****
Bel menandakan pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu tetapi Cia masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya.
"Cia cepetan pulang lanjutin tidurnya dirumah aja" kata Puti yang sedari tadi mengajak Cia pulang begitupun dengan yang lainnya.
"Hah" Cia menegakan kepalanya dengan mata yang masih sayu "kalian duluan aja gue nunggu Gladien disini aja" katanya kembali merebahkan kepalanya.
"Beneran Lo gapapa nih, katanya sih dulu anak-anak yang kelasnya disini, ini kelas angker loh, suka ada yang nangis-nangis gitu" ujar Sindi yang sempat mendengar gosipan dari salah seorang murid.
"Gapercaya gue duluan aja Sono" usir Cia.
"Yaudah deh kita duluan ya byeee"kata Sindi.
"Tiati ya Cia" tambah Puti.
Kini hanya Cia yang berada di kelasnya dengan keadaan tidur. Dimanapun kapanpun kalo lagi mau tidur ya tidur. Sampai seketika Cia terbangun dari tidurnya.
Dilihatnya jam di layar ponselnya yang dinyalakan "eh udah jam segini aja, mampus mana banyak pangilan tak terjawab dari Gladien"Cia panik lalu berlari keluar sekolah takut jika gerbang sudah ditutup.
"Yahh sial mana gerbang udah pada ditutup" Cia celingak-celinguk mencari celah yang bisa dia panjat.
Cia melihat tembok disebelah gerbang yang agak lumayan rendah dan dibawahnya ada kursi. Cia terpaksa memanjat temboknya.
Brukk
"akhirnya gue bisa keluar" kata Cia setelah melompati tembok itu.
Drenggg gerbang terbuka lebar. Cia membelalakkan matanya melihat itu "pak budiiiii" teriak Cia kepada satpam yang bertugas disekolah nya itu.
"Astaga kenapa neng bikin kaget aja"kata pak Budi.
"Aaaa pak Budi gimana sih Cia udah susah-susah manjat tembok biar bisa keluar eh tau-tau pak Budi masih disekolah"dumel Cia.
"Eh maap atuh neng Cia bapak kira semua murid udah pada pulang, tadi bapak teh lagi ngunci semua kelas jadi gerbangnya bapak kunci biar gak ada orang lain yang masuk gitu neng"ujar pak Budi.
"Yaudah deh pak, tadi bapak ada liat orang yang biasa jemput saya disini gak pak?"Tanya Cia.
"Ada neng, tadi dia sempat nanya sama bapak bapak bilang gak tau abis itu bapak gak tau dia kemana,"
"Yahh sial,"
Tiba-tiba ada motor melintas di hadapan Cia dan menemui pak Budi "pak nitip motor sebentar mau ambil buku yang ketinggalan" katanya.
"Oh iya ini kunci kelasnya" kata pak Budi.
"Wah kesempatan nih" pikir Cia "eh gajadi gengsi gue, nanti dia malah seenaknya sama gue kalo dibiarin toh tadi dia nginjak kaki gue gak minta maaf" gumamnya.
Titttt...
klakson mengagetkan Cia "apaan sih berisik kan bisa lewat sana" dumel Cia kesal.
"Cepetan naik"katanya.
"Akhh kesempatan ini" kata Cia dalam hati "gajadi ah baru juga nawarin sekali,"
"Ogah!" kata Cia.
"Cepetan, angap aja permintaan maaf gue tadi
pagi" katanya "ayo gapake nolak,""Dih maksa" kata Cia sambil naik kemotor itu "udah cepetan,"
"Pegangan" katanya.
"Gavin Abraham yang terhormat GAK USAH MODUS LU BABI"kesal cia sembari menabok punggung Gavin.
Gavin meringis sambil memegangi punggungnya yang di tabok Cia barusan.
"Turun, Lo gajadi gue tumpangin!" Kata Gavin.
"Cih cowok ngambekan pantesan gak laku-laku" cibir Cia yang masih enteng duduk di atas motor tanpa memperdulikan pemiliknya.
"Lo juga pantesan jomblo kerjaannya tidur, ngomel gajelas cowok mana yang mau sama Lo coba" balas Gavin menusuk.
"Yaudah berati kita sama-sama galaku mending jadian aja gimana" kata Cia enteng.
Deg!
"Bhahah gausah baper aelah, cepetan jalan gue udah lapar ini,"
"Y-ya siapa juga yang baper"balas Gavin.
