Cia sedang asik menikmati sarapan siang nya eh ralat sarapan sore sendirian tiba-tiba dikagetin Gladien.
"Astaghfirullah Lo pengen jadi anak satu-satunya ha? bilang baik-baik gak gini caranya Jaenab" omel Cia.
"Dek temenin gue dong" kata Glad lembut kek cintaku padamu lembut kalo lagi cinta doang.
"Ngapain?"
"Beli baju nanti Lo pilih yang bagus buat gue abis itu gue beliin Lo novel deh" bujuk Gladien.
"Huk huk gak salah Lo bang" Cia menempelkan tangannya di kepala Gladien "sejak kapan gue suka baca novel woii daripada gue baca novel mendingan juga molor,"
"Lah itu novel banyak dikamar lo apa?"
"Oh itu cuma buat memperindah kamar gue biar keliatan estetik gitu dari pada kosong aja kek pikiran gue" kata Cia cengengesan.
"Gue jadi gak yakin kalo Lo itu kembaran gue jangan-jangan kembaran gue yang aslinya ketuker dirumah sakit pas mama lahiran"
"Iya kali gue yang anak kandung terus kembaran gue ketukar sama Lo gitu kan, dasar anak pungut Lo"kata Cia.
"Lo yang anak pungut"
"Bacot Lo ah cepetan katanya mau ditemenin makanya lain kali cari pacar biar bisa diajak kemana-mana," Cia masih mengomel-ngomel.
"Kalo sama adek aja bisa ngapain harus pacaran?" Kata Gladien mengikuti Cia dibelakang.
"Serah Lo dah gue ganti baju bentar,"
"Gausah dandan ntar kelamaan,"
"Lah sejak kapan gue suka dandan"balas Cia sembari berlari menaiki anak tangga.
Sekitar lima menit Cia sudah selesai dengan pakaian nya "ayok cepetan keburu ngantuk gue ntar" kata Cia sambil berjalan mendului Gladien.
"Hobinya tidur makan tapi gak gemuk-gemuk pasti cancingan Lo" kata Gladien.
"Bacot Lo pacaran sama Puti aja Lo sana sama-sama bacot" kata Cia.
Gladien tidak membalasnya dia mulai mengendarai mobilnya membelah jalanan yang cukup ramai karna sudah sore.
"Ayo turun udah nyempe" ajak Gladien.
Mereka beriringan memasuki mall itu___berkeliling melihat-lihat tempat yang akan mereka kunjungi.
Sampai disebuah tokoh yang cocok untuk mereka, Gladien melihat-lihat pakaian yang akan dia beli dan cocok untuknya.
Setelah dua jam berbelanja akhirnya mereka selesai juga dan dikarenakan hari sudah malam mereka memutuskan untuk langsung pulang kerumah.
Saat diperjalan Cia meminta gladian untuk menemani nya membeli martabak kesukaannya yang masih satu arah kerumahnya.
"Lo tunggu disini aja biar gue aja yang beli keluar" kata Cia.
"Iya yang cepet,"
"Mang Adit martabak nya dua kayak biasa ya mang" kata Cia yang sudah kenal dengan penjualnya.
"Siap neng" kata mang Adit.
Cia duduk disalah satu kursi yang disediakan di sana, dia mengedarkan pandangannya melihat-lihat sekeliling hingga indera penglihatan menangkap sepasang kekasih atau apa namanya itu entahlah mereka sedang asik berdua menikmati makanan mereka.
"Astaghfirullah mata gue ternodai"kata Cia mengusap matanya dan menghampiri mang Adit "udah selesai mang" tanya Cia.
"Udah neng ini" kata mang Adit memberikannya kepada Cia lalu cia membayarnya dan bergegas memasuki mobil.
"Cepetan bang mata gue ternodai"
"Abis liat apa Lo?"
"Orang pacaran" kata Cia celingak-celinguk melihat keluar kaca mobil.
****
Tittt...titttt...
Sudah berkali-kali Gavin membunyikan klakson motor nya namun Cia tidak kunjung menampakkan dirinya.
"Sebentar" jawab orang didalam sana.
"Cari siapa nak?"tanya mama Cia.
"Cia nya mana Tante" tanya Gavin lembut.
