****
"Hah" Cia melongo lalu mengingat-ingat jikalau dia belum memberitahu Gavin dimana alamat rumahnya.
"Lo kok tau rumah gue? Jangan-jangan Lo fans diam-diam gue. Oh atau jangan-jangan Lo suka sama gue jujur aja, gue gak bakalan mau kali sama lo. Mimpi aja Lo" ujar Cia ceplas-ceplos.
"Terserah Lo, itu rumah gue di samping rumah Lo," ucap Gavin lalu pergi dari sana.
Cia membelalakkan matanya "astaga gue masih punya urat malu. Aduhh gimana nih gue belum sanggup kalo nanti ketemu dia yang ada gue arghhh" kesal cia.
"Woii ngapain Lo bengong di sana?" teriak Gladien yang baru nyampe.
"Hah s-siapa?"
"Ya elolah, minggir gih gue mau lewat,"
"Bilangnya gabisa jemput lagi sibuk, bilang aja gamau jemput kan jelas" omel Cia, Lalu Cia masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan Gladien.
Cia melempar asal tas sekolah nya lalu Menganti pakaiannya dengan pakaian santai setelah itu kebawah untuk sarapan.
"Mama belum pulang bi" tanya Cia kepada bi Nuni asisten rumah tangga di rumah Cia.
"Belum non, kata Ibuk untuk beberapa hari kedepan dia bakal sibuk dibutik" jawab bi Nuni.
"Oh gitu bi"
"Iya non"
"Yuhuu adekk lagi apa nih" sapa Gladien yang tiba-tiba muncul.
"Lagi gulung kasur sama bunuh orang bang" jawab Cia"udah jelas orang lagi makan pake nanya segala" tambahnya kesal.
"Basa-basi dek gitu aja masa gak paham sih"
"Ada apa nih panggil-panggil adek, pasti ada maunya"tebak Cia yang sudah paham.
"Hehe, maaf ya tadi gue gak bisa jemput, kata guru pembimbing gue bakalan ada rapat OSIS tau-tau nya gajadi" kata Gladien merasa bersalah karena gak bisa jemput Cia.
"Iya deh gapapa" balas Cia "Eh iya Lo tau gak itu orang yang baru pindah di rumah sebelah?" Tanyanya.
"Itu keluarganya om Abraham yang dulu tinggal di perumahan sebelah, denger-denger baru beli rumah itu,"
"Ternyata Abang gue yang tuanya tiga menit dari gue ini tau ya gosip-gosip tetangga, dasar kepo ya gitu" kata Cia.
"Lah! gak waras emang, udah dijawab malah ngatain" Gladien geleng-geleng kepala dibuatnya, orang dia yang nanya giliran dijawab malah nyolot.
"Eh iya Lo kenal anaknya gak?"
"Udah gak usah kepo!"Gladien meningalkan Cia yang masih penasaran.
"Ailah gitu doang ngabek kek cewek Lo"
"Bodo!"
Cia meningalkan makananya yang sudah habis menuju ruang tamu. Ia mendudukkan tubuhnya diatas kursi lalu memainkan ponselnya.
****
Cia terbangun seraya melihat jam yang terpampang di dinding kamar nya "astaga gue ketiduran"ucapnya langsung buru-buru berlari kekamar mandi.Setelah beberapa menit dia selesai dengan seregamnya dan buru-buru keruang makan "ma Gladien mana?" tanya Cia yang tak melihat Glad disana.
"Oh iya Glad bilang dia duluan katanya lagi ada rapat osis pagi ini dia nyuruh kamu pergi naik ojek online aja hari ini sayang" kata Dita lembut.
"Yah ma kok gitu, Cia bawa mobil aja ya" pinta Cia memohon karna dia tidak diperbolehkan untuk membawa kendaraan.
"Jangan sayang kamu belum bisa bawa mobil nanti kalo ada apa-apa gimana?" Khawatir Dita
"Ma boleh ya kali ini aja,"
"Emang keburu kalo bawa mobil, biasanya jam segini macet mending kamu naik ojek online aja" kata Dita mengigat kalau jam segini sering macet.
"Yaudah deh ma Cia berangkat dulu"pamit Cia sambil menyalimi mama nya lalu keluar rumah.
Cia mengotak-atik ponselnya "aduh mana paket gaada segala" kesalnya sambil mengusap gusar kepalanya takut nanti telat malah di hukum.
Titt...
Terdengar klakson motor seseorang "mau numpang gak?"
Tanpa menjawab Cia buru-buru naik keatas motor itu"Tumben Lo baik lagi kesambet ya"
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
"Astaghfirullah gue malu sama Lo anjirr" pekik Cia mengingat kejadian kemaren.
Gavin mengkerutkan keningnya "cewek aneh" gumamnya "Lo kenapa?"
"Gajadi cepetan jalan nanti gue telat"
Gavin mengendarai motornya menuju sma bersama dengan memboncengi cewek cakep eh lupa cewek aneh yang bener, kalo di mata Gavin ya gitu.
