bicara Cia kembali bersuara "oh gue tahu jangan-jangan karna tadi gue bareng Gavin, benarkan?" "Woii Gavin Lo kesini bentar" teriak Cia mengema mbuat semua orang yang berada disekitar nya mulai memperhatikan nya. "Apa"balas Gavin. "Noh Lo urusin semua fans-fans bocil Lo, enak aja mereka semua pada melototin gue make bilang ganjen lagi belum tahu gue siapa kali hah" emosi Cia mulai memuncak. "Dih songong banget" cibir Diva. "Iss" Cia hendak menampar wajah D
**** Bel menandakan pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu tetapi Cia masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. "Cia cepetan pulang lanjutin tidurnya dirumah aja" kata Puti yang sedari tadi mengajak Cia pulang begitupun dengan yang lainnya. "Hah" Cia menegakan kepalanya dengan mata yang masih sayu "kalian duluan aja gue nunggu Gladien disini aja" katanya kembali merebahkan kepalanya. "Beneran Lo gapapa nih, katanya sih dulu anak-anak yang kelasnya disini, ini kelas angker loh, suka ada yang nangis-nangis gitu" ujar Sindi yang sempat mendengar gosipan dari salah seorang murid. "Gapercaya gue duluan aja Sono" usir Cia. "Yaudah deh kita duluan ya byeee"kata Sindi. "Tiati ya Cia" tambah Puti. Kini hanya Cia yang berada di kelasnya dengan keadaan tidur. Dimanapun kapanpun kalo lagi mau tidur ya tidur. Sampai seketika Cia terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam di layar ponselnya yang dinyalakan "eh udah jam segini aja, mampus mana banyak pangilan tak terjawab
Cia sedang asik menikmati sarapan siang nya eh ralat sarapan sore sendirian tiba-tiba dikagetin Gladien. "Astaghfirullah Lo pengen jadi anak satu-satunya ha? bilang baik-baik gak gini caranya Jaenab" omel Cia. "Dek temenin gue dong" kata Glad lembut kek cintaku padamu lembut kalo lagi cinta doang. "Ngapain?" "Beli baju nanti Lo pilih yang bagus buat gue abis itu gue beliin Lo novel deh" bujuk Gladien. "Huk huk gak salah Lo bang" Cia menempelkan tangannya di kepala Gladien "sejak kapan gue suka baca novel woii daripada gue baca novel mendingan juga molor," "Lah itu novel banyak dikamar lo apa?" "Oh itu cuma buat memperindah kamar gue biar keliatan estetik gitu dari pada kosong aja kek pikiran gue" kata Cia cengengesan. "Gue jadi gak yakin kalo Lo itu kembaran gue jangan-jangan kembaran gue yang aslinya ketuker dirumah sakit pas mama lahiran" "Iya kali gue yang anak kandung terus kembaran gue ketukar sama Lo gitu kan, dasar anak pungut Lo"kata Cia. "Lo yang anak pungut" "Bacot
****"Sumpah yah, gue gedek banget sama Lo Cia kasihan gue liat muka buk Sri udah merah banget dari tadi" kata Dea mengingat saat belajar sama buk Sri tadi."ya mana gue tau ibuk nya aja mau dikibulin,""Lo mewakilkan gue banget Cia capek gue tauk belajar sejarah mulu,""Kalo capek gausah sekolah aja sekalian" kata Sindi."Kalian lanjut aja gue mau kekantin" kata Cia."Kita juga mau kekantin kali,"Jadilah mereka semua barengan ke kantin, jarang-jarang juga mereka bisa kekantin full gini ya biasalah Cia kalo udah mau tidur mau dipaksa bagaimanapun engak akan mau ikut ngantin."Kalian mau apa biar gue pesenin" kata Cia "sekalian gue traktir"lanjutnya membuat teman-temannya seneng dong, yakali ditraktir sedih bodoh banget itumah."Wah