"Dia udah berangkat pagi-pagi nak, kamu teman sekolahnya Cia ya,"
"Iya Tante, kalo gitu saya pamit sekolah dulu Tan" kata Gavin sambil menyalimi tangan Dita.
"Iya nak hati-hati dijalan ya, oh satu lagi Tante minta tolong ya sama kamu jagain Cia yah dia itu suka ngomong kasar sama orang takutnya orang-orang pada kesingung nanti malah dendam ke Cia"
"Insyaallah Tan Gavin jagain,"
****
"Astaghfirullah cia bangun woiiii masih pagi Lo udah molor aja" teriak Dea di telinga Cia.
"Berisik anjir,"
"Tugas Lo udah selesai belum,"
"Tugas yang mana,"
"Tugas sama Bu Sri,"
"Mampus gue gak ngerjain"Cia bangkit dari tidurnya dan mengambil buku di dalam tasnya "loh buku gue mana" Cia panik sambil mengeluarkan semua buku didalam tasnya.
"Ini buku Lo"Dea menyodorkan buku latihan Cia yang sudah dibuatkan nya untuk Cia.
"Aaa" Cia menghambur memeluk Dea "makasih banget ya Lo sahabat gue paling the best pokonya" kata Cia senang.
"Halah ada mau nya aja Lo bilang kek gitu babi" teriak Puti.
"Iri bilang babi wlekk"balas Cia.
"Assalamualaikum" suara buk sri terdengar lantang sembari memasuki kelas.
"Waalaikumsalam buk"balas mereka semua serentak.
Jadilah mereka semua memperhatikan buk Sri menjelaskan pelajaran yang diajarkan nya yaitu mapel sejarah. Pelajaran yang paling di gemari Cia wah hebat bukan?. Kalau pelajaran nya sejarah Cia jadi lebih cepat sampai ke alam tidur nya berasa lagi di dongengin gituloh.
Pletak/plak terlebih terkurang seperti itulah bunyinya.
"Astaghfirullah buk Sri" kaget Cia "untung aja saya gak kena buk kalau aja tadi saya kena Ibuk udah make baju seragam warna oranye"ucapnya ceplas-ceplos "terkena hukuman dipenjara selama 24jm pasal kekerasan terhadap anak orang" lanjutnya lagi tanpa memperdulikan semua orang sudah menahan tawa menatapnya.
"Udah selesai ngomongnya" tanya buk Sri.
"Udah buk" katanya lalu menelungkup kan kembali kepalanya keatas meja dengan tangannya dijadikan sebagai bantal.
"Au.. au.. astaga Ibuk ini telinga perawatan loh buk kalo sampe saya budeg gimana Ibuk mau tangung jawab" ucapnya Karna telinganya ditarik oleh buk Sri.
"Kamu gatau aturan apa? Saya sudah sering bilang kalo di jam pelajaran sejarah sama saya tidak ada yang boleh tidur selagi saya didalam kelas ini! kamu dan kalian semua wajib memperhatikan pelajaran yang saja jelaskan"ujar buk sri.
"Aduh ibuk Sriwahyuni yang cantik bagaikan bidadari turun dari perut emak nya"Cia memutar bola matanya malas "begini yah buk, saya mau tanya? dikit doang kok. Apa Ibuk gak capek ngungkit-ngungkit masalalu orang? Udahlah buk biarin ajalah masa lalu orang itu toh masalalu kita aja gak keurus apa lagi masalalu orang buk" kata Cia membuat yang lain mangut-mangut bener juga ya ucap Cia.
"Cia kamu keluar" emosi buk Sri sudah memuncak melihat tingkah Cia yang sudah kelewatan.
"Ibuk ngusir saya? Wah parah"lalu cia mengambil ponselnya dari dalam tas "perasaan saya waktu itu liat Ibuk malam-malam di mall deh bareng cowok tapi bukan suami ibuk"ucap Cia sembari mengulir layar hp nya.
Buk Sri jadi bungkam "k-kamu jangan ngada-ngada mana ada ibuk pergi sama cowok lain kata buk Sri greget.
"Yah gimana yah buk saya ada bukti" Cia bangkit dari duduknya dan membawa tas nya "siap-siap aja nanti ya buk" ucap Cia lalu berjalan melewati buk Sri yang bungkam.
"Tunggu!" seru buk Sri saat Cia sudah sampai di ambang pintu "kamu gajadi saya suruh keluar cepet masuk lagi sebelum saya berubah pikiran" kata buk Sri.
