*****
"Idih pede banget Lo dasar genit" ucap salah satu siswa yang berada di sana.
"Lo cari gara-gara sama gue hah!" Cia menghampiri sekumpulan cewek-cewek itu. "Lo tadi bilang apa?" Tanya Cia kepada perempuan yang bernama diva yang terkenal dengan paras cantiknya itu dan merupakan cewek populer di sma bersama.
"Cewek ganjen, kecentilan" ucapnya sejelas-jelas mungkin.
Karna Cia tak terima dengan omongan diva. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke diva "coba sekarang Lo jelasin kenapa bisa Lo bilang gue ganjen?,"
Belum sempat diva bicara Cia kembali bersuara "oh gue tahu jangan-jangan karna tadi gue bareng Gavin, benarkan?"
"Woii Gavin Lo kesini bentar" teriak Cia mengema mbuat semua orang yang berada disekitar nya mulai memperhatikan nya.
"Apa"balas Gavin.
"Noh Lo urusin semua fans-fans bocil Lo, enak aja mereka semua pada melototin gue make bilang ganjen lagi belum tahu gue siapa kali hah" emosi Cia mulai memuncak.
"Dih songong banget" cibir Diva.
"Iss" Cia hendak menampar wajah Diva namun ditahan oleh Gavin.
"Lepasin gue anjirr" Cia memberontak, tiba-tiba Gavin mengendong Cia, banyak sorot mata yang menyaksikan kejadian itu tentunya banyak cibiran yang diberikan kepada Cia.
"Lepasin gue babiii" pekik Cia .
Brukkk!
"Akhh gada otak lu setan"maki Cia tidak terima tubuhnya terjatuh, Dengan cepat Cia merdiri lalu menarik kerah baju Gavin "gada otak lu setan" ucapnya sembari mendorong tubuh Gavin.
Setelah itu Cia berlari menuju kelasnya menghindari tatapan orang-orang yang tertuju padanya.
"Akhh aduh siapa lagi sih ah gatau apa orang lagi kesal malah ditabrak" omel Cia sembari membereskan tas nya yang tergeletak di lantai
"Astaghfirullah! Cia menatap takjub melihat sesosok orang itu "buk Sri hehe maapin saya buk gak sengaja" ucapa Cia menyalimi tangan gurunya itu berulang-ulang.
"Kamu ini udah dibilang gaboleh lari-larian di koridor dasar bandel, oh iya, tugas ka-" belum sempat buk Sri melanjutkan ucapannya tapi sudah dipotong oleh Cia.
"Aduhh Bukk Cia duluan ya perut Cia mules" alibi Cia dan langsung berlari meningalkan buk Sri yang belum menyelesaikan ucapannya.
"Dasar anak jaman sekarang gaada sopan-sopanya" buk Sri geleng-geleng kepala.
***
"Astaga Gavin masa iya sih ketua RANDA takut sama cewek" timpal Richoles.
"Btw cewek nya cakep ya, bagi gue nomor nya boleh dong ya" kata Dino ikut menimpali.
"Minta aja sama orang nya"balas Gavin lalu dia meningalkan teman-temannya itu karna bel bentar lagi akan berbunyi.
"Woii jangan lupa mintain nomor hp nya buat gue" teriak Dino.
"Apaan sih Lo berisik" kata bambam sambil menarik Dino dari sana.
"Eh lepasin dungong mentang-mentang badan Segede dorom main narik-narik aja Lo dasar Bambang,"
"Bambang bapak gue mansyur" balas bambam.
"Eh eh Mansyur bapak gue" timpal Fadly
"Bodoh amat lah julehah" bambam lanjut saja berjalan memasuki kelasnya diikuti yang lainya dibelakang.
***
"Cia aaa gue kangenn"kata Puti memeluk Cia yang baru masuk kedalam kelas.
"Mana oleh-oleh gue?" tanya Cia karna Puti abis pulang dari Bali. Katanya ada acara keluarga disana.
