Kini ia telah sampai diruangan yang sebenarnya dirinya sendiri enggan berlama-lama disana. Aleksa segera membersihkan ruangan itu tanpa mempedulikan keberadaan candra yang diam-diam mengamati keseriusan wanita itu dalam melakukan tugasnya."Kemari lah, Aleksa"Suara Candra membuat wanita itu menghentikan aktifitas nya. Aleksa mendekat ke arah meja tempat dimana bos nya itu duduk. Entah kenapa setiap kali berada didekat laki-laki itu Aleksa selalu merasa guggup."Ada apa tuan""Tulis alamatmu dan nomor telpon mu di sini"Candra menyodorkan selembar kertas dan pena ke arah wanita itu dan menunggu tangan Aleksa meraih benda itu."Kenapa? Apa kau buta huruf?" Ucap candra lagi setelah lama menunggu respon Aleksa. Aleksa pun meraih pena lalu mulai menuliskan alamat nya di kertas itu, namun ia tidak menuliskan nomor telponnya disana."Jika tidak di berikan nomor telpon mu, lantas bagaimana aku bisa menghubungi mu?""Saya tidak punya handphone tuan"Candra mengeryit kan dahinya sedikit bingu
Sesampainya di ruangan Candra langsung menuju meja kerjanya dan mengambil paper bag yang di dalamnya berisi handphone, kemudian menyerahkan nya kepada Aleksa."Ini untuk mu"Aleksa mengambil paper bag itu dengan ragu, ia sangat tidak nyaman jika menggunakan kan barang yang tidak ia beli menggunakan uang nya sendiri. "T-tuan bsilahkan potong gaji saya untuk membayar handphone ini"Candra kembali menatap Aleksa dengan tatapan dingin."Kau pikir dengan membeli satu handphone membuat ku akan miskin? benar-benar payah"Aleksa terdiam mendengar ucapan Candra, dirinya tidak berani lagi bersuara. Ia hanya menunduk kan kepalanya, menunggu sampai bos nya itu meminta dirinya keluar."Sudah ada nomor ku disana, aku akan menghubungi mu jika ada yang ku butuhkan, sekarang kau boleh pulang""Baik tuan saya permisi""Dan ingat kapan pun aku membutuhkan mu kau harus siap"Sambung Candra lagi sebelum Aleksa benar-benar keluar dari ruangannya.Di luar hari sudah gelap di tambah cuaca yang mendung yang s
Aleksa kini sudah berada di ruangan bos nya itu,, melihat kedatangan Aleksa laki-laki itu pun mengarahkan pandangan nya menatap Aleksa."Permisi tuan ada apa mencari ku?"Aleksa bertanya seolah ingin mendengar penjelasan kesalahan apa lagi yang dirinya lakukan sehingga laki-laki ini lagi-lagi meminta nya datang menemui nya."Bersiaplah dengan tugas mu, karna mulai malam ini kau akan menjalankan peran mu""Maksud nya apa tuan"Tanya Aleksa tak mengerti."Sesuai kesepakatan kemarin bahwa kau menyetujui untuk berpura-pura menjadi kekasih ku. malam ini aku di minta untuk datang ke acara makan malam dan kau harus ikut dengan ku""Kenapa tuan mengajak ku untuk ikut, bukankah tuan akan makan malam?"Ucap Aleksa yang masih belum mengerti apa maksud ucapan Candra itu."Dasar bodoh"Candra menatap Aleksa dengan tatapan dingin, lalu iya melanjutkan ucapannya lagi."Kau hanya ikuti saja perintah ku, jangan membantah dan terlalu banyak tanya"Mendapati jawaban itu Aleksa tidak berani lagi membuka m
Saat pintu mobil Alphard itu terbuka, Aleksa melihat Candra yang sedang duduk tenang tanpa peduli dengan keberadaan dirinya. Aleksa akui kali ini pria yang ia lihat benar-benar tampan. Pria itu duduk dengan posisi kedua tangan di lipat ke atas dada sehingga membuat ia terlihat semakin berwibawa."Aku tau aku memang tampan, cepat masuk atau kau ingin tetap berdiri di sana"Ucap Candra yang ternyata menyadari bahwa sedari tadi Aleksa terus menatap dirinya. Mendengar ucapan itu Aleksa pun langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain untuk membuang rasa Malu nya."Farhan, tolong berhenti ke toko pakaian"Farhan mengiyakan perintah bos nya itu. Farhan menghentikan kan mobil nya pada sebuah butik yang kebetulan searah menuju ke rumah utama. Mereka segera turun untuk masuk ke dalam butik itu di susul dengan Aleksa yang mengikuti mereka dari belakang."Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu"Ucap salah satu dari pegawai yang bekerja di sana, mereka tahu siapa yang menjadi client merek