Cia tersenyum miring lalu kembali masuk kedalam kelas "begini nih kalo murid kelewatan pintar guru mau aja dikibulin" ucapnya dalam hati.
Cia kembali duduk di kursi kebesarannya wkwkw "ayok buk kita belajar saya lagi semangat 45 nih buat dengarin masalalu orang eh kalo Ibuk mau ceritain masa lalu Ibuk juga gapapa saya siap mendengarkan"ucap Cia cengengesan.
Kursi Cia seperti ada yang menendang dari belakang dan Cia menoleh melihat orang yang melakukan itu "apa sih"ketusnya.
"Sama guru yang sopan" tegur nya dengan muka datar khas nya itu.
"Ngatur Lo!"
*****
****"Sumpah yah, gue gedek banget sama Lo Cia kasihan gue liat muka buk Sri udah merah banget dari tadi" kata Dea mengingat saat belajar sama buk Sri tadi."ya mana gue tau ibuk nya aja mau dikibulin,""Lo mewakilkan gue banget Cia capek gue tauk belajar sejarah mulu,""Kalo capek gausah sekolah aja sekalian" kata Sindi."Kalian lanjut aja gue mau kekantin" kata Cia."Kita juga mau kekantin kali,"Jadilah mereka semua barengan ke kantin, jarang-jarang juga mereka bisa kekantin full gini ya biasalah Cia kalo udah mau tidur mau dipaksa bagaimanapun engak akan mau ikut ngantin."Kalian mau apa biar gue pesenin" kata Cia "sekalian gue traktir"lanjutnya membuat teman-temannya seneng dong, yakali ditraktir sedih bodoh banget itumah."Wah tumben lagi ada apa nih traktir"kata yosi."Biasalah uang jajan gue udah numpuk gamuat di kantong lagi"katanya asal, wajar lah ya orang Cia jajan sekali seabad gimana gak numpuk tuh uang jajan."Terserah Lo aja kita mah apa aja juga dimakan" kata santi."Ok
Gavin mengintip dari spion dan ternyata benar, Gavin memberikan ponselnya pada Cia "Lo telfon teman gue cepet" ucapnya. "Temen Lo yang mana?" "Fadly, Fadly cepetan" Dengan sigap Cia mengetikan nama Fadly di kolom pencarian lalu langsung memencet tombol memangil. "Halo, tumben Lo telfon gue" "Cepetan Lo ke lokasi yang gue kirim sekarang juga" ucap Gavin langsung tanpa basa-basi. "Sherlock sekarang" kata Gavin dan Cia hanya menurut. Tiba-tiba motor yang dikendarai Gavin berhenti mendadak sebab dikepung oleh segerombolan remaja. "Wah ternyata Lo bisa pacaran juga ya haha" ejek salah satu dari mereka. Gavin turun dari motornya begitupun Cia "Lo tetap di belakang gue" kata Gavin yang dituruti Cia. "Wah cakep juga ya cewek Lo boleh dong kasih ke gua" kata teman pria yang berbicara tadi lalu mulai mendekati Cia. "Lo sentuh dia gue pastiin Lo mati" ucap Gavin dingin tapi menusuk. Pria itu tertawa remeh dan terus mendekati Cia lalu menoel wajah Cia "cantik mending sini sama gue aja
Mereka sampai di tempat yang dimaksud Cia. Gavin tidak asing melihat bangunan di hadapannya itu, karna dia juga sering kesini tapi sebelumnya dia tidak pernah ketemu dengan Cia disini "Ayo masuk kenapa bengong, tenang aja kalo ada yang berani macam-macam sama Lo biar gue yang tanganin" kata Cia tersenyum manis "Ah iya" balas Gavin membuyarkan lamunannya dan beralih mengikuti Cia "Bang Alan" teriak Cia "lihat nih gue bawa adek Lo"teriak Cia bersemangat, "Siapa" balas seseorang keluar dari sebuah ruangan menghampiri Cia. "Eh bang Bian" kata Gavin sambil bersalaman ala laki-laki gitu tau lah kan. Oh ya nama Alan itu adalah Alandra Biantara. Pangilan Alan cuma Cia seorang yang mengunakan itu. "Kok Lo kenal sama bang bian" tanya Gavin "Kenal lah dia kan sepupu gue yang paling laknat dan paling bandel, dulu waktu sekolah sampai-sampai om sama Tante gue bosan bolak-balik ke sekolah gara-gara surat panggilan dia" kata Cia menatap sinis Bian. "Dia udah tahu kelakuan gue" kata Bian me