Puti memanyunkan bibirnya "bales dulu kek kangen gue mana langsung oleh-oleh aja yang ditanya" kesal Puti.
"Orang gue gak kangen sama Lo gimana mau balesnya" kata Cia seadanya.
"Kalo kata orang-orang mah gini tertampar, terpukul, tersungkur, terjungkal"ledek Dea sambil ketawa membuat yang lain juga ikut tertawa.
"Minggir"kata Cia lalu mengambil oleh-oleh dari Puti yang ditaruh diatas mejanya.
"Untung lo sahabat gue Cia kalo engak udah gue kawinin sama babi peliharaan sepupu gue"
"Kenapa gak elo aja kan sama-sama babi"kata Cia sambil memakan oleh-oleh yang di bawakan Puti.
"Put mending sini deh, Cia lagi gak baik sekarang" kata Sindi.
Puti menuruti kata Sindi "cepat sembuh ya Cia" ledek Puti lalu meninggalkan Cia.
"Gue gak sakit asyuuu!!"
Cia lagi asik menikmati makanan nya tiba-tiba matanya tertuju pada sosok mahluk yang akhh intinya manusia yang dia benciii.
Cia tersenyum miring mengingat Gavin yang duduk dibelakang nya saat Gavin melewati mejanya Cia sengaja merentangkan kakinya dijalan berniat ingin menjatuhkan Gavin.
"Akhh sakit kaki gue" pekik Cia karna kakinya diinjak Gavin.
Gavin seakan tidak perduli, ia melanjutkan berjalan menuju mejanya.
"Cia Lo gapapa"teriak Santi kaget dan menghampiri Cia diikuti yang lainya.
"Gavin Lo apain teman gue" pekik Yosi menghampiri meja Gavin.
"Tanya aja sama teman Lo" balasnya sambil mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Lo ada masalah apa sih sama Cia perasaan dari awal masuk kalian berantem mulu"kata Yosi tak abis pikir.
Gavin tak mempedulikan kata Yosi dia lebih memilih fokus pada bukunya.
Yosi mendengus lalu kembali ke meja Cia "Lo gapapa" tanyanya.
****
"Sakit kaki gue"kata Cia sambil memegangi kakinya yang diinjak Gavin barusan.
**** Bel menandakan pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu tetapi Cia masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. "Cia cepetan pulang lanjutin tidurnya dirumah aja" kata Puti yang sedari tadi mengajak Cia pulang begitupun dengan yang lainnya. "Hah" Cia menegakan kepalanya dengan mata yang masih sayu "kalian duluan aja gue nunggu Gladien disini aja" katanya kembali merebahkan kepalanya. "Beneran Lo gapapa nih, katanya sih dulu anak-anak yang kelasnya disini, ini kelas angker loh, suka ada yang nangis-nangis gitu" ujar Sindi yang sempat mendengar gosipan dari salah seorang murid. "Gapercaya gue duluan aja Sono" usir Cia. "Yaudah deh kita duluan ya byeee"kata Sindi. "Tiati ya Cia" tambah Puti. Kini hanya Cia yang berada di kelasnya dengan keadaan tidur. Dimanapun kapanpun kalo lagi mau tidur ya tidur. Sampai seketika Cia terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam di layar ponselnya yang dinyalakan "eh udah jam segini aja, mampus mana banyak pangilan tak terjawab
Cia sedang asik menikmati sarapan siang nya eh ralat sarapan sore sendirian tiba-tiba dikagetin Gladien. "Astaghfirullah Lo pengen jadi anak satu-satunya ha? bilang baik-baik gak gini caranya Jaenab" omel Cia. "Dek temenin gue dong" kata Glad lembut kek cintaku padamu lembut kalo lagi cinta doang. "Ngapain?" "Beli baju nanti Lo pilih yang bagus buat gue abis itu gue beliin