****Pagi ini Cia memasuki kelas bersama Gavin. Dari parkiran mereka beriringan memasuki kelas layaknya mereka berdua sudah seperti remaja yang baru saja berpacaran.Cia mendudukkan dirinya di kursi, gadi itu hendak melakukan rutinitas biasanya namun deheman dari Gavin menyadarkannya.Cie mendengus lalu duduk menyamping "Terus gue ngapain?" Tanya Cia cemberut. "Baca buku atau apapun, yang penting tidak tidur" balas Gavin."Membosankan" balas Cia. Tangan gadis itu mengambil pena yang terletak di atas meja Gavin lalu membalikkan buku tulis remaja itu yang di bagian paling belakang, bersih. Itu kesan pertama yang Cia dapati.Cia mencorat-coret abstrak buku tulis bagian belakang Gavin tanpa meminta izin terlebih dahulu pada pemiliknya sementara sang pemilik buku tersenyum tipis melihat gadis di depannya yang tengah cemberut dengan tangan yang asik mencoreti bukunya."Ya ampun Cia, Gavin!! Pemandangan pagi macam apa ini"suara melengking milik Puti terdengar nyaring di telinga mereka, memb
***Hamparan danau terlihat sangat indah dari ketinggian rumah pohon itu. Sekeliling danau yang di hiasi dengan hijaunya tumbuhan, banyak pohon yang berjajar di tepian danau itu membuat pesona danau semakin indah.Cia dan Gavin duduk berdua di atas rumah pohon menghadap danau menikmati pemandangan itu."Gue suka ke sini" ujar CiaGavin melirik gadis di sampingnya itu "sama siapa?""Sendiri"sahut Cia."Saat perasaan gue lagi kacau kacaunya pasti gue larinya ke sini, gue bisa ngerasain ketenangan kalo di sini" ujar Cia."Untuk kedepannya saat Lo lagi kacau atau dalam suana apapun kalau mau ke sini harus sama gue" kata Gavin.Cia menautkan alisnya menatap Gavin yang juga menatapnya "aturan dari mana itu?""Jangan banyak tanya Cia Lo tinggal nurut aja" sahut Gavin.Cia terkekeh kecil. Laki-laki itu kadang ngeselin terkadang juga mengemaskan. Cia juga tidak menyangka akan bisa dekat begini dengan Gavin. Padahal waktu itu awalnya Cia cuma numpang pulang bersama Gavin eh berujung mereka jadi
****"Darimana aja dek, jam segini baru pulang? Perasaan tadi pas gue lewat sekolah Lo udah pada sepi" itu suara Gladien. Pria itu tengah duduk di ruang tamu menyaksikan tayangan di layar televisi.Cia menghentikan langkahnya menghadap Gladien "dari pulang sekolah"balas Cia."Jangan bohong"Cia mendengus, kenapa saudara kembarnya ini sangat kepo padahal masih belum malam tapi di tanyain sampai segitunya "dari danau bang" kata Cia.Gladien mengalihkan fokusnya pada Cia "Lo kenapa, Lagi kangen sama papa?"Tanya Gladien. Ya, dia tau adik nya itu sering ke danau saat kangen papa atau sedih.Cia menggeleng "tadi gue ngajak temen ke sana bang, udah ah banyak bacot lu bang, sono pacaran sama Puti biar lu punya temen ngebacot jangan ke gue mulu banyak bacot"kesal Cia meningalkan Gladien di sana."Emosian Lo" teriak Gladien."Yaiyalah, orang Lo bikin emosi"Gladien tidak berniat mengubris ucapan Cia pria itu kembali fokus pada tayangan televisi yang ia tonton.Selang beberapa menit Cia kembali
***Lagi hari ini Cia ada di kantin, mungkin untuk seterusnya gadis itu akan berada di kantin saat jam istirahat, tidak lagi rebahan di kelas. Satu persatu kebiasaan buruk Cia akan segera tergantikan dengan kebiasaan baik."Gila ya gue kemaren di marahin emak-emak di jalanan anjir, padahal gue udah bener di jalur gue emak-emaknya aja yang salah jalur hampir gue tabrak eh yang marah malah dia" kesal Puti bercerita dengan ekspresi penuh emosi."Mau Lo bener atau salah sekalipun, kalo lawan Lo emak-emak bakal tetap salah. Belum tau aja Lo kekuatan bacot emak-emak, belum apa-apanya sama bacotan Lo"kata Dea."Dia yang salah malah dia yang ngotot, masih kesel gue anjir"ujar Puti."Terus jadinya gimana? Lo di gampar gak sama emak-emaknya"tanya Santi"Enggak lah, gue cabut aja males banget ngeladenin""Sin Lo beneran putus sama cowok Lo" tanya Puti pada Sindi yang terlihat murung sedari tadi pagi.Sindi mengangguk"Kenapa sih kalian bisa putus?" Tanya Yosi "perasaan kemaren-kemaren baik-baik
**** "Cia" pangil