Mereka beriringan menuju parkiran sesekali melontarkan candaan, sesampainya di parkiran Cia melihat Gavin sedang berdiri di samping motornya, sudah jelas kalau dia lagi nunggu CiaCia mendului temannya dan menghampiri Gavin"Cia lo mau kemana"pekik Sindi"Bentar" balas Cia tanpa menoleh"Lo lagi nungguin gue?" Sungguh pertanyaan yang tidak berguna tapi yasudahlahGavin memasukan ponselnya kedalam saku dan beralih menatap Cia "engak lagi nungguin nyamuk" katanya sembari neik keatas motor dan memberikan helm ke Cia"Sorry hari ini gue pulang bareng teman-teman" kata Cia sambil menggaruk kepalanyaGavin mendengus "buat apa dia nungu lama-lama disini kalau Cia ga pulang bareng dia""Yaudah" katanya sambil menacapkan gas motornya"Kenapa?"Gumam Cia"Woii Lo ngapain sama Gavin hayoo""Lo liat sendiri kan, lagi ngobrol"balas Cia tak acuh lalu masuk kedalam mobil milik Dea diikuti dengan yang lainTidak dibutuhkan waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Ramatha, mereka mema
Cia tengah asik memakan cemilan diruang tamu sembari menonton tayangan di tv, ngomong-ngomong sahabatnya sudah pada pulang barusan maka jadilah Cia sendirian"Dek" pangil Gladien ikut duduk di sebelah Cia"Hem" balasnya"Lo pacaran sama anak tetangga?""Hah?" Cia membelalakkan matanya "anak tetangga mana?""Itu yang boncengin Lo ke sekolah""Oh Gavin" ucap Cia."Nah iya kali. Lo pacaran sama dia""Ya engak lah amit-amit pacaran sama cowok aneh kek dia bang" balas Cia."Syukur deh"balas Gladien lega."Lah kok gitu" tanya cia"Gapapa, dia bukan cowok baik-baik. Besok berangkat bareng gue"kata Gladien lalu meningalkan cia yang tidak mengerti maksud abangnya ituCia tidak ambil pusing ucapa
Kedua remaja itu sekarang tengah berada di rooftop SMA Alaska, Gavin menarik Cia hingga sampai di sini. "Lo mau apa sih Gavin?"Tanya Cia menarik paksa tangannya. "Lo berangkat bareng siapa?" Cia menetralkan emosinya, jadi lelaki itu hanya ingin menanyakan itu. Kenapa tidak di kelas saja, dasar manusia aneh. "Lo gak perlu tau"balas Cia "Gue harus tau, Lo tadi pergi sama siapa, Cia?" Cia berdecak "gausah kepo deh, lagian juga gak penting gue mau berangkat sama siapa kan bagus gak nyusahin Lo lagi" sahut Cia. "Bukan gitu, Cia. Gue gak mau Lo kenapa-napa gara-gara gue, Lo dalam bahaya semenjak kejadian kita di hadang anak motor waktu itu, gue gamau Lo kenapa-napa, nanti pulang bareng gue" putus Gavin "Gue gamau, gue bisa jaga diri" balas Cia. "Gue gak nerima penolakan, Cia" sahut Gavin "Balik lagi ke kelas, pelajaran bentar lagi di mulai" kata Gavin membuat Cia menghela nafas berat. *** Lagi-lagi Cia tidur di kelas, seakan status hidup tidak berguna bagi gadis itu, ia lebih b
***Seperti yang dikatakan Gavin tadi pagi jika Cia pulang sekolah bersama dia. Sekarang kedua remaja itu sudah di perjalanan hendak pulang."Gavin" teriak Cia, sedari tadi gadis itu memangil namun tidak ada jawaban dari laki-laki itu."Eh kenapa?" sahut Gavin.Cia mendengus "Lo kenapa sih, lagi mikirin apaan coba"tanya Cia penasaran"Gue gak kenapa-napa kok" sahut Gavin"Bohong" balas Cia "minggirin motor Lo dulu" suruh Cia membuat Gavin menurut saja.Cia turun dari motor Gavin lalu membuka helm yang di kenakan nya "duduk di