Waktu sudah menunjukan pukul 11.30 malam, namun Candra belum mengantuk juga. Sedari tadi ia berusaha memejamkan matanya namun sia-sia, alih-alih mengantuk justru ia semakin dibuat gelisah. Candra mendudukkan badannya di atas ranjang, meraih kunci mobil yang di letakan di atas meja dan berlalu menuju parkiran.
Ia melajukan mobil menuju ke sebuah bar, yang tidak terlalu jauh dari tempat nya. Ia bermaksud ingin minum, mungkin dengan sedikit minum bisa membuatnya mengantuk.Setelah sekitar 1 jam menghabiskan waktu dibar itu, Candra yang merasa sudah mengantuk pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak sabar ingin segera sampai ke Villa dan merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.Jalanan nampak sepi, Candra menginjak pedal gas dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, saat memasuki jalanan gelap, dari arah yang berlawanan seseorang tiba-tiba berada tepat di depan nya. Candra tidak punya waktu untuk menekan rem, namun beruntung dirinya masih bisa membelokan setir. Sedangkan dari arah depan Aleksa seperti tertahan saat sebuah lampu menyoroti dirinya."Bruk"Mobil Candra menabrak pembatas jalan, beruntung ia bisa mengambil kendali dan membanting setir sehingga tidak menabrak wanita didepannya."Sialan"Candra memukul setir mobilnya, melepaskan sabuk pengaman yang masih melingkar di tubuhnya dan berjalan keluar menuju ke arah Aleksa.Aleksa panik namun kakinya seolah tidak bisa ia gerakan. Ia ingin kabur dan membalikan badan untuk menghindari laki-laki itu, namun dengan cepat suara laki-laki itu menghentikan langkahnya."Berhenti, wanita jalang"kini laki-laki itu sudah berada tepat di hadapannya."Tu tuan maafkan aku, aku sangat buru-buru"Aleksa membalikan badannya lagi bersiap untuk lari dari pria itu. Namun tangan pria yang kuat itu menahannya. Ternyata Candra menyadari bahwa wanita yang sekarang di depannya adalah wanita yang beberapa waktu lalu juga hampir di tabraknya begitu juga dengan Aleksa yang mengingat wajah pria di depannya, itu lah kenapa dirinya ingin menghindari pria itu."Apa kau pikir aku akan memaafkan mu setelah hampir membuat ku celaka"Candra memelankan suaranya tapi iya mengatakan itu tepat di dekat telinga Aleksa.Seperti berbisik namun penuh arti. Di tambah Candra kini beralih mencekram leher Aleksa dengan sangat kuat."Tolong maafkan saya tuan, izinkan saya pergi"Aleksa memohon, tanpa sadar air matanya yang bening membasahi pipi nya yang mulus."Jika aku melepaskanmu lantas siapa yang akan bertanggung jawab atas kerugianku"Balas Candra sambil memandangi ke arah mobil nya. Lalu ia melanjutkan ucapannya lagi"Kau merusak mobil ku dan hampir membuat ku mati, lalu kau ingin pergi seolah tidak bersalah, apakah itu pantas"?"Tapi saya tidak punya uang tuan"Aleksa terisak sambil menahan sakit akibat cengkraman Candra."Aku tidak peduli kau memiliki uang atau tidak, kau bisa membayarnya dengan cara lain""Saya bukan wanita murahan""Apa kamu pikir aku menginginkan mu, melihatmu saja aku tidak berselera"Candra mendekat ke arah Aleksa membuat wajah keduanya sangat dekat, Aleksa ingin mundur untuk memberi jarak keduanya namun tangan Candra menahannya. Aleksa nampak canggung dengan situasi seperti ini sehingga Ia menjadi sangat gugup. Candra melihat wajah itu dari jarak yang sangat dekat, lagi-lagi ia melihat wajah wanita itu mirip dengan seseorang di masa lalu namun wajah yang ia lihat kali ini nampak sejuk dan suci. Tanpa Candra sadari kini cengkraman nya semakin kuat sehingga membuat Aleksa meringis kesakitan."Tuan lepaskan saya, sakit"Ucapan Aleksa itu sontak membuat Candra melepaskan tangannya dari tubuh mungil wanita itu."Aku tidak pernah mengampuni orang yang melakukan kesalahan, sekarang katakan bagai mana cara nya kamu akan mengganti keriguanku ini"?Tanya Candra yang seolah memberi hak kepada Aleksa untuk memutuskan."Tuan aku tidak memiliki apapun, aku akan bekerja supaya bisa mengganti kerugian tuan, tapi tolong beri kan saya waktu supaya bisa mengumpulkan uangnya"Pinta