"Eh perasaan sebelumnya gue pernah tau Lo deh" kata Cia mengingat-ingat kembali.
"Yaiyalah kan gue terkenal banyak yang tau"katanya pede.
"Aneh ya Lo, dikelas aja kek anjing eh canda anjing hehe, iya loh dikelas Lo kek gimana gitu susah gue mendefinisikan yang jelas kalo dikelas Lo kek dugong eh pas diluar nyinyir kek emak-emak arisan" Cia tertawa kecil.
"Terserah"
"Dih dikit-dikit terserah lagi pms lo hah!"
"Eh tapi beneran loh gue pernah liat Lo waktu itu lagi berantem bener kan? Jangan-jangan Lo anak geng gitu ya? Ngaku Lo!"
Deg! Gavin kaget mendengar ucapan Cia barusan, gimana dia bisa tau. Gavin tidak ingin rahasia nya dan teman-temannya yang sudah lama ini terbongkar.
"Woiii kenapa diam lo? Benaran kan?"
"Engak Lo salah liat kali,"
"Gue tau semua yang Lo sembunyiin, gue bukan cewek seburuk yang Lo pikir, kalo Lo jujur ke gue gabakalan gue bilang kesemua orang kali tapi gapapa semuanya privasi Lo dan teman-teman Lo" kata Cia dalam hati.
"Gue tau itu privasi tapi kalo Lo mau cerita ke gue nanti gue gak bakalan ngumbar keorang-orang kok" kata Cia menyakinkan.
"Eh udah nyampe ya, Lo mau mampir dulu gak" tanya Cia.
"Gausah gue langsung pulang aja"balas Gavin.
"Eh besok gue numpang lagi dong yaa Lo kan pergi sendirian juga, yang marah juga nggak ada oke! besok gue numpang gak boleh nolak byeee"ucap Cia tersenyum lebar lalu meninggalkan Gavin yang tak bergeming dari tadi.
Gavin mengelengngkan kepalanya dengan cepat "akhh jantung gue kenapa sih" kesal Gavin lalu melakukan motornya.
"Assalamualaikum" Gavin masuk kedalam rumahnya dan disambut oleh adiknya yang masih kelas satu SMP itu.
"Bang temenin gue ke Starbucks dong ya PLISSS" katanya dengan menyatakan kedua telapak tangannya pertanda memohon.
Olivia Nindia Abraham adik satu-satunya Gavin yang memiliki sifat sangat manja kalau bersama Gavin maupun orang tuanya. Oliv sangat suka mengusili Gavin yang memiliki sikap dingin dan cuek itu.
"Males abang capek,"
"Gue bilangin papa sama Mama kalo Abang punya pacar"ancam Olivia.
"Bilangin aja Abang gak punya pacar kok, emangnya Lo yang masih bocil udap pacaran"kata Gavin lalu meningalkan Olivia.
Olivia mengejar Gavin "jangan boong Lo bang kasihan noh anak tetangga gak Lo angap"kata Olivia lagi.
Gavin tertawa "jadi Lo liat tadi?"
"Iya, ketauan kan Abang pacaran,"
"Dia bukan pacar gue" kata Gavin lalu masuk kedalam kamarnya dan menguncinya.
"Tapi bang"Oliv mengetuk-ngetuk pintu kamar
Gavin "temenin gue bentar janji deh besok-besok gak lagi bang" mohon Olivia"Gak!"
"Yaudah gue ngambek,"
"Tunggu gue dibawah" balas Gavin.
