Mereka sampai di tempat yang dimaksud Cia. Gavin tidak asing melihat bangunan di hadapannya itu, karna dia juga sering kesini tapi sebelumnya dia tidak pernah ketemu dengan Cia disini "Ayo masuk kenapa bengong, tenang aja kalo ada yang berani macam-macam sama Lo biar gue yang tanganin" kata Cia tersenyum manis "Ah iya" balas Gavin membuyarkan lamunannya dan beralih mengikuti Cia "Bang Alan" teriak Cia "lihat nih gue bawa adek Lo"teriak Cia bersemangat, "Siapa" balas seseorang keluar dari sebuah ruangan menghampiri Cia. "Eh bang Bian" kata Gavin sambil bersalaman ala laki-laki gitu tau lah kan. Oh ya nama Alan itu adalah Alandra Biantara. Pangilan Alan cuma Cia seorang yang mengunakan itu. "Kok Lo kenal sama bang bian" tanya Gavin "Kenal lah dia kan sepupu gue yang paling laknat dan paling bandel, dulu waktu sekolah sampai-sampai om sama Tante gue bosan bolak-balik ke sekolah gara-gara surat panggilan dia" kata Cia menatap sinis Bian. "Dia udah tahu kelakuan gue" kata Bian me
Mereka beriringan menuju parkiran sesekali melontarkan candaan, sesampainya di parkiran Cia melihat Gavin sedang berdiri di samping motornya, sudah jelas kalau dia lagi nunggu CiaCia mendului temannya dan menghampiri Gavin"Cia lo mau kemana"pekik Sindi"Bentar" balas Cia tanpa menoleh"Lo lagi nungguin gue?" Sungguh pertanyaan yang tidak berguna tapi yasudahlahGavin memasukan ponselnya kedalam saku dan beralih menatap Cia "engak lagi nungguin nyamuk" katanya sembari neik keatas motor dan memberikan helm ke Cia"Sorry hari ini gue pulang bareng teman-teman" kata Cia sambil menggaruk kepalanyaGavin mendengus "buat apa dia nungu lama-lama disini kalau Cia ga pulang bareng dia""Yaudah" katanya sambil menacapkan gas motornya"Kenapa?"Gumam Cia"Woii Lo ngapain sama Gavin hayoo""Lo liat sendiri kan, lagi ngobrol"balas Cia tak acuh lalu masuk kedalam mobil milik Dea diikuti dengan yang lainTidak dibutuhkan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Ramatha, mereka mema
Cia tengah asik memakan cemilan diruang tamu sembari menonton tayangan di tv, ngomong-ngomong sahabatnya sudah pada pulang barusan maka jadilah Cia sendirian"Dek" pangil Gladien ikut duduk di sebelah Cia"Hem" balasnya"Lo pacaran sama anak tetangga?""Hah?" Cia membelalakkan matanya "anak tetangga mana?""Itu yang boncengin Lo ke sekolah""Oh Gavin" ucap Cia."Nah iya kali. Lo pacaran sama dia""Ya engak lah amit-amit pacaran sama cowok aneh kek dia bang" balas Cia."Syukur deh"balas Gladien lega."Lah kok gitu" tanya cia"Gapapa, dia bukan cowok baik-baik. Besok berangkat bareng gue"kata Gladien lalu meningalkan cia yang tidak mengerti maksud abangnya ituCia tidak ambil pusing ucapa
Kedua remaja itu sekarang tengah berada di rooftop SMA Alaska, Gavin menarik Cia hingga sampai di sini. "Lo mau apa sih Gavin?"Tanya Cia menarik paksa tangannya. "Lo berangkat bareng siapa?" Cia menetralkan emosinya, jadi lelaki itu hanya ingin menanyakan itu. Kenapa tidak di kelas saja, dasar manusia aneh. "Lo gak perlu tau"balas Cia "Gue harus tau, Lo tadi pergi sama siapa, Cia?" Cia berdecak "gausah kepo deh, lagian juga gak penting gue mau berangkat sama siapa kan bagus gak nyusahin Lo lagi" sahut Cia. "Bukan gitu, Cia. Gue gak mau Lo kenapa-napa gara-gara gue, Lo dalam bahaya semenjak kejadian kita di hadang anak motor waktu itu, gue gamau Lo kenapa-napa, nanti pulang bareng gue" putus Gavin "Gue gamau, gue bisa jaga diri" balas Cia. "Gue gak nerima penolakan, Cia" sahut Gavin "Balik lagi ke kelas, pelajaran bentar lagi di mulai" kata Gavin membuat Cia menghela nafas berat. *** Lagi-lagi Cia tidur di kelas, seakan status hidup tidak berguna bagi gadis itu, ia lebih b