seseorang dari tadi namun gadis yang dipanggil itupun tidak kunjung bangun dari tidurnya. "Cia kamu mau saya lapor orang tua kamu" ucap seseorang itu lagi dengan nada yang lebih tinggi. Ia adalah guru yang mengajar dikelas Cia. "Ada apa buk?" Cia menguap sambil mengucek mata nya. "Kamu ini udah kelas tiga engak juga berubah-ubah kelakuan nya, ngak abis pikir saya sama kamu," ucap Ibuk itu memarahi Cia. "Saya kelas dua belas buk bukan kelas tiga" jawab Cia meralat kata guru nya sehingga menimbulkan gelak tawa. "Kalian diam! Kamu menjawab aja bisanya," kata Ibuk itu. "Buk Retno Wulandari yang terhormat. kata orang tua saya kalau ada orang berbicara kepada kita harus dijawab kalo gak di jawab namanya gak sopan!" balas Cia lantang. "Terserah kamu, sebagai hukuman kamu jawab soal yang didepan" putus buk Retno. "Halah cuma itu doang kenapa gak dari tadi buk" cetus Cia lalu menuju kedepan untuk menjawab soal yang diberikan buk Retno. Sekitar satu menit Cia sudah s
Cia bejalan gontai menuju kelasnya, koridor masih terlihat sepi karna hari masih pagi walapu Cia nakal tapi dia pergi ke sekolah gak pernah telat kenapa? Ya karna dia bareng sama Gladien yang notabene nya anak rajin mau gak mau Cia harus berangkat pagi. Cia memasuki kelasnya yang ternyata sudah ada sesosok lelaki yang sedang asik dengan buku di tangannya "aelah masih pagi udah megang buku aja lo" tegur Cia sambil mendudukkan tubuhnya di kursi. Lelaki itu melirik sekilas tanpa berniat menjawab ucapan Cia. "Idih songong juga lo" kesal Cia "eh, atau jangan-jangan lo budek atau bisu kali ya makanya diam aja."lanjut Cia. "Berisik!"balasnya. "Cih, songong!" "Pagii! Cia kenapa tuh muka" sapa Dea yang baru saja memasuki kelas. "Noh ada anak songon mati kecakepan" balas Cia melirik lelaki itu. "Is Lo gak boleh ngomong gitu nanti Lo dibuli fans dia loh" "Cih fans masak iya cowok budek kek dia punya fans" Cia meremehkan. Lalu Dea mendekatkan wajahnya ke telinga Cia "dia itu cowok popule
"Vin ada anak sekolah sebelah nantangin kita" bisik Fadly memberi tahu gavin. Gavino adalah siswa teladan di sekolahnya dan berprestasi tentunya sangat disayangi setiap guru-guru karna sering membanggakan sekolah dengan prestasi dan bakat nya tapi tidak ada yang menyangkal dibalik semua itu ternyata gio tidak sebaik yang difikirkan. Gavino anak geng? Benar gavin merupakan ketua dari geng RANDA 'jangan bangunkan macan yang sedang tidur' yaitu geng yang sudah ada sejak lama namun beberapa tahun sebelum gavino masuk sekolah di sini geng itu sempat mati tapi setelah Gavino masuk disana dia dan teman-temannya dipercaya untuk menghidupkan kembali. Walaupun dia ketua geng dia tidak seburuk itu karna mereka semua 'pantang menyerang sebelum diserang' Kita tidak akan menyerang siapapun kecuali mereka yang duluan. "Udah biarin aja" balas Gavino tenang sambil memainkan sebatang rokok ditangannya. Mereka semua berada di luar sekolah yang berada di belakang sekolah. tempat ini jarang atau lebih
**** "Hah" Cia melongo lalu mengingat-ingat jikalau dia belum memberitahu Gavin dimana alamat rumahnya. "Lo kok tau rumah gue? Jangan-jangan Lo fans diam-diam gue. Oh atau jangan-jangan Lo suka sama gue jujur aja, gue gak bakalan mau kali sama lo. Mimpi aja Lo" ujar Cia ceplas-ceplos. "Terserah Lo, itu rumah gue di samping rumah Lo," ucap Gavin lalu pergi dari sana. Cia membelalakkan matanya "astaga gue masih punya urat malu. Aduhh gimana nih gue belum sanggup kalo nanti ketemu dia yang ada gue arghhh" kesal cia. "Woii ngapain Lo bengong di sana?" teriak Gladien yang baru nyampe. "Hah s-siapa?" "Ya elolah, minggir gih gue mau lewat," "Bilangnya gabisa jemput lagi sibuk, bilang aja gamau jemput kan jelas" omel Cia, Lalu Cia masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan Gladien. Cia melempar asal tas sekolah nya lalu Menganti pakaiannya dengan pakaian santai setelah itu kebawah untuk sarapan. "Mama belum pulang bi" tanya Cia kepada bi Nuni asisten rumah tangga di rumah Cia. "Belum n