GADIS YANG TERJAMAH

GADIS YANG TERJAMAH

By:   sitta rulita  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
45Chapters
5.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Marlina ada seorang pelajar yang mencoba merubah nasib dengan menempuh pendidikan SMA di kota meski letaknya jauh dari dari rumah. Cita-cita Marlina kandas ditengah jalan karena kesuciannya direnggut paksa oleh kakak kelasnya. Dari peristiwa itu, Marlina hamil lalu kehilangan ibu kandungnya, ayahnya sakit dan dikucilkan oleh tetangga. Setelah kelahiran anaknya dan keluar dari kampungnya, Marlina mencoba bangkit dengan mengais rezeki di tempat lain. Bergelut dengan kejamnya ibu kota hingga terlibat dalam peredaran obat terlarang dan menjadi buronan pihak kepolisian. Suatu saat Marlina ditemukan dengan seorang nenek tua yang mengingatkannya dengan neneknya dulu. Nenek tersebut membantu Marlina bertaubat ke jalan yang benar, meski jalan tersebut tidaklah mudah. Marlina masih juga dikejar oleh bandar narkoba, bosnya dulu. Begitu juga dengan pihak kepolisian yang masih gencar mencarinya. Akankah Marlina bertaubat dan memperbaiki dirinya?

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Hari Yang Kelam

Marlina mempercepat langkahnya ketika mendengar deru sepeda motor semakin mendekat. Sepeda motor kini sejajar berjalan di sampingnya.“Hai Adik manis, kok cepet banget jalannya?” tanya salah satu dari mereka.“Ikutan naik motor bareng yuk!” ajak yang lainnya.Dua kakak kelasnya itu tertawa terbahak-bahak. Marlina acuh sambil mengeratkan tali tas punggungnya di dada. Dengan berlari kecil Marlina berusaha menjauh dari sepeda motor itu.Marlina kini sekolah di SMA yang letaknya sangat jauh dari kampungnya. Banyak orang di kampungnya yang tidak menyelesaikan sekolah SMA karena letaknya yang sangat jauh. Selain itu, akses jalan umum harus memutar ke arah kecamatan. Rute terdekat hanya bisa d...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Udina Sinaga
lumayan untuk dibaca, coba bikin cerita tentang sekte/klan pendekar soalnya banyak yang minat membaca tentang itu, hanya saja authornya kabur-kaburan & jarang update bab. (づ ̄ ³ ̄)づ semangat kak.Sita salam sukses
2022-04-23 05:45:03
1
user avatar
empat2887
semangat, kak semoga sukses
2022-03-23 10:06:49
1
user avatar
Siti Supina
sedih bacanya, begitu amat nasibnya
2022-03-07 14:28:38
1
45 Chapters
1. Hari Yang Kelam
Marlina mempercepat langkahnya ketika mendengar deru sepeda motor semakin mendekat. Sepeda motor kini sejajar berjalan di sampingnya. “Hai Adik manis, kok cepet banget jalannya?” tanya salah satu dari mereka. “Ikutan naik motor bareng yuk!” ajak yang lainnya. Dua kakak kelasnya itu tertawa terbahak-bahak. Marlina acuh sambil mengeratkan tali tas punggungnya di dada. Dengan berlari kecil Marlina berusaha menjauh dari sepeda motor itu.Marlina kini sekolah di SMA yang letaknya sangat jauh dari kampungnya. Banyak orang di kampungnya yang tidak menyelesaikan sekolah SMA karena letaknya yang sangat jauh. Selain itu, akses jalan umum harus memutar ke arah kecamatan. Rute terdekat hanya bisa d
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more
2. Kepergian Ibu
Pelukan Ibunya Marlina melemah dan kemudian ambruk di tengah-tengah kami. “Bu  … Ibu kenapa, ayo bangun, jangan pingsan lagi!” ayah menggoyang-goyangkan tubuh ibu. Ibu pemilik rumah memberikan minyak kayu putih dan mengusap-usap nya di kening Ibu, Ibu tetap bergeming. “Ibu kenapa?” isak Marlina bertanya pada semua orang yang ada di situ. “Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun” teriak ayahnya Marlina sambil memeluk tubuh istrinya. Semua orang hanya membisu melihat ibunya Marlina terkulai lemas. Marlina tak kuasa menahan tangis, dia merasa bahwa dialah penyebab kematian sang ibu..  
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more
3. Pak Maryono Stroke
Nenek Sholihati dan Marlina berlari menuju kamar ayahnya. Mereka melihat Pak Maryono tergeletak di lantai.  “Er ….” Pak Maryono seakan ingin mengucapkan kata-kata, namun tidak terdengar dengan jelas.  Nenek Sholihati dan Marlina berusaha mengangkat Pak Maryono kembali ke atas kasur. Pak Maryono mengalami stroke yang mengakibatkan tubuhnya sebelah kanan tidak dapat digerakkan. Mulutnya juga miring ke kanan sehingga tidak bisa berbicara dengan jelas. Marlina memberi minum ayahnya, tapi air minum itu tumpah, tak bisa masuk ke dalam mulut pak Maryono yang miring. Pak Maryono menangis sangat keras membuat mertua dan anaknya ikut menangis. Pak Maryono memukul kepalanya dengan tangan kiri yang masih bisa digerakkan, seolah tidak terima dengan keadaan st
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more
4. Marlina Hamil