sana" tunjuk Cia pada sebuah bangku kosong yang tersedia di pinggir jalan.Gavin mengikuti Cia lalu mereka duduk berdua di sana.Cia menghadap Gavin, ia yakin ada yang tidak beres dengan laki-laki itu "jujur, Lo lagi mikirin apa?" Tanya Cia penasaran."Gak ada, Cia""Jangan bohong, Gavin. Gue tau Lo lagi mikirin sesuatu, jujur sama gue"kata Cia serius.Gavin menghela nafasnya, laki-laki itu menatap dalam wajah Cia "Lo tadi pagi berangkat sama siapa?" Tanya laki-l
***Pagi ini Gavin dan Cia berangkat barengan karena pesan dari pria itu semalam jadilah Cia menunggu di depan rumah. Selama di perjalanan tidak ada yang bicara hanya suara kendaraan yang terdengar.Sesampainya di parkiran sekolah Cia ingin lebih dahulu ke kelas tidak mau berbarengan dengan Gavin makasih ucap Cia berlalu meninggalkan Gavin.Saat memasuki kelas hanya ada beberapa murid di dalam teman-temannya belum ada yang datang satupun. Tidak mau peduli Cia memilih duduk di bangkunya lalu merebahkan kepalanya melakukan rutinitasnya, tidur.Sementara itu Gavin yang baru masuk ke kelas berdecak mendapati Cia yang tidur, padahal masih pagi tetapi gadis itu malah tidur. Gavin berhenti tepat di depan meja Cia memperhatikan gadis itu. Sepertinya Cia tidak menyadari keberadaannya lalu Gavin melanjutkan ke mejanya yang berada tepat di belakang Cia."CIAAAA" pekikan itu berasal dari Puti yang baru saja datang bersama Yosi dan Sindi yang kebetulan ketemu di parkir.Cia yang mendengar pekikan
***Lagi hari ini Cia ada di kantin, mungkin untuk seterusnya gadis itu akan berada di kantin saat jam istirahat, tidak lagi rebahan di kelas. Satu persatu kebiasaan buruk Cia akan segera tergantikan dengan kebiasaan baik."Gila ya gue kemaren di marahin emak-emak di jalanan anjir, padahal gue udah bener di jalur gue emak-emaknya aja yang salah jalur hampir gue tabrak eh yang marah malah dia" kesal Puti bercerita dengan ekspresi penuh emosi."Mau Lo bener atau salah sekalipun, kalo lawan Lo emak-emak bakal tetap salah. Belum tau aja Lo kekuatan bacot emak-emak, belum apa-apanya sama bacotan Lo"kata Dea."Dia yang salah malah dia yang ngotot, masih kesel gue anjir"ujar Puti."Terus jadinya gimana? Lo di gampar gak sama emak-emaknya"tanya Santi"Enggak lah, gue cabut aja males banget ngeladenin""Sin Lo beneran putus sama cowok Lo" tanya Puti pada Sindi yang terlihat murung sedari tadi pagi.Sindi mengangguk"Kenapa sih kalian bisa putus?" Tanya Yosi "perasaan kemaren-kemaren baik-baik
****"Darimana aja dek, jam segini baru pulang? Perasaan tadi pas gue lewat sekolah Lo udah pada sepi" itu suara Gladien. Pria itu tengah duduk di ruang tamu menyaksikan tayangan di layar televisi.Cia menghentikan langkahnya menghadap Gladien "dari pulang sekolah"balas Cia."Jangan bohong"Cia mendengus, kenapa saudara kembarnya ini sangat kepo padahal masih belum malam tapi di tanyain sampai segitunya "dari danau bang" kata Cia.Gladien mengalihkan fokusnya pada Cia "Lo kenapa, Lagi kangen sama papa?"Tanya Gladien. Ya, dia tau adik nya itu sering ke danau saat kangen papa atau sedih.Cia menggeleng "tadi gue ngajak temen ke sana bang, udah ah banyak bacot lu bang, sono pacaran sama Puti biar lu punya temen ngebacot jangan ke gue mulu banyak bacot"kesal Cia meningalkan Gladien di sana."Emosian Lo" teriak Gladien."Yaiyalah, orang Lo bikin emosi"Gladien tidak berniat mengubris ucapan Cia pria itu kembali