Sekian menit dan detik yang mereka lalui di perjalanan akhirnya tibalah mereka di SMA yang mereka cinta ini dimana lagi kalo bukan sma bersama.
Cia turun dari motor Gavin "makaseh" ucapnya lalu pergi meninggalkan Gavin. Dia sadar kalo sekarang dia lagi ditatap horor sama siswi-siswi di sekolahnya .
"Apa Lo pada liat-liat! gue tau kok kalo gue cantekk gak usah gitu liatnya" Taulah Cia gituloh pede nya gak nangung.
"Idih pede banget Lo dasar genit" ucap salah satu siswa yang berada di sana.
"Lo cari gara-gara sama gue hah" Cia menghampiri sekumpulan cewek-cewek itu.
***** "Idih pede banget Lo dasar genit" ucap salah satu siswa yang berada di sana. "Lo cari gara-gara sama gue hah!" Cia menghampiri sekumpulan cewek-cewek itu. "Lo tadi bilang apa?" Tanya Cia kepada perempuan yang bernama diva yang terkenal dengan paras cantiknya itu dan merupakan cewek populer di sma bersama. "Cewek ganjen, kecentilan" ucapnya sejelas-jelas mungkin. Karna Cia tak terima dengan omongan diva. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke diva "coba sekarang Lo jelasin kenapa bisa Lo bilang gue ganjen?," Belum sempat diva bicara Cia kembali bersuara "oh gue tahu jangan-jangan karna tadi gue bareng Gavin, benarkan?" "Woii Gavin Lo kesini bentar" teriak Cia mengema mbuat semua orang yang berada disekitar nya mulai memperhatikan nya. "Apa"balas Gavin. "Noh Lo urusin semua fans-fans bocil Lo, enak aja mereka semua pada melototin gue make bilang ganjen lagi belum tahu gue siapa kali hah" emosi Cia mulai memuncak. "Dih songong banget" cibir Diva. "Iss" Cia hendak menampar wajah D
**** Bel menandakan pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu tetapi Cia masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. "Cia cepetan pulang lanjutin tidurnya dirumah aja" kata Puti yang sedari tadi mengajak Cia pulang begitupun dengan yang lainnya. "Hah" Cia menegakan kepalanya dengan mata yang masih sayu "kalian duluan aja gue nunggu Gladien disini aja" katanya kembali merebahkan kepalanya. "Beneran Lo gapapa nih, katanya sih dulu anak-anak yang kelasnya disini, ini kelas angker loh, suka ada yang nangis-nangis gitu" ujar Sindi yang sempat mendengar gosipan dari salah seorang murid. "Gapercaya gue duluan aja Sono" usir Cia. "Yaudah deh kita duluan ya byeee"kata Sindi. "Tiati ya Cia" tambah Puti. Kini hanya Cia yang berada di kelasnya dengan keadaan tidur. Dimanapun kapanpun kalo lagi mau tidur ya tidur. Sampai seketika Cia terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam di layar ponselnya yang dinyalakan "eh udah jam segini aja, mampus mana banyak pangilan tak terjawab
Cia sedang asik menikmati sarapan siang nya eh ralat sarapan sore sendirian tiba-tiba dikagetin Gladien. "Astaghfirullah Lo pengen jadi anak satu-satunya ha? bilang baik-baik gak gini caranya Jaenab" omel Cia. "Dek temenin gue dong" kata Glad lembut kek cintaku padamu lembut kalo lagi cinta doang. "Ngapain?" "Beli baju nanti Lo pilih yang bagus buat gue abis itu gue beliin Lo novel deh" bujuk Gladien. "Huk huk gak salah Lo bang" Cia menempelkan tangannya di kepala Gladien "sejak kapan gue suka baca novel woii daripada gue baca novel mendingan juga molor," "Lah itu novel banyak dikamar lo apa?" "Oh itu cuma buat memperindah kamar gue biar keliatan estetik gitu dari pada kosong aja kek pikiran gue" kata Cia cengengesan. "Gue jadi gak yakin kalo Lo itu kembaran gue jangan-jangan kembaran gue yang aslinya ketuker dirumah sakit pas mama lahiran" "Iya kali gue yang anak kandung terus kembaran gue ketukar sama Lo gitu kan, dasar anak pungut Lo"kata Cia. "Lo yang anak pungut" "Bacot