Aleksa sedikit memohon berharap Candra memahami kondisi dirinya.Candra yang mendengar ucapannya itu berbalik memandang ke arah Aleksa. Ia tak menyangka wanita ini begitu polos hingga mempercayai apa yang Candra katakan yang padahal kerugian sebesar apapun tak akan membuat dirinya miskin. Ia bermaksud hanya mengertak wanita itu namun siapa sangka wanita itu begitu percaya."Baik lah aku setuju, kita lihat saja apakah kau bisa mengumpulkan uang yg banyak dalam waktu dekat" Ucap Candra menyunggingkan senyum dan berlalu meninggalkan Aleksa seorang diri di tengah kegelapan.Aleksa menatap mobil pria itu yang melaju meninggalkan dirinya, hingga ia tidak melihat siapapun lagi disana. Aleksa begitu sedih seolah nasib sial tidak pernah berhenti menghampiri nya. Aleksa tidak menyangka bahwa pelariannya dari rumah justru membawanya ke masalah baru.******FlashbackJadi setelah menyelesaikan makan malam nya, Aleksa berniat kembali ke kamar untuk membersihkan diri. Namun sebelum ia masuk ke kamar, ia mendengar obrolan tantenya dan Yira dari arah ruang tamu."Ma emang tabungan mama cukup buat masukin Yira ke Fakultas Kedokteran, kan mahal banget ma"Yira tahu kondisi keuangan ibunya. setelah ayahnya meninggal, ibunya itu tidak punya cukup tabungan. Dulu sebelum meninggal ayah nya meninggalkan banyak uang di tabungannya dan emua uang itu di serahkan kepada Yira dan mamanya. Namun, uang itu habis dalam sekejap lantaran ia dan ibunya suka menghambur-hamburkan uang untuk membeli kebutuhannya walau pun itu tidak penting."Ssstttt.... tenang sayang kamu gak perlu kuatir, mama punya rencana"Lina memelankan suaranya, namun suara itu masih jelas terdengar oleh Aleksa yang masih meguping pembicaraan ibu dan anak itu."Memang mama punya rencana apa"?Tanya Yira lagi.Lina melirik ke arah kamar Aleksa sambil tersenyum licik lalu berkata."Kamu tau pak Nurdin, mama sudah menghubungi nya bahwa ia sepakat untuk membeli gadis sialan itu dengan harga tinggi""Hah maksudnya mama menjual Aleksa ke pak Nurdin si tua jelek itu"?Yira sedikit tertawa mengejek, namun sangat setuju dengan keputusan ibu nya ini."kita sudah merawat nya, dia sudah berhutang Budi pada kita"Menurut Lina Aleksa pantas mendapatkan itu, lantaran mereka selama ini sudah memberikan makan dan tempat tinggal untuknya. Jadi tidak ada salahnya sebagai ucapan terimakasih Aleksa mau tidak mau harus menerima tawaran itu."Kapan pak Nurdin akan ke sini ma"Tanya Yira seperti tidak sabar berharap Aleksa secepatnya pergi dari rumah itu."Besok aku akan meminta anak buah Nurdin datang ke rumah untuk membawa wanita sialan itu, dengan begitu hidup kita akan lebih tenang"Keduanya tertawa puas, tanpa tahu bahwa percakapan dan rencananya itu sudah di ketahui oleh Aleksa.Pak Nurdin adalah si tua Bangka kejam. ia menyalah gunakan kekayaan hanya untuk kepuasan semata dengan membeli gadis-gadis muda yang ingin iya tiduri yang padahal jika di lihat dari umur pak Nurdin sebenarnya lebih cocok dengan Lina yang hampir memasuki umur 48 tahun.Aleksa sendiri mengenal si tua itu dan sangat membencinya. Ia tahu pak Nurdin adalah orang yang sangat nekat, apalagi jika melihat gadis muda, rasa ingin memilikinya akan menggebu-gebu. Bahkan rela melakukan apapun asal dapat meniduri gadis muda, Aleksa tentu saja tidak ingin itu terjadi pada dirinya.Ia sangat bersedih lantaran Tante nya dan yira adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini tapi tega ingin menjualnya. Aleksa tidak akan membiarkan ini terjadi, ia harus bertindak.Aleksa diam-diam merencanakan pelariannya.Sudah hampir pukul 12 malam, Aleksa menunggu seisi rumah tidur pulas. Ia berniat ingin kabur dari rumah itu. Ia lebih siap hidup menjadi gelandangan daripada menyerahkan tubuhnya ke lelaki tua itu.Aleksa yang sudah berhasil keluar dari rumah itu pun segera menjauh ke arah kota, supaya Tante nya dan Yira tidak menemukannya. Sampai pada akhirnya iya berujung bertemu dengan laki-laki yang hampir saja menabraknya.Sekarang sudah tengah