"Yes"Oliv tersenyum penuh kemenangan lalu
berlari kekamarnya untuk mengambil tas selempang nya..****
Cia sedang asik menikmati sarapan siang nya eh ralat sarapan sore sendirian tiba-tiba dikagetin Gladien. "Astaghfirullah Lo pengen jadi anak satu-satunya ha? bilang baik-baik gak gini caranya Jaenab" omel Cia. "Dek temenin gue dong" kata Glad lembut kek cintaku padamu lembut kalo lagi cinta doang. "Ngapain?" "Beli baju nanti Lo pilih yang bagus buat gue abis itu gue beliin Lo novel deh" bujuk Gladien. "Huk huk gak salah Lo bang" Cia menempelkan tangannya di kepala Gladien "sejak kapan gue suka baca novel woii daripada gue baca novel mendingan juga molor," "Lah itu novel banyak dikamar lo apa?" "Oh itu cuma buat memperindah kamar gue biar keliatan estetik gitu dari pada kosong aja kek pikiran gue" kata Cia cengengesan. "Gue jadi gak yakin kalo Lo itu kembaran gue jangan-jangan kembaran gue yang aslinya ketuker dirumah sakit pas mama lahiran" "Iya kali gue yang anak kandung terus kembaran gue ketukar sama Lo gitu kan, dasar anak pungut Lo"kata Cia. "Lo yang anak pungut" "Bacot
****"Sumpah yah, gue gedek banget sama Lo Cia kasihan gue liat muka buk Sri udah merah banget dari tadi" kata Dea mengingat saat belajar sama buk Sri tadi."ya mana gue tau ibuk nya aja mau dikibulin,""Lo mewakilkan gue banget Cia capek gue tauk belajar sejarah mulu,""Kalo capek gausah sekolah aja sekalian" kata Sindi."Kalian lanjut aja gue mau kekantin" kata Cia."Kita juga mau kekantin kali,"Jadilah mereka semua barengan ke kantin, jarang-jarang juga mereka bisa kekantin full gini ya biasalah Cia kalo udah mau tidur mau dipaksa bagaimanapun engak akan mau ikut ngantin."Kalian mau apa biar gue pesenin" kata Cia "sekalian gue traktir"lanjutnya membuat teman-temannya seneng dong, yakali ditraktir sedih bodoh banget itumah."Wah tumben lagi ada apa nih traktir"kata yosi."Biasalah uang jajan gue udah numpuk gamuat di kantong lagi"katanya asal, wajar lah ya orang Cia jajan sekali seabad gimana gak numpuk tuh uang jajan."Terserah Lo aja kita mah apa aja juga dimakan" kata santi."Ok
Gavin mengintip dari spion dan ternyata benar, Gavin memberikan ponselnya pada Cia "Lo telfon teman gue cepet" ucapnya. "Temen Lo yang mana?" "Fadly, Fadly cepetan" Dengan sigap Cia mengetikan nama Fadly di kolom pencarian lalu langsung memencet tombol memangil. "Halo, tumben Lo telfon gue" "Cepetan Lo ke lokasi yang gue kirim sekarang juga" ucap Gavin langsung tanpa basa-basi. "Sherlock sekarang" kata Gavin dan Cia hanya menurut. Tiba-tiba motor yang dikendarai Gavin berhenti mendadak sebab dikepung oleh segerombolan remaja. "Wah ternyata Lo bisa pacaran juga ya haha" ejek salah satu dari mereka. Gavin turun dari motornya begitupun Cia "Lo tetap di belakang gue" kata Gavin yang dituruti Cia. "Wah cakep juga ya cewek Lo boleh dong kasih ke gua" kata teman pria yang berbicara tadi lalu mulai mendekati Cia. "Lo sentuh dia gue pastiin Lo mati" ucap Gavin dingin tapi menusuk. Pria itu tertawa remeh dan terus mendekati Cia lalu menoel wajah Cia "cantik mending sini sama gue aja
Mereka sampai di tempat yang dimaksud Cia. Gavin tidak asing melihat bangunan di hadapannya itu, karna dia juga sering kesini tapi sebelumnya dia tidak pernah ketemu dengan Cia disini "Ayo masuk kenapa bengong, tenang aja kalo ada yang berani macam-macam sama Lo biar gue yang tanganin" kata Cia tersenyum manis "Ah iya" balas Gavin membuyarkan lamunannya dan beralih mengikuti Cia "Bang Alan" teriak Cia "lihat nih gue bawa adek Lo"teriak Cia bersemangat, "Siapa" balas seseorang keluar dari sebuah ruangan menghampiri Cia. "Eh bang Bian" kata Gavin sambil bersalaman ala laki-laki gitu tau lah kan. Oh ya nama Alan itu adalah Alandra Biantara. Pangilan Alan cuma Cia seorang yang mengunakan itu. "Kok Lo kenal sama bang bian" tanya Gavin "Kenal lah dia kan sepupu gue yang paling laknat dan paling bandel, dulu waktu sekolah sampai-sampai om sama Tante gue bosan bolak-balik ke sekolah gara-gara surat panggilan dia" kata Cia menatap sinis Bian. "Dia udah tahu kelakuan gue" kata Bian me