Lo novel deh" bujuk Gladien. "Huk huk gak salah Lo bang" Cia menempelkan tangannya di kepala Gladien "sejak kapan gue suka baca novel woii daripada gue baca novel mendingan juga molor," "Lah itu novel banyak dikamar lo apa?" "Oh itu cuma buat memperindah kamar gue biar keliatan estetik gitu dari pada kosong aja kek pikiran gue" kata Cia cengengesan. "Gue jadi gak yakin kalo Lo itu kembaran gue jangan-jangan kembaran gue yang aslinya ketuker dirumah sakit pas mama lahiran" "Iya kali gue yang anak kandung terus kembaran gue ketukar sama Lo gitu kan, dasar anak pungut Lo"kata Cia. "Lo yang anak pungut" "Bacot
****"Sumpah yah, gue gedek banget sama Lo Cia kasihan gue liat muka buk Sri udah merah banget dari tadi" kata Dea mengingat saat belajar sama buk Sri tadi."ya mana gue tau ibuk nya aja mau dikibulin,""Lo mewakilkan gue banget Cia capek gue tauk belajar sejarah mulu,""Kalo capek gausah sekolah aja sekalian" kata Sindi."Kalian lanjut aja gue mau kekantin" kata Cia."Kita juga mau kekantin kali,"Jadilah mereka semua barengan ke kantin, jarang-jarang juga mereka bisa kekantin full gini ya biasalah Cia kalo udah mau tidur mau dipaksa bagaimanapun engak akan mau ikut ngantin."Kalian mau apa biar gue pesenin" kata Cia "sekalian gue traktir"lanjutnya membuat teman-temannya seneng dong, yakali ditraktir sedih bodoh banget itumah."Wah tumben lagi ada apa nih traktir"kata yosi."Biasalah uang jajan gue udah numpuk gamuat di kantong lagi"katanya asal, wajar lah ya orang Cia jajan sekali seabad gimana gak numpuk tuh uang jajan."Terserah Lo aja kita mah apa aja juga dimakan" kata santi."Ok
Gavin mengintip dari spion dan ternyata benar, Gavin memberikan ponselnya pada Cia "Lo telfon teman gue cepet" ucapnya. "Temen Lo yang mana?" "Fadly, Fadly cepetan" Dengan sigap Cia mengetikan nama Fadly di kolom pencarian lalu langsung memencet tombol memangil. "Halo, tumben Lo telfon gue" "Cepetan Lo ke lokasi yang gue kirim sekarang juga" ucap Gavin langsung tanpa basa-basi. "Sherlock sekarang" kata Gavin dan Cia hanya menurut. Tiba-tiba motor yang dikendarai Gavin berhenti mendadak sebab dikepung oleh segerombolan remaja. "Wah ternyata Lo bisa pacaran juga ya haha" ejek salah satu dari mereka. Gavin turun dari motornya begitupun Cia "Lo tetap di belakang gue" kata Gavin yang dituruti Cia. "Wah cakep juga ya cewek Lo boleh dong kasih ke gua" kata teman pria yang berbicara tadi lalu mulai mendekati Cia. "Lo sentuh dia gue pastiin Lo mati" ucap Gavin dingin tapi menusuk. Pria itu tertawa remeh dan terus mendekati Cia lalu menoel wajah Cia "cantik mending sini sama gue aja
Mereka sampai di tempat yang dimaksud Cia. Gavin tidak asing melihat bangunan di hadapannya itu, karna dia juga sering kesini tapi sebelumnya dia tidak pernah ketemu dengan Cia disini "Ayo masuk kenapa bengong, tenang aja kalo ada yang berani macam-macam sama Lo biar gue yang tanganin" kata Cia tersenyum manis "Ah iya" balas Gavin membuyarkan lamunannya dan beralih mengikuti Cia "Bang Alan" teriak Cia "lihat nih gue bawa adek Lo"teriak Cia bersemangat, "Siapa" balas seseorang keluar dari sebuah ruangan menghampiri Cia. "Eh bang Bian" kata Gavin sambil bersalaman ala laki-laki gitu tau lah kan. Oh ya nama Alan itu adalah Alandra Biantara. Pangilan Alan cuma Cia seorang yang mengunakan itu. "Kok Lo kenal sama bang bian" tanya Gavin "Kenal lah dia kan sepupu gue yang paling laknat dan paling bandel, dulu waktu sekolah sampai-sampai om sama Tante gue bosan bolak-balik ke sekolah gara-gara surat panggilan dia" kata Cia menatap sinis Bian. "Dia udah tahu kelakuan gue" kata Bian me