****"Sumpah yah, gue gedek banget sama Lo Cia kasihan gue liat muka buk Sri udah merah banget dari tadi" kata Dea mengingat saat belajar sama buk Sri tadi."ya mana gue tau ibuk nya aja mau dikibulin,""Lo mewakilkan gue banget Cia capek gue tauk belajar sejarah mulu,""Kalo capek gausah sekolah aja sekalian" kata Sindi."Kalian lanjut aja gue mau kekantin" kata Cia."Kita juga mau kekantin kali,"Jadilah mereka semua barengan ke kantin, jarang-jarang juga mereka bisa kekantin full gini ya biasalah Cia kalo udah mau tidur mau dipaksa bagaimanapun engak akan mau ikut ngantin."Kalian mau apa biar gue pesenin" kata Cia "sekalian gue traktir"lanjutnya membuat teman-temannya seneng dong, yakali ditraktir sedih bodoh banget itumah."Wah tumben lagi ada apa nih traktir"kata yosi."Biasalah uang jajan gue udah numpuk gamuat di kantong lagi"katanya asal, wajar lah ya orang Cia jajan sekali seabad gimana gak numpuk tuh uang jajan."Terserah Lo aja kita mah apa aja juga dimakan" kata santi."Ok
Gavin mengintip dari spion dan ternyata benar, Gavin memberikan ponselnya pada Cia "Lo telfon teman gue cepet" ucapnya. "Temen Lo yang mana?" "Fadly, Fadly cepetan" Dengan sigap Cia mengetikan nama Fadly di kolom pencarian lalu langsung memencet tombol memangil. "Halo, tumben Lo telfon gue" "Cepetan Lo ke lokasi yang gue kirim sekarang juga" ucap Gavin langsung tanpa basa-basi. "Sherlock sekarang" kata Gavin dan Cia hanya menurut. Tiba-tiba motor yang dikendarai Gavin berhenti mendadak sebab dikepung oleh segerombolan remaja. "Wah ternyata Lo bisa pacaran juga ya haha" ejek salah satu dari mereka. Gavin turun dari motornya begitupun Cia "Lo tetap di belakang gue" kata Gavin yang dituruti Cia. "Wah cakep juga ya cewek Lo boleh dong kasih ke gua" kata teman pria yang berbicara tadi lalu mulai mendekati Cia. "Lo sentuh dia gue pastiin Lo mati" ucap Gavin dingin tapi menusuk. Pria itu tertawa remeh dan terus mendekati Cia lalu menoel wajah Cia "cantik mending sini sama gue aja
Mereka sampai di tempat yang dimaksud Cia. Gavin tidak asing melihat bangunan di hadapannya itu, karna dia juga sering kesini tapi sebelumnya dia tidak pernah ketemu dengan Cia disini "Ayo masuk kenapa bengong, tenang aja kalo ada yang berani macam-macam sama Lo biar gue yang tanganin" kata Cia tersenyum manis "Ah iya" balas Gavin membuyarkan lamunannya dan beralih mengikuti Cia "Bang Alan" teriak Cia "lihat nih gue bawa adek Lo"teriak Cia bersemangat, "Siapa" balas seseorang keluar dari sebuah ruangan menghampiri Cia. "Eh bang Bian" kata Gavin sambil bersalaman ala laki-laki gitu tau lah kan. Oh ya nama Alan itu adalah Alandra Biantara. Pangilan Alan cuma Cia seorang yang mengunakan itu. "Kok Lo kenal sama bang bian" tanya Gavin "Kenal lah dia kan sepupu gue yang paling laknat dan paling bandel, dulu waktu sekolah sampai-sampai om sama Tante gue bosan bolak-balik ke sekolah gara-gara surat panggilan dia" kata Cia menatap sinis Bian. "Dia udah tahu kelakuan gue" kata Bian me
Mereka beriringan menuju parkiran sesekali melontarkan candaan, sesampainya di parkiran Cia melihat Gavin sedang berdiri di samping motornya, sudah jelas kalau dia lagi nunggu CiaCia mendului temannya dan menghampiri Gavin"Cia lo mau kemana"pekik Sindi"Bentar" balas Cia tanpa menoleh"Lo lagi nungguin gue?" Sungguh pertanyaan yang tidak berguna tapi yasudahlahGavin memasukan ponselnya kedalam saku dan beralih menatap Cia "engak lagi nungguin nyamuk" katanya sembari neik keatas motor dan memberikan helm ke Cia"Sorry hari ini gue pulang bareng teman-teman" kata Cia sambil menggaruk kepalanyaGavin mendengus "buat apa dia nungu lama-lama disini kalau Cia ga pulang bareng dia""Yaudah" katanya sambil menacapkan gas motornya"Kenapa?"Gumam Cia"Woii Lo ngapain sama Gavin hayoo""Lo liat sendiri kan, lagi ngobrol"balas Cia tak acuh lalu masuk kedalam mobil milik Dea diikuti dengan yang lainTidak dibutuhkan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Ramatha, mereka mema
Cia tengah asik memakan cemilan diruang tamu sembari menonton tayangan di tv, ngomong-ngomong sahabatnya sudah pada pulang barusan maka jadilah Cia sendirian"Dek" pangil Gladien ikut duduk di sebelah Cia"Hem" balasnya"Lo pacaran sama anak tetangga?""Hah?" Cia membelalakkan matanya "anak tetangga mana?""Itu yang boncengin Lo ke sekolah""Oh Gavin" ucap Cia."Nah iya kali. Lo pacaran sama dia""Ya engak lah amit-amit pacaran sama cowok aneh kek dia bang" balas Cia."Syukur deh"balas Gladien lega."Lah kok gitu" tanya cia"Gapapa, dia bukan cowok baik-baik. Besok berangkat bareng gue"kata Gladien lalu meningalkan cia yang tidak mengerti maksud abangnya ituCia tidak ambil pusing ucapa