fokus pada tayangan televisi yang ia tonton.Selang beberapa menit Cia kembali
***Hamparan danau terlihat sangat indah dari ketinggian rumah pohon itu. Sekeliling danau yang di hiasi dengan hijaunya tumbuhan, banyak pohon yang berjajar di tepian danau itu membuat pesona danau semakin indah.Cia dan Gavin duduk berdua di atas rumah pohon menghadap danau menikmati pemandangan itu."Gue suka ke sini" ujar CiaGavin melirik gadis di sampingnya itu "sama siapa?""Sendiri"sahut Cia."Saat perasaan gue lagi kacau kacaunya pasti gue larinya ke sini, gue bisa ngerasain ketenangan kalo di sini" ujar Cia."Untuk kedepannya saat Lo lagi kacau atau dalam suana apapun kalau mau ke sini harus sama gue" kata Gavin.Cia menautkan alisnya menatap Gavin yang juga menatapnya "aturan dari mana itu?""Jangan banyak tanya Cia Lo tinggal nurut aja" sahut Gavin.Cia terkekeh kecil. Laki-laki itu kadang ngeselin terkadang juga mengemaskan. Cia juga tidak menyangka akan bisa dekat begini dengan Gavin. Padahal waktu itu awalnya Cia cuma numpang pulang bersama Gavin eh berujung mereka jadi
****Pagi ini Cia memasuki kelas bersama Gavin. Dari parkiran mereka beriringan memasuki kelas layaknya mereka berdua sudah seperti remaja yang baru saja berpacaran.Cia mendudukkan dirinya di kursi, gadi itu hendak melakukan rutinitas biasanya namun deheman dari Gavin menyadarkannya.Cie mendengus lalu duduk menyamping "Terus gue ngapain?" Tanya Cia cemberut. "Baca buku atau apapun, yang penting tidak tidur" balas Gavin."Membosankan" balas Cia. Tangan gadis itu mengambil pena yang terletak di atas meja Gavin lalu membalikkan buku tulis remaja itu yang di bagian paling belakang, bersih. Itu kesan pertama yang Cia dapati.Cia mencorat-coret abstrak buku tulis bagian belakang Gavin tanpa meminta izin terlebih dahulu pada pemiliknya sementara sang pemilik buku tersenyum tipis melihat gadis di depannya yang tengah cemberut dengan tangan yang asik mencoreti bukunya."Ya ampun Cia, Gavin!! Pemandangan pagi macam apa ini"suara melengking milik Puti terdengar nyaring di telinga mereka, memb
***Saat ini Cia tengah duduk di balkon kamarnya. Gadis itu tengah belajar. Yap, belajar. Cia lebih suka memahami materi pelajaran di rumah di bandingkan di sekolah makanya saat guru menyuruhnya mengerjakan soal mendadak dia dapat menjawabnya. Cia rajin mengerjakan tugas dari sekolah? Jawabannya tidak. Gadis itu memang belajar dan mengerjakan latihan soal di rumah namun itu hanya untuk dirinya bukan untuk melengkapi tugas sekolah, sangat jarang gadis itu mengerjakan tugasnya bahkan buku tugas miliknya sering ada di Dea dan seringkali Dea lah yang menyelesaikan tugas milik Cia.Cia itu aslinya pintar teman-temannya pun tau itu bahkan mereka juga tau jika Cia lebih suka belajar saat di rumah daripada mendengarkan guru di kelas. Gadis itu menutupi kepintarannya dengan menghabiskan sebagian harinya untuk tidur, belajar di gunakan nya saat pulang sekolah hingga sore dengan bantuan mentor online yang memberikan penjelasan lewat zoom dan mengirimi contoh-contoh soal.Cia menyelesaikan bebera
***Pagi ini Gavin dan Cia berangkat barengan karena pesan dari pria itu semalam jadilah Cia menunggu di depan rumah. Selama di perjalanan tidak ada yang bicara hanya suara kendaraan yang terdengar.Sesampainya di parkiran sekolah Cia ingin lebih dahulu ke kelas tidak mau berbarengan dengan Gavin