***Seperti yang dikatakan Gavin tadi pagi jika Cia pulang sekolah bersama dia. Sekarang kedua remaja itu sudah di perjalanan hendak pulang."Gavin" teriak Cia, sedari tadi gadis itu memangil namun tidak ada jawaban dari laki-laki itu."Eh kenapa?" sahut Gavin.Cia mendengus "Lo kenapa sih, lagi mikirin apaan coba"tanya Cia penasaran"Gue gak kenapa-napa kok" sahut Gavin"Bohong" balas Cia "minggirin motor Lo dulu" suruh Cia membuat Gavin menurut saja.Cia turun dari motor Gavin lalu membuka helm yang di kenakan nya "duduk di sana" tunjuk Cia pada sebuah bangku kosong yang tersedia di pinggir jalan.Gavin mengikuti Cia lalu mereka duduk berdua di sana.Cia menghadap Gavin, ia yakin ada yang tidak beres dengan laki-laki itu "jujur, Lo lagi mikirin apa?" Tanya Cia penasaran."Gak ada, Cia""Jangan bohong, Gavin. Gue tau Lo lagi mikirin sesuatu, jujur sama gue"kata Cia serius.Gavin menghela nafasnya, laki-laki itu menatap dalam wajah Cia "Lo tadi pagi berangkat sama siapa?" Tanya laki-l
***Pagi ini Gavin dan Cia berangkat barengan karena pesan dari pria itu semalam jadilah Cia menunggu di depan rumah. Selama di perjalanan tidak ada yang bicara hanya suara kendaraan yang terdengar.Sesampainya di parkiran sekolah Cia ingin lebih dahulu ke kelas tidak mau berbarengan dengan Gavin makasih ucap Cia berlalu meninggalkan Gavin.Saat memasuki kelas hanya ada beberapa murid di dalam teman-temannya belum ada yang datang satupun. Tidak mau peduli Cia memilih duduk di bangkunya lalu merebahkan kepalanya melakukan rutinitasnya, tidur.Sementara itu Gavin yang baru masuk ke kelas berdecak mendapati Cia yang tidur, padahal masih pagi tetapi gadis itu malah tidur. Gavin berhenti tepat di depan meja Cia memperhatikan gadis itu. Sepertinya Cia tidak menyadari keberadaannya lalu Gavin melanjutkan ke mejanya yang berada tepat di belakang Cia."CIAAAA" pekikan itu berasal dari Puti yang baru saja datang bersama Yosi dan Sindi yang kebetulan ketemu di parkir.Cia yang mendengar pekikan
***Saat ini Cia tengah duduk di balkon kamarnya. Gadis itu tengah belajar. Yap, belajar. Cia lebih suka memahami materi pelajaran di rumah di bandingkan di sekolah makanya saat guru menyuruhnya mengerjakan soal mendadak dia dapat menjawabnya. Cia rajin mengerjakan tugas dari sekolah? Jawabannya tidak. Gadis itu memang belajar dan mengerjakan latihan soal di rumah namun itu hanya untuk dirinya bukan untuk melengkapi tugas sekolah, sangat jarang gadis itu mengerjakan tugasnya bahkan buku tugas miliknya sering ada di Dea dan seringkali Dea lah yang menyelesaikan tugas milik Cia.Cia itu aslinya pintar teman-temannya pun tau itu bahkan mereka juga tau jika Cia lebih suka belajar saat di rumah daripada mendengarkan guru di kelas. Gadis itu menutupi kepintarannya dengan menghabiskan sebagian harinya untuk tidur, belajar di gunakan nya saat pulang sekolah hingga sore dengan bantuan mentor online yang memberikan penjelasan lewat zoom dan mengirimi contoh-contoh soal.Cia menyelesaikan bebera
****Pagi ini Cia memasuki kelas bersama Gavin. Dari parkiran mereka beriringan memasuki kelas layaknya mereka berdua sudah seperti remaja yang baru saja berpacaran.Cia mendudukkan dirinya di kursi, gadi itu hendak melakukan rutinitas biasanya namun deheman dari Gavin menyadarkannya.Cie mendengus lalu duduk menyamping "Terus gue ngapain?" Tanya Cia cemberut. "Baca buku atau apapun, yang penting tidak tidur" balas Gavin."Membosankan" balas Cia. Tangan gadis itu mengambil pena yang terletak di atas meja Gavin lalu membalikkan buku tulis remaja itu yang di bagian paling belakang, bersih. Itu kesan pertama yang Cia dapati.Cia mencorat-coret abstrak buku tulis bagian belakang Gavin tanpa meminta izin terlebih dahulu pada pemiliknya sementara sang pemilik buku tersenyum tipis melihat gadis di depannya yang tengah cemberut dengan tangan yang asik mencoreti bukunya."Ya ampun Cia, Gavin!! Pemandangan pagi macam apa ini"suara melengking milik Puti terdengar nyaring di telinga mereka, memb