Malam ini Marlina merasa nyeri di perutnya, seperti mau pecah perut. Ingin berteriak tapi tak sanggup, tenggorokannya terasa kering. Marlina berusaha meraih sebuah gelas, tapi gelas itu terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara pecahan kaca. Nenek Sholihati yang mendengar suara pecahan gelas itu masuk ke kamar cucunya, “Ada apa Mar? Kamu kenapa?” tanya Nenek Sholihati sambil mengelus perut cucunya yang semakin membesar. “Sakit, Nek!”  “Istighfar, Mar. Astaghfirullahal Adzim.” “Haus, Nek.” Suara Marlina tercekat.  Nenek Sholihati keluar kamar lalu kembali lagi dengan membawa segelas air, Marlina menenggaknya sampai habis. Tenggorokannya kini menjadi basah, tapi
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more
5. Melahirkan di Kota
Marlina tak kuat lagi berdiri, rasanya seperti ingin kencing, seperti ingin buang air besar tapi tak bisa. Klinik itu belum terlihat dari posisinya berada saat ini. Dia harus sampai ke sana sebelum bayinya lahir. Dengan terpaksa dia berjalan merangkak, pelan, sesekali berhenti meringkuk di jalan. Peluh di seluruh tubuh meski malam ini dingin. Dia sempat tertidur saat rasa sakit itu hilang, lalu terbangun lagi saat rasa sakit itu datang lagi.  Marlina menggeliat di jalan sendiri dan berharap ada orang yang lewat dan membantunya. Tapi tak ada satupun orang yang lewat. Dengan segenap kekuatan yang ada dia mencoba berdiri dan berjalan. Tas yang dibawanya didekap kencang, lalu berlari pelan. Dari kejauhan Marlina melihat neon box bertuliskan ‘Bidan Delima”. Semangatnya datang lagi, l
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more
6. Kembali Ke Rumah
Saat mendekati sungai, Marlina melihat dua orang laki-laki yang sedang duduk lalu berdiri ketika Marlina mendekat. ‘Siapa mereka?’ tanya Marlina dalam hati. “Siapa kamu? Kenapa lewat di sini sendirian? Bahaya! Banyak terjadi kejahatan di sini.” salah satu orang itu memperingatkan Marlina.“Ma-maaf, saya cuma numpang lewat.” Marlina mengeratkan tali tas di dadanya.“Cepat pulang sana!” Perintah yang lain.“Iya, permisi.” Marlina mempercepat langkahnya melewati sungai. Rasa trauma akan kejadian waktu itu masih belum hilang dari benaknya. Beberapa kali terpeleset di bebatuan, Marlina mempercepat langkahnya untuk menjauhi kedua orang yang tak
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more
7. Menguburkan Jenazah Pak Maryono
Marlina memeluk ayahnya, tapi kedua mata Pak Maryono menatap ke atas, dadanya naik turun.“Ayah, Ayah ….” Marlina menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya. “Nek, ke sini. Ayah kenapa?” Nenek Sholihati terseok berjalan menuju kamar menantunya, “kenapa Ayahmu, Mar?”“Gak tau, Nek.” Marlina mengusap air liur Pak Maryono yang keluar dari mulut ayahnya.“Istighfar, Nak.” Nenek Sholihati mengelus dada Pak Maryono yang naik turun. Marlina mengusap alis ayahnya, berharap kedua bola matanya normal kembali. “Astagfirullahaladzim.” Marlina menuntun ayahnya beristighfar. Perlahan dada Pak Maryono normal kembali, bola matanya juga tak lagi
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more
8. Keluar Dari Kampung Neraka
Beberapa orang memegang kedua tangan Marlina, “kamu belum pergi dari sini hari ini, berarti kamu harus dibakar bersama rumahmu!” teriak Bu RT sambil mengacungkan obor ke arah Marlina. “Jangan, tolong jangan lakukan.” Marlina memohon bersujud di hadapan orang-orang yang berkerumun. Nenek Sholihati berlari ke belakang ikut bersujud pada puluhan orang yang tengah mengepung cucunya itu.“Tolong biarkan kami mengubur Maryono lebih dulu.” Nenek Sholihati menunjuk Pak Maryono yang baru dimandikan tapi belum dibungkus kain penutup yang kering.“Saya ingin menguburkan ayah saya dulu, saya berjanji akan pergi setelah ini.” Marlina memohon lagi. Terdengar
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more
9. Dituduh Mencuri
PlakSalah satu orang yang berada di dekatnya menamparnya. “Sudah tertangkap basah, masih juga tak mau mengaku!”“Hajar!” teriak yang lain.Marlina mendapat pukulan dan tamparan dari orang-orang yang mengerubunginya. “Hei, tunggu!” teriak dari balik kerumunan.Orang-orang yang sedang memukuli Marlina sontak berhenti lalu menengok ke sumber suara. Seorang wanita cantik mendekati Marlina. “Kamu mencuri hp di tempat laundry saya?” tanya wanita cantik itu.“Nggak, saya gak nyuri apapun,” bantah Marlina sambil menangis.
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more
10. Karyawan Pilihan
“Kerjanya di bagian wilayah mana?” ulang wanita di sebelah Marlina.“Owh, saya kebetulan di laundry depan rumah ini,” jawab Marlina.Wanita itu terkekeh, “cuma pegawai laundry, saya pikir kurir seperti aku juga!”“Kurir apa?” tanya Marlina bingung, tapi wanita itu justru tertawa keras. Sebuah pintu besar di ujung ruang makan terbuka, Tante Angel keluar dari pintu tersebut. Semua orang yang ada di ruang makan berdiri menyambut kedatangannya. Setelah Tante Angel duduk di kursi utama, yang lain diperbolehkan duduk kembali. “Selamat malam ladies,” sapa Tante Angel sumringah.
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more
DMCA.com Protection Status