Malam, Aleksa tidak tahu kini harus kemana lantaran ia tidak memiliki uang dan tempat tinggal. Dirinya juga tidak berniat kembali kerumah, karena jika ia kembali pasti Lina dan Yira akan menyerahkan dirinya ke pak Nurdin.Aleksa buru-buru mencari tempat yang aman supaya bisa beristirahat. Ia tidak ingin berlama-lama di jalan mengingat malam-malam seperti ini tindakan kriminal ada di mana-mana. Aleksa terus berjalan ke arah kota sampai akhir nya ia menemukan sebuah rumah kosong yang bisa dirinya gunakan untuk sekedar beristirahat malam ini. Bagaimana pun besok ia harus mendapat kan pekerjaan supaya ia bisa menyewa kos-kosan untuk tempat tinggal nya.*********Hari menjelang pagi, Aleksa bangun dari tidur nya, ia hanya mengganti pakaiannya lalu pergi untuk mencari pekerjaan. Aleksa berjalan ke arah kota berharap ada beberapa toko yang mungkin membutuhkan karyawan.Aleksa memasuki toko satu persatu untuk bertanya apakah sedang membutuhkan karyawan, namun dari bebera
Candra bergegas masuk menuju ke ruangannya, dari pagi ia memang tidak datang ke kantor karena ia harus pergi ke suatu tempat untuk survei lokasi pembangunan resort milik nya. Ia bersiap-siap karena sebentar lagi acara rapat akan di mulai sedangkan beberapa rekan bisnis nya sudah menunggu di ruang rapat sampai pada akhirnya yang di tunggu-tunggu akhirnya menapkaan diri.Sedangkan Aleksa dan Ida kembali melanjutkan pekerjaan. Mereka memiliki waktu 1 jam istirahat sehingga waktu tersebut cukup mereka gunakan untuk membuka rekening dibank yang lokasi nya masih di area kantor itu.1 jam berlalu, acara rapat berjalan dengan lancar, orang-orang penting yang menghadiri rapat itu juga sudah pulang. Karena acara rapat sudah selesai Bu Ajeng yang adalah senior OG di kantor itu memerintahkan Ida dan Aleksa untuk kembali membereskan ruang rapat."Ida, ibu minta kalian berdua untuk membereskan kembali ruang rapat tidak apa-apa kan" pinta Bu Ajeng."Gak apa-apa Bu, emang rapat nya sudah selesai"?
Aleksa bergegas menuju lift dan menekan tombol lantai 3 sesuai yang di jelaskan Ida, dan benar saja di sana ada seorang perempuan cantik tengah duduk di mejanya. "Mungkin itu mba Nana yang Ida masuk tadi, aku tanya mba Nana aja kali ya" kata Aleksa pada dirinya sendiri. Aleksa menghampiri perempuan itu "Permisi, mba saya di minta mengantarkan kopi untuk tuan Candra" Aleksa menyapanya dengan sopan sehingga wanita itu mengarahkan kan pandangannya."Apakah kamu karyawan baru di sini" tanya Nana "Iya mba saya Aleksa karyawan baru di sini, dan ini hari pertama saya bekerja""Kenalin Aku Nana asisten pribadinya tuan Candra dan ruangan tuan ada di sebelah sana kamu masuk aja"Nana menunjuk ke arah ruangan bos nya yang letaknya tidak jauh dari meja tempat ia duduk saat ini."Baik mba Nana terimakasih saya pamit dulu" ucap Aleksa "Baik" Aleksa berjalan menuju ke ruangan yang di maksud dan mengetuk pintu beberapa kali."Masuk"Setelah mendengar perintah itu tanpa menunggu waktu lama Alek
Terdengar suara dering telepon dari balik saku celana, Candra meraih benda pipih itu dan menempelkannya di samping telinga."Candra, pulang lah ke rumah utama, mama sudah menyiapkan acara makan malam"suara seorang wanita paruh baya terdengar dari seberang telpon. "Baik aku akan datang" balas Candra singkat lalu memutuskan panggilan nya.Dirinya bertanya-tanya apa maksud ibunya mengajak dirinya untuk ikut hadir di acara makan malam itu, bukan kah biasanya papa dan mamanya itu tidak pernah mengatur acara seperti ini. Kalau pun ada acara pertemuan keluarga biasanya akan di lakukan di restoran tidak di kediaman utama. "Tuan, mau saya antar kemana? tanya Farhan yang sedari tadi menunggu perintah."Kita kerumah utama"Farhan melaju menuju rumah utama, sesampainya di sana Candra melangkah masuk menuju ke arah taman yang di sana sudah hadir beberapa orang. Dari kejauhan Candra mengamati pasangan laki-laki dan perempuan yang jika di lihat perbedaan umur keduanya hampir sama dengan orang tua