Mereka beriringan menuju parkiran sesekali melontarkan candaan, sesampainya di parkiran Cia melihat Gavin sedang berdiri di samping motornya, sudah jelas kalau dia lagi nunggu CiaCia mendului temannya dan menghampiri Gavin"Cia lo mau kemana"pekik Sindi"Bentar" balas Cia tanpa menoleh"Lo lagi nungguin gue?" Sungguh pertanyaan yang tidak berguna tapi yasudahlahGavin memasukan ponselnya kedalam saku dan beralih menatap Cia "engak lagi nungguin nyamuk" katanya sembari neik keatas motor dan memberikan helm ke Cia"Sorry hari ini gue pulang bareng teman-teman" kata Cia sambil menggaruk kepalanyaGavin mendengus "buat apa dia nungu lama-lama disini kalau Cia ga pulang bareng dia""Yaudah" katanya sambil menacapkan gas motornya"Kenapa?"Gumam Cia"Woii Lo ngapain sama Gavin hayoo""Lo liat sendiri kan, lagi ngobrol"balas Cia tak acuh lalu masuk kedalam mobil milik Dea diikuti dengan yang lainTidak dibutuhkan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Ramatha, mereka mema
Cia tengah asik memakan cemilan diruang tamu sembari menonton tayangan di tv, ngomong-ngomong sahabatnya sudah pada pulang barusan maka jadilah Cia sendirian"Dek" pangil Gladien ikut duduk di sebelah Cia"Hem" balasnya"Lo pacaran sama anak tetangga?""Hah?" Cia membelalakkan matanya "anak tetangga mana?""Itu yang boncengin Lo ke sekolah""Oh Gavin" ucap Cia."Nah iya kali. Lo pacaran sama dia""Ya engak lah amit-amit pacaran sama cowok aneh kek dia bang" balas Cia."Syukur deh"balas Gladien lega."Lah kok gitu" tanya cia"Gapapa, dia bukan cowok baik-baik. Besok berangkat bareng gue"kata Gladien lalu meningalkan cia yang tidak mengerti maksud abangnya ituCia tidak ambil pusing ucapa
Kedua remaja itu sekarang tengah berada di rooftop SMA Alaska, Gavin menarik Cia hingga sampai di sini. "Lo mau apa sih Gavin?"Tanya Cia menarik paksa tangannya. "Lo berangkat bareng siapa?" Cia menetralkan emosinya, jadi lelaki itu hanya ingin menanyakan itu. Kenapa tidak di kelas saja, dasar manusia aneh. "Lo gak perlu tau"balas Cia "Gue harus tau, Lo tadi pergi sama siapa, Cia?" Cia berdecak "gausah kepo deh, lagian juga gak penting gue mau berangkat sama siapa kan bagus gak nyusahin Lo lagi" sahut Cia. "Bukan gitu, Cia. Gue gak mau Lo kenapa-napa gara-gara gue, Lo dalam bahaya semenjak kejadian kita di hadang anak motor waktu itu, gue gamau Lo kenapa-napa, nanti pulang bareng gue" putus Gavin "Gue gamau, gue bisa jaga diri" balas Cia. "Gue gak nerima penolakan, Cia" sahut Gavin "Balik lagi ke kelas, pelajaran bentar lagi di mulai" kata Gavin membuat Cia menghela nafas berat. *** Lagi-lagi Cia tidur di kelas, seakan status hidup tidak berguna bagi gadis itu, ia lebih b
***Seperti yang dikatakan Gavin tadi pagi jika Cia pulang sekolah bersama dia. Sekarang kedua remaja itu sudah di perjalanan hendak pulang."Gavin" teriak Cia, sedari tadi gadis itu memangil namun tidak ada jawaban dari laki-laki itu."Eh kenapa?" sahut Gavin.Cia mendengus "Lo kenapa sih, lagi mikirin apaan coba"tanya Cia penasaran"Gue gak kenapa-napa kok" sahut Gavin"Bohong" balas Cia "minggirin motor Lo dulu" suruh Cia membuat Gavin menurut saja.Cia turun dari motor Gavin lalu membuka helm yang di kenakan nya "duduk di sana" tunjuk Cia pada sebuah bangku kosong yang tersedia di pinggir jalan.Gavin mengikuti Cia lalu mereka duduk berdua di sana.Cia menghadap Gavin, ia yakin ada yang tidak beres dengan laki-laki itu "jujur, Lo lagi mikirin apa?" Tanya Cia penasaran."Gak ada, Cia""Jangan bohong, Gavin. Gue tau Lo lagi mikirin sesuatu, jujur sama gue"kata Cia serius.Gavin menghela nafasnya, laki-laki itu menatap dalam wajah Cia "Lo tadi pagi berangkat sama siapa?" Tanya laki-l