Acara makan malam ini sungguh membuat Aleksa tidak nyaman, ia harus memasang wajah tidak tahu malu pada kedua orang tua Candra. Ditambah tatapan Candra yang terus memandangi dirinya dengan tajam benar-benar membuat nya tertekan batin. Apa yang salah dari Aleksa, kenapa wajah laki-laki ini seperti ingin menerkam dirinya."Aku sudah memenuhi acara makan malam kalian, sekarang saat nya kami pulang"Candra menarik tangan Aleksa yang berada di sampingnya. Laki-laki itu menyeret dirinya membuat ia berjalan terseok-seok. Aleksa berusaha menyeimbangkan diri supaya tubuhnya tidak terjatuh namun Candra nampaknya tidak peduli. Sedangkan kedua orang tua nya yang melihat itu tidak berani mengeluarkan sepatah kata apapun. Mereka hanya menatap dari kejauhan hingga Candra dan Aleksa tidak terlihat lagi."Kau selalu memanjakan nya lihatlah bagaimana sikap keras kepalanya sekarang, aku sudah mencarikan wanita yang baik untuk nya tapi ia malah memilih wanita murahan itu" Ucap Anton.Helena tidak berani
Candra memberikan 2 bungkus mie yang sengaja ia ambil supaya Aleksa bisa ikut makan bersamanya. Aleksa mengambil mie itu dan mulai memasak nya untuk Candra, setelah itu ia menaruh mie tersebut ke dalam sebuah mangkuk dan memberikannya kepada Candra. "Tuan makanlah saya naik ke atas dulu" Aleksa ingin pergi dari tempat itu namun tangan Candra lagi-lagi menghentikannya. "Temani aku makan, ini tidak akan habis jika ku makan sendiri" Candra menarik kursi dengan jarak yang tidak begitu jauh dari tempat ia duduk dan meminta Aleksa agar duduk disana. Aleksa menolak duduk bersebelahan dengan pria itu sehingga ia memilih untuk duduk di seberang Candra. Kedua nya makan tanpa ada obrolan apapun. Candra sesekali memandangi Aleksa sedangkan wanita itu tidak berani melihat ke arah Candra yang duduk tepat di hadapannya. Setelah menghabiskan mie nya Candra pergi meninggalkan Aleksa seorang diri di meja makan. Laki-laki itu pergi tanpa mengatakan apapun. Aleksa merasa sangat lega setelah kepe
"Aleksa bangun ini sudah siang" Suara wanita paruh baya berteriak dari balik pintu sambil menggedor pintu dengan keras. Wanita itu adalah Tante Lina pemilik rumah yang dirinya tinggali saat ini.Aleksa yang mendengar suara keras Tante nya buru-buru mengangkat tubuh nya dari tikar tempat ia tidur. Aleksa hanya diberi tikar untuk alas tidur namun Aleksa sudah sangat beruntung, menurutnya tidur Dengan beralaskan tikar tidak begitu buruk"Maaf Tante Aleksa sedang tidak enak badan"Aleksa berdiri tepat di depan pintu yang sedikit terbuka, hingga terlihat raut wajahnya yang nampak lemah dengan bibir yang pucat."Jangan alasan, kamu di sini cuma numpang jangan malas-malasan" "Boleh kah Aleksa istirahat sebentar tante, jika udah mendingan Aleksa akan segera membereskan semua pekerjaan rumah" Aleksa memohon supaya tantenya mengerti kondisi nya, namun tetap saja bu Lina tidak akan membiarkan nya beristirahat walau pun itu cuma sedetik."Kamu pikir km siapa di rumah ini, tidak ada istirahat,
Aleksa merasa demannya sudah turun dan kepalanya sudah tidak pusing lagi. Ia bergegas menyiapkan makan malam, karena waktu sudah hampir menjelang malam. Ibu dan anak itu sedang tidak dirumah , entah kemana yang pasti Aleksa ingin segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum mereka datang."Hah akhirnya beres juga" katanya seraya membuang nafas lega.Dari garasi rumah terdengar suara mobil, Aleksa mengintip dari jendela bahwa Tante Lina dan Yira sudah datang."Aleksa ambil barang belanjaan saya di bagasi dan taro di meja itu" Yira memerintah nya.Aleksa yang tau itu, segera bergegas menuju kearah yang di maksud. Mengambil semua barang, lalu meletakkan nya di meja sesuai yang di perintahkan.Setelah meletakan barang-barang itu, Aleksa bermaksud kembali ke dalam kamarnya namun langkahnya terhenti saat suara Bu Lina memerintah dirinya."Kami haus, ambilkan minum" Tanpa suara Aleksa bergegas menuju dapur, setelahnya ia memberikan minuman yang di minta ibu dan anak itu."Jika tidak ada keper