tumben lagi ada apa nih traktir"kata yosi."Biasalah uang jajan gue udah numpuk gamuat di kantong lagi"katanya asal, wajar lah ya orang Cia jajan sekali seabad gimana gak numpuk tuh uang jajan."Terserah Lo aja kita mah apa aja juga dimakan" kata santi."Ok
Gavin mengintip dari spion dan ternyata benar, Gavin memberikan ponselnya pada Cia "Lo telfon teman gue cepet" ucapnya. "Temen Lo yang mana?" "Fadly, Fadly cepetan" Dengan sigap Cia mengetikan nama Fadly di kolom pencarian lalu langsung memencet tombol memangil. "Halo, tumben Lo telfon gue" "Cepetan Lo ke lokasi yang gue kirim sekarang juga" ucap Gavin langsung tanpa basa-basi. "Sherlock sekarang" kata Gavin dan Cia hanya menurut. Tiba-tiba motor yang dikendarai Gavin berhenti mendadak sebab dikepung oleh segerombolan remaja. "Wah ternyata Lo bisa pacaran juga ya haha" ejek salah satu dari mereka. Gavin turun dari motornya begitupun Cia "Lo tetap di belakang gue" kata Gavin yang dituruti Cia. "Wah cakep juga ya cewek Lo boleh dong kasih ke gua" kata teman pria yang berbicara tadi lalu mulai mendekati Cia. "Lo sentuh dia gue pastiin Lo mati" ucap Gavin dingin tapi menusuk. Pria itu tertawa remeh dan terus mendekati Cia lalu menoel wajah Cia "cantik mending sini sama gue aja
Mereka sampai di tempat yang dimaksud Cia. Gavin tidak asing melihat bangunan di hadapannya itu, karna dia juga sering kesini tapi sebelumnya dia tidak pernah ketemu dengan Cia disini "Ayo masuk kenapa bengong, tenang aja kalo ada yang berani macam-macam sama Lo biar gue yang tanganin" kata Cia tersenyum manis "Ah iya" balas Gavin membuyarkan lamunannya dan beralih mengikuti Cia "Bang Alan" teriak Cia "lihat nih gue bawa adek Lo"teriak Cia bersemangat, "Siapa" balas seseorang keluar dari sebuah ruangan menghampiri Cia. "Eh bang Bian" kata Gavin sambil bersalaman ala laki-laki gitu tau lah kan. Oh ya nama Alan itu adalah Alandra Biantara. Pangilan Alan cuma Cia seorang yang mengunakan itu. "Kok Lo kenal sama bang bian" tanya Gavin "Kenal lah dia kan sepupu gue yang paling laknat dan paling bandel, dulu waktu sekolah sampai-sampai om sama Tante gue bosan bolak-balik ke sekolah gara-gara surat panggilan dia" kata Cia menatap sinis Bian. "Dia udah tahu kelakuan gue" kata Bian me
Mereka beriringan menuju parkiran sesekali melontarkan candaan, sesampainya di parkiran Cia melihat Gavin sedang berdiri di samping motornya, sudah jelas kalau dia lagi nunggu CiaCia mendului temannya dan menghampiri Gavin"Cia lo mau kemana"pekik Sindi"Bentar" balas Cia tanpa menoleh"Lo lagi nungguin gue?" Sungguh pertanyaan yang tidak berguna tapi yasudahlahGavin memasukan ponselnya kedalam saku dan beralih menatap Cia "engak lagi nungguin nyamuk" katanya sembari neik keatas motor dan memberikan helm ke Cia"Sorry hari ini gue pulang bareng teman-teman" kata Cia sambil menggaruk kepalanyaGavin mendengus "buat apa dia nungu lama-lama disini kalau Cia ga pulang bareng dia""Yaudah" katanya sambil menacapkan gas motornya"Kenapa?"Gumam Cia"Woii Lo ngapain sama Gavin hayoo""Lo liat sendiri kan, lagi ngobrol"balas Cia tak acuh lalu masuk kedalam mobil milik Dea diikuti dengan yang lainTidak dibutuhkan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Ramatha, mereka mema