Mereka beriringan menuju parkiran sesekali melontarkan candaan, sesampainya di parkiran Cia melihat Gavin sedang berdiri di samping motornya, sudah jelas kalau dia lagi nunggu CiaCia mendului temannya dan menghampiri Gavin"Cia lo mau kemana"pekik Sindi"Bentar" balas Cia tanpa menoleh"Lo lagi nungguin gue?" Sungguh pertanyaan yang tidak berguna tapi yasudahlahGavin memasukan ponselnya kedalam saku dan beralih menatap Cia "engak lagi nungguin nyamuk" katanya sembari neik keatas motor dan memberikan helm ke Cia"Sorry hari ini gue pulang bareng teman-teman" kata Cia sambil menggaruk kepalanyaGavin mendengus "buat apa dia nungu lama-lama disini kalau Cia ga pulang bareng dia""Yaudah" katanya sambil menacapkan gas motornya"Kenapa?"Gumam Cia"Woii Lo ngapain sama Gavin hayoo""Lo liat sendiri kan, lagi ngobrol"balas Cia tak acuh lalu masuk kedalam mobil milik Dea diikuti dengan yang lainTidak dibutuhkan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Ramatha, mereka mema
Cia tengah asik memakan cemilan diruang tamu sembari menonton tayangan di tv, ngomong-ngomong sahabatnya sudah pada pulang barusan maka jadilah Cia sendirian"Dek" pangil Gladien ikut duduk di sebelah Cia"Hem" balasnya"Lo pacaran sama anak tetangga?""Hah?" Cia membelalakkan matanya "anak tetangga mana?""Itu yang boncengin Lo ke sekolah""Oh Gavin" ucap Cia."Nah iya kali. Lo pacaran sama dia""Ya engak lah amit-amit pacaran sama cowok aneh kek dia bang" balas Cia."Syukur deh"balas Gladien lega."Lah kok gitu" tanya cia"Gapapa, dia bukan cowok baik-baik. Besok berangkat bareng gue"kata Gladien lalu meningalkan cia yang tidak mengerti maksud abangnya ituCia tidak ambil pusing ucapa
Kedua remaja itu sekarang tengah berada di rooftop SMA Alaska, Gavin menarik Cia hingga sampai di sini. "Lo mau apa sih Gavin?"Tanya Cia menarik paksa tangannya. "Lo berangkat bareng siapa?" Cia menetralkan emosinya, jadi lelaki itu hanya ingin menanyakan itu. Kenapa tidak di kelas saja, dasar manusia aneh. "Lo gak perlu tau"balas Cia "Gue harus tau, Lo tadi pergi sama siapa, Cia?" Cia berdecak "gausah kepo deh, lagian juga gak penting gue mau berangkat sama siapa kan bagus gak nyusahin Lo lagi" sahut Cia. "Bukan gitu, Cia. Gue gak mau Lo kenapa-napa gara-gara gue, Lo dalam bahaya semenjak kejadian kita di hadang anak motor waktu itu, gue gamau Lo kenapa-napa, nanti pulang bareng gue" putus Gavin "Gue gamau, gue bisa jaga diri" balas Cia. "Gue gak nerima penolakan, Cia" sahut Gavin "Balik lagi ke kelas, pelajaran bentar lagi di mulai" kata Gavin membuat Cia menghela nafas berat. *** Lagi-lagi Cia tidur di kelas, seakan status hidup tidak berguna bagi gadis itu, ia lebih b