makasih ucap Cia berlalu meninggalkan Gavin.Saat memasuki kelas hanya ada beberapa murid di dalam teman-temannya belum ada yang datang satupun. Tidak mau peduli Cia memilih duduk di bangkunya lalu merebahkan kepalanya melakukan rutinitasnya, tidur.Sementara itu Gavin yang baru masuk ke kelas berdecak mendapati Cia yang tidur, padahal masih pagi tetapi gadis itu malah tidur. Gavin berhenti tepat di depan meja Cia memperhatikan gadis itu. Sepertinya Cia tidak menyadari keberadaannya lalu Gavin melanjutkan ke mejanya yang berada tepat di belakang Cia."CIAAAA" pekikan itu berasal dari Puti yang baru saja datang bersama Yosi dan Sindi yang kebetulan ketemu di parkir.Cia yang mendengar pekikan
***Seperti yang dikatakan Gavin tadi pagi jika Cia pulang sekolah bersama dia. Sekarang kedua remaja itu sudah di perjalanan hendak pulang."Gavin" teriak Cia, sedari tadi gadis itu memangil namun tidak ada jawaban dari laki-laki itu."Eh kenapa?" sahut Gavin.Cia mendengus "Lo kenapa sih, lagi mikirin apaan coba"tanya Cia penasaran"Gue gak kenapa-napa kok" sahut Gavin"Bohong" balas Cia "minggirin motor Lo dulu" suruh Cia membuat Gavin menurut saja.Cia turun dari motor Gavin lalu membuka helm yang di kenakan nya "duduk di sana" tunjuk Cia pada sebuah bangku kosong yang tersedia di pinggir jalan.Gavin mengikuti Cia lalu mereka duduk berdua di sana.Cia menghadap Gavin, ia yakin ada yang tidak beres dengan laki-laki itu "jujur, Lo lagi mikirin apa?" Tanya Cia penasaran."Gak ada, Cia""Jangan bohong, Gavin. Gue tau Lo lagi mikirin sesuatu, jujur sama gue"kata Cia serius.Gavin menghela nafasnya, laki-laki itu menatap dalam wajah Cia "Lo tadi pagi berangkat sama siapa?" Tanya laki-l
Kedua remaja itu sekarang tengah berada di rooftop SMA Alaska, Gavin menarik Cia hingga sampai di sini. "Lo mau apa sih Gavin?"Tanya Cia menarik paksa tangannya. "Lo berangkat bareng siapa?" Cia menetralkan emosinya, jadi lelaki itu hanya ingin menanyakan itu. Kenapa tidak di kelas saja, dasar manusia aneh. "Lo gak perlu tau"balas Cia "Gue harus tau, Lo tadi pergi sama siapa, Cia?" Cia berdecak "gausah kepo deh, lagian juga gak penting gue mau berangkat sama siapa kan bagus gak nyusahin Lo lagi" sahut Cia. "Bukan gitu, Cia. Gue gak mau Lo kenapa-napa gara-gara gue, Lo dalam bahaya semenjak kejadian kita di hadang anak motor waktu itu, gue gamau Lo kenapa-napa, nanti pulang bareng gue" putus Gavin "Gue gamau, gue bisa jaga diri" balas Cia. "Gue gak nerima penolakan, Cia" sahut Gavin "Balik lagi ke kelas, pelajaran bentar lagi di mulai" kata Gavin membuat Cia menghela nafas berat. *** Lagi-lagi Cia tidur di kelas, seakan status hidup tidak berguna bagi gadis itu, ia lebih b
Cia tengah asik memakan cemilan diruang tamu sembari menonton tayangan di tv, ngomong-ngomong sahabatnya sudah pada pulang barusan maka jadilah Cia sendirian"Dek" pangil Gladien ikut duduk di sebelah Cia"Hem" balasnya"Lo pacaran sama anak tetangga?""Hah?" Cia membelalakkan matanya "anak tetangga mana?""Itu yang boncengin Lo ke sekolah""Oh Gavin" ucap Cia."Nah iya kali. Lo pacaran sama dia""Ya engak lah amit-amit pacaran sama cowok aneh kek dia bang" balas Cia."Syukur deh"balas Gladien lega."Lah kok gitu" tanya cia"Gapapa, dia bukan cowok baik-baik. Besok berangkat bareng gue"kata Gladien lalu meningalkan cia yang tidak mengerti maksud abangnya ituCia tidak ambil pusing ucapa