Sepulang nya dari rumah utama, Candra merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. dirinya tertidur pulas hingga tak terasa hari sudah pagi dan matahari sudah terbit. Candra yang sudah bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai semuanya Candra bergegas menuju ke arah mobil yang sedari tadi menunggu dan siap mengantar nya ke manapun ia mau.Setelah 35 menit berkendara Candra akhirnya sampai ke kantor, ia berjalan ke arah lift menuju ke ruangannya di ikuti Farhan yang berjalan di belakangnya. Candra kini sudah berada di depan pintu, namun sebelum membuka pintu itu ia berbalik."Minta OG baru itu untuk membersihkan ruangan saya""Baik tuan saya permisi"Farhan berjalan menuju ruang pantry karena karyawan OG lebih sering berada di sana. Sesampainya di ruang pantry benar saja Aleksa dan Ida sedang ada di ruangan itu."Aleksa, tolong bersihkan ruangan tuan Candra"Aleksa merasakan sesuatu yang aneh jangan-jangan bos nya itu sedang menyiapkan rencana baru u
Setibanya di villa Candra merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Ia teringat perkataan ayahnya saat tadi di kantor. Entah kenapa orang tua nya memaksanya agar ia menerima perjodohan dengan Aqila. menurut Candra Aqila memang cantik namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita itu. Candra menyesal mengatakan dirinya sudah memiliki kekasih, ucapannya tadi membuat masalah baru bagi nya, di tambah ia harus mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya segera mungkin karena jika tidak orang tua nya itu pasti akan merengek-rengek lagi memaksa dirinya untuk menerima Aqila. "Sialan" Candra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin memikirkan masalah ini, namun bagaimana pun ia harus mencari cara supaya terbebas dari perjodohan dengan Aqila.******Pagi-pagi sekali Candra sudah sampai di kantor, hal ini bukan menjadi kebiasaannya bahkan beberapa karyawan belum ada yang datang secepat itu karena jam operasional biasanya baru akan di mulai pukul 8 sed
Di ruangan nampak hening tidak ada suara baik dari Aleksa atau pun Candra. Keduanya diam membisu, Candra menunggu jawaban Aleksa sedangkan Aleksa sendiri ragu akan menerima tawaran itu atau tidak. posisi Aleksa saat ini benar-benar terpojok bagaimanapun juga dirinya aangat membutuhkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup namun ia juga enggan untuk pura-pura menjadi kekasih bos nya itu. Membayangkan nya saja membuat Aleksa takut apa lagi jika sudah menjalani perannya nanti, Aleksa bisa saja mati di tangan bosnya yang arogan itu."Tidak aku tidak mau, silakan jika tuan ingin memecat saya"Candra tidak menyangka bahwa Aleksa akan mengatakan itu, pasal nya selama ini tidak pernah seorang pun wanita yang menolak ajakannya baru kali ini ada yang berani membantah dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu, Aleksa.? Jika kau ingin uang aku akan membayar mu berapapun yang mau inginkan asal kau menerima tawaran ku" Candra kembali berdiri dan berjalan perlahan-lahan ke arah Aleksa. Ucapan Candra ini
Kini ia telah sampai diruangan yang sebenarnya dirinya sendiri enggan berlama-lama disana. Aleksa segera membersihkan ruangan itu tanpa mempedulikan keberadaan candra yang diam-diam mengamati keseriusan wanita itu dalam melakukan tugasnya."Kemari lah, Aleksa"Suara Candra membuat wanita itu menghentikan aktifitas nya. Aleksa mendekat ke arah meja tempat dimana bos nya itu duduk. Entah kenapa setiap kali berada didekat laki-laki itu Aleksa selalu merasa guggup."Ada apa tuan""Tulis alamatmu dan nomor telpon mu di sini"Candra menyodorkan selembar kertas dan pena ke arah wanita itu dan menunggu tangan Aleksa meraih benda itu."Kenapa? Apa kau buta huruf?" Ucap candra lagi setelah lama menunggu respon Aleksa. Aleksa pun meraih pena lalu mulai menuliskan alamat nya di kertas itu, namun ia tidak menuliskan nomor telponnya disana."Jika tidak di berikan nomor telpon mu, lantas bagaimana aku bisa menghubungi mu?""Saya tidak punya handphone tuan"Candra mengeryit kan dahinya sedikit bingu